Share

BAB. 37 Merayu Dulah

“Iya, Dulah. Hendra telah merenggut segalanya dariku. Padahal sebenarnya, aku ingin menyerahkan diriku seutuhnya kepadamu,” bohong Jihan kepada pria itu demi untuk memuluskan rencananya.

“Apa? Kurang ajar Lo, Hendra! Beraninya sama perempuan!” kesalnya.

Sejenak Jihan tersenyum penuh misteri saat ini.

“Yes! Waktunya bagiku untuk bersandiwara!” ujarnya dalam hati.

Di balik senja yang melukis langit dengan warna jingga, Jihan masih duduk di kafe bersama Dulah. Wajahnya tergores kesedihan, dan matanya mencerminkan kehilangan yang dalam. Suara dentingan lagu sendu di dalam kafe itu, seolah-olah menyaksikan rahasia yang terkunci dalam hatinya.

Jihan merenung, mengenang saat kesuciannya direnggut oleh Hendra. Perasaannya bercampur aduk, dari rasa sakit yang menusuk-nusuk hingga kekecewaan yang menyelubungi hatinya seperti kabut kelabu. Hendra, yang sebelumnya menjadi sosok yang dipercayai, telah mematahkan kepolosan Jihan.

Semua ekspresi di atas, saat ini ditampilkan oleh Jihan di depan Dula
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status