“Aku bukan mamamu wahai hantu,” ucap Chriestie.Jenny terus menerus menempel padanya. Seolah-olah dia adalah ibunya. Di satu sisi Chriestie ketakutan. Hantu tanpa kepala menyentuh bagian tubuhnya. Di sisi lain ada rasa kasihan. Seolah-olah hantu di depannya amat sangat rapuh.“Aku harus bagaimana?” tanya Chriestie. Dia menatap ke hantu Bayu dan Asih secara bergantian.Respon Asih tentu saja hanya tertawa melengking seperti biasanya. “HIHIHIHIHI!” Membuat Chriestie semakin sebal karena hantu itu tidak membantu. Dia kemudian berpaling kepada Bayu. Hantu itu hanya nyengir seolah tidak tahu apa yang harus dia lakukan.Akhirnya Chriestie menyerah. Dia berjongkok meskipun takut. Ditatapnya hantu gadis kecil yang ada di depannya. “Apa yang kamu mau?”“Mama,” jawab Jennie.Chriestie memutar bola matanya. “Ah benar juga. Sedari tadi dia mencari mamanya. Memang mamamu ada di mana?&rdquo
Tut... tut... tut...Chriestie mendengar telepon diputus. Dia masih mematung di sana. Sedetik kemudian dia baru bisa menelaah yang terjadi. Orang bertudung yang dimaksud Galang jangan-jangan kenalan Sarah.Dia melirik ke arah para hantu yang sedang bersamanya. Wajahnya terlihat kebingungan apa yang harus dia lakukan. "Bagaimana ini?"Jenny masih menempel di badannya. Kulitnya terasa dingin. Masalah hantu gadis kecil yang mengganggunya saja belum teratasi. Kini teman-temannya berada dalam bahaya.Seketika dia langsung menatap hantu Bayu. "Kamu bilang di mimpi untuk mencari Jenny kan. Sekarang dia sudah ketemu. Terus aku harus bagaimana?""Dia harus dipertemukan oleh ibunya.," ucap Bayu.Chriestie menghembuskan nafas lelah. Dia semakin kebingungan. Bagaimana bisa dia mempertemukan kedua hantu itu jika satu berada di Bogor satunya lagi di Bandung."Jenny, bisakah kamu pergi sendiri ke Bogor? Bertemu dengan mamamu?" tanya Chriestie.Hantu gadis kecil
"NANNY!" teriak Chriestie. Dia terkejut melihat tubuh Nanny yang tergeletak di lantai. "Nanny bangun! Aku mencari Nanny di tempat persembunyian tadi, tapi Nanny menghilang. Ternyata ada di sini."Chriestie kemudian masuk ke kamarnya untuk mengambil minyak aromaterapi. Diletakan ujung botol minyak tersebut di dekat hidung Nanny. Beberapa saat kemudian Nanny bereaksi. Dia menatap Chriestie. "Anakku, tadi Sarah.""Jangan bicara dulu Nanny, mari kita pergi ke kamar. Nanny harus beristirahat. Soal Sarah, banyak yang harus kita bicarakan, namun bukan hari ini." ucap Chriestie.Gadis berkacamata itu membopong Nanny ke kamarnya. Dia terlihat pucat dan lemas. Chriestie kemudian memakaiakan selimut dan meminta wanita tua itu untuk beristirahat. "Istirahatlah!"Nanny menggenggam erat tangan Chriestie. Gadis itu mengerti bahwa wanita itu shock. Dia melihat pemandangan yang mengejutkannya. Salah satu orang yang dia percaya rupanya menghianatinya dan membuat penghuni kosan lai
Bruk…Galang mendorong orang-orang di lantai bawah. Dia mencoba segala cara agar kegiatan mereka tidak terlaksana. Namun yang mengejutkan mendadak sekujur tubuhnya menggigil. Dia merasa ada sesuatu yang berdiri di belakangnya.Lelaki itu berbalik. Dia cukup terkejut dengan pemandangan di belakangnya. Nampak satu mahkluk astral muncul di sana. Dia berwarna putih. Taringnya panjang dan tajam. Matanya merah menyala.Danny yang baru tiba langsung berteriak. Dia menunjuk ke arah mahkluk tersebut. “LEAK DONG! INI APASIH SUMPAH KOK YANG MUNCUL BEGINIAN!”Galang yang mendengar teriakan Danny langsung menengok. “Jadi ini Leak? Kok tahu?”“Pernah jalan-jalan ke Bali dan liat patung ginian bro. Aslinya serem ya!” ucap Danny.Leak tersebut seakan-akan mencegah Galang dan Danny untuk menggagalkan upacara mereka. Mereka bingung, jika ingin mencegah mau tidak mau mereka harus melewati Leak tersebut.“Coba punya pen
