Share

Bab 46

Author: Fitri_alpha
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Mina diam, dia sedang memikirkan kata-kata Ruu. Apa yang dikatakan cowok itu memang benar, Ry terlihat sangat bersemangat seperti biasanya kemarin. Tak terlihat sedikit pun mendung di wajahnya seperti hari ini. Sebagai seorang sahabat, dan persahabatan mereka sudah terjalin cukup lama, tentu saja dia merasakannya. Ry sedang ada masalah hanya saja dia tak ingin berbagi.

"Tapi, hari ini Ry beda." Rin menoleh pada Keiya yang duduk di meja di belakangnya. "Iya, 'kan, Keiya? Ry diam terus, 'kan, ya, seharian ini?"

Keiya mengangguk, kemudian berdiri, dan ikut-ikutan Rin duduk di depan Ruu. Ia menarik kursi yang tadi didudukinya, membawanya ke depan meja kasir yang dijaga Ruu. Kedai es krim sedang tidak terlalu ramai, sehingga tidak masalah mereka duduk mengerubungi meja kasir, tok, tak ada orang yang ingin membayar. Para pengunjung kedai es krim biasanya akan berlama-lama di kedai jika keadaan sepi seperti sekarang. Biasanya mereka akan memandangi Ruu. Dari hasil pengamatannya selama ingi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ry & Ruu   Bab 47

    Sangat menyebalkan. Seharian ini dia hanya berdiam diri tanpa melakukan apa pun. Dia yakin orang-orang terdekatnya pasti mencurigai karena ini sangat bukan dirinya sekali. Namun, mau bagaimana lagi, dia terlalu malas untuk beraktivitas. Seandainya saja bisa tidak masuk sekolah maka dia akan melakukannya. Sayangnya tidak bisa. Mama pasti akan mendendangkan omelannya yang sangat merdu sepanjang hari, kemudian dia akan mendapat hukuman tambahan berupa pemotongan uang saku. Sungguh, sangat manis sampai-sampai membuat menangis. Ry mendesah, menarik boneka beruang berwarna putih pemberian Ruu beberapa minggu yang lalu. Kata Ruu hasil gaji pertamanya. Gaji pertama, hadiah pertama, sangat manis, dan membuatnya sangat bahagia. Sayangnya, kebahagiannya sekarang ternodai dengan foto-foto kedekatan Ruu dan Ran. Entah siapa yang mengirimkan foto-foto itu padanya, tapi pesan yang menyertai membuat dadanya memanas. Benarkah Ruu tadi malam pergi berkencan dengan Ran? Jika tidak menanyakannya, dia t

  • Ry & Ruu   Bab 48

    "Ry nggak percaya bisa tanya Keiya atau Sie. 'Kan mereka pergi bertiga tadi malam." Rin kembali mendengkus kesal mengingat ketiga cowok tampan itu pergi tanpa dirinya. Tak apa dia menjadi satu-satunya cewek yang pergi bersama mereka, yang terpenting adalah permainan basketnya. Lagipula, dia tak keberatan menjadi yang tercantik Baiklah, lupakan! Rin tertawa dalam hati. "Katanya Minggu depan mau pergi lagi. Go juga mau ikut." Ry tidak menyahut atau memberikan tanggapan apa-apa. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri. Jika seandainya Rin berbohong, Keiya tak mungkin melakukannya. Keiya pernah mengatakan bahwa dia tidak akan memaafkan Ruu jika ketahuan cowok itu kembali berselingkuh. Jadi, siapa yang harus dia percaya, informasi dari pesan tanpa nama ataukah adik dan teman-temannya?"Ruu tadi galau banget, tau nggak, sih?" Rin meraih ponselnya kembali. Dia melewatkan beberapa pesan dari grup obrolan mereka, juga pesan dari dua orang cowok yang tengah bertukar pesan dengannya. Beberapa kali

