Home / Romansa / SANG KAPTEN / Bab 117(S2). SEBUAH RASA

Share

Bab 117(S2). SEBUAH RASA

Author: Ai
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Dominic kaget setengah mati menyadari sanderaan kecilnya lari sekencang mungkin. Tanpa meminta tolong sama siapapun pria dewasa yang punya berjuta pesona itupun segera melesat mengehar Arbia.

Sedang Arbia setengah mati berlari ke arah suara yang terdengar persis ddngan suara Axelle dan tim nya. Ketika dia hampir teriak karrna melihat sosok tegap dan tampan yang berjalan bersama dengan timnya di ujung jalan dia hampir teriak kegirangan.

Namun sayang, usahanya sudah keburu gagal karena ada tangan kejar menutup mulutnya ddngan cepat. Domini Chalondra, pria itu sudah keburu membungkam mulut mungil Arbia dan memaksa menggendong gadis bertubuh kecil itu kemnali ke villanya yang ada di tengah hutan.

"Om! Lepasin! Saya mau pulang! Itu tadi calon tunangan saya!" teriak Arbia yang ada dalsm grndongan kekar Dominic.

Sekeian menit jantung Dominic seperti tertusuk pisau mendengar pengakuan gadis kecil itu tentang tunangannya. Ada yang berbeda dengan dirinya. Ada a

Ai

Mampir ya di SANG KAPTEN dan TAKDIR YANG TERTUNDA

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SANG KAPTEN   Bab 118. OBSESI SANG MAFIA

    Arka hanya menghembuskan napasnya kasar. Dia paham dan sangat mengerti perasaan Axelle. Karena saat ini pun dirinya juga merasakan perasaan yang sama dengan kapten muda itu. Bahka perasaan takut lebih kuat. Hampir 24 jam lebih tak satu pun ada jejak tentang Arbia. Gadis itu menghilang seperti di telan bumi. Banyak yang bilang hutan larangan ini banyak binatang buasnya bisa jadi Arbia menjadi santapan hewan buas yang ada di hutan. Arka nggak dapat membayangkan kalau itu menimpa Arbia Sedang di tempat yang agak jauh dari tempat Arka dudu. Axelle sedang berbincang serius dengan Kaifan wakilnya. "Kap! Target pencarian hanya seminggu dati pihak atasan. Setelah itu, Kapten mau bagaimana?" Axelle menatap sekilas lalu matanya tertuju ke arah depan lurus tanpa menoleh lagi ke arah Kaifan. Hatiny terguncang dengan peristiwa menghilangnya perempuan yang sangat di pujanya itu. Rasa takut yang sangat menghantui membustnya kadang drop. Apalagi saat pencarian tidak pernah b

  • SANG KAPTEN   Bab 119(S2). OBSESI

    Masih dengan meringis Dominic Chalondra memegangi pipinya. Ini kali sekian Arbia Siquilla menamparnya tapi pria itu sama sekali tidak merasa harus marah. Malah dengan pongahnya dia tersenyum tipis. Sedang Arbia masih tersengal menata napasnya yang beberapa menit yang lalu seolah dihirup oleh makhluk berbeda alam. Oksigennya benar-benar habis oleh sesapan dan hisapan yang cuma beberapa detik aja mampu merontokkan hatinya. "Sialan!" makinya dalam hati. Rasanya dia malu sudah di cium psnas oleh pria dewasa seumuran Dominic. Namun tak bisa dipungkiri bahwa setan mana yang bisa bikin dia nyaman di perlakukan begitu oleh Dominic. Beberapa kali dia menggeleng-geleng kan kepalanya menolak semua rasa nyaman di hstinya. Dan beberapa kali dia menyebutkan nama Axele Narendra agar bayangan om-om ini cepat berlalu dari hadapannya. Dengan cepat Arbia berlari keluar menembus gelapnya mslam. Tindakan gadis kecil itu mampu membuat Dominic kalang kabut. Dengan sikap pri

