Sepulangnya dari kantor polisi Salsa dan Arkan langsung kembali ke rumah karena hari sudah larut. Kini Salsa berada di rooftop rumahnya, terdiam meratapi nasibnya, duduk berlawanan arah dengan Arkan yang membelakanginya, saling menyender satu sama lain.
Salsa menelungkupkan kepalanya pada kaki yang ia lipat, terdiam dan berpikir mengapa hidupnya begitu buruk? Salsa rasa dunia seakan tidak menerima hadirnya, apa boleh Salsa berkata jika tuhan sangat tidak adil kepadanya? Itu sangat buruk.
Jika Doraemon itu nyata, Salsa sangat ingin bertemu dengannya untuk meminjam mesin waktu yang akan membawanya ke masa lalu, Salsa sangat merindukan masa-masa di mana dirinya tidak merasakan kesedihan, masa-masa yang indah bersama keluarga yang lengkap dan bahagia.
Terkadang, alasan yang membuat kita sulit untuk bahagia adalah karena kita masih sulit melepaskan sesuatu yang membuat kita sedih. ___***___ Kelopak bunga dari berbagai macam warna itu ditaburkan menutup gundukan tanah yang kini sudah mengering, sebotol air membasahi batu nisan yang tertulis nama seseorang yaitu, Aleta. Kedua kalinya Salsa mengunjungi tempat peristirahatan terakhir Mamahnya setelah pemakaman waktu itu, Salsa belum sempat untuk kembali mengunjungi tempat ini. Kini Salsa tidak sendiri, Salsa bersama Arkan dan juga Gio beserta keluarganya, Ayah dan Bundanya pun ikut untuk mengunjungi sahabat mereka yang kini telah tiada. Keluarga Robertson lengkap berada di sana, Ayah dan Bunda sengaja mengajak anak-anaknya untuk mengenalkan mereka kepada Al
Satu minggu berlalu, berita tentang Gio dan Salsa yang telah resmi berpacaran kini sedang menjadi tranding topik di Erlangga, semuanya membicarakan hubungan mereka berdua sebagaimana pasangan yang sangat populer di Erlangga tahun ini, bukan hanya mereka berdua jangan lupakan dua couple lainnya yang sama populernya yaitu, Revan dan Audrey. Satu lagi, Ethan dan Thania, yang hubungannya telah kandas beberapa bulan lalu dan pada akhirnya mereka kembali bersama. Kali ini Erlangga memiliki tiga couple terbaik. Begitu banyak respon baik dari mereka semua tentang Salsa dan Gio walaupun diantara mereka belum juga ada kata 'pacaran' yang keluar dari mulut masing-masing, tapi rasa sayang dan cinta mereka nyata tidak hanya omong kosong belaka.Namun, tidak banyak dari mereka yang menyangkal hubungan Salsa dan Gio, sebagaimana kita hidup di dunia ini tidak semua orang menyukai kita bukan? Terkadang rasa iri, dan
Beberapa panggilan tak terjawab dari Gio, Salsa sengaja tidak menjawab panggilan tersebut karena sekarang Salsa berada di kamar mandi berdiri di depan wastafel dan memikirkan siapa perempuan tadi? Mengingatnya saja membuat Salsa menjadi muak. Tiga puluh menit sudah Salsa berdiam diri di dalam kamar mandi dengan ponselnya yang terus berdering, panggilan dari Gio yang tak kunjung Salsa jawab. "Apaan sih Sal, kok lo lebay banget, gitu aja cemburu." Salsa berbicara pada dirinya sendiri melalui cermin yang berada di depannya, lalu membasuh wajahnya dengan air guna menetralkan pikirannya, ntah itu akan bekerja atau tidak. Jujur Salsa mungkin memang sedang cemburu, marah dan kesal menjadi satu karena kejadian tadi, perempuan itu sangat tidak sopan bisa-bisanya dia memeluk Gio tiba-tiba seperti itu. "Salsa!!" teriak Gio dari depan kamar mandi, Salsa panik, ngapain Gio mencarinya sampai ke kamar mandi ini? Padahal S