  • Ry & Ruu   Bab 49

    Dengan senyum lebar Ry memasuki halaman rumah Ruu. Dia sudah terbiasa membuka pintu pagar rumah itu sehingga tidak ada kesulitan lagi meskipun hanya menggunakan sebelah tangan. Sementara tangan yang sebelahnya memegangi setumpuk buku komik yang dipinjamnya dari Mii tempo hari. Dia lupa mengembalikannya karena buku-buku komik tersebut tertutup buku-buku lainnya. Namun, dia jadi tertolong karenanya. Buku-buku komik ini membuatnya bisa keluar rumah sesaat sebelum makan malam. Tak kesulitan membuka pagar rumah Ruu bukan berarti dia juga mengalami hal yang sama saat mengetuk pintu. Entak kenapa dia tidak bisa melakukannya –mengetuk pintu menggunakan tangan kiri, padahal biasanya lebih mudah dilakukan. Ry meletakkan buku komik yang berjumlah delapan buah itu ke atas meja yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri, kemudian mengetuk pintu. Pintu terbuka pada ketukan kelima. Entah apa yang dilakukan oleh orang-orang penghuni rumah ini sehingga tidak mendengar pintu rumahnya ada yang menget

  • Ry & Ruu   Bab 50

    "Hah?" Mata bulat Ry membelalak. Tidak percaya pada apa yang baru saja didengarnya. Apakah Ruu bercanda? Namun, wajahnya terlihat serius. Ry menatapnya dengan mata memicing. Ruu mengangguk meyakinkan. "Beneran! Hubungan mereka sengaja dirahasiakan, nggak enak sama karyawan yang lain. Kak Sento juga nggak mau yang lainnya nggak enak, makanya nhgak ngasih tau siapa-siapa.""Tapi, kok, Ruu tau mereka pacaran?" mata Ry masih memicing menatap Ruu. Dia curiga. "Ya, tau lah." Ruu tersenyum. "Aku, 'kan, di sana waktu Kak Sento nembak Ran.""Kapan?" tanya Ry bersemangat. Ruu tertawa kecil. "Ry kepo tingkat dewa. Kalo mau tau, Ry tanya aja sama Ran besok.""Tapi, aku masih nggak mau ke Mobieus besok." Ry menggelengkan kepala. "Aku mau langsung pulang aja."Ruu menaikkan sepasang alisnya. "Aku ngambek, ya, Ruu!" Sinar mata Ry mengancam. "Ruu pergi main basket sama Keiya sama Sie masa nggak bilang-bilang?" Dia cemberut. Ruu mengusap pipi yang cemberut itu. "Aku kira Ry nggak apa-apa aku perg

  • Ry & Ruu   Bab 51

    "Makasih, Ruu." Ry tersenyum lebar setelah mendaratkan bibirnya di pipi Ruu. Hari ini Ruu memperbolehkannya menambah satu porsi es krim lagi. Walaupun hanya porsi kecil saja, itu pun sudah membuatnya sangat senang. Satu minggu tidak ke Mobieus, satu minggu juga lidahnya tidak mencicipi rasa es krim. Rin memang selalu menyimpan persediaan es krim di dalam lemari pendingin, tetapi bukan es krim seperti itu yang diinginkannya. Dia ingin es krim sundae khas Mobieus yang sangat enak. Semua ornamen dalam es krim terasa meleleh di dalam mulutnya, termasuk buah cherry yang tidak disukainya. Apalagi jika kau langsung memakannya di tempat, rasanya akan dua kali lipat lebih enak. Beratus-ratus kali lebih enak jika Ruu yang menyuapinya. Sebenarnya dia ingin seperti itu. Ruu pasti tidak akan keberatan untuk menyuapinya selama cowok itu tidak sibuk. Hari ini Mobieus memang ramai, tapi Ruu selalu memiliki waktu untuknya. Bolak-balik dari meja pelanggan lain dan kembali ke mejanya. Sesungguhnya dia