"Kuciiinggggg!" ucap Luna. Dia terlihat begitu antusias.Orang bertudung itu terdiam. Dia kembali melihat ke samping. "Ini macan loh!"Luna mengangguk. "Benar. Macan itu pamannya kucing kan?" Luna sendiri tidak berniat untuk bercanda. Dia memang menyukai binatang. Salah satunya adalah ras kucing. Sejak dahulu ras itu tidak membuatnya takut. Termasuk saat bertemu dengan batman di makam pun. Dia langsung berinteraksi dengan kucing hitam putih tersebut."Lelucon macam apa ini!" orang bertudung itu terlihat kesal. Akhirnya dia menunjuk Luna. "Serang dia Kumaladewa!"Harimau tersebut mengaum. Ternyata namanya adalah Kumaladewa. Dia langsung bersiap-siap untuk menyerang Luna. Beberapa detik kemudian kumaladewa menerjang ke arah Luna. Dengan sigap Ningrum langung berdiri di depan Luna. Dia bersiap untuk menghadang harimau putih tersebut.Secara ajaib kumaladewa berhenti di depan Ningrum. Tidak hanya Luna, orang bertudung hitam itupun sedikit terkejut.
"APA!?" Chriestie tercekat. Dia mengusap kepalanya. Semua informasi dalam satu malam membuat kepalanya pusing. Luna bukanlah gadis jahat, tetapi Sarah yang menyebabkan keadaan astral di kosan Belanda. Sekarang kabar jika Bayu meninggal karena menolongnya.Dia langsung menatap tajam ke arah Nanny. Hidungnya kembang kempis, jelas sekali emosinya sedang tidak stabil saat itu. Dia kemudian beralih melihat hantu Bayu. Matanya jelas sekali menginginkan penjelasan. "Karena aku sudah bisa berkomunikasi denganmu, ceritakan semuanya. Ada kejadian apa di balik satu tahun lalu yang menyebabkan semua ini terjadi!?"Nanny melihat Chriestie yang menahan emosi. Matanya mulai berair, dia kemudian menggenggam tangan gadis berkacamata di depannya. "Duduklah dulu anakku, aku akan berjanji untuk menceritakan semuanya!"Chriestie masih belum bergeming. Dia benar-benar sangat emosional malam itu. Setelah beberapa lama berdiri, akhirnya dia mengikuti kehendak Nanny. Dia duduk di sebela
"Eh?!" Bayu cukup terkejut, karena orang yang melarangnya berbalik adalah Galang."Stt, ini rahasia ya. Aku bisa melihat sesuatu yang tak kasat mata," ucap Galang.Bayu menelan ludah. Semua bercampur. Antara rasa percaya dan tidak percaya. Namun karena perkataan Galang, hatinya sedikit tenang. Lebih baik dia mengikuti apa kata teman satu kosannya itu saja agar semuanya aman.Lama berjalan mereka akhirnya tiba di reruntuhan yang dimaksud. Bayu cukup terkejut, sebuah bangunan berdiri di sini."Apa ini?" tanyanya."Makam Belanda," ucap Danny. Tanpa berbasa basi dia segera memasuki bangunan tersebut. Dia dan Galang seakan-akan mencari sesuatu."Apa yang sebenarnya kalian cari?" tanya Bayu.Mereka berdua melirik ke arah Bayu. Kemudian tersenyum jahil. "Sudah dibilang kan, kami mencari harta karun di sini.""Ini makam, jangan bertindak sembarangan ketika di pemakaman." Bayu mencoba menghentikan mereka."Tapi di masa depan pun pekerjaan ka
