Share

Mencari Rendy

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Carla yang mengantuk akhirnya menerima tawaran Jajang untuk menginap di rumahnya.

Gadis ini diberi kunci untuk mengunci pintu kamarnya yang sebenarnya adalah kamarnya Jajang.

“Kamu tidur saja dahulu,” ujar Jajang. “Besok pagi-pagi sekali aku akan mencari Mas Rendy di pusat dusun”

Carla mengangukan kepalanya, kemudian memasuki kamar untuk beristirahat. "Terima kasih ya, Jajang,' ujarnya.

“Kunci pintunya saja Carla,” kata Jajang sebelum Carla menutup pintu kamarnya.

Jajang memenuhi janjinya kepada Carla.

Pagi-pagi sekali Jajang sudah berangkat ke pusat dusun untuk mencari Rendy.

Jajang menemukan mobil Rendy yang sebelumnya mogok di jalanan dusun ini, tapi Rendy tidak ada di dalam mobilnya.

“Kemana ya mas Rendy?” gumam Jajang, “Kok tidak kelihatan ya sama sekali kemana mas Rendy pergi”

“Jangan-jangan mas Rendy memasuki rumah kosong yang ada di dekat sini sebelum sampai ke pusat dusun,” pikir Jajang.

“Rumah itu sudah kosong lama. Tidak mungkin mas Rendy nekad memasuki rumah kosong yang ad
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   Ki Seto

    Jajang kemudian kembali lagi ke rumahnya, khawatir nanti ibunya pulang dan terkejut melihat Carla yang sedang tidur di kamarnya.Pemuda dusun ini juga telah memutuskan tidak akan memberitahukan kejadian sebenarnya kepada Carla agar gadis ini tidak panik dan segera meninggalkan dusun.Jajang mulai menyembunyikan mobil Rendy dengan mendorongnya ke arah pepohonan yang bisa menutupi mobil ini dari pandangan luar.“Untuk sementara begini saja dahulu. Nanti kalau mas Rendy sudah sadar, aku akan mengeluarkan mobilnya lagi,” pikir Jajang.Jajang juga tidak ingin kehilangan Carla secepat itu. Jika dia memberitahukan yang sebenarnya, pasti Carla langsung menyusul Rendy ke rumah sakit dan meninggalkannya.Rumah Jajang masih sepi saat pemuda dusun ini sampai di rumahnya. Pintu kamarnya juga masih terkunci menandakan kalau Carla masih tidur.Jajang duduk di teras depan menunggu ibunya pulang, tapi masih belum kelihatan tanda-tanda kalau ibunya akan pulang.“Jajang ... sudah balik?” tanya suara yan

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   Sikap Aneh Ambarwati

    Clara masih kesal denga Ki Seto yang tidak mau memberitahu dirinya mengenai keanehan di Dusun Sentani ini. Bahkan kakek ini menyebutkan kematian Bu Ningsih itu tidak wajar dan ada unsur pelanggaran yang dilakukan Bu Ningsih.“Clara ... kita pulang saja yuk ke rumah Jajang dahulu,” ajak Jajang, “mungkin ibu sudah pulang sekarang! Biasanya kalau pulang, ibu pasti masak jadi kita bisa makan dahulu.”Sebenarnya Clara masih penasaran dengan perkataan Ki Seto, dan hendak kembali lagi minta maaf sama kakek penjaga kuburan itu. Tujuannya hendak mengorek keterangan mengenai misteri Dusun Sentani lebih banyak lagi.Tapi Clara akhirnya mengurungkan niatnya. “Nanti saja, aku kembali lagi ke sini kalau situasai mulai agak tenang!” pikirnya.“Boleh juga Jang!” teriak Clara yang sudah kembali ceria.Jajang mulai senang melihat kondisi Clara yang sudah tidak marah-marah lagi. “Bu Ambar masak sayur asem tidak? Aku suka sekali makan sayur asem buatan ibumu Jang!” kata Clara.“Belajar sama ibu, pasti d

