Home / Young Adult / SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN / 5. Perjanjian Dan Peraturan

Share

5. Perjanjian Dan Peraturan

Author: Adera
last update Last Updated: 2024-12-14 14:24:03

***

Pagi telah tiba. Kania mulai mengucek matanya ketika cahaya matahari masuk lewat sela-sela jendela dan mengusik tidurnya.

Bola mata Kania lantas membulat. Ia langsung terbangun ketika sadar dirinya berada di dalam kamar, bahkan di atas kasur.

"Kenapa aku bisa di sini? Bukannya kemarin malam aku ...."

Kania menghentikan ucapannya. Ia teringat akan Riyan yang belum menyentuh masakan buatannya tadi malam.

"Ya ampun Tuan muda! Ahh, bodoh kamu Kania. Kenapa bisa lupa tentang Tuan muda. Pasti dia belum nyentuh makanannya tadi malam."

Buru-buru Kania turun dari kasur dan berlari keluar kamar untuk memastikan apakah masakan buatannya masih tergeletak di depan pintu kamar Riyan atau tidak.

Setelah tiba di sana, Kania tidak menemukan apa-apa. 'Apa mungkin Tuan muda memakannya?' pikir Kania.

Sesegera mungkin Kania mengetuk pintu kamar Riyan karena ingin bertanya langsung tentang tadi malam.

"Tuan muda, boleh aku masuk?"

"Mau ngapain?" tanya Riyan dari dalam.

"Aku mau tanya sesuatu," jawab Kania.

"Hmm, buruan masuk. Kebetulan gue punya sesuatu sama lo."

"Eh?" Kania mengernyitkan dahi. Ia benar-benar dibuat kaget dengan sikap Riyan sekarang ini. Kemarin saja lelaki itu memarahinya habis-habisan.

Tanpa ada pikir panjang, Kania pun membuka pintu dan bergegas masuk ke dalam.

"AAAA!" teriak Kania seraya menutup kedua matanya setelah mendapati tubuh bagian atas milik Riyan tidak mengenakan apa-apa alias telanj*ng.

"Tuan muda, kenapa Tuan muda gak pakek baju?" tanya Kania merasa panik sendiri.

"Segitunya lo syok ngeliat gue, lo pikir gue ini setan apa? Dasar kampungan! Belum pernah ngeliat cowok gak pakek baju? Cih, gue lupa lo 'kan cewek gemb*l," cibir Riyan.

Kania mengerucutkan bibirnya. Lagi-lagi lelaki itu mencibirnya.

"Nih baca!" Riyan langsung melempar beberapa lembar kertas yang sudah dilaminating ke arah Kania. Untung saja Kania bisa menangkapnya dengan cepat.

"Surat perjanjian sekaligus peraturan." Kania membaca tulisan besar di awal halaman.

"Tuan muda, maksud Tuan muda apa?" tanya Kania tidak mengerti.

"Itu surat perjanjian dan peraturan yang harus lo patuhi selama tinggal satu atap sama gue," jawab Riyan di akhiri dengan menyunggingkan senyum liciknya.

"Ada sanksinya juga di sana. Lo baca aja sampai habis," ujar Riyan lagi.

Kania mengangguk. Lalu ia membaca dengan detail isi-isi dari surat perjanjian dan peraturan yang dibuat oleh Riyan untuknya. Sepanjang membaca, Kania tak henti-hentinya membulatkan mata.

"Tu-Tuan muda, kenapa sanksinya berat-berat. Di siram pakek air comberan, di-bul*ly satu kelas, dipaksa minum air wine."

Riyan tersenyum smirk. "Kenapa? Mau protes? Kalau lo gak mau dihukum, ya udah patuhi aja peraturannya. Gampang 'kan?"

Kania menghela napas berat. Dengan terpaksa ia menyanggupi perjanjian yang dibuat oleh Riyan. "Baik Tuan Muda, aku bakal patuhi peraturannya."