  • SANG KAPTEN   Bab 120(S2). SI CLONING

    Dominic mencampakkan begitu saja tubuh Ratu. Ada kekesalan dalam hatinya. Beberapa menit yang lalu, dihadapannya adalah sosok Arbia yang sangat ia gilai. Bahkan sampai pelepasannya pun dia menyebutkan nama gadis itu. Gila! Benar-benar gila. Begitu dasyatnya pengaruh gadis itu terhadap dirinya. Sampai-sampai wajah Ratu pun terlihat seperti wajah Arbia. "Bukk!" Tangannya meninju dinding yang ada di kamar di mana Arbia sedang tidak sadarkan diri. Terlihat gadis itu begitu cantik dengan muka polosnya yang natural. "Om, Aku mau pulang. Papaku pasti mencariku terus, kasihan sudah tua dan aku anak satu-satunya dari keluargaku." Begitu tenang waktu gadis itu mengucapkan kata-kata itu membuat Dominic sempat tertawa namun sekarang, bisakah Dominic melepaskan gadis muda ini. Kalau kenyataannya dia sangat tergila-gila dengan Arbia. Sesaat Dominic teringat akan saudara cloningnya. Apa kabar dia di penjara. Apakah anak buahnya bisa menyel

  • SANG KAPTEN   Bab 121(S2).BERPISAH

    Pesan tterakhir dari Kaifan membuat darah Axelle mendidih. Ternyata benar, bahwa Tiger Wong yang ditangkapnya beberapa minggu yang lalu adalah cloning dari Dominic Chalondra. Dengan geram kapten muda itumengirimkan satu tim besar untuk menggelar razia besar di bandara. Menutup penerbangan jalur luar negeri untuk sementara waktu. "Axelle! Pastikan yang dibawa ke bandara itu Arbia bukan Ratu! Soalnya ada dua nama gadis yang terdaftar akan terbang ke China," seru Arka dalam perjalanan menuju ke bandara. Sedang di lapas seperti yang sudsh di rencanakan oleh Dominic, kembali lapas itu diserbu oleh orang-orang yang tak dikenal dengan menyabotase semua alat-alat senjata tajam. Anak buah Dominic sudah beraksi. "Gama! Perintahkan anak buah kamu unguk mengamankan lapas Tiger Wong. Dia saksi kunci kasus ini. Aku akan menuju bandara menghetikan pelarian Dominic Chalondra." "Baik, laksanakan!" Dalam waktu itungan detik kedua prajurit itu sudah mele

  • SANG KAPTEN   Bab 122(S2). RASA DIHATI

    Dengan gerakan lincah Arbia meninggalkan Dominic seorang diri ditempatnya saat ini berdiri. Pria dewasa itu memandang tubuh kecil Arbia menghilang. "Akh! Sudah hilang dia. Alangkah bahagianya anak itu ketemu pacarnya," gumam Dominic sambil meninggalkan segala koper dan keperluannya. Hatinya miris dan terluka. Dia ingin menyendiri dan tidak ingin diganggu sama sekali. Secepatnya Dominic Chalondra melesat dengan mobil kebesarannya tanpa sepengetahuan petugas Bandara dan juga tim satuan dari kepolisian. [Awasi terus gadis bernama Arbia! Jangan sampai lengah sedetik pun] [Siap, Bos] [Setiap hari ada lapotan tentang gadis itu] [Siap, Bos! Laksanakan!] Setelah selesai memberi titah Dominic memejamkan mata. Sama sekali dia tidak ingin di ganggu. Di tempat lain, Arbia masih menatap ke-3 pria yang dengan gagshnya sedang mengawasi orang-orang di sekitarnya. Gadis itu menghela napas dan kembali menoleh ke tempat yang tadi di berpi

  • SANG KAPTEN   Bab 124(S2). KEMBALI

    Dominic mrngumpat dalam hati. Mencaci dan memaki serta merutuk dengan segala macam ocehan sumpah serapah yang entah ditujukan kepada siapa. Saking cinta dan rindunya pada gadis kecil itu dia terbawa mimpi yang seolah nyata dan dia begitu menikmatinya. Terbukti dari celana boxer yang dipakainya sudah banjir. Dengan napas masih terengah dia mengganti pakaiannya. "Ini tidak bisa dibiarkan. Besok bisa nggak bisa dia harus ketemu arau setidaknya melihat peri kecilnya itu. Bisa gila dia kalau seperti ini terus. Sinting! Benar-benar dia sudah sinting. Dia tergila-gila ddngan Arbia yang nyata-nyata sudah punya tunangan. Alangkah bodohnya dirinya. Huft! Nggak habis pikir Domoinic dengan dirinya sendiri. Sesaat dia menggapai ponselnya dan membuka layarnya. Entah apa yang ingin dia lakukan. Dia juga bingung. [Temukan gadis yang kuinginkan!] Cuma seperti itu pesannya pada detektif pribadinya. Dia tidak tahu harus bagaimana dan dengan cara apa memi

