Share

Bab 5

Author: CewekTauruz30
last update Last Updated: 2025-01-27 02:48:06

Sepulangnya dari rumah Laila, Nayra langsung banyak diam dan melamun. Albi belum menyadari sikap istrinya, dia begitu sibuk karena sedang menangani proyek besar di perusahaan. Bahkan beberapa hari ini Albi sering pulang telat, Nayra tidak banyak protes seperti biasanya. Karena Randi, sang asisten pribadi suaminya selalu memberi kabar pada Nayra itu pun atas perintah Albi yang tahu jika istrinya pasti akan terus bertanya. 

Albi baru pulang, dia melihat istrinya sedang duduk di balkon kamar. Albi baru sadar jika sikap istrinya sekarang, Albi mendekat dan duduk di samping Nayra. Albi menatap Nayra dari samping, terlihat jika Nayra sedang melamun dan memikirkan sesuatu. 

“Kenapa malam-malam seperti ini masih diluar?” tanya Albi. 

“Mas, kapan kamu datang?” bukannya menjawab Nayra justru melontarkan kembali pertanyaan. 

“Baru saja, kamu sedang memikirkan apa sehingga suami pulang saja tidak menyadari.” 

“Tidak ada, mas.” 

“Ada apa? Kenapa sepertinya kamu melamun terus, apa yang mengganggu pikiranmu, Nay? Biasanya kamu selalu mengatakan apapun yang mengganggu pikiranmu, kenapa sekarang kamu malah diam dan membuat aku cemas?” tanya Albi kembali. 

“Aku ingin bertanya sama Mas, tapi aku harap Mas menjawabnya dengan jujur.” 

Albi mengerutkan keningnya. “Kapan aku berbohong sama kamu, Nay? Rasanya aku selalu jujur sama kamu, tidak pernah ada yang ditutup-tutupi.” 

“Jika penyebab kita belum punya anak adalah aku, apa Mas akan tetap bertahan sama aku?” tanya Nayra sambil menatap sedih suaminya. 

“Apa maksud kamu bertanya seperti itu?” 

“Aku hanya ingin memastikan saja, Mas. Apakah kamu akan tetap bersamaku walaupun kamu tahu jika aku yang bermasalah disini. Atau kamu akan mencari pengganti yang bisa memberikanmu keturunan?” 

Albi menggelengkan kepalanya, tidak percaya dengan apa yang ditanyakan istrinya. “Kamu ini ngaco, Nay. Kenapa kamu berpikir sampai jauh seperti itu? Kita baru menikah dua tahun, kenapa kamu malah berpikir kalau aku akan mencari penggantimu?” 

Albi berdiri, dia hendak melangkah dan pergi meninggalkan Nayra. Namun dengan cepat Nayra memeluk suaminya dari belakang. Nayra menangis tanpa suara, melihat reaksi suaminya yang seperti itu dia yakin jika suaminya akan bertahan dengannya. Albi mengusap tangan mungil Nayra yang melingkar di perutnya. 

“Aku hanya takut jika aku tidak memberikanmu anak, maka kamu akan pergi dari aku, Mas. Maafkan ketakutanku yang membuat kamu tidak nyaman. Aku berjanji tidak akan bertanya seperti itu lagi.” Nayra kini terdengar menangis sesegukan. Albi membalikan tubuhnya dan memeluk Nayra dengan erat. 

“Dengarkan aku! Aku tidak akan meninggalkan kamu begitu saja. Aku yang memilih kamu menjadi pendampingku dan memilih kamu sebagai pasangan hidupku. Jadi tidak mungkin aku meninggalkan kamu begitu saja gara-gara kita belum memiliki anak. Waktu kita masih panjang, mungkin sekarang belum saatnya. Tapi aku yakin suatu saat nanti kita akan memiliki anak, Tuhan akan memberikan kita keturunan. Jangan pernah mendengarkan aoanyang orang lain katakan, fokus pada kehidupan kita saja. Mengerti?” 