Riyan menyodorkan pulpen pada Kania. Sesegera mungkin Kania menandatangani surat perjanjian tersebut.

"Persiapin diri lo kalo lo sampai melanggar peraturan yang gue buat." Riyan kembali memperingati Kania.

***

"Tuan Muda, tunggu."

Kania berlari kecil menghampiri Riyan yang hendak menaiki motor ninja. Jangan sampai Riyan meninggalkannya, karena hari ini adalah hari pertama Kania masuk ke sekolah SMA Bimasakti.

Riyan terpelongo saat melihat Kania memakai seragam sekolah dengan bawahan rok plus celana panjang training.

"Buset! Emang bener ya kalo gemb*l mau ke sekolah aja tetep kampungan," cibir Riyan.

Kania hanya diam. Ia menerima semua perkataan pedas yang dilontarkan oleh Tuan Mudanya.

"Euh, Tu--Tuan Muda, kata Nyonya tadi aku disuruh ikut naik motor ke sekolah bareng Tuan Muda," cicit Kania dengan suara pelan.

"Apa? Apa? Bareng sama gue? In your dream ya gemb*l. Sampai kapanpun motor ini gak akan pernah diduduki sama cewek kampungan kayak lo."

Kania memejamkan mata sebentar, menguatkan diri agar pertahanannya tidak runtuh.

"Aahhh sakit Mah," ringkis Riyan termundur ke belakang saat Indira - Sang Mama tiba-tiba menjewer telinganya cukup kuat.

"Dasar anak nakal! Mamah nggak ngajarin ya kamu berkata seperti itu pada Kania," ujar Indira dengan nada tegas.

"Ahh iyaa Mah ampun, tapi lepasin dulu Mah, sakit," rintih Riyan.

Indira melepaskan jewerannya. Setelah itu, ia merangkul bahu Kania untuk menenangkan nya.

"Mulai hari ini dan seterusnya kamu harus bareng sama Kania kalo ke sekolah, apalagi pulang wajib bareng!" seru Indira, manatap putranya dengan tatapan elang.

"Tapi, Mah--"

"Nggak boleh ngebantah, atau uang jajan kamu Mamah pending sampai sebulan, Mau?"

Riyan menarik napas kasar. Jika menyangkut soal uang saku, Riyan tidak bisa membantah lagi. Dengan terpaksa lelaki itu harus memboncengi Kania.

"Yaudah ayo gemb*l, kita ke sekolah!" ajak Riyan sambil menaiki motornya.

"Riyan, Kania punya nama. Awas aja kalo kamu bilang Kania dengan sebutan seperti itu lagi, Mamah akan jual motor kamu!"

"Iya-iya, Mah. Berisik banget sih." ketus Riyan.

"Kalo gitu Kania berangkat yaa, Nyonya." Kania berpamitan pada Indira dengan mencium tangan sang Ibunda Riyan.

"Hati-hati ya, Nak."

***

Di tengah perjalanan, Riyan tiba-tiba saja memberhentikan motornya.

"Kenapa berhenti Tuan Muda? Apa motornya habis bensin?" tanya Kania.

"Turun!"

Kania memasang raut bingung. "Tapi kenapa, Tuan?"

"Turun!"

Tidak ingin membantah, akhirnya Kania turun.

"Lo liat kan ada angkot di sana? Nanti lo ke sekolah naik angkot itu!" tunjuk Riyan pada angkutan umum yang sedang berhenti di pinggir jalan mencari para penumpang.

"Tapi Tuan Muda, aku gak tau arah ke sekolahnya," ucap Kania terus terang.

"Lo bilang aja SMA Bimasakti, lagian tukang angkotnya juga tau sekolahan itu. Udah, gue mau cabut. Bye gemb*l."

Riyan kemudian melajukan motornya tanpa mempedulikan Kania yang sedang dilanda kebingungan.

"Tuan Muda, kenapa Tuan Muda ninggalin Kania?" lirih Kania dengan mata berkaca-kaca.