  • SANG KAPTEN   Bab 125(S2). SAAT ARBIA KEMBALI

    Arbia berjengkit ketika teriakan itu melengking membuatnya seketika terbangun dari tidurnya bahkan hampir jatuh dari pembaringan. "Kakak!" suara manjanya membuat Arka tambah geregetan dan gemas melihat ekspresi ranpa berdosa itu. "Kamu tahu, nggak? Semua orang mencari sampai kayak orang gila! Eh kamu malah begini!" Suara Arka kembali melengking. Zakatia Lawalata menengahi mereka dengan mendekap puti kesayangannya ke dalam dekapannya. Memeluknya erat dan seolah tak ingin dipisahkan lagi. Sedang mamanya hanya memeluk suaminya dan mengelus pundak putdinya dengan lembut. Air mata bahagia itu tumpah sudah membasahi pipi mereka. Axelle mengurai butiran bening itu di pipinua. Dia membuang wajahnya dan menyembunyikan lelehan air matanya. Lantas gadis itu ditariknya kedalam tubuh kekarnya. Menyembunyikan tubuh kecil yang berisi itu agar tidak pernah pergi lagi. Agar tidak pernah terlihat oleh orang-orang yang ingin memisahkan dirinya dengan kekas

  • SANG KAPTEN   Bab 126(S2). SAKITNYA DI SINI

    Dominic Chalondra meluruhkan badannya di belakang setir kemudi mobilnya. Sungguh tubuhnya seperti dilolosin tulang-tulang menyaksikan dua makhluk hidup berbeda jenis menikmati kemesraan yang seharusnya miliknya. Berkali-kali dia mengepal dan meninju angin. Hatinya sakit! Sakit sekali. Dia tidak mau menyaksikan kemesraan kedua makhluk hidup itu tapi matanya tak mau berpaling melihat kedua orang itu saling berbagi saliva saling berbagi sentuhan. Oh inikah rasanya sakit? Cemburu? Dominic Chalondra kembali menggleparkan tangannya meraih sebuah benda di lemparkan asal begitu saja. Hingga membuat Arbia dan Axelle berjengkit karena terkejut. "Aku benci kamu Arbia!" desisnya keras tapi tak mampu matanya berkedip ketika kaki-kaki ramping itu mulai datang mendekati dirinya. Jantungnya berlarian mana kala manik mata bening itu menyapukan pandangannya seolah ingin menembus kegelapan malam. Baru saja beberapa langkah kaki gadis itu ingin berjalan menuju arah mobil

Latest chapter

  • SANG KAPTEN   Bab 143(S2). MENDAMAIKAN HATI

    Arbia mendesah sekilas melihat notif pesan yang sudah dia baca. Ada rasa enggan tiba-tiba menghinggapi hatinya. Entah kenapa semenjak kejadian demi kejadian ini, dia hanya ingin fokus pada kekasihnya saja. Disimpannya kembali benda pipih itu ke dalam sakunya lalu kendala berjalan di samping Axelle untuk kembali ke mobilnya. Axelle pun dengan sigap memeluk pinggang Arbia dan membawanya langsung pulang ke apartemennta. Tragedi demi tragedi sudah bantak di lewatinya. Dia ingina itu segera semua berakhir di pelaminan. Tak ingin dipisahkan lagi dengan kekasih yang teramat dia cintai itu. Mungkin dalam beberapa hari ini Axelle akan menyuruh Sang Ayah untuk melamarkan dirinya ke orang tua Arbia. Berharap kali ini tidak ada kendala sedikit pun. Selalu berdoa agar Tuhan selalu memberikan jalan keluar dan kesehatan. "Kita harus secepatnya menikah, Sayang." Arbia terpana mendengar ucapan Axelle barusan. Ketidak percayaannya mampu membuat seperti orang te

  • SANG KAPTEN   Bab 142(S2). TEGEDI YANG TERBONGKAR

    Plak! Plak! Tamparan keras itu mendarat tepat di wajah mulus Aa-Ri. Gadis cantik berwajah Korea itu tak menyangka semua perbuatannya akan tertangkap basah. Bahkan oleh kamera cctv. Saat ini ayahnya sedang murka besar dan tak sedikit pun memberi pembelaan apalagi jaminan kepada putri tunggalnya itu. Komandan Li menyerahkan putri satu-satunya kepada pihak polisi yang berada di bawah naungannya. Harga diri dan kehormatan sebgai komansan hancur seketika dan terancam akan turun jabatan dan di mutasi ke tempat lain. Permintaan maaf berkali-kali diucapkan oleh pihak Komandan Li dan keluarga. Arbia dengan lapang dada tapi Axelle masih bungkam seputar permintaan maaf Komandan Li yang diumumkan lewat media berita. Demikian juga denga Zakaria Lawalata Laki-laki tua itu sampai detik ini belum buka suara mengenai konferensi pers yang di gelar oleh Komandan Li dan keluarganya sebagai bentuk perminta maafan atas terjadin