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   Rahasia Clara

    Clara memasuki kamar Ambarwati dengan perasaan yang tidak karuan. Entah apa yang akan dilakukan Bu Ambar padanya setelah kejadian yang sangat tidak mengenakkan hatinya tadi.Namun Jajang yang mengikutinya memberikan semangat baru baginya. Jika ada Jajang di sampingnya, tidak mungkin Bu Ambar bisa menyentuhnya."Bu ... ini aku bawa Clara!' ujar Jajang membangunkan ibunya yang sedang tiduran di tempat tidurnya.Ambarwati langsung bangun dan memeluk Clara erat-erat membuat Clara kaget dengan reaksi dari ibunya Jajang ini. Clara juga tidak sempat menghindar, dan hanya pasrah menerima pelukan dari Ambarwati.“Maafin ibu ya Clara! Ibu tidak bermaksud membuatmu takut tadi!” kata Ambarwati yang kemudian melepaskan pelukannya.“Sebenarnya apa yang sedang terjadi di dusun ini Bu Ambar?’ tanya Clara yang masih belum hilang rasa terkejutnya melihat sikap Ambarwati tadi.“Ibu tadi kaget melihat dirimu ada di Dusun Sentani, Clara!” ujar Ambarwati, “seharusnya kamu tidak boleh lagi datang ke Dusun S

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   Warung Bu Siti

    “Jang ...! Jangan kencang-kencang bawa motornya!” teriak Clara yang berada di belakangnya.Rambut panjang Clara tertiup angin kencang yang menutupi seluruh wajahnya karena Jajang membawa motor bututnya dengan kencang sekali..Motor boleh butut dan kelihatan seperti rongsokan, tapi mesinnya boleh diadu dengan motor baru. Lari motor butut ini sangat kencang dan mesinnya sangat halus bunyinya.Suara Clara tidak terdengar oleh Jajang yang saat ini sedang mencemaskan keadaan Clara. Angin yang kencang membawa jauh suara teriakan Clara sebelum sampai di telinga Jajang.Jalanan dusun ini masih panjang dan tidak ada tanda-tanda menunjukkan jalan keluar dari dusun ini. Bahkan Pusat Dusun Sentani juga masih belum kelihatan oleh Jajang.“Clara ...! Sepertinya kita hanya melalui jalanan dusun yang sama terus menerus! Mungkin sudah terlambat untuk keluar dari Dusun Sentani!” ujar Jajang.“Coba berhenti dahulu, Jang! Aku tidak dengar jelas ucapanmu!’ kata Clara menepuk pundak Jajang sebagai tanda me

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   Siluman Ular atau Bu Siti?

    Wanita setengah tua itu masih meringkuk di sudut warung sambil menangis tersedu-sedu. Posisinya yang menunduk dan menghadap dinding warung membuat Jajang agak kesulitan melihat wajah wanita ini. Jajang khawatir wanita ini bukanlah Bu Siti yang dia kenal , tapi makhluk jejadian yang banyak berdatangan ke Dusun Sentani setelah kematian Bu Ningsih.“Bu Siti ...!” panggil Clara lagi, tapi wanita ini tidak bergeming sedikitpun dengan panggilan Clara ini.“Clara ... hati-hati! Jangan terlalu dekat!” kata Jajang memperingati Clara.“Bagaimana kalau benar wanita ini Bu Siti?” kata Clara yang masih ingin menegur wanita ini dari dekat.“Kalau manusia tidak mungkin tetap menunduk di sudut warung ... biasanya itu ular, Clara!” kata Jajang memperingatkan Clara.“Ular?” tanya Clara.“Banyak makhluk tidak kasat mata seperti hantu dan siluman yang berbondong-bondong memasuki Dusun Sentani, begitu Bu Ningsih sudah tiada! Aku tidak tahu apa memang Bu Ningsih ini yang dahulu menahan makhluk jejadian ini

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   Kabur!