  • Ry & Ruu   Bab 52

    Perang Yamazuki bersaudara akan terus berlanjut jika tidak ada yang mendamaikan. Mina dan Go sudah angkat tangan, tidak ingin ikut campur lagi daripada kena damprat dan jadi pelampiasan kedua bersaudara itu. Hal itu sudah sering terjadi, Mina sudah sering mengalaminya. Meskipun keduanya tidak sengaja melakukan, dan mereka langsung meminta maaf begitu menyadarinya, tetap saja Mina kapok. Mungkin merupakan suatu keberuntungan mereka sekarang berada di Mobieus yang ramai sehingga adu mulut itu tidak menjadi sesuatu yang dominan. Namun, tetap saja mereka menjadi pusat perhatian beberapa meja di dekat meja mereka. Shoun dan Sie juga sudah mengetahui perang itu, tetapi mereka lebih memilih untuk mengabaikan. Berpura-pura tidak melihat lebih baik daripada terseret dan menjadi pelampiasan kekesalan. Keiya juga berpikiran demikian, hanya saja cowok itu benar-benar tidak melihatnya. Keiya sedang asyik dengan permainannya. Ia tak ingin kehilangan kesempatan untuk meraih kemenangan di level beri

  • Ry & Ruu   Bab 53

    Perkelahian tidak akan dapat dihindari seandainya saja Keiya menanggapi perkataan tajam Ikki. Untungnya kapten tim baseball Banzare Gakuen itu tidak memedulikannya. Ia memutar topinya ke arah belakang kemudian membisiki Rin. Entah apa yang dibisikkannya, tidak ada yang tahu. Yang pasti kedua orang yang memiliki keusilan tingkat tinggi itu selalu terlihat berbisik-bisik sampai mereka pulang dari Mobieus. "Kalian tadi bisik-bisik apaan, sih, kayaknya seru banget?" tanya Go dalam perjalanan pulang. Mereka berada di stasiun, sedang menunggu kereta untuk pulang. "Rin sampe lupa sama aku."Tawa Keiya pecah. "Astaga, Go cemburu ternyata!" serunya menaik-turunkan alis menggoda. "Rin, kasih tau tadi kita bisikin apa!" Didorongnya Rin ke arah Go kuat sampai Rin terhuyung menimpa Go. Tawa Keiya makin menjadi melihat Rin memelototinya."Keiya, apaan, sih, nyebelin banget!" Rin membelalak galak. "Aku malas, ya, bisik-bisikin Go!""Dih, segitunya....""Ini rahasia kita, Keiya!" Rin memonyongkan mu

  • Ry & Ruu   Bab 54

    Semakin malam game center semakin ramai, kontras dengan kedai es krim yang semakin sepi. Orang-orang lebih tertarik untuk bermain game sampai tempat ini tutup ketimbang makan semangkuk es krim yang bisa membuatmu sakit perut. Bermain game tidak akan membuatmu sakit perut atau sakit lainnya, kau mungkin hanya kelelahan berdiri. Itu pun jika kau merasakannya. Biasanya mereka yang kecanduan pada sebuah permainan tidak akan merasakan efek apa-apa, akan tetap bermain meskipun kaki dan tangan mereka selemas jelly.Para karyawan Mobieus sudah tidak ada lagi yang berada di kedai es krim. Mereka berada di ruang ganti, sudah waktunya untuk pulang. Hanya karyawan yang kebagian tugas di game center saja yang akan tinggal. Ruu malam ini kebagian pulang lebih cepat seperti beberapa malam yang lewat. Hanya sedikit lebih malam, tapi tidak terlalu malam seperti saat ia kebagian berjaga di game center. Ruu sudah berganti pakaian, ia tidak lagi mengenakan seragam dan celemek yang bertuliskan Mobieus. To

Latest chapter

  • Ry & Ruu   Bab 84. Happily Ever After (END)