"Jangan nakut-nakutin deh!" ucap Danny. Dia tidak bisa membayangkan jika Nanny sampai ketakutan kemudian marah. Memang apa yang perlu dipermasalahkan dari video viral mereka bertiga. Danny juga menambahkan, "Nanny itu kalau sudah marah wajahnya super duper menyeramkan." "Memang kamu pernah dimarahi?" tanya Bayu. "Pernah," ucapnya. Semua lalu memperhatikan ke arahnya. Mereka penasaran apa yang sudah dilakukan oleh Danny sehingga membuat Nanny marah. "Aku pernah menyalakan petasan di sini." "Kenapa kamu melakukannya?" Galang juga sedikit kesal. "Yah cuman pengen aja sih!" Mahasiswa itu nyengir kuda. Teman-temannya yang lain hanya bisa menghembuskan nafas kesal melihat tingkahnya. "Yasudah kita temui Nanny saja," ucap Galang. Mereka bertiga kemudian keluar kamar. Kamar Bayu terletak di lantai bawah berbeda sendiri dengan teman-temannya yang lain. Kamar inilah yang nantinya akan menjadi kamar kosong terlarang yang tidak boleh dimasuki oleh siapapun di
"Christie!" sambil berteriak, Bayu langsung berlari menuju dua orang mencurigakan tersebut. Tanpa berbasa basi, dia segera mendorong salah satu diantara mereka yang menggenggam pisau.Mencegah Bayu, satu orang lainnya langsung menarik lengan mahasiswa tersebut. Sempat Bayu terhuyung dan kehilangan keseimbangan sebentar hingga akhirnya dia terjatuh. Beruntungnya pisau yang berada di tangan salah satu dari mereka langsung terhempas.Bruk!Salah satu tudung hitam memukul pipi Bayu. Erangan kesakitan keluar dari mulut mahasiswa tersebut. Sementara Chriestie masih tertidur pulas. Entah apa yang menyebabkan gadis itu sama sekali tidak terganggu dengan suara berisik dari sekelilingnya. Seakan-akan Chriestie dibuat mimpi indah yang membuatnya tidak akan pernah bangun."Christie bangun!"Bayu telah berteriak sekuat tenaga. Namun sayangnya semua percuma. Gadis itu tidak bergerak sedikit pun. Mambuat Bayu sempat berfikir jika memang Chriestie jangan-jangan sudah meninggal. Tudung hitam itu kemb
"Firasatku berkata ada yang tidak beres Nanny!" ucap Bayu.Nanny masih berkeliling di dalam bangunan tua. Tidak hanya Bayu sebetulnya, dia pun merasakan hal yang sama. Ada sesuatu yang tidak beres di sini."Bukankah Galang berkata bahwa dia benar-benar melihat Chriestie?" Nanny mencoba untuk mengkonfirmasi kembali."Benar Nanny, dia bilang sendiri kalau Chriestie ke sini. Tapi aku benar-benar tidak melihatnya. Yang membuat aku merasakan ada hal yang tidak beres adalah ini!" Bayu menunjuk atas makam yang basah oleh darah. "Ini benar-benar tidak beres!""Karena itulah nak, aku melarang kalian untuk ke sini!" ungkap Nanny. "Inilah hal yang berbahaya. Makam ini adalah makam incaran sekelompok tertentu. Sebelum belanda datang, ada yang bilang tempat ini adalah tempat sakral untuk upacara tertentu! Setiap tahunnya, akan diadakan tumbal. Kemudian tidak lama kerabatku membeli tanah ini. Dan di sinilah dia pun mengakhiri nyawanya!"Bayu tercegang mendengar perkataan Nanny. Jadi tanah yang dia