    Ternyata hati nurani Clara lebih kuat alih-alih peringatan Jajang kepada dirinya.Gadis kota ini kemudian melangkah maju ke arah wanita yang sedang meringkuk di sudut warung Bu Siti ini tanpa sempat dicegah oleh Jajang.“Clara ... jangan!” teriak Jajang.Tapi semuanya terlambat. Clara sudah menyentuh bahu wanita yang meringkuk ini, mencoba membantu wanita ini berdiri.Sssshh ....!Wanita ini berbalik menampakkan wajahnya yang penuh sisik ular disertai lidahnya yang mendesis keluar.Clara yang terkejut dengan apa yang dilihatnya ini hampir terjatuh. Beruntung baginya Jajang dengan sigap menangkap badannya yang hampir terjatuh dan langsung menarik tangannya untuk kabur dari warung ini secepat mungkin.Sssshh ...!Makhluk jejadian yang disangka Bu Siti oleh Clara ini menatap kepergian Clara dan Jajang sambil tetap berdesis menampakkan lidah ularnya yang bercabang keluar dari mulutnya.“Sudah kubilang dari tadi ... jangan sesekali menolong dan menyentuh wanita itu, tapi kamu tetap bandel!

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   Ditandai

    Pagi-pagi sekali, Clara sudah terbangun. Suasana yang masih gelap membuatnya hanya duduk-duduk saja di teras rumah Jajang, menunggu tuan rumah bangun.Titik lampu kecil yang dilihatnya semalam, kali ini dilihatnya lagi tapi semakin lama titik lampunya semakin besar menunjukkan kalau orang yang pergi ke Hutan Keramat saat tengah malam itu sudah kembali di pagi harinya.Menuruti nasehat Jajang, Clara hanya duduk saja dan tidak begitu memperhatikan orang yang membawa lampu ini lewat di depan rumah Jajang menuju ke arah dusun.Jajang bangun saat hari mulai terang disusul Ambarwati juga bangun sesudahnya.“Pagi Clara ... tumben sudah bangun pagi-pagi?” sapa Jajang.“Iya Jang ... kurang bisa tidur, jadi ya duduk-duduk saja di teras ini!” jawab Clara santai.“Kamu mau sarapan tidak? Aku bikinin mi instan, mau?” tanya Jajang.Clara mengangukan kepalanya. “Kalau boleh minta teh manis panas ya Jang,” ujarnya.“Siap ... Tuan Putri!” kata Jajang sambil tersenyum.Tidak seberapa lama, Jajang kelua

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   Bantuan Ki Seto

    Pertemuan Clara dengan siluman ular di warung Bu Siti ternyata berbuntut panjang. Siluman ular berhasil menandai Clara sehingga gadis ini tidak akan aman kemana-mana sebelum menghilangkan tanda dari siluman ular ini. Clara benar-benar dibuat panik sekarang dengan tangannya yang telah ditandai oleh siluman ular.Makin dilihat, tangannya makin menghitam dan berbau tidak enak."Tanganmu ini sudah mulai parah, Ra!" ujar Jajang."Tahunya darimana, Jang? tanya Clara."Sudah mulai ada bau tidak sedap kayak bau busuk begitu Ra!" jawab Jajang."Ayo kita ke rumah Ki Seto sekarang!" ajak Clara mengalihkan pembicaraan."Ingat ya Ra, jangan marah-marah di Hutan Ritual. Bisa kena sial kita nanti!" pesan Jajang."Pasti Jang ... jangan khawatir! Aku tidak akan sembarangan bicara! Kamu bisa pegang janjiku!" kata Clara untuk membuat Jajang tenang.Jajang kemudian mengantar Clara ke rumah Ki Seto di Hutan Ritual."Ki Seto tahu tidak sih masalah ritual ini?" tanya Clara penasaran dengan sosok Ki Seto.