    Pagi datang lebih cepat dari biasanya bagi Ruu. Suara kicau sekumpulan burung yang bertengger di pagar balkon jendela kamarnya yang membangunkannya. Suara itu lebih dahsyat dari suara jam alarm yang dipasangnya tadi malam. Jam itu terus berbunyi nyaris selama dua jam, tidak berhenti jika ia tidak mematikannya, dengan mata yang masih terpejam. Tadi malam ia tidur lewat tengah malam. Bukan karena begadang, melainkan karena mengerjakan pekerjaan kantornya. Setelah mengantarkan Ry pulang pada pukul sepuluh malam, dan tiba kembali di apartemennya tiga puluh menit kemudian, ia langsung mengerjakannya. Ada beberapa pekerjaan yang belum sempat ia kerjakan. Ia baru mengingatnya setelah berbaring di atas tempat tidur tadi malam. Dengan malas Ruu bangun. Rasanya masih belum puas tidur meskipun sekarang sudah pukul delapan pagi. Ruu sadar jika ia terlambat, dan itu bukan merupakan contoh yang baik bagi bawahannya. Namun, mau bagaimana lagi, walaupun ia bersiap dengan tergesa tetap saja tidak

  • Ry & Ruu   Bab 83. Apakah Ry Mau Menikah Denganku?

    Ruu mengembuskan napas mendengar pertanyaan itu. Tangannya terangkat mengusap tengkuk, dan meneguk ludah susah payah. "Aku ... ancam dia biar nggak ganggu Ry lagi " Mata bulat Ry melebar. "Kok, Ruu gitu?" tanyanya memprotes. "Habisnya dia nyebelin!" Ruu membela diri. "Masa mau sama cewek aku?" Sepasang alis Ry terangkat. "Dia nggak nolak dijodohin sama Ry pas udah liat foto Ry. Dia sampai mutusin ceweknya yang satu fakultas sama aku. Ya, udah, aku hajar aja!" Ry mengerjapkan mata beberapa kali. Apa kata Ruu tadi, menghajar seseorang yang mau dijodohkan dengannya? Astaga! Ry memencet pangkal hidung. Meskipun kesal, tapi dia tidak bisa marah. Hati kecilnya justru menganggap apa yang dilakukan Ruu sangat manis. "Astaga!" Ry menutup mulut dengan kedua tangan. "Maaf, Ry!" kata Ruu cepat, ia tak ingin mendapatkan kemarahan dari ceweknya. Mereka baru saja bertemu sore tadi setelah enam tahun berpisah, akan sangat tidak lucu jika mereka kemudian langsung bertengkar. "Aku cuman berusaha

  • Ry & Ruu   Bab 82. Rencana Perjodohan Ry yang Gagal

    Mata bulat Ry masih berkaca-kaca, tak percaya jika dia benar-benar bertemu dengan cowok yang selama ini dirindukannya . Semua seperti mimpi saja, Ruu datang ke kedai es krim tempatnya bekerja, memesan es krim yang tidak ada dalam daftar menu. Tak ada kedai es krim yang menjual es krim dengan rasa yang tawar, dan Ruu memesannya karena tidak menyukai makanan manis. Konyol memang, tapi Ruu melakukannya hanya ingin dia mengetahui keberadaannya. "Maafin aku, Ry." Ruu menggenggam tangannya erat. "Harusnya sejak awal aku udah tau kalo Ikki pengen kisahin kita, tapi aku nggak tau kalo dia bisa selicik itu."Ry menggeleng. Dia masih belum dapat berbicara. "Aku nyari Ry ke mana-mana selama beberapa bulan awal itu, tapi nggak ketemu. Hampir seluruh Tokyo aku cari, tapi Ry nggak ada. Sampai Papa nawarin aku bantuan dengan satu syarat." Ruu menundukkan kepala. "Aku harus mau lanjutin pendidikan aku."Ry mengangguk. Dia percaya dengan semua yang dikatakan Ruu. Cowok yang duduk di sebelahnya, seda