Nayra mengangguk. “Iya, Mas. Aku mengerti dan tidak akan berpikir macam-macam lagi, maafkan aku yang justru berpikir terlalu jauh. Aku tidak akan berpikir macam-macam lagi. Tapi, jika suatu saat kamu berubah pikiran, beritahu aku terlebih dahulu supaya aku bisa mempersiapkan mentalku.” 

“Sudah aku katakan, jangan pernah punya pikiran seperti itu. Aku tidak suka!” tegas Albi. 

“Maaf.” 

Albi tersenyum, dia lalu mendaratkan kecupan di bibir mungil istrinya. “Aku mau mandi dulu, seharian di luar membuat badanku lengket. Aku mandi dulu.”

Nayra mengangguk. “Aku siapkan pakaian mas.” 

“Atau mau ikut mandi sekalian?” goda Albi. 

“Astaga, aku sudah mandi dan tidak mau mandi lagi. Apalagi ini sudah malam, Mas.” 

“Baiklah, padahal mandi malam pun jika bedua tidak akan terasa dingin,” celetuk Albi. 

“Astaga! Mas Albian!” teriak Nayra sambil tersenyum. Sedangkan Albi sudah lari ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya. 

“Semoga kamu akan terus seperti ini, Mas. Semoga saat ibu bicara dan mengatakan tujuannya kamu akan menolak keras. Semoga kamu tidak terpengaruh sama ibu, aku selalu berdoa seperti itu. Tak lupa juga aku berdoa semoga secepatnya kita diberikan keturunan supaya kamu tidak lari dari aku suatu saat nanti. Aku masih ketakutan hal itu terjadi, Mas.” lirih Nayra sambil berjalan dan dengan cepat menyiapkan pakaian ganti suaminya. 

Keesokan harinya Nayra bangun lebih cepat. Dia menyiapkan sarapan lalu segera mandi, setelah terlihat segar Nayra membangunkan suaminya. Dia melakukan itu karena tidak ingin terlihat kucel oleh suaminya. Sebisa mungkin dia akan tampil cantik dihadapan suaminya. Walaupun setiap hari dia selalu berpenampilan cantik dan rapi. 

“Sayang, kamu mau kemana?” tanya Albi saat membuka matanya. 

“Selamat pagi, Mas. Aku tidak akan kemana-mana, hanya ingin menyambut suami yang bangun tidur dengan kecantikanku saja,” jawab Nayra. 

Albi tersenyum. “Kamu sudah cantik setiap hari, sayang. Tidak usah berdandan seperti ini, aku bahkan lebih suka ketika melihat wajah kamu yang baru bangun. Masih natural dan menggemaskan, apalagi setelah berolahraga malam.” 

“Astaga, sejak kapan suamiku ini mesum?” ledek Nayra sambil terkekeh. 

“Memang seperti itu kenyataannya, ekspresi kamu selalu terbayang-bayang ketika kita sedang-” 

“Mas!” Nayra segera membekap mulut Albi dengan kedua tangannya. 

Albi tersenyum. “Tidak akan ada yang mendengar, sayang.” 

“Kamu ini, Mas.” 

“Hari ini karena kamu sudah berpenampilan cantik dan rapi, maukah menemani suamimu ini ke kantor?” tanya Albi. 

“Mas ajak aku ke kantor? Buat apa?” 

“Supaya Mas bekerjanya lebih semangat lagi. Apalagi kalau liat kamu, pasti pekerjaan mas akan lebih cepat selesainya,” jawab Albi. 

“Ish, bohong banget. Tapi … boleh juga deh aku ikut mas ke kantor. Sudah lama juga aku tidak ikut, kalau memang tidak akan mengganggu, aku ikut.”

“Kamu tunggu disini, nanti sekretaris Mas akan mengantar makanan dan minuman kesukaan kamu,” kata Albi yang saat itu sudah sampai di kantor, tepatnya di ruangannya. 