Latest chapter

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   Ending

    Kampus ternama di Jakarta tampak mulai sepi saat seorang gadis cantik melintasi kampus hendak pulang dari kuliah malamnya.Gadis ini berjalan dengan wajah ceria.Tidak tampak kalau sebelumnya gadis ini mengalami kejadian mengerikan yang hampir merenggut nyawanya ini.Gadis ini baru mulai melanjutkan kuliahnya yang tertunda setelah berhasil keluar dari dusun kelahirannya dengan susah payah.Gadis cantik ini bernama Clara.Sudah setahun sejak kejadian di Dusun Sentani.Clara tetap tidak mampu memaafkan Jajang yang telah berdusta kepadanya, walaupun pemuda dusun inilah yang telah menolongnya mati-matian agar terlepas dari pengaruh nyai ratu siluman harimau putih yang menguasai Hutan Ritual di ujung Dusun Sentani.Rendy telah keluar dari rumah sakit jiwa berkat rekomendasi Clara beserta ayah sambungnya, yang menjamin kalau Rendy sebenarnya tidak gila.Hubungan Clara dan Rendy juga sudah berakhir, karena Clara juga tidak bisa memaafkan Rendy yang telah berselingkuh dengan siluman ular saat

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   64. Dusun Kenangan

    DUUAAAR ... DUUAAAR ... DUUAAAR ...!!!Energi supranatural Clara yang meningkat sampai maksimum menghancurkan tubuh nyai ratu siluman harimau putih ini tanpa ampun, saat pukulan dari nyai ratu ini mendekati Clara."TIIDAAAK ...!!!"Teriakan terakhir nyai ratu yang tidak menerima kekalahannya dari seorang gadis bernama Clara, sebelum tubuh nyai ratu ini meledak akibat energi besar yang tidak bisa dibendungnya.Ningsih yang ternyata masih hidup, berusaha melarikan diri, ditarik nyai ratu ikut bersamanya."Tolong aku, Jang!" teeriak Ningsih yang masih mengharapkan bantuan Jajang.Tapi pemuda dusun ini tidak bergeming, dan hanya menyaksikan tubuh Ningsih ikut hancur bersama nyai ratu."Dia pantas menerimanya akibat perbuatannya padamu, Clara!" seru Jajang.Clara hanya terdiam melihat kehancuran nyai ratu yang telah berrkuasa lama di Dusun Sentani, yang membuat semua penduduk dusun takut terhadapnya."Usai sudah! Sekarang penduduk Dusun Sentani dapat hidup normal tanpa takut terhadap nyai

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   63. Pertarungan Terakhir

    Clara berhasil dibebaskan oleh Jajang dengan kemampuannya memanipulasi waktu.Ningsih tertipu dengan ketidak berdayaan Jajang saat dia melakukan ritual pemindahan kepada Clara."Tunggu! Jangan lari kamu, Jang!" kejar Ningsih dari masa lalu ini.BLAASST!Sebuah tembakan sinar hampir saja mengenai tubuh Jajang yang sedang menarik Clara berlari sekencang mungkin untuk keluar dari Hutan Ritual."Jangan harap bisa keluar hidup-hidup dari hutan ini!" seru nyai ratu yang tadi melepaskan tembakan sinar."Biarkan kami pergi, nyai ratu! kami tidak akan menganggu kalian lagi!" sahut Jajang."Tidak semudah itu! Clara harus tetap di sini! Ritual pemindahan Ningsih harus terlaksana! Aku akan membebaskanmu Jajang, atas permintaan Ningsih!" seru nyai ratu yang semakin mendekati Jajang."Jangan mendekat!" teriak Clara yang bersiap mengeluarkan kekuatan supranaturalnya.Nyai Ratu tidak mengubris peringatan Clara dan terus bergerak mendekati Clara.Kekuatan supranatural Clara masih sulit dikendalikan ol

