Share

Menggenggam Kalila

Penulis: Wafa Farha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah menyesap es latte di atas meja, Angga menyodorkan ponselnya dengan meletakkan di depan Dewa.

"Apa ini?" Pria itu meraihnya dan melihat apa yang ada di sana.

Keningnya berkerut kala melihat gambar-gambar para gadis.

Dewa pun menggeleng. "Aku tak mengerti."

"Kamu lihat ini." Angga menunjuk salah seorang gadis cantik yang menenteng tas braded dengan pakaian seksinya.

"Oh, ya ini Qinara." Ucap Dewa kemudian. Baru sadar ada sosok sang istri di sana.

"Hem. Ternyata adikku dan dia adalah teman satu semester. Mereka bahkan ada di room yang sama."

"Ah, apa ini maksudmu bicara begini?" Dewa duduk tegak sambil menyilang tangan di dada. Angga terlalu berbelit, ke sana ke mari, tak lekas memberi tahu ke intinya saja.

"Jadi, Qinara ini memang pergaulannya bebas, tapi seleranya tinggi, Bro! Yang diincar hanya pria-pria kaya. Jadi tak banyak mengenal dan dekat dengan laki-laki."

"Jadi? Maksudmu."

"Ya, gue bisa pastikan ka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Gav Ri
manusia masuk ni emak juga anak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Kamu Harus Siap

    Namun, bukan Dareen namanya jika melepas kesempatan yang sudah didapat begitu saja. Ia tak mau melepas tangan lentik dalam genggamannya."Biarkan saja begini Kalila. Aku ... menyukainya." Pria itu tersenyum tipis. Menatap kedua mata Kalila lalu menatap tangan mereka yang saling tertaut.Kalila baru saja berdebar setelah sadar, bahwa Dareen menggenggam tangannya begitu lama. Ia pun melupakan sejenak masalah besar yang mendera.Namun, tak lama ... ia kembali menguasai diri dan memaksa menarik tangannya hingga membuat Dareen kecewa."Ish ....""Kamu gimana sih, Mas?!" Kini suara Kalila kembali meninggi.Mata Dareen melebar karena terkejut. Ekspresi dan intonasi suara Kalila berubah tiba-tiba. Perempuan itu bahkan menggeser tubuh dan menatapnya dengan serius."Mas kenapa sih, kok gak paham banget! Malah mau balik bantuin Qinara. Tau gak dia tuh ...." Ia sangat emosi melihat kepolosan Dareen. Kalau saja boleh ia ingin memakinya. Namun, Dar

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Tawaran Menggiurkan

    "Pramana, apa kamu tidak mengendus ketidak beresan sikap Miranti pada Kalila?" Nenek menautkan kedua alisnya memikirkan hal itu."Apa maksud Nenek?" tanya puteranya itu. Menurutnya selama ini Miranti tak membeda-bedakan antara Kalila dan Qinara."Justru yang aku merasa aneh, kenapa Kalila pergi di saat adiknya seperti itu," tukasnya heran."Nah! Sudah kuduga kamu akan berpikir Kalila yang salah di sini. Tujuan mereka terwujud sekarang.""Hem?" Pramana menarik kepalanya. Pria itu memicing ke arah wanita tua di hadapan."Apa maksud Nenek?""Jika aku membongkar sebuah rahasia besar. Apa kamu akan percaya?" tanya Nenek lagi.Pramana terdiam sejenak. Berpikir. "Apa ... ada hal besar yang tidak aku tahu, Bu?"Nenek mengangguk. "Dan kamu sebagai kepala keluarga harus tahu. Ck. Bagaimana kamu tidak tahu hal ini?" Wanita itu itu menggerutu."Ap- apa itu?" tanya Pramana dengan raut cemas. "Apa ini soal pernikahan Kalila dan Dewa y