"Nanny, apakah nanny masih kuat?"Bayu menggopong badan Nanny yang mulai menggigil. Perempuan itu mulai menunjukan tanda-tanda tidak sehat. Dia sedang benar-benar kedinginan. Kabut di luar sangatlah tebal, selain itu kabutnya juga menusuk kulit. "Tenang saja nak, badanku tetap bugar seperti saat aku masih muda!" Nanny berbicara sambil tersenyum. Sayangnya itu tidak bisa menutupi fakta bahwa perempuan tua itu kedinginan. Bayu berhenti sebentar, kemudian dia membuka jaketnya. Dia menyipirkannya ke punggung Nanny. "Semoga jaket ini bisa membuat Nanny terhindar dari dingin sebentar.""Bukankah kamu juga kedinginan nak?" tanya Nanny. Dia memegang tangan Bayu yang juga sedang kedinginan."Aku masih muda Nanny, aku masih bisa tahan!" ucap Bayu.Mereka berdua kemudian melanjutkan perjalanan. Meski sudah tertutup kabut, bayang-bayang bangunan sudah cukup terlihat."Sebentar lagi sampai nak! Kita harus memutar ke arah belakang. Di sanalah pintu masuk bangunan tersebut!" Nanny menerangkan kepa
"Danny?! Sob?! Where are u ganteng?" Galang berteriak memanggil sahabatnya tersebut. Namun nihil tidak ada suara jawaban."Bayu?! Kamu masih di sini?" Galang kembali berteriak untuk memastikan sahabatnya satu lagi."Ya bung!" jawab Bayu.Nanny yang sedari tadi diam akhirnya mulai bersuara. "Apakah Danny terpisah dari kita nak?""Ya Nanny!" kedua mahasiswa itu menjawab bersamaan.Galang menggigit bibirnya. Dia khawatir dengan sahabatnya. Tapi tidak hanya Danny yang sedang dalam bahaya, keberadaan Chriestie juga belum terlihat. Dia mengambil nafas dalam-dalam. Apa yang harus dia lakukan sekarang?Bayu kemudian menepuk pundak Galang. "Mungkinkah kita harus berpencar?""Tapi-!" Galang terdengar ragu. Bagaimana jika ini terakhir kalinya mereka bertemu. Bagaimana jika sahabatnya hilang selamanya. Lagipula jika mereka berpencar lagi, bukankah kejadian ini akan lebih parah?"Kamu mencari Danny, aku mencari Chriestie!" ucap Bayu. Belum sempat Galang memprotes, Bayu sudah melanjutkan perkataann
Kukk.. kuk... kuk...Suara burung hantu terdengar di telinga. Danny berkali-kali melihat tangannya. Meskipun gelap dia melihat bulu kuduknya berdiri. Dia pun merasa ada yang tidak beres di kebun ini."Karena kabutnya tebal. Jangan saling terpisah ya!" pinta Nanny.Kebun belakang memang tergolong luas. Nanny sempat bercerita kalau pada zaman Belanda, kebun ini adalah area perkebunan karet yang luas. Ada juga beberapa tanaman lain. Orang Belanda yang mendiaminya adalah kepala perkebunan. Karena itu areanya lumayan cukup luas.Galang sendiri melihat ke kanan dan kiri. Di sana tidak hanya manusia yang berjalan. Ada keanehan di sini, terutama karena ini bertepatan dengan bulan purnama. "Aneh sekali bulan purnama bersinar terang tapi kabut muncul tebal sekali.""Memangnya itu aneh bro?" tanya Danny."Entah. Rasanya aneh saja sih!" ungkap Galang.Bayu sedari tadi hanya diam. Dia memikirkan Chriestie. Namun ada hal yang menjanggal. Dia merasa tujuan yang mereka tuju salah."Teman-teman. Aku m
"Kamu yakin?" Wajah Bayu langsung berubah menjadi pucat. Sebagai pacarnya tentu saja keselamatan orang yang dia sayang adalah segalanya. "Apakah kita tidak sepatutnya memeriksa kamar Chriestie terlebih dahulu? Siapa tahu kamu salah lihat Lang!""Tapi dia masuk ke hutan Bay!" ungkap Galang. Sama seperti Bayu wajah Galang pun panik. Tadinya dia berniat untuk menyusul Chriestie sendiri ke kebun. Tapi dia memikirkan Bayu. Sehingga akhirnya mahasiswa itulah yang pertama kali dia kabari.Saat sedang terjadi keributan. Danny keluar dari kamarnya. "Kalian ngapain bro? Jam dua pagi astaga! Tidur woy tidur. Besok ada mata kuliah pak Herman. Galak betul dia. Takut aku!"Bayu dan Galang akhirnya saling tatap. Mereka kemudian berteriak secara bersamaan. "Chriestie berjalan ke kebun sendirian!"Danny langsung membuka mulutnya lebar. Dia langsung berlari. "Kalau gitu tunggu apa lagi kalian! Cepat kejar bodoh!"Mereka bertiga lari dengan tergesa-gesa. Sampai akhirnya mereka sadar pintu terkunci."Duh
"Jangan marah-marah dulu lah bung! Kamu bantu aku untuk membawa dia kembali ke kamarnya. Setelah itu aku akan menceritakan semuanya!" ucap Galang."Kalau gitu biar aku aja yang gendong dia!" pinta Bayu.Galang mengangguk. Dia memperhatikan sahabatnya. Ternyata Bayu yang dia kenal bucin kepada Chriestie. Sebetulnya sih ingin mengejek tapi dia tahan dulu.Satu menit berlalu sampai akhirnya Bayu menengok Galang."Apa?" tanya Galang."Bantu sob, berat ternyata dia!" ucap Bayu."Dibilang juga apa! Makanya gak usah sok menjadi seorang pangeran dong!" Galang tidak bisa menolak untuk mengejek Bayu.Akhirnya mereka berdua membopong Chriestie kembali ke kamarnya. Seolah-olah tidak ada apapun yang terjadi tadi malam."Jadi ceritakan semuanya!" pinta Bayu."Sebaiknya di luar Bay! Jangan sampai dia terbangun!" ucap Galang.Mereka akhirnya menuju kamar Galang. Namun ternyata yang terbangun pada saat itu bukan hanya Bayu dan Galang. Ada satu orang lagi yang berada di sana."Sarah, sebaiknya kamu tid
"Gengs aku merinding ya!" Danny mendekap tubuhnya sendiri. sembari berkata "hiyy" dia pun merasakan kengerian dan hal aneh."Rasanya kaya rumah ini diincar ga sih?" tanya Bayu.Mereka saling berpandangan satu dengan yang lain. Ketiganya merasakan hal yang sama. Seperti nyawa mereka sedang dalam bahaya."Apa kita harus bilang ke Nanny dan yang lain?" Bayu bertanya kembali."Jangan dulu kayanya! Takut mereka khawatir. Kita lihat dulu aja situasinya," ucap Galang."Benar. Apalagi di sini ada cewe sekarang. Kalau mereka khawatir dan panik ga asik!" ucap Danny."Yasudah kita bertiga sepakat ya buat nyembunyiin hal ini, tapi kalau nanti ada sesuatu buat kedepannya. kita langsung susun rencana lagi!" Galang berkata dengan penuh tenaga. Dua sahabatnya yang lain langsung menggangguk. Mereka hanya bisa berharap bahwa kedepannya akan baik-baik saja.***Kriing....Telepon di rumah berbunyi. Nanny yang kala itu berada di ruangan yang sama langsung mengangkatn
"Hah? Megang tangan?!"Dari mereka bertiga justru Danny yang terlihat panik. Padahal sebelumnya dia adalah orang yang seakan paling berani dan tidak percaya dengan hal mistik."Ja-jangan bercanda!?" ucapnya.Dari sela-sela pandangan dibalik kabut. Mata mereka langsung menerawang ke arah lengan Bayu. Benar saja, sebuah tangan panjang dan berkeriput terlihat di sana. Ketiganya langsung bergetar. Sementara Bayu hanya bisa diam dengan muka yang pucat.Tidak lama kemudian seseorang muncul dari balik kabut. Rambutnya putih beruban dengan lengan yang sudah berkeriput. Mereka bertiga terkejut melihatnya."Na-nanny!?" ucap mereka bertiga serempak."Anak-anak nakal! Sudah kubilang tidak usah mencari tahu lebih jauh. Ayo semuanya kalian kembali!" ucap Nanny. Dibandingkan kaget, mereka bertiga malah terlihat bergembira ketika melihat kedatangan Nanny. "Syukurlah itu hanya Nanny!" ucap Galang. "Aku pikir hantu!" sergah Bayu. "Kalian cepat kem