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   62. Menolong Clara

    Nasib Clara tidak berjalan dengan baik.Harapan adanya pertolongan makin sirna saat Ningsih mulai mempersiapkan dirinya untuk ritual pemindahan.Jajang yang diharapkannya menjadi dewa penolong baginya tidak kunjung muncul."Tamatlah riwayatku kali ini! Tidak ada bala bantuan sama sekali!" ujar Clara pasrah dalam hatinya."Jangan khawatir gadis cantik! Ritual pemindahan ini akan berlangsung cepat sehingga kamu tidak akan menyadari sudah berpindah ke tubuhku ini. Sayangnya tubuhku akan hancur setelah ritual selesai, sehingga kamu tidak akan lama berada di dalam tubuh utuhku ini!" kata Ningsih yang makin membuat Clara panik."Bagaimana cara melepaskan diri dari segel kekuatan nyai ratu ya?" pikir Clara yang memang harus berpikir cepat menyelamatkan dirinya tanpa bantuan orang lain.Harapan tinggal harapan.Kesempatan Clara untuk lolos semakin kecil saat Ningsih sudah siap memulai ritual pemindahan.Clara hanya pasrah dengan nasibnya, karena tidak ada jalan keluar sama sekali baginya.***

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   61. Ritual Pemindahan

    Clara masih terkurung di dalam rumah kosong Ningsih di masa depan.Setelah sadar dan melihat kondisi kamar berdebu tempatnya berada, Clara menyadari kalau dia sudah berada di masa depan."Bagaimana Jajang bisa menolongku sekarang?" pikir Clara mulai putus asa.Tangan dan kakinya terikat, sedangkan mulutnya tersumpal kain membuat Clara tidak bisa berbuat apa-apa.Bahkan kekuatannya disegel oleh Ningsih atas bantuan nyai ratu yang membuat dirinya sama sekali tidak berdaya.Harapan satu-satunya adalah Jajang bisa kembali ke masa depan menolongnya, tapi Clara menyadari kalau harapannya sangat kecil, bahkan mustahil."Kamu sudah bangun, gadis cantik?" tegur Ningsih sambil tersenyum.Clara berteriak dan menggerakkan tubuhnya, tapi tidak ada hasil karena suaranya tersumpal kain yang menutupi mulutnya."Jangan berontak! Sebentar lagi kamu akan menjadi Clara yang baru dengan aku yang berada di dalam tubuhmu, hahaha!"Clara sedikit bergidik membayangkan wanita yang semula dikiranya sangat baik

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   60. Muslihat Ningsih

    Clara masih saja tersesat di dalam padang ilalang setelah siluman ular meninggalkan dirinya. "Jang ... kamu ada di mana?" gumam Clara lirih. Tidak terasa air matanya menetes membasahi wajahnya. Clara sudah benar-benar putus asa tersesat selama-lamanya di padang ilalang ini tanpa ada yang bisa menolongnya. Jajang tidak kelihatan sama sekali olehnya. "Neng! Kenapa menangis?" Hati Clara langsung merasa lega begitu mendengar suara wanita yang menegurnya. "Ibu ini siapa?' tanya Clara terhadap wanita yag berada di hadapannya. "Kamu ini mirip sekali dengan Clara kecil! Apa tari punya anak lain selain Clara ya?" ujar wanita ini lagi membuat Clara kebingungan. "Aku ini Clara, Bu! memangnya ibu ini siapa?" tanya Clara penasaran. "Aku Ningsih, yang tinggal samping rumah kosong angker!" jawab wanita ini. "Bu Ningsih! Benarkah ini Bu Ningsih? Maafkan aku yang tidak mengenali wajah ibu!" teriak Clara sambil memeluk Ningsih. "Kamu siapa?' tanya Ningsih yang berpura-pura. "Aku Clara, Bu

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   59. Kelicikan Siluman Ular