“Oke.” 

 Sudah dua jam Nayra duduk di ruangan suaminya. Segala macam makanan sudah berpindah ke perutnya. Albi masih anteng dengan pekerjaan dan berkas-berkas yang masih menumpuk di mejanya. Sesekali Albi tersenyum melihat istrinya yang anteng dengan makanan dan minumannya. 

“Sayang, Mas mau ke ruangan meeting dulu sebentar. Rendi sedang memimpin meeting tapi rasanya Mas ingin melihat perkembangannya.” 

“Jangan lama-lama, sebentar lagi jam makan siang. Aku mau kita makan siang diluar,” jawab Nayra. 

“Iya, kamu tunggu sebentar.” 

Nayra menunggu sudah hampir satu jam, namun suaminya tak kunjung datang. Nayra mondar-mandir, melihat beberapa foto yang terpajang di meja Albi. Senyuman terus terukir di wajah cantik wanita yang baru berusia dua puluh enam tahun itu. 

“Mas, kenapa lama sekali?” tanya Nayra tanpa melihat siapa yang membuka pintu ruangan suaminya. Posisi Nayra membelakangi pintu. 

“Nayra, kenapa kamu ada di sini?” tanya Laila yang ternyata datang ke kantor suaminya. 

“Ibu.” 

“Astaga, mbak. Suami kerja aja mesti dibuntuti begitu. Apa Mas Albi gak risih?” sindir Aninda. 

“Iya, seharusnya kamu diam di rumah dan tunggu suami pulang kerja aja. Daripada harus ikut ke kantor,” sahut Laila. 

“Lalu ibu dan Anin ada kepentingan apa bertemu dengan Mas Albi?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    bab 6

    Di ruangan Albi, Nayra terus terdiam. Dia seolah hanyut dengan apa yang sedang dia pikirkan. Nayra yakin, kedatangan ibu mertua dan adik iparnya itu untuk menjalankan apa yang sudah mereka rencanakan. Sungguh tidak habis pikir, adik iparnya dengan sangat tega ingin memisahkan dia dengan Albi. “Nay, jika suamimu sedang bekerja, jangan kamu ganggu dia. Seharusnya kamu diam saja di rumah dan tunggu dia pulang. Kamu seperti tidak punya kerjaan lain saja,” ucap Laila. “Lantas ibu dan Aninda ada kepentingan apa ke kantor?” tanya Nayra kembali. “Wajar saja jika ibu berkunjung ke kantor. Secara, ibu adalah pemilik perusahaan ini. Ibu berhak jika memang ingin keluar masuk kantor. Ibu ingin melihat perkembangan perusahaan sekarang seperti apa,” jawab Laila sambil menatap Nayra. “Iya, kenapa mbak Nayra justru bertanya seperti itu? Jika memang ibu mau datang kapan saja, bukannya itu tidak jadi masalah?” tanya Aninda yang justru membuat suasana di ruangan itu semakin memanas. “Iya saya menger

    Last Updated : 2025-02-23
  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 7

    Apa? Menikah lagi, ide macam apa itu?” tanya Albi yang terlihat marah. “Dengarkan ibu dulu, Nak. Ibu hanya ingin kamu merasakan menjadi sekarang ayah, apakah ibu salah?” Laila memasang wajah yang sangat sedih. “Bu, Albi sangat berterima kasih dengan kekhawatiran ibu. Tapi untuk menikah lagi, aku tidak akan mau karena aku sudah mempunyai istri. Aku memilih Nayra sebagai istriku, aku mengambilnya dari orang tuanya dengan baik-baik. Aku juga sudah berjanji tidak akan menyakitinya. Jadi, aku tidak mau melakukan apa yang ibu mau untuk kali ini,” jawab Albi sambil menatap ibunya. “Albi, semua bisa diatur. Kamu bisa tetap menikah lagi walaupun Nayra tidak tahu, memiliki istri lebih dari satu itu tidak buruk. Kamu mampu membiayai keduanya, kamu punya segalanya. Jadi ibu yakin wanita manapun mau jika dijadikan yang kedua oleh kamu, Bi. Ibu sangat yakin itu,” kekeh Laila. “Bu, aku tidak mau menyakiti hati Nayra. Selama ini aku diam ketika Nayra di pojokan karena belum hamil, aku diam karena