***

Kania telah sampai di SMA Bimasakti. Ada perasaaan lega dihatinya karena gerbang sekolah belum ditutup alias anak-anak masih ada yang belum masuk. Kania kira ia akan terlambat.

"Bagus banget sekolahnya." Kania terkagum-kagum saat memandangi gedung sekolah SMA Bimasakti yang cukup luas.

"Semoga aja Kania bisa punya temen di sini." Harap Kania.

Sepanjang berjalan melewati anak-anak yang sedang berlalulalang kesana kemari, Kania memasang wajah heran. Pasalnya banyak anak-anak yang menatap dirinya dengan tatapan tidak biasa.

"Cupu banget!"

"Kenapa ada anak kampung yang masuk ke sekolah ini ya!"

Begitulah bisikan-bisikan anak-anak yang Kania dengar. Namun, Kania tidak mengambil semua itu ke dalam hati. Niat Kania ke sekolah hanya ingin belajar, bagaimanapun juga Indira-lah yang telah mendaftarkan Kania ke sekolah yang bisa dikatakan cukup elit.

Kania perlahan menarik napas panjang. "Ayo Kania semangat, kamu pasti bisa lewati semua ini."

Bersambung ....

Related chapters

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   6. Rumus Acha Versi Riyan

    *** Acha menghentikan langkahnya di dekat kantin. Saat ini ia sedang mencari sosok Riyan. Karena mengingat Acha adalah siswai baru, tentu saja area sekolahan sangat asing bagi Acha. "Tuan Muda kemana ya?" Tak lama setelah kedua matanya melakukan pencarian, akhirnya Acha menemukan Tuan Muda-nya sedang nongkrong di meja paling ujung bersama beberapa lelaki yang pernah Acha lihat kemarin. "Tuan Muda ..." Acha menghampiri Riyan dengan raut wajah yang berseri-seri. Sontak kehadiran Acha membuat teman-teman Riyan tercengang. Termasuk Bastian - Cowok berambut kribo tanpa sadar melepehkan pisang yang dimakannya hingga mulutnya agak terbuka lebar. "Bos, lo kenal cewek ini?" tanya Jani agak sedikit terbata. Suasana menjadi hening. Detik ini pandangan serius anak-anak yang ada di kantin sedang tertuju ke arah Riyan dan Acha secara bergantian. "Aku cari-cari Tuan Muda dari tadi, ternyata Tuan Muda di sini," ucap Acha. "Mau apa lo nyari gue?" tanya Riyan seraya menatap tajam ke

    Last Updated : 2025-01-08
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   7. Diganggu

    *** Selesai pelajaran kedua, tibalah waktu istirahat. Tampak Acha masih duduk di kursi, ia tidak tau harus melakukan apa ketika jam istirahat, pasalnya Acha tidak ada teman untuk pergi ke kantin. "Acha." Teman sebangku Acha yaitu Clara tiba-tiba menyapa Acha. "Iya, ada apa ya?" "Kamu mau ke kantin? Bareng aku yuk. Kebetulan aku gak ada temen buat makan di kantin!" ajak Clara. Dengan penuh semangat Acha mengangguk. "Ayo-ayo." Acha menghela napas lega. Karena akhirnya Acha tidak jadi sendirian pergi ke kantinnya. *** "Ini dia pesenan bakso kita." Acha menghampiri Clara yang sedang duduk di meja kantin sambil membawa nampan berisi dua mangkok bakso. "Akhirnya dateng juga." Clara tersenyum girang. "Yuk makan Cla!" ajak Acha, kemudian menuangkan saus sambal ke dalam mangkok. Sepintas pandangan Acha tak sengaja mengarah pada sosok yang sangat dikenalnya. Siapa lagi kalau bukan Riyan yang kala itu sedang makan bersama teman-temannya. Tak dipungkiri, Riyan juga men

