Share

bab 22. Dikuret

Rani menatap ragu ke arah Rudi. Satu sisi hatinya berkata untuk menerima suapan dari suaminya. Namun sisi hatinya yang lain memintanya untuk tidak merespon kebaikan Rudi.

"Rani, kamu kok bengong. Ayo makan dulu. Menu ini kan dari rumah sakit. Buat anak kita, Ran."

Rani akhirnya membuka mulut dan Rudi mengarahkan sendoknya semakin dekat ke mulut Rani, hingga ponsel Rani berdering nyaring.

Rani segera meraih ponsel yang diletakkannya di sisi bantal. Rudi tampak kecewa.

Rani mengernyit saat melihat nomor ponsel tanpa nama di layarnya. Tapi tak urung juga Rani memilih untuk menekan layar hijau.

"Halo."

"Halo, Rani!"

Suara renyah dan bening di seberang telepon membuatnya mengerutkan dahinya.

"Halo, ini siapa?"

"Ih, kamu lupa ya padaku. Sedih banget! Awas ya kamu!"

"Eh, tunggu, ini siapa sih?"

"Dih, kalau kamu inget aib masa lalu kamu, kamu pasti inget aku. Oke, aku cerita ya, kamu waktu masih SMP pernah pura-pura sakit perut untuk menghindari penilaian seni musik kan? Terus kamu juga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status