  • Ry & Ruu   Bab 81. Bertemu Lagi

    Osaka sekarang sama berartinya dengan Tokyo bagi Ruu. Jika dulu ia hanya menganggap Tokyo yang terpenting karena keluarganya tinggal di sana, sejak Papa memberi tahu keberadaan Ry di Osaka, kota ini juga menjadi yang penting untuknya. Ruu bahkan tak menyangka jika ia akan menjadi bagian dari kota ini. Mulai besok ia akan memimpin perusahaan cabang yang berada di sini. Perusahaan cabang yang diberikan Papa padanya seratus persen. Jadi, mulai besok perusahaannya akan berdiri sendiri. Meskipun begitu, ia tetap menggunakan nama perusahaan yang lama. Toh, Papa tidak keberatan dengan itu, malah Papa yang memintanya untuk tidak mengubah nama agar tidak merepotkan. Ruu sedang duduk di sofa ruang tamu di apartemennya setelah menempuh perjalanan lebih dari setengah hari mengendarai mobil. Rencana ia akan beristirahat beberapa jam sebelum menemui Ry nanti sore di tempatnya bekerja. Menurut informasi dari Rin, Ry tidak mengambil cuti dan tetap bekerja meskipun di akhir pekan. Satu perubahan y

  • Ry & Ruu   Bab 80. Pindah Ke Osaka

    Satu bulan ternyata tidak selama yang dipikirkan Ruu, waktu tiga puluh hari justru berjalan sangat cepat. Apalagi diselingi dengan celotehan Rin melalui setiap pesan yang dikirimkannya. Terkadang cewek yang sekarang sudah dekat kembali dengan Go itu mengiriminya video Ry saat mereka sedang mengobrol berdua, terkadang hanya mengirimkan suara Ry saja. Tiga tahun lagi dilalui dan Ry tetap tak berubah. Wajahnya masih menggemaskan dengan pipi yang masih saja sebulat bakpao. Seandainya saja bisa –Ry berada di dekatnya– akan dicubitnya pipi itu. Mungkin ia akan melakukannya nanti saat mereka bertemu.Omong-omong soal pertemuan mereka, ia tidak memberi tahu siapa-siapa. Yang pasti ia akan menemui Ry saat masa tiga tahun terakhir, berakhir. Untuk tempat, ia masih belum menentukannya. Ia memang memiliki nomor ponsel Ry, Rin yang memberikannya. Awalnya cewek itu tidak mau memberitahunya, Rin malah meminta pertukaran, nomor ponsel Ry dengan alasan kenapa ia tak ingin Ry melihatnya. Namun, setel

  • Ry & Ruu   Bab 79. Tiga Tahun Berlalu

    Benda pipih persegi panjang itu sudah sejak beberapa menit yang lalu berada di tangan Ruu. Ia menggunakannya untuk berbalas pesan dengan Rin. Setelah makan malam dan sesi penjatuhan hukuman selesai, Ruu langsung masuk ke kamar tidurnya dan menghubungi Rin. Ia mengirimkannya pesan melalui sebuah aplikasi. Ruu tidak menggunakan laptop, ia menggunakan benda itu untuk kepentingan belajarnya. Untuk hal lain, ia selalu menggunakan ponsel, termasuk berkirim pesan dengan Rin. [Pokoknya Rin jangan kasih tau Ry dulu, atau aku akan kena masalah] - RuuBerulangkali Ruu memberikan alasan pada Rin agar tidak memberikan nomor ponselnya pada Ry. Cewek yang sekarang juga sudah kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Osaka itu ingin memberikan nomornya kepada kakaknya. Kata Rin, sampai sekarang Ry masih berusaha mencari informasi tentangnya. Kabar yang membuatnya nyaris melompat-lompat tadi saling senangnya. Ry masih mencintai dan masih mengharapkannya, perasaan mereka masih sama. Sekarang,