    Last Updated : 2025-01-08
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   8. First Kiss

    *** Ketika pulang sekolah tiba, Acha tidak melihat sosok Riyan dimana-mana. Gadis itu sudah mencari, namun pencariannya tidak berhasil. "Apa Tuan Muda udah pulang duluan ya?" pikir Acha. Tak ingin membuang waktu, Acha segera pulang ke rumah dengan menaiki angkutan umum. Acha hanya ingin memastikan kalau Tuan Muda-nya sudah pulang ke rumah. * Setelah sampai, Acha buru-buru masuk ke dalam dan langkahnya terhenti usai melihat ada motor Riyan terparkir di sana. Itu berarti Tuan Mudanya sudah pulang. Ada perasaan lega dalam hati Acha, pasalnya semenjak kejadian di kantin sekolah tadi, Riyan mendiaminya. Acha sempat khawatir Riyan tidak pulang gara-gara kejadian itu. "Tuan Muda ... Tuan ...." panggil Acha sambil berjalan cepat menaiki tangga. "Tuan Muda." Acha mengetuk pintu kamar Riyan berulang kali. Namun, tidak ada sahutan dari si pemilik kamar. Entah kenapa feeling Acha merasa khawatir. Apalagi saat ini Ny. Indira belum pulang ke rumah karena ada pekerjaan penting, jadi Acha m

    Last Updated : 2025-01-08
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   9. Permohonan Acha

    SADB 9 *** "Mah, aku izin keluar sebentar," ucap Riyan usai menyelesaikan ritual makannya. "Emangnya kamu mau kemana malam-malam begini, Riyan?" tanya Ny. Indira sambil mengelap bibirnya yang kotor menggunakan tisu. "Mau main Mah sama temen-temen," jawab Riyan. "Enggak. Mamah gak ngizinin. Pasti kamu mau balap-balapan lagi kan." "Enggak kok Mah, cuma nongkrong aja. Please ya izinin Mah." Mohon Riyan. Ny. Indira menarik napas panjang. Setelah itu ia memandang ke arah Acha yang sedang membereskan piring-piring. "Mamah bakal izinin kalo kamu perginya sama Acha," final Ny. Indira. "Apa Mah? Sama babu jelek itu? Enggak.. Enggak, Riyan pengen keluar sendiri Mah," keukeuh Riyan. "Pilih aja, kamu mau diem di rumah atau keluar sama Acha?" tanya Ny. Indira dimana keputusannya tidak bisa diganggu gugat. Melihat perdebatan itu, Acha hanya menundukkan kepala. Sejujurnya Acha tidak ingin ikut bersama Tuan Mudanya. Riyan menghela napas kasar. Ia tidak punya pilihan selain keluar dengan Ac

    Last Updated : 2025-01-08
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   10. Gara-Gara Acha?!

    *** "Bau-baunya ada yang macarin pembantu sendiri nih." Andra, lawan balap Riyan tiba-tiba saja mengompori Keadaan. Mendengar hal itu, Riyan langsung menatap tajam ke arah Andra. "Seorang Riyan Marvel Alvaro, ketua geng BlackMars yang digilai para cewek sexy, baru kali ini suka sama modelan cewek kampungan kayak gitu!" ledek Andra. "Bangs4t!" Riyan turun dari motor kemudian menarik kas4r kerah jaket Andra. "Jangan sok nyebar isu palsu, brengs3k. Gue gak pernah pacaran sama pembantu kampungan kayak gitu," pekik Riyan. Acha hanya menundukkan kepala dengan posisi masih berlutut di dekat motor Riyan. "Ck, mana ada orang yang udah ketahuan mau ngaku," ucap Andra sambil tersenyum menyeringai. Karena tersulut emosi, Riyan hendak melayangkan pukulan keras pada pipi Andra. Untungnya Kevin beserta Bastian langsung memegang tangan Riyan agar tidak terjadi pertengkaran. "Udah Bos udah, gak ada gunanya lo nonjok si bangs4t Andra. Mending sekarang lo fokus balapan. Kalahin dia Bos," ucap

    Last Updated : 2025-01-08
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   11. Kejutan?