    Last Updated : 2025-02-24
  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 8

    "Hai, apa kabar?” Albi menatap wanita yang dia sudah kenal. Wanita yang hampir empat tahun tidak bertemu dengannya. Wanita yang dulu selalu ada bersamanya dan sekarang Albi tidak tahu apa yang sedang wanita itu lakukan di rumah orang tuanya. “Baik, kamu apa kabar?” tanya Albi kembali. “Seperti yang kamu lihat, aku baik dan sangat baik. Sudah sangat lama sekali kita tidak bertemu, aku tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan kamu,” jawab wanita itu yang ternyata bernama Kharisma. “Sepertinya kita makan siang dulu saja, nanti kalau memang kalian mau ngobrol setelah ini saja. Kasihan Aninda dan calon anaknya yang sudah ingin makan,” sahut Laila sambil terkekeh. “Boleh, maafkan Risma, Bu. Risma terlalu berantusias sehingga lupa kalau kita akan makan siang bersama.” “Tidak apa, nak. Ibu mengerti, sekarang kita makan siang dulu setelah itu kalian bisa lanjutkan mengobrol di ruang keluarga.” Laila tersenyum senang melihat respon putranya yang sepertinya begitu senang melihat keda

    Last Updated : 2025-02-26
  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 9

    "Mas, katanya pulang terlambat?" tanya Nayra yang melihat suaminya membuka pintu kamar mereka. "Iya, tiba-tiba saja mas merindukan istri Mas ini, jadi mas segera pulang saja," jawab Albi. "Astaga, sejak kapan kamu menjadi suka sekali menggombal?" Albi duduk disamping Nayra dan memeluk wanita yang baru dua tahun dia jadikan istri. Wanita yang begitu dia cintai saat ini. Semoga saja rasa cinta ini akan tetap sama bahkan bertambah sampai nanti. "Menyenangkan hati istri tidak salah, kan?" "Oh jadi sekarang suamiku ini sedang berusaha membuat hati istrinya senang, begitu?" tanya Nayra sambil tersenyum. Albi mengangguk. "Tentu saja, apapun yang membuat kamu senang, maka akan aku lakukan." "Termasuk setia sama aku?" "Jangan bertanya sesuatu yang sudah pasti kamu tahu jawabannya. Setia itu sudah menjadi tugasku, aku yang memilih kamu dan aku sudah bertekad untuk menjadikan kamu satu-satunya. Jangan pernah meragukan itu lagi, sayang." Nayra tersenyum. "Aku hanya berc

    Last Updated : 2025-03-04
  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 10

    Albi pulang dengan terlihat lesu, Nayra yang menunggu di ruang tamu merasa heran melihat suaminya yang seperti itu. Nayra menghampiri Albi dan membawakan tas kerja suaminya seperti biasa. Albi tiba-tiba saja memeluk Nayra dan mencium kening sang istri sangat lama. "Ada apa, kenapa sepertinya letih dan lesu sekali?" tanya Nayra. "Ibu masuk rumah sakit, aku baru saja pulang dari sana." Nayra kaget mendengar kabar itu, dia menatap suaminya dengan lekat. "Kenapa aku baru dikasih tahu?" "Mungkin saking paniknya kamu belum diberitahu. Mas saja baru tahu saat sedang bekerja. Mas juga tidak tahu jika ibu sedang sakit, Mas pikir ibu baik-baik saja. Tapi ternyata, ibu sakit dan tidak memberitahu rasa sakitnya." "Mungkin ibu tidak mau membuat kita khawatir dan cemas. Memang jika seorang ibu akan menyembunyikan apa yang mereka rasakan, Karena Mama pun sama seperti itu." Nayra tiba-tiba saja teringat sosok ibu yang sudah lama tiada. "Maaf, bukan maksud Mas ingin membuat kamu sedih." Albi