Itulah mengapa pentingnya mendengarkan penjelasan seseorang sebelum masalah semakin rumit. Gio duduk pada kursi kayu yang penuh dengan coretan pulpen serta cairan berwarna putih.Kaki kanannya dia naikan pada kursi lain, tangannya merogoh saku celananya lalu mengeluarkan earphon berwarna putih dan memakainya, memutar musik pada ponselnya sambil menunggu Salsa. Ada sesuatu yang ingin Gio berikan pada Salsa, sebuah hadiah yang pasti akan membuat Salsa senang, sekaligus sebagai tanda permintaan maaf Gio atas kejadian di mall beberapa hari yang lalu. Gio menyimpan baik-baik kotak kecil berwarna biru itu dengan dihiasi pita berwarna pink di atasnya yang mengikat kotak tersebut. "Hey!" Seseorang membuat Gio terkejut, Gio langsung terbangun dari duduknya lalu membuka earphonnya. "Loh, Diva? Ngapain di sini?" Gio pikir tadi Salsa, tapi mengapa Di
Satu minggu hampir berlalu, selama itu pula hari-hari Gio lewati dengan cukup panjang karena permasalahannya dengan Salsa belum juga menemukan titik damai. Hari ini adalah hari terakhir mereka PAT, Salsa senang karena jika PAT sudah berakhir dia bisa terus berada di rumah tanpa bersusah payah untuk menghindari Gio, Salsa bisa pergi ke mana saja, karena setelah PAT selesai sekolah pasti akan libur dan mereka akan kembali bersekolah nanti saat pembagian Raport, itu pun hanya sehari. Selanjutnya mereka hanya akan menunggu untuk memasuki tahun ajaran baru, dan mereka akan menjadi Kakak kelas tingkat yaitu kelas 12. Selama mengikuti PAT tidak berjalan lancar sesuai apa yang Salsa inginkan karena dia harus berusaha menyelinap masuk saat gerbang sudah terkunci hanya demi tidak bertemu dengan Gio. Salsa selalu berusaha menghindari Gio tanpa memberinya waktu untuk berbicara ataupun menjelaskan, bahkan pesan-pesan yang Gio kirim tidak pernah Salsa baca.
Tidak ada keabadian dalam dunia ini kecuali cinta sejati, bagaimana pun jalan kisahnya serumit apa pun masalahnya mereka akan kembali dipertemukan oleh garis cinta.^_^ Jatuhnya air mata mungkin sudah bisa menyiratkan bagaimana perasaan Salsa saat ini. Melihat Gio datang ke club, minum sampai mabuk dan di sana terdapat Gabriel, perempuan yang telah membuat Salsa marah beberapa waktu lalu dan sekarang dia datang lagi membuat keributan diantara Salsa dan Gio semakin besar. Apakah Gio sedekat itu dengan Gabriel sampai-sampai dia harus menemani Gio di tempat seperti ini? Dengan pakaiannya yang tidak beda jauh dengan wanita-wanita malam yang berada di tempat itu. Salsa pikir Ethan saja, yang begitu dekat dengan Gio tidak tahu jika Gio berada di club, lantas bagaimana bisa Gio mengajak Gabriel untuk pergi bersamanya, apa itu yang Gio maksud pelampiasan? Kini Salsa berada di dalam taxi, secara kebetulan
Perubahan selalu ada di setiap kehidupan ntah itu tentang kehidupanmu, harapan, atau pun perasaan. Bahkan alur cerita ini yang gak pernah kalian bayangkan bisa saja terjadi. *** "Kerja yang bener dong!" Diam, semua terdiam dikala Gio melontarkan satu kalimat itu sambil menendang sebuah ember yang berisi air untuk mengepel lantai membuat air tersebut tumpah.Bi Ijah sang asisten rumah tangga yang sudah bekerja hampir puluhan tahun di rumah ini merasa tidak percaya melihat sikap dan kelakuan Gio pada akhir-akhir ini, mengapa dia selalu bersikap semena-mena kepada semua orang padahal dulu dia begitu menghormati semua orang terlebih lagi orang tersebut lebih tua darinya. "Gio!!" teriak Agra saat melihat Gio melewati Bi Ijah begitu saja tan
Jangan pernah merasa bersalah atas takdir yang telah ditentukan. Semuanya berawal dari kecemburuan, salah paham, dan tidak ingin mendengarkan. Cukup rumit dalam sebuah hubungan ketika kesalahpahaman terjadi, sama-sama keras kepala dan tidak ingin disalahkan, keegois akan menghancurkan sebuah hubungan dan juga cinta. Kini Salsa sedang merenung di dalam kamarnya menyalahkan diri sendiri tidak membuat semuanya kembali seperti semula, jika saja waktu bisa kembali diputar mungkin malam itu Salsa tidak pergi dan membuat Gio mengejarnya yang berujung Gio kecelakaan. Mungkin ini adalah hukuman untuk Salsa karena bersikap egois, Salsa tidak pernah berpikir ini semua bisa terjadi, padahal baru beberapa hari lalu dia merasa senang bersama G