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Melepaskan

    "Aku akan mengatakan yang kamu minta pada Kalila, jadi kirimkan uang untuk semuaaa biaya pernikahan. Bukan hanya resepsi. Tapi juga lamaran, dan semua yang kuberikan pada Kalila." Suara dia ujung telepon terdengar tanpa basa-basi."Apa?" Suara di ujung telepon terdengar terkejut."Kenapa terkejut begitu? Apa uangmu habis?" Dewa terkekeh di ujung pertanyaannya.Pria itu melirik sesekali pada wanita yang duduk bersandar di atas ranjang. Wanita yang tak lain adalah istrinya sendiri itu, menatapnya dengan bingung. Lelaki di depan jendela kamarnya, menopang siku di mulut jendela itu dengan pandangan jauh ke luar, sambil bicara pada orang di ujung ponsel."Apa yang dilakukannya? Apa dia sedang memalak Dareen? Memeras? Cih ... dia lebih buruk dari pada aku," gumam Qinara dengan mata memicing ke arah pria tersebut."Tapi apa yang mereka sembunyikan dari Kalila? Aku penasaran." Qinara mengetuk-ngetukkan jemari ke pipinya."Oke! Tunggu sebentar ...."

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Ini Pertama Bagiku

    Miranti menatap kamarnya dengan heran. Ruangan itu terlihat rapi. Dan ... terasa lengang.Pagi-pagi biasanya ranjangnya berantakan karena selimut sang suami, tapi kali ini ia tak mendapati hal yang sudah menjadi kebiasaan tersebut."Apa Papa tak tidur di kamar semalam?" gumamnya. Diketukkan jemari ke pipi, berpikir apa terjadi sesuatu pada pria itu?"Ini sungguh aneh!" Miranti mendesah panjang. Sebelum akhirnya keluar kamar, berniat mencari sang suami.Ketika melihat ibu mertuanya, sedang berolahraga di kebun kecil belakang rumah, Miranti segera mendekat untuk bertanya. Karena tak mungkin bertanya pada Qinara yang seolah menutup mata pada orang-orang di sekeliling.Miranti sendiri bahkan mengakui, bahwa si bungsu itu kelewat egois.Kalau saja ada Kalila di rumah, pasti ia bisa bertanya tentang semua hal di rumah ini. Anak sambungnya itu, bukan hanya dekat dengan ayah dan neneknya, dia bahkan dekat dengan pembantu mereka. Juga tahu apa yang m

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Malunya Kalila

    Nenek masuk ke kamar tamu dengan mengendap-endap, memanfaatkan waktu saat semua orang sedang sibuk makan di dapur. Menutup pintu dengan hati-hati, agar tak menimbulkan suara, hingga Miranti memergoki mereka.Wanita itu membawa makanan yang sudah dibuatnya subuh tadi, untuk puteranya. Karena pagi ini mereka berniat untuk tidak datang ke meja makan."Huft. Apa harus begini, Nek?" tanya Pramana bimbang."Heem." Nenek mengangguk. "Apa kamu mau tinggal di kantor saja? Atau menyewa rumah dekat kantor?" tanya Ibu Pramana itu penuh pertimbangan.Lagi, Pramana mendesah panjang. Ia merasa lelah jika harus menghindari istrinya sendiri. Kalau saja boleh, sedari semalam pria paruh baya itu ingin memperjelas semuanya dengan bicara. Hingga ia tahu apa yang sebenarnya terjadi?Namun, sakit yang ia miliki memaksanya menghindar dan menjauhi Miranti, sebagai sumber penyakit baginya sekarang. Hal itu sejalan dengan yang ibunya katakan. Bahwa, ia harus menjauhi sumber

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Honeymoon

    Saat sedang asik menyuap makanan di meja makan, tatapan Miranti digagalkan oleh bayangan berkelebat di ruang tamu yang dihubungkan oleh ruang tengah tanpa pintu. Karena posisi wanita menghadap ke ruang tamu, jadi bisa melihat apa yang ada di depan hanya dengan mendongak."Hem? Apa itu tadi?" gumamnya sendirian.Tak ada orang lain, sebab Qinara atau pun Dewa sudah kembali ke kamar. Hanya ada si Mbak yang senantiasa menemaninya, dan siap kapan saja kala majikannya itu memerlukan bantuan."Masa Dewa, sih? Kalau iya, kenapa juga dia mengendap-endap ke luar? Qinara? Apalagi dia? Dia kan sedang hamil. Nenek ...? Hem, bisa saja. Tapi masa iya Nenek? Kayanya lebih gembul." Wanita paruh baya itu, berpikir yang bukan-bukan, hingga akhirnya memutuskan bangkit dari duduknya untuk melihatnya.Miranti berjalan cepat, meninggalkan dapur, menyusuri lantai marmer di ruang tengah, lalu ke ruang tamu.Namun, terlambat ... baru saja kakinya menjejak ruang tamu, deru m