    Last Updated : 2025-03-12
  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 11

    "Kamu sudah datang, Albi. Mama pikir kamu tidak akan datang lagi," sambut Laila saat melihat putranya masuk dan menghampirinya. "Tidak mungkin Albi tidak menjenguk ibu. Lagian Nayra juga ingin melihat kondisi ibu," jawab Albi sambil menatap istrinya sambil tersenyum. "Iya, terima kasih karena sudah menyempatkan waktu kamu untuk menjenguk ibu." "Tidak, Bu. Memang sudah seharusnya aku menjenguk Ibu. Tapi kalau memang ibu tidak keberatan, aku bisa menemani ibu jika malam hari. Aku akan menginap dan ikut merawat ibu," ucap Nayra sambil berusaha supaya lebih dekat lagi dengan mertuanya. "Tidak usah, kamu dirumah saja, Nay. Kalau tidak keberatan, biar Albi saja yang menemani ibu disini." Laila menghela nafas panjang. "Jika ibu meminta Rafael untuk menemani ibu disini, ibu malah khawatir sam Aninda yang sedang hamil muda. Jika ibu minta bantuan sama Kartika, kasihan juga dia." "Aku mau saja menemani ibu disini, tapi bagaimana dengan Nayra?" Nayra menatap wajah suaminya, dia ters

    Last Updated : 2025-03-16
  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 12

    Albi pulang mengantarkan Nayra terlebih dahulu sebelum dia menginap dirumah sakit. Nayra merasa perlakuan suaminya menjadi berbeda, Albi terus menggenggam tangan Nayra bahkan sampai di kamar mereka berdua. Nayra tidak menaruh curiga apapun, Nayra langsung menatap suaminya yang sekarang ada di hadapannya. "Kenapa sih, Mas?" "Kenapa? Maksudnya?" tanya Albi balik. "Dari tadi kamu itu aneh banget, dirumah sakit kamu terus genggam tangan aku. Bahkan, kita sudah sampai kamar pun masih kamu genggam tangan aku. Ada apa!" Nayra mengusap lengan suaminya dengan lembut. "Tidak ada, hanya saja meninggalkan kamu malam ini dirumah membuat ku tidak tenang dan khawatir. Tapi ...," "Mas, jangan khawatir dan berpikir buruk. Aku disini juga masih ada bibi, aku tidak sendiri dan aku masih bisa menjaga diri aku baik-baik. Kamu ini hanya menjaga Ibu dirumah sakit, bukan akan berperang ke tempat terpencil, Mas." Nayra terkekeh. "Memang salahnya dimana kalau seorang Sumi khawatir dam istrinya yang

    Last Updated : 2025-04-07
  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 13

    Albi benar-benar tidak bisa menolak keinginan ibunya yang meminta dia untuk menikah lagi. Acara pernikahan keduanya sudah siap 90 persen, Albi tidak mungkin mundur karena dia akan tahu apa akibatnya. Albi hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi, namun dia akan berusaha menutupi semuanya dari Nayra. Dia akan berusaha supaya Nayra tidak tahu. Dia juga sudah punya rencana, jika sampai pernikahan keduanya memiliki anak, maka dia akan menceraikan Kharisma dan mengambil hak asuh anak. Albi berniat untuk membesarkan anak itu bersama dengan Nayra. Albi yakin, Nayra pasti mau menerimanya. "Mas, kamu hati-hati dijalan. Jangan sampai lupa untuk memberi kabar jika kamu sudah sampai," ucap Nayra yang masih bergelayut manja dilengan suaminya. "Pasti sayang, Mas akan langsung menghubungi kami ketika sudah sampai di kota itu. Kamu jaga diri baik-baik, aku akan menjemput kamu ketika semua sudah selesai." Nayra mengangguk. "Langsung pulang jika pekerjaan kamu sudah selesai, Mas." "Pas