  • SANG KAPTEN   Bab 143(S2). PEMBUNUH ARBIA

    Dominic menyipitkan matanya. Bergerak maju dengan kondisi tubuhnya yang masih lemah . Dia mencoba mendekati gadis berwajah Korea itu. Jarak itu cuma 5 centi dari tempatnya berdiri. Dia ingat betul sekarang siapa gadis Korea itu. Gadis yang sudah membuatnya menggendong Arbia waktu itu. Ketika Arbia merasa dikhianati Axelle. "Jadi ini rupanya, biang kerok dari semua musibah yang sudah terjadi," gumam Domimic. Beberapa kali pria itu mengangkat jameta ponselnt dan mencoba merekam pembicaraan gadis itu dengan orang yang ada di sebdrang telpon. [Apa dia mati?] [Sebentar lagi dia pasti mati. Alu sudah pastikan reporter muda itu tewas kehabisan darah. Kalau tidak ginjal sebelah kanannya pasti sudah rusak kena nelagiku.] [Bagaimana dengam calon suaminya, Sang Kapten? Apa dia baik-baik saja?] [Iya, Mom. Thanks more, atas dukungannya Nanti Aa-Ri kanati lahi. Nye om. Love you.] Klik! Pembicaraan itu sudah selesai. Dominic han

  • SANG KAPTEN   Bab 142(S2). MUSUH TERSELUBUNG

    Oh! Mata Arbia mendelik dengan tubuh terhuyung bertumpu pada westafel toilet rumah sakit. Dia mersdakan ada hawa dingin yang mengalir di sebelah dada kirinya. Matanya seperti menggelap kepalanya berkunang dan wajah perlahan memucat. Darah segar mengalir berurutan dari dada kirinya turun merambat lalu menetes ke lantai toliet. Tbuhnya seketika tumbang dan ambruk ke lantai yang dipijaknya. Tetsungkur dengan mrmrgangi bagian dadanya sebelah kiri yang masih tertancap pisau. Darah itu mengalir terus. Ada sebentuk seringai dari sosok lain yang sedari tadi sudah menyakdikan kesakiran Arbia. Sosok bercadar hitam itu hanya membuang muka melihat Arbia tertelungkup dengan darah terus mengalir dari luka tusuknya. Tanpa ada niatmenolong sosok bercadar hitam itu meninggalkan toilet wanita itu dengan cepat. Beberapa menit kemudian sosok itu sudah menghilang. Sedang di ruang intensif, Axelle baru bisa membuka matanya. Melihat satu-satu orang yang mengelilingi

  • SANG KAPTEN   Bab 141(S2). TRAGEDI LAGI

    Arbia berlari di samping pembaringan pasien yang di dorong oleh suster itu. Air matanya berhamburan seakan berlomba untuk mencari jalan keluar di matanya. "Mbak Arbia di sini saja. Biar kami dan dokter yang menanganinya," ucap perawat itu sambil membuka pintu operasi dan membawa Axelle ke dalam ruang operasi. Gadis itu seketika berhenti di depan pintu ruang operasi. Dari arah lift Arka dan keluarga Axelle juga papa dan mamanya datang. Dengan tangis pilu Amber menjatuhkan tubuh kecilnya ke pelukan Sang Ayah. Zakaria Lawalata yang melihat putrinya dalam kondisi putu asa mendekapnya sangat erat sekali. Soepomo Hadiningrat dan istrinya pun hadir. Lelaki Tua itu mondar-mandir dengan kegelisahan yang luar biasa. Dia meminta Kaifan menjelaskan kronologi yang terjadi. Dengan suara bergetar dan bibir bergetar Kaifan selaku wakil dari Kapten menjelaskan sedatail mungkin. Tubuh Soepomo terhuyung dan hampir saja jatuh kakau tidak