Cinta yang sesungguhnya adalah mereka yang tak berkata tapi bertindak. Dan bukan melepaskan, tetapi mengikhlaskan.Disaat mata itu mulai terbuka timbul berbagai macam pertanyaan yang muncul dalam benaknya. Ini di mana, sedang apa aku di sini? Kenapa aku bisa ada di tempat ini? Mengapa kepalaku rasanya sangat berat, dan seluruh tubuh ini seperti remuk tak berbentuk bahkan untuk bergerak saja rasanya sakit. Benak seorang gadis malang yang tak pernah ingin berada dalam situasi seperti sekarang.Ingatannya berputar pada kejadian di hari itu, Salsa memejamkan matanya sesaat. Suara klakson kereta api melebihi kerasnya klakson truk maupun bus, yakni berfrekuensi sebesar 400-700 HzV. Anehnya kenapa saat Salsa akan melintasi perlintasan kereta api tersebut, seakan dia tiba-tiba tuli tak mendengar suara apapun, atau mungkin karena Salsa sedang panik waktu itu mengingat Gio yang berlumur darah
Sahabat.Kita memang dipertemukan oleh pendidikan, tapi seiring berjalannya waktu kebersamaan kita menciptakan sebuah kekeluargaan. Apa itu sahabat? Orang pikir sahabat adalah mereka yang selalu bersama kita disaat suka maupun duka, kenyataannya tidak lah seperti itu. Terkadang yang selalu bersama kita pun mempunyai niat lain bukan untuk menjadi sahabat melainkan memanfaatkan. Perlu diketahui jika sahabat yang sebenarnya adalah mereka yang selalu memberi support system, bukan hanya itu mereka juga teman yang baik paling tidak pendengar yang baik. Dia memperhatikan bagaimana hal sehari-hari yang remeh-temeh mempengaruhi kita. Dia tidak bisa membaca pikiran kita tapi dia tahu kapan kita sedang berbahagia, sedih, bersemangat atau cemas. Seperti persahabatan antara Salsa, Gio, dkk. Bahkan disaat Sals
Sesakit apapun fisiknya, hati akan jauh lebih merasakan sakit ketika separuh jiwanya tengah terluka.Ternyata apa yang Ethan ucapkan tadi pada Revan dan Galih hanya omong kosong belaka, dia bilang akan pulang sebentar untuk bersih-bersih ternyata Ethan malah menuju rumah sakit sebelah yang tidak jauh dari rumah sakit tempat Gio dan Salsa dirawat.Sesampainya di parkiran rumah sakit Ethan memarkirkan mobilnya, dengan cepat lelaki itu keluar dari mobil sampai-sampai dia lupa jika sudah meninggalkan ponselnya di dalam mobil. Kaki panjangnya melangkah dengan cepat menyusuri koridor, melewati beberapa ruangan wajahnya terlihat marah tangannya pun mengepal kuat, ntah siapa yang akan Ethan temui sampai membuatnya bersikap aneh seperti itu.Tepat di depan salah satu ruangan Ethan menghentikan langkahnya, menarik nafas panjang lalu kakinya kembali melangkah untuk memasuki ruangan itu. Di dalam sana terdapat seorang
Bukan dunianya yang kejam, tetapi manusianya yang tidak bisa memanusiakan, manusia.Suasana kali ini cukup panas karena perdebatan dua orang yang terpaut usianya cukup jauh, yang satu masih remaja sedangkan satunya lagi sudah berkepala empat. Aksi cekcok itu terjadi karena keduanya yang saling menyalahkan, tepatnya di hadapan Polisi. Mereka sedang diwawancarai oleh pihak kepolisian atas kejahatan yang telah mereka lakukan, terduga kejahatan tersebut sudah direncanakan sejak lama, dan disusun sedemikian rupa."Saudara Dirga, jadi benar jika anda adalah dalang dibalik kejahatan yang diterima oleh keluarga Pak Agra?" tanya Pak Polisi yang berada di hadapan mereka."Benar pak! Semua ini salah dia!" Rio berseru dengan lantang."Tutup mulut kamu Rio!" bentak Dirga. "Dasar anak tidak tahu terima kasih."Ucapan Rio tadi cukup menyulut emosi Dirga, tetapi