    Last Updated : 2025-04-13

Latest chapter

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 13

    Albi benar-benar tidak bisa menolak keinginan ibunya yang meminta dia untuk menikah lagi. Acara pernikahan keduanya sudah siap 90 persen, Albi tidak mungkin mundur karena dia akan tahu apa akibatnya. Albi hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi, namun dia akan berusaha menutupi semuanya dari Nayra. Dia akan berusaha supaya Nayra tidak tahu. Dia juga sudah punya rencana, jika sampai pernikahan keduanya memiliki anak, maka dia akan menceraikan Kharisma dan mengambil hak asuh anak. Albi berniat untuk membesarkan anak itu bersama dengan Nayra. Albi yakin, Nayra pasti mau menerimanya. "Mas, kamu hati-hati dijalan. Jangan sampai lupa untuk memberi kabar jika kamu sudah sampai," ucap Nayra yang masih bergelayut manja dilengan suaminya. "Pasti sayang, Mas akan langsung menghubungi kami ketika sudah sampai di kota itu. Kamu jaga diri baik-baik, aku akan menjemput kamu ketika semua sudah selesai." Nayra mengangguk. "Langsung pulang jika pekerjaan kamu sudah selesai, Mas." "Pas

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 12

    Albi pulang mengantarkan Nayra terlebih dahulu sebelum dia menginap dirumah sakit. Nayra merasa perlakuan suaminya menjadi berbeda, Albi terus menggenggam tangan Nayra bahkan sampai di kamar mereka berdua. Nayra tidak menaruh curiga apapun, Nayra langsung menatap suaminya yang sekarang ada di hadapannya. "Kenapa sih, Mas?" "Kenapa? Maksudnya?" tanya Albi balik. "Dari tadi kamu itu aneh banget, dirumah sakit kamu terus genggam tangan aku. Bahkan, kita sudah sampai kamar pun masih kamu genggam tangan aku. Ada apa!" Nayra mengusap lengan suaminya dengan lembut. "Tidak ada, hanya saja meninggalkan kamu malam ini dirumah membuat ku tidak tenang dan khawatir. Tapi ...," "Mas, jangan khawatir dan berpikir buruk. Aku disini juga masih ada bibi, aku tidak sendiri dan aku masih bisa menjaga diri aku baik-baik. Kamu ini hanya menjaga Ibu dirumah sakit, bukan akan berperang ke tempat terpencil, Mas." Nayra terkekeh. "Memang salahnya dimana kalau seorang Sumi khawatir dam istrinya yang

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 11

    "Kamu sudah datang, Albi. Mama pikir kamu tidak akan datang lagi," sambut Laila saat melihat putranya masuk dan menghampirinya. "Tidak mungkin Albi tidak menjenguk ibu. Lagian Nayra juga ingin melihat kondisi ibu," jawab Albi sambil menatap istrinya sambil tersenyum. "Iya, terima kasih karena sudah menyempatkan waktu kamu untuk menjenguk ibu." "Tidak, Bu. Memang sudah seharusnya aku menjenguk Ibu. Tapi kalau memang ibu tidak keberatan, aku bisa menemani ibu jika malam hari. Aku akan menginap dan ikut merawat ibu," ucap Nayra sambil berusaha supaya lebih dekat lagi dengan mertuanya. "Tidak usah, kamu dirumah saja, Nay. Kalau tidak keberatan, biar Albi saja yang menemani ibu disini." Laila menghela nafas panjang. "Jika ibu meminta Rafael untuk menemani ibu disini, ibu malah khawatir sam Aninda yang sedang hamil muda. Jika ibu minta bantuan sama Kartika, kasihan juga dia." "Aku mau saja menemani ibu disini, tapi bagaimana dengan Nayra?" Nayra menatap wajah suaminya, dia ters

