Kisah pemuda bernama Fauzan yang berjuang keras melepaskan diri dari gangguan jin nasab warisan sang kakek, dengan dibantu oleh seorang kiai melalui jalan spritual.
View More(Bisikan dari Jin Kafir)“Lihat apa, Dek?” tanya satpam yang bekerja di rumah keluarga besar Fauzan itu dengan dahi yang mengkerut.“Tidak apa-apa kok, Pak, tadi mungkin saya cuma salah lihat saja.” Saryh tersenyum kecil.“Oh, saya kira ada apa.” Satpam itu menghela napas pendek.“Tidak ada, Pak, maaf.” Putri sang kiai menggaruk-garuk kepalanya sendiri yang tertutup hijab pasmina berwarna abu-abu itu. Ia merasa tidak enak kepada Pak satpam.“Enggak apa-apa, Dek, mari silahkan masuk, biar saya panggil dulu Bu Fani-nya, beliau mungkin sedang ada di belakang,” kata Pak satpam sambil membuka pintu rumah itu yang tidak terkunci. “Ayok, silahkan duduk dulu, Dek.”“Baik, Pak, terima kasih banyak.” Sarah tersenyum ramah.“Sama-sama, Dek, tunggu sebentar, yah.” Satpam tadi langsung bergegas mencari ibunya Fauzan---Fani.Sarah pun kemudian duduk di kursi yang ukiran dan modelnya sangat tradisional serta unik, mungkin bisa dibilang barang antik.Bukan hanya kursi, tetapi meja dan hampir semua ba
(Bangunan Tua)“Apa kamu akan pergi ke rumah orang tua Fauzan sendirian?” tanya Syifa kepada anak semata wayangnya---Sarah.Sang anak pun seketika mengangguk. “Iya, Ummi, aku akan ke sana sendiri, lagian tempat tinggal Fauzan itu kan tidak terlalu jauh dari sini.”“Iya, sih, tapi kamu harus hati-hati di jalannya, yah, jangan kebut-kebutan,” pesan sang ibu. “Terus kalau sudah selesai urusannya di sana, kamu langsung pulang yah, jangan main dulu.”“Siap, Bu, aku pasti akan langsung pulang. Kalau begitu aku pergi dulu sekarang,” pamit Sarah seraya mencium punggung tangan ibunya.Kemudian, gadis berdagu lancip tersebut memakai helm berwarna putih campur pink dan menaiki kendaraan beroda dua miliknya.Sarah lalu mulai melajukan motornya, tetapi ia malah tidak sengaja menubruk tong sampah yang ada di dekat gerbang pondok pimpinan sang kakek.“Astagfirullahaladzim ... baru aja dibilangin harus hati-hati malah nabrak tong sampah.” Syifa menepuk jidatnya sendiri.Setelah itu, ia bergegas membe
(Tawaran dari Ratu Jin)"Cara kedua yaitu menemui orang yang menjadi penghubung perjanjian antara kakeknya Fauzan dan bangsa jin, lalu mintalah orang itu untuk memutuskan perjanjian tersebut," ucap Kiai Haji Solehudin yang berbaring di tempat tidurnya karena terluka akibat berusaha mengalahkan jin nasab yang ada di tubuh Fauzan."Oh, begitu, tapi bagaimana kalau orang itu sudah tidak ada atau sudah meninggal, Bah?" tanya Sarah penasaran."Kamu coba saja dulu temui keluarganya Fauzan dan tanyakan kepada mereka, kalau memang orangnya sudah meninggal, kita harus memakai cara terakhir untuk menolong pemuda itu agar tidak terus diganggu oleh khodam warisan kakek buyutnya," balas sang kiai.Sarah seketika mengangguk. "Baiklah, Bah, nanti aku akan pergi ke rumah orang tua Fauzan.""Terima kasih, Nak, semoga kita berhasil menolong saudara kita sesama muslim, karena sesungguhnya kita semua adalah satu jiwa," tutur pria berjambang itu."Iya, Bah, aku mengerti maksud Abah." Sarah melengkungkan g