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Honeymoon 2

    Kalila keluar kamar mandi dengan langkah gontai. Ada rasa nyeri yang menjalar di salah satu bagian tubuhnya."Aneh, kenapa rasanya lemas begini? Padahal aku sudah mandi dua kali," keluhnya sambil memegangi handuk di kepala yang nyaris jatuh.Tidak seperti mandi pertama yang terburu-buru, kali ini bisa bergerak dengan santai karena Dareen tak lagi mengincarnya. Langkah wanita itu kemudian berjalan ke depan cermin besar hotel yang berdiri di samping lemari.Tak lama, Dareen pun keluar dari kamar mandi. Tampak segar, meski yang ia rasa tak jauh beda dari Kalila. Kalila melirik dengan menyembunyikan malu. Menahan senyumnya karena merasa bahagia.Wanita baru tahu, bahwa melampiaskan cinta bisa membuatnya sesenang sekarang.Pria itu berjalan lebih dulu ke lemari mencari pakaian ganti. Ia ingin menggoda Kalila, tapi entah ke mana sebagian gairah hidupnya menghilang.Ia mereasa begitu lelah. Rasanya Dareen ingin segera menyudahi aktivitasnya dan kem

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Kamu Mau Lagi?

    "Ish, kenapa harus wudhu lagi, sih?" Kalila menggerutu.Bibirnya mencebik seolah kesal karena perlakuan Dareen. Walau sebenarnya Kalila sendiri menyukainya.Perempuan itu bukannya cepat menyempurnakan wudhu, ia malah mematut diri di depan cermin. Kalila melakukan itu, karena sadar kopernya belum datang. Dipegangi bibir merah miliknya sambil tersenyum."Jadi begini rasanya?"Ingatannya berputar saat bersama Dewa dulu. Beberapa kali pria itu berusaha menciumnya. Tak dipungkiri saat jatuh cinta pada Dewa, ia sangat menginginkannya juga. Untung saja, setiap kali hal itu terjadi ada saja gangguan, dan Kalila bisa menghindarinya.Dia bersyukur mengenal Islam, hingga bisa berhati-hari dan menjaga diri dari pergaulan yang Tuhannya haramkan. Meski pun keduanya sudah menetapkan tanggal pernikahannya, tetap saja belum halal melakukan apa saja.Kalila kembali tersenyum, menatap pantulan bayangan di cermin. Seorang wanita cantik yang masih memegangi bibi

Bab terbaru

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Tak Ada Angin dan Hujan, Dia Datang

    “Nenek … Nenek … Nenek …” tak hanya Kalila, satu pasukan dikerahkan mencari keberadaan sang nenek.Satu perumahan ditelusuri. Dari rumah ke rumah yang kebanyakan sepi karena menjelang siang hari. Langkah kaki yang berlari kecil seiring keringat yang mengalir di sekujur tubuh. Semakin lama kaki terasa berat melangkah.Kecuali Kalila yang pasca melahirkan, dia hanya berjalan santai menyusuri gang rumahnya saja, sementara yang lain berjalan ke arah gang sebelah. Gang demi gang ditelusuri Qinara, dewa dan Dareen. Pastinya capek dan sangat melelahkan.Entah terlintas begitu saja di kepala Kalila, pikiran tentang seseorang yang tinggal di depan perumahannya. Kontan wanita berhijab ceruty itu mendekati suaminya yang hanya tiga meter darinya.“Mas, bisa bawa mobil? Antarin aku ke depan sekarang,’ titah wanita itu.“Buat apa?” tanya

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Waktu yang Salah

    Rasa kantuk menghadang membuat Kalila tak kuat membuka lebar kelopak matanya. Kedua matanya terasa berat sekali, dua lengannya terasa lemas seolah hawa dingin menyerang tubuhnya hingga rasanya ingin sekali rebahan. Malam yang melelahkan hingga akhirnya wanita itu memejamkan mata sesaat.“Kalila! Kalila!” Seorang wanita yang tak asing memanggilnya.“Eh …” Kalila membuka mata dengan lilir melihat siapa wanita yang menepuknya sedari tadi.“Bayimu! Zubair” Mama menepuk lengannya berkali-kali dengan menautkan dua alisnya.Mendengar nama bayinya langsung melebarkan mata sempurna. Ingat kalau dirinya tengah menyusui putranya hingga tidur tertunduk. Tak menyadari Zubair di pangkuannya.“Zubair!” Kontan Kalila menegakkan tubuhnya sembari kepalanya menunduk untuk melihat putranya.Ternyata Zubair ketindihan tubuh b