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 10

    Albi pulang dengan terlihat lesu, Nayra yang menunggu di ruang tamu merasa heran melihat suaminya yang seperti itu. Nayra menghampiri Albi dan membawakan tas kerja suaminya seperti biasa. Albi tiba-tiba saja memeluk Nayra dan mencium kening sang istri sangat lama. "Ada apa, kenapa sepertinya letih dan lesu sekali?" tanya Nayra. "Ibu masuk rumah sakit, aku baru saja pulang dari sana." Nayra kaget mendengar kabar itu, dia menatap suaminya dengan lekat. "Kenapa aku baru dikasih tahu?" "Mungkin saking paniknya kamu belum diberitahu. Mas saja baru tahu saat sedang bekerja. Mas juga tidak tahu jika ibu sedang sakit, Mas pikir ibu baik-baik saja. Tapi ternyata, ibu sakit dan tidak memberitahu rasa sakitnya." "Mungkin ibu tidak mau membuat kita khawatir dan cemas. Memang jika seorang ibu akan menyembunyikan apa yang mereka rasakan, Karena Mama pun sama seperti itu." Nayra tiba-tiba saja teringat sosok ibu yang sudah lama tiada. "Maaf, bukan maksud Mas ingin membuat kamu sedih." Albi

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 9

    "Mas, katanya pulang terlambat?" tanya Nayra yang melihat suaminya membuka pintu kamar mereka. "Iya, tiba-tiba saja mas merindukan istri Mas ini, jadi mas segera pulang saja," jawab Albi. "Astaga, sejak kapan kamu menjadi suka sekali menggombal?" Albi duduk disamping Nayra dan memeluk wanita yang baru dua tahun dia jadikan istri. Wanita yang begitu dia cintai saat ini. Semoga saja rasa cinta ini akan tetap sama bahkan bertambah sampai nanti. "Menyenangkan hati istri tidak salah, kan?" "Oh jadi sekarang suamiku ini sedang berusaha membuat hati istrinya senang, begitu?" tanya Nayra sambil tersenyum. Albi mengangguk. "Tentu saja, apapun yang membuat kamu senang, maka akan aku lakukan." "Termasuk setia sama aku?" "Jangan bertanya sesuatu yang sudah pasti kamu tahu jawabannya. Setia itu sudah menjadi tugasku, aku yang memilih kamu dan aku sudah bertekad untuk menjadikan kamu satu-satunya. Jangan pernah meragukan itu lagi, sayang." Nayra tersenyum. "Aku hanya berc

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 8

    "Hai, apa kabar?” Albi menatap wanita yang dia sudah kenal. Wanita yang hampir empat tahun tidak bertemu dengannya. Wanita yang dulu selalu ada bersamanya dan sekarang Albi tidak tahu apa yang sedang wanita itu lakukan di rumah orang tuanya. “Baik, kamu apa kabar?” tanya Albi kembali. “Seperti yang kamu lihat, aku baik dan sangat baik. Sudah sangat lama sekali kita tidak bertemu, aku tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan kamu,” jawab wanita itu yang ternyata bernama Kharisma. “Sepertinya kita makan siang dulu saja, nanti kalau memang kalian mau ngobrol setelah ini saja. Kasihan Aninda dan calon anaknya yang sudah ingin makan,” sahut Laila sambil terkekeh. “Boleh, maafkan Risma, Bu. Risma terlalu berantusias sehingga lupa kalau kita akan makan siang bersama.” “Tidak apa, nak. Ibu mengerti, sekarang kita makan siang dulu setelah itu kalian bisa lanjutkan mengobrol di ruang keluarga.” Laila tersenyum senang melihat respon putranya yang sepertinya begitu senang melihat keda