Matanya perlahan terbuka, samar-samar ia seperti menangkap bayangan seseorang yang akhir-akhir ini terus berada dalam pikirannya, seakan tidak percaya Gio berusaha menyadarkan dirinya dengan kembali menutup matanya dan membukanya kembali, berulang kali dia melakukannya sampai pada akhirnya Gio benar-benar sadar jika apa yang dilihatnya bukanlah halusinasi semata. Melihat gadisnya tak sadarkan diri di hadapannya dengan posisi yang sama-sama terikat oleh tali. Gio rasa ia sudah gagal melindungi Salsa, amanah dari Juna belum sepenuhnya Gio laksanakan seharusnya Salsa tidak berada di tempat ini. Gio benar-benar khawatir melihat keadaan Salsa sekarang, ntah bagaimana bisa Salsa sampai sini dalam keadaan pingsan pasti terjadi sesuatu padanya. Gio sekarang sangat merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Salsa, sekarang malah Salsa yang kena imbasnya, rasanya air mata ingin tumpah melihat orang-orang sekitarnya satu persatu terluka karenanya
Bugh! Satu pukulan tersebut mampu membuat seseorang tersungkur, beberapa pria berbadan besar dengan seragam yang sama-sama serba hitam itu langsung maju bersiap untuk membalas tetapi, langsung dihentikan oleh Dirga yang mengangkat tangannya sambil berusaha bangun dibantu dengan beberapa anak buahnya, dengan sombongnya dia meludah tepat di hadapan Agra. Agra yang sudah tak lagi dapat menahan amarahnya dia kembali maju dan meraih kerah kemeja Dirga, lagi-lagi beberapa anak buah Dirga maju bersiap menghentikan Agra tetapi Dirga melarangnya dan membiarkan Agra. "Hentikan semua ini!" ucap Agra penuh penekanan. Prok! Prok! Prok!... Dirga tertawa sambil berte
Jangankan orang yang baru kita kenal, Bahkan seseorang yang berkata mencintai kita pun dia bisa pergi karena setelah kamu, Masih ada prioritas yang lebih besar yang dia prioritaskan.Sekarang satu rombongan terpisah menjadi dua, mobil Garaga sudah jalan lebih dulu sedangkan mobil Ethan sempat tertinggal karena harus mengisi bahan bakar, begitu juga dengan Galih yang membawa motor, dia selalu membuntuti mobil Ethan. Galih membawa motor sendiri dengan alasan tidak ingin mabuk karena naik mobil, sebenarnya tidak sampai muntah-muntah hanya saja perutnya selalu tidak enak jika terlalu lama di dalam mobil.Kini mobil Ethan melaju dengan sangat lancar melewati jalanan dengan aspal hitam serta udara yang cukup sejuk karena mereka sudah memasuki kawasan bukit, terlihat dari sekitar yang penuh dengan pepohonan dan udara yang berbeda.Sebenarnya jarak yang mereka tempuh masih sangat jauh, Ethan melihatnya
Manusia selalu gegabah memutuskan suatu keputusan ketika emosi menyelimuti.•-•Betapa jahatnya takdir yang membuat rindu ini bergerumuh tanpa henti, tanpa pengobatan akan kehadirannya walau hanya lewat mimpi. ^-^---"Bokap gue punya villa di puncak, tapi villa itu udah kosong sih bisa jadi Bokap gue suru Rio bawa Gio ke tempat itu 'kan?" ucap Garaga setelah sekian lama dia berpikir sambil menunggu Ethan yang tengah melacak lokasi di mana keberadaan Gio."Bisa jadi, kita harus coba cek ke sana," ucap Darren menanggapi."Tapi, villa itu udah kosong sejak 5 tahun yang lalu apa mungkin?" tanya Garaga terselip sedikit rasa ragu dalam benaknya.
Bahagia itu akan datang tepat pada waktunya, semua orang menunggu waktu di mana kebahagiaan itu akan tiba sampai-sampai mereka melupakan sesuatu jika hal sekecil atom pun mampu membuat orang tersenyum.0_0Salsa diam termengu dalam duduknya. Menunduk lesu, matanya menatap ujung sepatu miliknyanya yang terkena sedikit lumpur, beralih pada tali sepatu yang terikat tidak benar. Sudut bibir Salsa sedikit terangkat dikala mengingat kebersamaanya dengan Gio, biasanya jika Gio melihat tali sepatunya yang terikat tidak benar dia akan marah-marah dan terus berbicara.Lalu Gio akan berakhir mengatakan, 'bisa nggak kalo nggak ceroboh? Kayaknya lo idup cuman buat bikin gue repot ya, ini jangan sampe lepas lagi kalo lepas langsung benerin, nanti kalo gak sengaja keijek talinya lo bakal jatuh gue kan gak mau liat lo luka.' Begitulah Gio