    Sebenarnya apa yang terjadi pada Clara?Kenapa gadis ini bisa tiba-tiba menghilang saat mengejar siluman ular yang menyerupai Rendy?Untuk itu kita perlu kembali ke saat kejadian Rendy palsu ini menemui Clara di rumah Jajang.*****"Kemana kamu, siluman ular! Aku tidak akan melepaskanmu begitu saja!" teriak Clara dengan penuh kemarahan dan emosi yang tinggi.Panggilan Jajang juga tidak didengarnya lagi sama sekali.Setelah beberapa lama menerobos rumput ilalang yang tinggi, barulah Clara sadar kalau dia tersesat akibat penuh emosi mengejar siluman ular.Clara tanpa sadar masuk ke dalam jebakan siluman ular yang sengaja memancingnya menjauh dari Jajang, agar lebih mudah menangkapnya."Kemana kamu, siluman teng*k!" teriak Clara yang kesal karena terpancing oleh siluman ular yang licik ini."Hihihi! Aku sangka kamu perempuan yang cerdas ... ternyata kamu hanyalah perempuan bodoh yang mudah terpancing emosi! Tidak salah kalau aku menyamar jadi Rendy! Hihihi!""Keluar kamu siluman ular! Ha

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   58. Di Mana Clara?

    Jajang mengikuti Siti yang membawanya keluar dari Hutan Ritual, kembali menuju jalan rahasia di rumah kosong.“Clara sudah tidak ada di alammu! Dia dibawa Ningsih ke masa depan, tempatmu berasal untuk menukar jasadnya di masa depan dengan tubuh Clara!” jelas Siti.“Kamu bisa membawaku ke masa depan?” tanya Jajang.“Menurutmu, apa aku akan mengajakmu mencari jalan ke masa depan apabila aku tidak tahu cara Ningsih membawa Clara ke masa depan?” tanya Siti dengan kesal.“Tapi ... kenapa kamu membantuku, Siti? Aku sudah jahat terhadapmu!” kata Jajang meminta penjelasan.“Aku bukan membantumu! Aku harus mencegah Ningsih bangkit kembali dari kematian di masa depan! Ningsih sangat berbahaya apabila berhasil mengambil alih tubuh Clara, jadi kamu harus segera pergi sebelum terlambat!” ujar Siti.“Kamu tidak ikut?” tanya Jajang.“Aku tidak bisa pergi, karena aku hanya berupa roh! Tubuhku akan hancur apabila melewati ruang waktu!” jelas Siti.Siti membawa Jajang melalui lorong rahasia dari rumah

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   57. Misteri Kuburan Tua

    Jajang, Tari, dan Seto akhirnya berhasil menemukan kuburan rahasia yang disebut oleh Ningsih sebagai tempat disekapnya Clara.Kuburan tua di tengah hutan ritual ini tidak terbaca lagi tulisan di batu nisannya.Sepertinya kuburan ini dahulunya adalah kuburan orang kaya di dusun atau mungkin bukan kuburan penduduk asli dusun.Kuburan tua ini sangat luas. Bahkan ada beberapa kuburan khusus yang mempunyai ruangan di dalamnya.Tidak kelihatan adanya Clara di kuburan tua ini,Suasana masih berkabut yang menambah seramnya kuburan tua ini.“Tidak ada apa-apa di sini, Jang!” seru Seto.“Kamu yakin kalau kuburan tua ini yang disebut oleh Bu Ningsih?” tanya Tari.Jajang termenung dan tidak habis pikir, kenapa Clara tidak berada di kuburan tua ini.“Jang!” panggil Tari lagi.Jajang baru tersadar setelah dipanggil lagi oleh Tari.“Aku juga tidak tahu, Tari! Coba kita telusuri saja kuburan tua ini!” seru Jajang.“Mungkin saja Clara ada di balik beberapa kuburan besar di ujung tempat pemakaman ini!”

DMCA.com Protection Status