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 7

    Apa? Menikah lagi, ide macam apa itu?” tanya Albi yang terlihat marah. “Dengarkan ibu dulu, Nak. Ibu hanya ingin kamu merasakan menjadi sekarang ayah, apakah ibu salah?” Laila memasang wajah yang sangat sedih. “Bu, Albi sangat berterima kasih dengan kekhawatiran ibu. Tapi untuk menikah lagi, aku tidak akan mau karena aku sudah mempunyai istri. Aku memilih Nayra sebagai istriku, aku mengambilnya dari orang tuanya dengan baik-baik. Aku juga sudah berjanji tidak akan menyakitinya. Jadi, aku tidak mau melakukan apa yang ibu mau untuk kali ini,” jawab Albi sambil menatap ibunya. “Albi, semua bisa diatur. Kamu bisa tetap menikah lagi walaupun Nayra tidak tahu, memiliki istri lebih dari satu itu tidak buruk. Kamu mampu membiayai keduanya, kamu punya segalanya. Jadi ibu yakin wanita manapun mau jika dijadikan yang kedua oleh kamu, Bi. Ibu sangat yakin itu,” kekeh Laila. “Bu, aku tidak mau menyakiti hati Nayra. Selama ini aku diam ketika Nayra di pojokan karena belum hamil, aku diam karena

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    bab 6

    Di ruangan Albi, Nayra terus terdiam. Dia seolah hanyut dengan apa yang sedang dia pikirkan. Nayra yakin, kedatangan ibu mertua dan adik iparnya itu untuk menjalankan apa yang sudah mereka rencanakan. Sungguh tidak habis pikir, adik iparnya dengan sangat tega ingin memisahkan dia dengan Albi. “Nay, jika suamimu sedang bekerja, jangan kamu ganggu dia. Seharusnya kamu diam saja di rumah dan tunggu dia pulang. Kamu seperti tidak punya kerjaan lain saja,” ucap Laila. “Lantas ibu dan Aninda ada kepentingan apa ke kantor?” tanya Nayra kembali. “Wajar saja jika ibu berkunjung ke kantor. Secara, ibu adalah pemilik perusahaan ini. Ibu berhak jika memang ingin keluar masuk kantor. Ibu ingin melihat perkembangan perusahaan sekarang seperti apa,” jawab Laila sambil menatap Nayra. “Iya, kenapa mbak Nayra justru bertanya seperti itu? Jika memang ibu mau datang kapan saja, bukannya itu tidak jadi masalah?” tanya Aninda yang justru membuat suasana di ruangan itu semakin memanas. “Iya saya menger

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 5

    Sepulangnya dari rumah Laila, Nayra langsung banyak diam dan melamun. Albi belum menyadari sikap istrinya, dia begitu sibuk karena sedang menangani proyek besar di perusahaan. Bahkan beberapa hari ini Albi sering pulang telat, Nayra tidak banyak protes seperti biasanya. Karena Randi, sang asisten pribadi suaminya selalu memberi kabar pada Nayra itu pun atas perintah Albi yang tahu jika istrinya pasti akan terus bertanya. Albi baru pulang, dia melihat istrinya sedang duduk di balkon kamar. Albi baru sadar jika sikap istrinya sekarang, Albi mendekat dan duduk di samping Nayra. Albi menatap Nayra dari samping, terlihat jika Nayra sedang melamun dan memikirkan sesuatu. “Kenapa malam-malam seperti ini masih diluar?” tanya Albi. “Mas, kapan kamu datang?” bukannya menjawab Nayra justru melontarkan kembali pertanyaan. “Baru saja, kamu sedang memikirkan apa sehingga suami pulang saja tidak menyadari.” “Tidak ada, mas.” “Ada apa? Kenapa sepertinya kamu melamun terus, apa yang mengganggu p

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status