(Cara Kedua)Kiai haji Sobar hanya tersenyum kecil, saat ia mendengar ucapan dari jin yang sekarang menguasai tubuh santri putranya---Fauzan.“Terserah apa kata kalian, yang pasti aku akan tetap memutuskan perjanjian yang dibuat oleh kakek buyut pemuda itu dengan kalian di masa lalu!” tegas sang kiai.Fauzan yang sedang kerasukan oleh jin nasab pun seketika marah dan membanting kayu gaharu yang ada di depannya.Kemudian, pemuda tersebut mencoba mencekik pria yang sudah mulai renta itu, tetapi tangannya langsung ditepis dengan menggunakan tongkat.Fauzan bahkan jatuh terjungkal ke belakang. Setelah itu, ia berdiri dan mengepalkan kedua tangannya dengan mata yang menyorot tajam.“Kamu tidak bisa memutuskan perjanjian yang sudah dibuat oleh kakek dari pemuda ini sejak dulu dengan kami, kecuali kamu bisa menghancurkan kami.” Fauzan spontan tertawa lepas, setelah berkata demikian.Aldi yang berada di luar ruangan tersebut pun seketika memegang tangan istrinya, karena takut saat mendengar s
(Memancing Jin Agar Keluar)“Baik, Bah, tunggu sebentar, aku akan memanggil Fauzan dulu ke sini.” Sarah langsung bergegas pergi ke asrama santri putra.Kemudian, ia menyuruh santri putra bernama Fauzan itu untuk menghadap Kiai Haji Solehudin di ruangan khusus yang ada di rumahnya.Pemuda yang rambutnya sedikit ikal tersebut hanya menurut, meskipun hatinya mendadak merasa tidak enak dan takut.‘Ada apa ini? Kenapa Pak Kiai memanggilku ke rumahnya secara tiba-tiba begini? Apa aku akan dihukum atas perbuatanku semalam yang sudah berani menghajarnya? Tapi itu kan bukan disengaja.’ Fauzan berbicara dalam hati sembari berjalan menuju ke rumah guru ngajinya."Ayok, silahkan masuk!” titah Sarah kepada santri putra yang baru mondok dua hari lalu tersebut sambil menunjuk ke arah sebuah ruangan berukuran sedang.Fauzan seketika menganggukkan kepalanya dan perlahan mengayunkan kaki menuju ruangan yang ada di pojok dekat dengan ruang tengah.“Assalamualaikum, Pak Kiai.” Pemuda yang memakai kain sa
(Ritual Pelepasan Jin Nasab)Aldi dengan cepat mengambil gelas berisi air putih dari tangan Kiai haji Solehudin, yang sudah dibacakan doa oleh mertuanya tersebut.Kemudian, pria berpeci hitam itu berjalan menghampiri Fauzan yang sedang dipegangi oleh beberapa orang santri putra.Pemuda yang saat ini sedang dikuasai oleh jin-jin nasab atau khodam warisan dari kakek buyutnya tersebut meronta-ronta, karena ingin melepaskan diri sambil terus menggeram, hingga membuat bulu kuduk para santri mendadak berdiri tegak.Aldi lalu meminumkan air doa tadi sembari membaca kalimat basmallah, agar Fauzan bisa segera lepas dari pengaruh jin nasabnya.Fauzan sempat menolak untuk meminum air doa itu, tetapi Aldi terus memaksanya dengan dibantu oleh sang istri—Syifa.Air tersebut akhirnya berhasil dimasukkan ke dalam mulut pemuda itu, meskipun hanya sedikit, karena ia tidak berhenti meronta, sehingga sebagian airnya tumpah.Baju koko yang dipakai oleh santri putra itu pun menjadi basah. Kemudian, selang
(Berhasil Diikat)"Dia tidak tahu apa-apa tentang perjanjian kalian dengan kakek buyutnya, jadi aku mohon lepaskan dia dan jangan mengganggunya lagi!" tegas Kiai haji Solehudin.Fauzan yang sedang dikuasai oleh jin-jin nasab atau khodam leluhur dari kakek buyutnya pun seketika tersenyum sinis, saat mendengar ucapan dari sang kiai."Coba saja kalau kamu berani melepaskannya, aku yakin kamu tidak akan sanggup, karena kami akan melenyapkan nyawamu sekarang juga!" sergah Fauzan dengan suaranya yang parau dan sedikit serak.Pemuda bertubuh tinggi dan tegap tersebut kemudian langsung melompat dan menyerang Kiai haji Solehudin yang jalannya sudah membungkuk itu.Namun, meskipun begitu, sang kiai masih sanggup melawan beberapa jin ifrit kafir dalam waktu yang bersamaan, tanpa meminta bantuan kepada siapa pun.Pria yang memakai jubah berwarna putih itu dengan sigap menepis serangan dari Fauzan, dengan menggunakan tongkat yang selalu ia pakai untuk alat bantu berjalan."Astaghfirullahaladzim, A