    *** Hati Acha merasa sedih dan bersalah ketika menyaksikan Riyan mulai bersujud di kaki orang lain. Acha tentunya tidak ingin diam saja, ia harus membantu Tuan Mudanya. Namun, saat Acha ingin melangkah, Alvin menahan lengannya. "Mau kemana?" tanya Alvin. "Mau bantu Tuan Muda, Al. Tuan Muda gak boleh ngelakuin itu," jawab Acha. "Saat ini lo lagi disalahin semua orang, Cha. Kalo lo maju belain Riyan lagi, lo bakal dapat masalah yang lebih besar dari ini." "Terus aku harus apa?" tanya Acha, semakin gelisah. "Diem. Lo cukup diem," timpal Alvin sedikit menekan katanya. Dari jarak satu meter, Acha hanya bisa menatap Riyan dengan tatapan sendu. Acha ingin sekali merengkuh badan tegap yang sedang bersujud itu, namun apalah daya Acha tidak ingin menambah masalah. Usai menuruti keinginan Andra, Riyan segera menaiki motornya dan pergi dari sana tanpa berbicara sepatah kata lagi. "Tuan Muda," lirih Acha. Bukan firasat lagi, Acha sudah yakin jika saat ini Riyan sangat marah padanya. **

    Last Updated : 2025-01-19
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   12. Pembawa Sial?

    *** Byur. Entah dari mana sumbernya, guyuran air tiba-tiba saja mendarat tepat di atas kepala Acha, membuat sekujur tubuh gadis itu basah kuyup. "Hahaha, rasain lo." Acha langsung menoleh pada suara tawa tersebut. Beberapa siswi memakai jaket denim dengan rambut berwarna hitam ke-pink-an adalah pelakunya Acha menyipitkan mata sebenar, ia seperti tidak asing dengan mereka. Ya, Acha baru ingat jika mereka adalah teman-teman sekelasnya. "Gimana nih gembel, seru gak disiram pake air comberan?" tanya salah satu dari mereka dengan name tag Ana Tasya Corina. Acha membulatkan mata. Ia baru menyadari jika air yang menimpanya tadi adalah air comberan. Pantas saja Acha merasakan bau busuk. "Kenapa kalian begitu jahat? A--ku ada salah apa sama kalian?" lirih Acha, matanya berkaca-kaca ingin menangis. Niat Acha ke sekolah padahal ingin mencari ilmu, bukan mencari masalah. "Lo punya salah banyak, cupu. Lo udah bikin Prince gue kalah," pekik Tasya sembari melangkah maju mencengkram

    Last Updated : 2025-01-23
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   13. Bertemu Dengan Aruna

    ***Acha berjalan kaki melewati jalanan sepi menuju pangkalan angkot. Seharusnya sesuai pesan Indira, Acha harus pulang bersama Riyan. Namun, cewek itu tidak ingin mengganggu Tuan Mudanya.Jangankan mengusik, Acha tidak ingin mencari masalah baru lagi, yang ada nanti hukumannya semakin bertambah.Di tengah sedang melangkah, Acha dikejutkan dengan suara deruman motor yang sangat berisik dari arah barat."Ya Tuhan." Acha mulai panik sendiri. Kenapa sore-sore begini ada segerombolan geng motor?Suara deruman itu semakin dekat seolah akan menghampiri Acha. Acha yang semakin panik segera melarikan diri. Namun, belum sempat melakukan itu, sekelompok geng motor muncul lalu mengelilingi Acha dengan bentuk lingkaran sehingga tidak ada celah bagi Acha untuk kabur."Ya Tuhan, bagaimana ini?" gumam Acha ketakutan.Acha menutup telinganya karena suara knalpot yang sangat berisik, belum lagi kepala Acha merasa pusing melihat sekelompok geng motor memutari tubuhnya."Astagfirullah ... Astagfirullah

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   15. Kalung Berharganya Acha

    ***"Ra, ini cara pakainya gimana?" Acha memperlihatkan handphone pemberian Riyan pada Clara.Tadi pagi Acha sangat penasaran dengan isi kotak box dari Riyan. Setelah dibuka ternyata barang-barang di dalam tidak kalah bagus juga mewah. Handphone, jam tangan, gaun dress selutut berwarna denim serta high heels. Tentu saja hati Acha merasa tersentuh melihat barang-barang mewah karena Acha merasa ia tidak layak untuk memiliki semua itu."Cie, yang sekarang ada handphone baru. Dikasih siapa nih?" goda Clara sesekali menyenggol lengan Acha."Hihi, dikasih Tuan Muda," jawab Acha malu-malu."Tumben Riyan baik sama kamu? Pasti ada maunya itu."Acha berpikir sejenak, ada benarnya juga perkataan Clara. Karena dari kemarin malam sikap Riyan berubah padanya, dari sinis menjadi romantis. Acha berharap Riyan memang tulus melakukan semua itu."Aku percaya kalo Tuan Muda baik, Ra.""Iya deh, emang dalam rangka apa Riyan ngasih ini ke kamu?" tanya Clara penasaran."Enggak tau, Ra.""Sini, aku ajarin."

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   14. Mendadak Romantis?

    ***Selesai mengganti seragam, Acha segera bergegas ke dapur untuk mempersiapkan makan malam. Namun, setelah tiba di sana, Acha dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita paruh baya tengah memotong bawang."Maaf, ibu siapa ya?"Wanita baya itu tersenyum melihat Acha. "Eh, Neng, Neng pasti Neng Acha, ya. Kenalin nama saya teh Suamiati, Neng bisa panggil saya Bik Sum, saya pekerja di sini juga.""Ohh gitu ya, Bik. Bik Sum udah kerja lama di sini? Soalnya Acha baru liat Bik Sum.""Iya Neng, Bik Sum udah lama kerja di sini waktu Mas Riyan masih bayi. Minggu kemarin Bik Sum sama Mang Agus pulang kampung, jadi Neng baru liat Bik Sum."Acha mengerutkan dahi. "Mang Agus itu siapa Bik?""Satpam di rumah ini, Neng."Acha manggut-manggut mengerti. Pantas saja saat Acha pertama kali melamar kerja, suasana rumah saat itu sepi ternyata para pekerja Indira pulang ke halaman kampung."Sore ini Neng duduk manis aja ya biar Bik Sum yang masak.""Enggak bisa Bik." Acha mengambil alih pisau dari tangan B

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   13. Bertemu Dengan Aruna

    ***Acha berjalan kaki melewati jalanan sepi menuju pangkalan angkot. Seharusnya sesuai pesan Indira, Acha harus pulang bersama Riyan. Namun, cewek itu tidak ingin mengganggu Tuan Mudanya.Jangankan mengusik, Acha tidak ingin mencari masalah baru lagi, yang ada nanti hukumannya semakin bertambah.Di tengah sedang melangkah, Acha dikejutkan dengan suara deruman motor yang sangat berisik dari arah barat."Ya Tuhan." Acha mulai panik sendiri. Kenapa sore-sore begini ada segerombolan geng motor?Suara deruman itu semakin dekat seolah akan menghampiri Acha. Acha yang semakin panik segera melarikan diri. Namun, belum sempat melakukan itu, sekelompok geng motor muncul lalu mengelilingi Acha dengan bentuk lingkaran sehingga tidak ada celah bagi Acha untuk kabur."Ya Tuhan, bagaimana ini?" gumam Acha ketakutan.Acha menutup telinganya karena suara knalpot yang sangat berisik, belum lagi kepala Acha merasa pusing melihat sekelompok geng motor memutari tubuhnya."Astagfirullah ... Astagfirullah

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   12. Pembawa Sial?

    *** Byur. Entah dari mana sumbernya, guyuran air tiba-tiba saja mendarat tepat di atas kepala Acha, membuat sekujur tubuh gadis itu basah kuyup. "Hahaha, rasain lo." Acha langsung menoleh pada suara tawa tersebut. Beberapa siswi memakai jaket denim dengan rambut berwarna hitam ke-pink-an adalah pelakunya Acha menyipitkan mata sebenar, ia seperti tidak asing dengan mereka. Ya, Acha baru ingat jika mereka adalah teman-teman sekelasnya. "Gimana nih gembel, seru gak disiram pake air comberan?" tanya salah satu dari mereka dengan name tag Ana Tasya Corina. Acha membulatkan mata. Ia baru menyadari jika air yang menimpanya tadi adalah air comberan. Pantas saja Acha merasakan bau busuk. "Kenapa kalian begitu jahat? A--ku ada salah apa sama kalian?" lirih Acha, matanya berkaca-kaca ingin menangis. Niat Acha ke sekolah padahal ingin mencari ilmu, bukan mencari masalah. "Lo punya salah banyak, cupu. Lo udah bikin Prince gue kalah," pekik Tasya sembari melangkah maju mencengkram

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   11. Kejutan?

    *** Hati Acha merasa sedih dan bersalah ketika menyaksikan Riyan mulai bersujud di kaki orang lain. Acha tentunya tidak ingin diam saja, ia harus membantu Tuan Mudanya. Namun, saat Acha ingin melangkah, Alvin menahan lengannya. "Mau kemana?" tanya Alvin. "Mau bantu Tuan Muda, Al. Tuan Muda gak boleh ngelakuin itu," jawab Acha. "Saat ini lo lagi disalahin semua orang, Cha. Kalo lo maju belain Riyan lagi, lo bakal dapat masalah yang lebih besar dari ini." "Terus aku harus apa?" tanya Acha, semakin gelisah. "Diem. Lo cukup diem," timpal Alvin sedikit menekan katanya. Dari jarak satu meter, Acha hanya bisa menatap Riyan dengan tatapan sendu. Acha ingin sekali merengkuh badan tegap yang sedang bersujud itu, namun apalah daya Acha tidak ingin menambah masalah. Usai menuruti keinginan Andra, Riyan segera menaiki motornya dan pergi dari sana tanpa berbicara sepatah kata lagi. "Tuan Muda," lirih Acha. Bukan firasat lagi, Acha sudah yakin jika saat ini Riyan sangat marah padanya. **

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   10. Gara-Gara Acha?!

    *** "Bau-baunya ada yang macarin pembantu sendiri nih." Andra, lawan balap Riyan tiba-tiba saja mengompori Keadaan. Mendengar hal itu, Riyan langsung menatap tajam ke arah Andra. "Seorang Riyan Marvel Alvaro, ketua geng BlackMars yang digilai para cewek sexy, baru kali ini suka sama modelan cewek kampungan kayak gitu!" ledek Andra. "Bangs4t!" Riyan turun dari motor kemudian menarik kas4r kerah jaket Andra. "Jangan sok nyebar isu palsu, brengs3k. Gue gak pernah pacaran sama pembantu kampungan kayak gitu," pekik Riyan. Acha hanya menundukkan kepala dengan posisi masih berlutut di dekat motor Riyan. "Ck, mana ada orang yang udah ketahuan mau ngaku," ucap Andra sambil tersenyum menyeringai. Karena tersulut emosi, Riyan hendak melayangkan pukulan keras pada pipi Andra. Untungnya Kevin beserta Bastian langsung memegang tangan Riyan agar tidak terjadi pertengkaran. "Udah Bos udah, gak ada gunanya lo nonjok si bangs4t Andra. Mending sekarang lo fokus balapan. Kalahin dia Bos," ucap