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Malam yang Melelahkan

    “Duh, kenapa gak diangkat lagi. Astaghfirullah … sabarkan yaa Allah.” Kalila melipat dua bibirnya sembari memainkan dua jempol tangannya. Terlihat kecemasan di raut wajahnya.Jam dinding menunjukkan jam 5 lebih di sore hari menjelang maghrib. Angin sepoi-sepoi menembus jendela kamar wanita itu.Bayi Zubair yang sedari tadi terlelap, tiba-tiba saja menangis begitu saja. Kalila spontan terhenyak dari lamunannya. Tak tega mengdengar bayinya yang bersuara lebih kencang. Dia akhirnya mendekati box bayi, menggendongnya perlahan. Wanita itu merebahkan bokongnya sembari memangku lembut sang bayi yang akhirnya terdia. Mengeluarkan jusur jitu asi favorit putranya.“Kemana kabar abamu sayang,” gumam Kalila sembari mengecup kening putranya.Sejak tadi malam hingga sekarang Dareen susah dihubungi. Lebih tepatnya jarang menghubungi Kalila hingga sekarang. Terakhir kabar dari Dareen h

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Akal Bulus

    Dareen berbalik arah dan meraih handuk yang menggantung di samping kamar mandi. Digulung-gulungnya ke telapak tangan kanannya. Kemudian pria itu berbalik arah. Dan dengan cepat mendorong kuat lengan kiri wanita itu hingga menabrak dinding.Ini satu-satu cara agar menyentuhnya tanpa tersentuh. Dareen sangat memahami bahwa haramnya menyentuh yang bukan mahramnya. Bahkan Hadost riwayat Thobroruni menjelaskan kalau ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.“Argh!” Wanita blesteran merintih kesakitan kala lengannya mendapat tekanan kuat dari sang pria di depannya.Mata elang pria itu menyorot tajam seolah kemarahan berkobar di sepasang netranya. Sementara Clara menelan saliva sembari membalas tatapan Dareen dengan berani meski masih terlihat aura ketakutan di matanya.Pandangan Dareen beralih pada tangan kanan wanita di hadapannya itu tengah merogoh sesuatu. Pria i

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Mari Kita Mulai

    “Mari kita mulai. Mana kontrak baru kalian. Aku mau baca. Hem.” Mr. Richard menaikkan dua alisnya.Dareen melirik Dewa, mengkodenya untuk menaruh berkas map yang sedari tadi dibawanya.Meja makan yang awalnya penuh dengan piring dan gelas, kini kosong melompong. Pelayan wanita itu sebelumnya telah sepenuhnya membereskannya. Wajar, Dewa segera menunjukkan berkas itu tanpa sungkan.Dareen menyandarkan punggungnya sambil menyilangkan dua tangannya ke dada. “Silahkan. Nyambi ngopi juga bisa. Saya panggilkan, Hahaha …” Pria itu mencoba berkelakar mencairkan suasana. Dia tersenyum percaya diri.Begitulah Dareen cara meyakinkan lawan mainnya. Kata-katanya yang seolah membuatnya tebar pesona, sikap percaya dirinya juga turut jadi daya tarik yang tentu menjadi poin penting dalam berbisnis. Karakter pria yang satu ini memang kharismatik.“Hihihi … Mas Dareen itu yang kusuka darimu.” Clara terkekeh sembari men