  • Ry & Ruu   Bab 78. Tunggu Aku Tiga Tahun Lagi

    Ruu menundukkan kepala, pasrah dengan hukuman yang diberikan Papa. Ia ketahuan Rin, itu sudah cukup buruk baginya. Beruntung bukan Ry yang mengenalinya, bisa-bisa hukumannya jauh lebih berat dari sekarang. Ia tidak diperbolehkan lagi pergi ke Osaka, tidak sebelum ia lulus kuliah dan membuktikan jika dirinya mampu memimpin salah satu cabang perusahaan Papa yang berada di Tokyo sini. Jika berhasil maka Papa akan memberikan perusahaannya yang berada di Osaka, dan membiarkannya bertemu dengan Ry. Kedengarannya sangat tidak adil memang, tetapi ia tetap menerimanya. Semua memang salahnya yang menatap terlalu lama, tanpa sadar. Ia lupa jika Rin orangnya terlalu curiga, Rin bukan Ry yang tidak peka. Waktu tiga tahun bukanlah waktu yang lama, ia hanya harus lebih bersabar lagi. Ia bisa menggunakan waktu tiga tahun tambahan hukuman tanpa dapat melihat Ry secara langsung lagi, dengan lebih giat belajar. Ia yakin dapat melakukannya, ia harus lulus dengan nilai cumlaude terbaik sebagai pembukti

  • Ry & Ruu   Bab 77. Ketahuan

    Paman gendut membawa nampan berisi dua buah mangkuk ramen ke meja Ry dan Rin. Sepertinya dia sangat tahu kapan kedua cewek itu datang sehingga membuatkan pesanan mereka bersamaan dengan miliknya. Diam-diam Ruu mengaguminya dalam hati."Untuk Ry tanpa narutomaki!" Paman gendut meletakkan mangkuk pertama di depan Ry. Mangkuk itu tanpa kue ikan yang tidak disukai Ry. Paman gendut sudah mengingatnya, seminggu ini ia selalu menyajikan ramen untuk Ry tanpa narutomaki. "Ini untuk Rin!" Ia meletakkan sebuah mangkuk lagi tepat di depan Rin. "Terima kasih, Paman!" Kedua cewek itu berkata bersamaan. Ruu tersenyum mendengarnya. Sengaja ia tidak melirik ataupun menatap mereka secara langsung lagi, ia tak ingin menimbulkan kecurigaan. Rin beberapa kali memergokinya tengah menatap mereka. Ia tak ingin ketahuan, atau semua akan semakin sulit. Ruu semakin menurunkan topinya, ia merasa sedang diawasi. Terpaksa ia mempercepat makannya, dan meninggalkan kedai lebih cepat dari minggu sebelumnya. Ia jug

  • Ry & Ruu   Bab 76. Osaka (Lagi)

    Udara pagi memang lebih bersih bila dibandingkan pada siang hari. Sinar matahari yang hangat semakin menambah kesan sehat. Di dalam Shinkansen yang akan membawanya ke Osaka, Ruu memilih menghabiskan waktu untuk membaca. Bukan buku komik seperti yang biasa dibaca Ry, melainkan buku tentang bisnis. Ini adalah saran Papa agar ia tidak merasa bosan berada di dalam kereta cepat ini selama lebih dari dua jam. Bukan ide yang buruk karena waktu dua jam perjalanan seperti tak terasa, tahu-tahu kereta sudah berhenti di stasiun Shin-Osaka, tempat perhentiannya. Ruu turun bersama dengan para penumpang yang mempunyai tujuan yang sama.Ini adalah hari Minggu di pekan kedua ia diperbolehkan menemui Ry oleh Papa. Bukan menemui dalam artian sebenarnya, ia hanya diperbolehkan melihatnya dari jauh saja. Ia tidak boleh terlihat apalagi sampai bertegur sapa, sebagai salah satu syarat agar Papa tetap membantunya. Jika ia sampai melanggar sekali saja, maka Papa akan membiarkan laki-laki mana pun untuk mend

DMCA.com Protection Status