  • SANG KAPTEN   Bab 140(S2). BOOM DI APARTEMEN

    "Arbia!" Teriakan itu membuat Dominic dan Arbia terkejut. Gadis itu berjengkit kaget melihat Axelle yang sudah di depan pintu. Berdiri dengan wajah merah padam menyeramkan. Tangannya mengepal siap melayangkan tinju. Arbia srgera melompat turun tak mempedulikan kondisi Dominic yang jesakitan akibat kakinya menginjak paha Dominic. "Apa-apaan kamu. Di ruang pasien tidur satu ranjang. Dia siapa? Kamu siapa?" Meledak sudah amarah Axelle. Hatinya kalut dibakar cemburu yang membabi buta. "Pantas nggak yang kamu lakukan?" tanya Axelle dengan tinggi. Arbia hanya menunduk dan menggeleng. Sedang Dominic merasa ulu hatinya berdenyut sakit mana kala melihat Arbia di sentak oleh Axelle. Tapi Dominic tidak bisa berbuat apa-apa. Mana kala Axelle menarik dengan kuat tangan Arbia untuk menjauhi ruang rawat inapnya. Hanya dengan mengandalkan anak buahnya sekarang dia ingin melacak informasi setiap detik tentang Arbia yang sedang di hakimi oleh Axel

  • SANG KAPTEN   Bab 139((S2). CEMBURU YANG POSESIF

    "Arbia!" teriak Axelle yang melihat gadis itu memeluk seorang pria dengan luka sabetan yang begitu dalam. "Tolong! Tolong dia," ucapnya sambil meratap pilu. Axelle mengabaikan sesaat perasaan posesifnya, hatinya lebih berperikemanusiaan untuk menolong korban tawuran. "Flower satu, dua, ganti. Butuh pertolongan pertama, tolong segera dikirim ambulans. Di jalan Besar Raya, ganti," Axelle masih terus mengupayakan pertolongan pertama untuk Dominic. Sambil menunggu ambulans datang kapten muda itu melepas baju kebesarannya lalu menyobek kaos dalaman putihnya untuk diikatlan dibagian luka Dominic. Berharap cara itu bisa sedikit menghambat darah agar tidak keluar. Axelle segera berlari ke arah Ambulans ketika mendenģgar sirine itu datang. Dengan brankar yang sudah disiapkan dibaringkannya tubuh Dominic yang sudah bersimbah darah. Keterkejutan tampak dari wajah Axelle ketika melihat Arbia ikut masauk dalam ambulans itu. Dia seolah mengabaikan pria tamp

  • SANG KAPTEN   Bab 138(S2). TINDAKAN ANARKIS

    Dominic dalan sepersekian detik membeku mendengar suara Arbia yang sudah bergetar. Ada kristal bening yang sudah meleleh tanpa di minta. Dominic menggeretakkan giginya melihat gadis kesayangannya menggulirkan kristal bening di pipi tirusnya. Sekilas tadi dilihatnya kapten muda itu berlari mengejar gadis yang ada di pelukannya. Sedang di belakangnta seorang gadis berwajah Korea menyusul. "Sedang apa mereka? Kejar-kejaran petak umpet? Dasar laki-laki brengsek! Nggak cukup apa punya satu aja?" Wajah Dominic menggelap melihat pria yang berstatus calon tunangan Arbia itu sepertinya punya wanita simpanan. "Cih! Dasar laki-laki brengsek!" Tak henti-hentinya Pria bule itu memaki Axelle. Dengan kecepatan tinggi dia mengemudikan mobil sportnya pergi meninggalkan gedung kepolisian itu. Axelle berhenti tepat ketika Arbia menghilang bersama mobil yang membawanya pergi. "Kapten! Apa Arbia diculik lagi?" tanya Kaifan yang sudah berada di belakang tempatnya b

  • SANG KAPTEN   137(S2). GODAAN AXELLE

    "Siap, Kapten! Laksanakan!" Axelle memimpin apel pagi itu. Ada gurat kelelahan di wajahnya karena semalaman kerja lembur di ranjang. Setelah selesai memimpin apel pagi kapten muda itu langsung ke ruang kerjanya. Fokus membuat laporan tentang kegiatan bulan. Bulan besok mu gkin diaxakan sibuk dengan mengurus acara pertunanganya dengan Arbia. Makannya kerjaan harus segera di selesaikan cepat-cepat agar tak terbengkelai. "Masuk!" titahnya setelah mendengar ketukan 3 kali di pintu ruangannya. Bahkan matanya pun tak di arah pada tamunya. "Axelle." Barulah setelah mendengar namanya disebut pria tampan itu mendongakkan wajahnya. Hatinya seakan mencelos mengetahui siapa yang sudah ada di hadapannya. Sedikit menyesal, kenapa tadi dia langsung mempersilakan masuk begitu saja tamu yang mengetuk pintu ruang kerjanya. "Aa-Ri! Kok kamu datang ke sini?" tanya gugup melihat gadis keturunan Korea itu. "Nggak usah gugup, Axelle. Aku ke sin

DMCA.com Protection Status