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Aku Gigit Ya

    “Mana anaknya daddy?” Wajah Dareen terlihat jelas di layar ponsel Kalila.“Lama-lama jadi sugar daddy? Udah ah! Aba aja oke, lebih alim. ” Kalila membujuk dengan mengedipkan mata genit.“Oppa gimana?” Pria itu mengedikkan dua alisnya. “Oppa Dareen Sarange … hahaha …” Dia bertingkah cute dengan suara dimiripin emak-emak yang kesemsem sama actor korea.“ Hahahaha … Mas ihh.” Kalila terpingkal-pingkal dengan tingkah konyol suaminya.Video call yang dari beberapa menit lalu, pagi ini hanya membahas panggilan nama orangtua untuk Kalila dan Dareen.“Appa Amma gimana?” Kalila mengedikkan alisnya sembari melayangkan senyuman manis.“Aa … Aa …” Suara bayi terdengar bangun dari arah belakang wanita itu. kontan Kalila terhenyak dan menoleh ke belakang.“Masya Allah, anaknya jawab tuh.” Mata Dareen berbinar kala Kalil

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Dareen Kembali

    Dareen kembali ke kamar pasien, mendekati istrinya dengan wajah lesu.“Sayang.” Pria itu duduk di sisi ranjang. Dia menatap lekat istrinya seolah mimikirkan rangkaian kata yang akan diucap. Pria itu merengkuh tubuh Kalila yang ada di sampingnya. Bibirnya mendekat ke telinga wanita itu, “Maaf sayang, aku harus pergi sore ini ke Prancis.”“A-apa?” Kalila segera menarik kepalanya menjauh. Melepas pelukan suaminya.“Perusahaan sedang genting. Mr. Richard menuntut royalty yang tak masuk akal. Aku dan Dewa harus ke sana, membujuknya dan menyutujui kontrak baru.” Dareen kembali melingkarkan lengan ke leher Kalila, memeluk erat, membuat istrinya bersandar di bahunya. Membujuk istrinya untuk meridhoi kepergiannya.“Mr. Richard? Papanya Angela?” Kalila menarik kepalanya. Namun kembali pasrah, tak kuat melepasnya.Dareen perlahan melonggarkan lengannya lalu mengusap kedua lengan istrinya. Di tatapnya

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Penggoda

    “Masalah perusahaan, apa sudah ada perkembangan? Ku dengar proyek sebelumnya banyak kerugian.” Dewa memulai membuka topik. Pria itu mengaduk gelas cappuchino di depannya sembari menunduk. Pembahasan ini juga terasa berat baginya.Sadar kalau yang ia bahas ini termasuk proyek yang pernah dirusaknya karena suruhan Angela. Sebenanya bisa saja Dewa tak mengikuti Angela. Namun ambisi yang menginginkan posisi yang sama seperti Dareen membuatnya pasrah dan mengikuti kemauan Angela kala itu.Tentunya jelas membawa trouble bagi perusahaan Biantara Group. Berawal Property Hyatt memakai kualitas rendah yang dipesannya dari perusahaan itu. Hingga akhirnya hotel yang di bangun atas kerjasama itu mengalami keretakan hebat.Kini Property Hyatt menuntut mendekor ulang. Padahal jelas tidak bisa karena sudah ada beberapa tamu yang masih check in di sana. Pihak Biantara ingin segera mengosongkan wilayah itu karena berbahaya. Namun Mr. Richard tak bergeming dan tetap ke

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Jaga Suamimu Baik-Baik

    “Jatahku mana, sayang?” tanya Dewa sembari langkahnya kian mendekat.Seketika itu tangan Qinara berhenti menata kue-kue yang sedari tadi berserakan di atas meja. Rencana kue-kue itu mau di taruh di toples dan dimasukkan dalam kantung kresek. Wanita itu tertohok, matanya membulat sempurna.‘Kenapa Mas Dewa minta, di saat situasi begini?’Melihat Qinara yang masih terbebani dengan kakaknya yang akan melahirkan. Entah hingga sekarang belum tahu apa yang terjadi dengan Kalila dan bayinya. Tersadar, ponsel wanita itu masih tertancap erat di usb dalam mobil. Belum lagi, tujuan mereka ke sini untuk membawa bekal untuk Kalila dan Dareen yang pastinya akan meningap di rumah sakit beberapa hari di tempat kedua bumil itu sering kontrol kehamilan. Wajar, penasaran Qinara semakin di ubun-ubun karena tak tahu apa sebenarnya yang terjadi pada kakaknya di sana.“Maksudnya?” Qinara menerka maksud Dewa. Perasaan gugup kala menatap dua ma

DMCA.com Protection Status