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   9. Permohonan Acha

    SADB 9 *** "Mah, aku izin keluar sebentar," ucap Riyan usai menyelesaikan ritual makannya. "Emangnya kamu mau kemana malam-malam begini, Riyan?" tanya Ny. Indira sambil mengelap bibirnya yang kotor menggunakan tisu. "Mau main Mah sama temen-temen," jawab Riyan. "Enggak. Mamah gak ngizinin. Pasti kamu mau balap-balapan lagi kan." "Enggak kok Mah, cuma nongkrong aja. Please ya izinin Mah." Mohon Riyan. Ny. Indira menarik napas panjang. Setelah itu ia memandang ke arah Acha yang sedang membereskan piring-piring. "Mamah bakal izinin kalo kamu perginya sama Acha," final Ny. Indira. "Apa Mah? Sama babu jelek itu? Enggak.. Enggak, Riyan pengen keluar sendiri Mah," keukeuh Riyan. "Pilih aja, kamu mau diem di rumah atau keluar sama Acha?" tanya Ny. Indira dimana keputusannya tidak bisa diganggu gugat. Melihat perdebatan itu, Acha hanya menundukkan kepala. Sejujurnya Acha tidak ingin ikut bersama Tuan Mudanya. Riyan menghela napas kasar. Ia tidak punya pilihan selain keluar dengan Ac

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   8. First Kiss

    *** Ketika pulang sekolah tiba, Acha tidak melihat sosok Riyan dimana-mana. Gadis itu sudah mencari, namun pencariannya tidak berhasil. "Apa Tuan Muda udah pulang duluan ya?" pikir Acha. Tak ingin membuang waktu, Acha segera pulang ke rumah dengan menaiki angkutan umum. Acha hanya ingin memastikan kalau Tuan Muda-nya sudah pulang ke rumah. * Setelah sampai, Acha buru-buru masuk ke dalam dan langkahnya terhenti usai melihat ada motor Riyan terparkir di sana. Itu berarti Tuan Mudanya sudah pulang. Ada perasaan lega dalam hati Acha, pasalnya semenjak kejadian di kantin sekolah tadi, Riyan mendiaminya. Acha sempat khawatir Riyan tidak pulang gara-gara kejadian itu. "Tuan Muda ... Tuan ...." panggil Acha sambil berjalan cepat menaiki tangga. "Tuan Muda." Acha mengetuk pintu kamar Riyan berulang kali. Namun, tidak ada sahutan dari si pemilik kamar. Entah kenapa feeling Acha merasa khawatir. Apalagi saat ini Ny. Indira belum pulang ke rumah karena ada pekerjaan penting, jadi Acha m

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   7. Diganggu

    *** Selesai pelajaran kedua, tibalah waktu istirahat. Tampak Acha masih duduk di kursi, ia tidak tau harus melakukan apa ketika jam istirahat, pasalnya Acha tidak ada teman untuk pergi ke kantin. "Acha." Teman sebangku Acha yaitu Clara tiba-tiba menyapa Acha. "Iya, ada apa ya?" "Kamu mau ke kantin? Bareng aku yuk. Kebetulan aku gak ada temen buat makan di kantin!" ajak Clara. Dengan penuh semangat Acha mengangguk. "Ayo-ayo." Acha menghela napas lega. Karena akhirnya Acha tidak jadi sendirian pergi ke kantinnya. *** "Ini dia pesenan bakso kita." Acha menghampiri Clara yang sedang duduk di meja kantin sambil membawa nampan berisi dua mangkok bakso. "Akhirnya dateng juga." Clara tersenyum girang. "Yuk makan Cla!" ajak Acha, kemudian menuangkan saus sambal ke dalam mangkok. Sepintas pandangan Acha tak sengaja mengarah pada sosok yang sangat dikenalnya. Siapa lagi kalau bukan Riyan yang kala itu sedang makan bersama teman-temannya. Tak dipungkiri, Riyan juga men

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status