(Berhasil Ditaklukan)“Kenapa? Apa kalian takut kepadaku?” tanya Kiai haji Solehudin kepada khodam-khodam yang saat ini sedang menguasai tubuh santri putra yang bernama Fauzan.“Takut? Untuk apa kami takut kepadamu? Dasar manusia lemah!” hina khodam-khodam itu kepada sang kiai sembari tersenyum miring.“Oh, jadi kalian tidak takut kepadaku, baiklah kalau begitu lawan aku sekarang juga!” Pria yang sudah mulai renta itu menantang Fauzan.Santri putra tersebut kemudian mengepalkan kedua tangannya dengan erat dan meraung seperti macan. Setelah itu, ia menyerang pemilik pesantren tempatnya mondok.Semua santri putra dan santri putri yang ada di sana pun seketika menjerit, saat melihat guru ngaji mereka diserang oleh pemuda bertubuh tegap itu.Syifa dan Sarah yang sudah berhasil meruqiyah Deri juga terlihat panik, karena mereka takut Kiai haji Solehudin yang sudah berusia lanjut tersebut akan terluka.Sarah kemudian bergegas menghampiri sang kakek, tetapi ibunya malah langsung mencegahnya.
(Memiliki Banyak Khodam Pendamping)"Ayok, minggir, kenapa kamu menghalangiku?!" sergah Fauzan dengan mata menyorot tajam.Sarah pun seketika terkejut karena ia tiba-tiba melihat ada beberapa sosok makhluk aneh berupa macan, kakek-kakek bungkuk yang memiliki mata seperti kucing, dan lain sebagainya."Astaghfirullahaladzim." Sarah spontan beristighfar.Kemudian, Fauzan menatap ke arah teman satu kobongnya—Redi—yang saat ini sedang kerasukan beberapa jin penghuni pohon randu.Pemuda itu lalu berjalan untuk melawan temannya sendiri, tetapi Sarah lagi-lagi mencegah tindakan santri putra tersebut agar tidak menyerang Redi."Dia sedang kerasukan, jadi kamu jangan melawannya seperti itu, kita hanya harus meruqiyahnya saja supaya jin-jin yang ada di tubuh Redi keluar," kata gadis bermata besar itu.Namun, Fauzan tidak mau mendengar perkataan dari cucu pemilik pondok pesantren tersebut dan malah menyerang gadis itu, karena ia juga sedang dikuasai oleh khodam leluhurnya.Sarah akhirnya terpaksa
(Dipaksa Mondok)“Bapak yakin mau masukin anak kita ke pondok pesantren ini?” tanya seorang perempuan paruh baya bernama Fani kepada sang suami, sembari melihat ke arah sebuah gedung dua tingkat yang ada di hadapannya.“Iya, Bu, Bapak sangat yakin,” balas Farhan dengan garis bibir yang melengkung ke atas.“Tapi, Pak, bukannya kata orang-orang pondok pesantren ini---”“Jangan percaya apa kata orang lain, Bu!” Farhan memotong ucapan istrinya, “Bapak pernah mondok lama di sini, jadi Ibu tidak usah memikirkan perkataan dari orang-orang itu, karena Bapak lebih tahu banyak tentang pimpinan pondok pesantren ini, dibanding mereka!”“Ya sudah, Ibu percaya deh sama Bapak,” balas Fani, tetapi di dalam hati kecilnya ia merasa gelisah tanpa sebab.Perempuan yang memakai gamis berwana salem tersebut kemudian membuka pintu mobil yang ada di sampingnya dan menyuruh sang anak untuk turun.“Nak, ayok keluar, kita sudah sampai!” titah Fani dengan suaranya yang lembut.“Baik, Bu.” Sang anak mengangguk.K
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments