Pagi-pagi sekali, Clara sudah terbangun. Suasana yang masih gelap membuatnya hanya duduk-duduk saja di teras rumah Jajang, menunggu tuan rumah bangun.Titik lampu kecil yang dilihatnya semalam, kali ini dilihatnya lagi tapi semakin lama titik lampunya semakin besar menunjukkan kalau orang yang pergi ke Hutan Keramat saat tengah malam itu sudah kembali di pagi harinya.Menuruti nasehat Jajang, Clara hanya duduk saja dan tidak begitu memperhatikan orang yang membawa lampu ini lewat di depan rumah Jajang menuju ke arah dusun.Jajang bangun saat hari mulai terang disusul Ambarwati juga bangun sesudahnya.“Pagi Clara ... tumben sudah bangun pagi-pagi?” sapa Jajang.“Iya Jang ... kurang bisa tidur, jadi ya duduk-duduk saja di teras ini!” jawab Clara santai.“Kamu mau sarapan tidak? Aku bikinin mi instan, mau?” tanya Jajang.Clara mengangukan kepalanya. “Kalau boleh minta teh manis panas ya Jang,” ujarnya.“Siap ... Tuan Putri!” kata Jajang sambil tersenyum.Tidak seberapa lama, Jajang kelua
Pertemuan Clara dengan siluman ular di warung Bu Siti ternyata berbuntut panjang. Siluman ular berhasil menandai Clara sehingga gadis ini tidak akan aman kemana-mana sebelum menghilangkan tanda dari siluman ular ini. Clara benar-benar dibuat panik sekarang dengan tangannya yang telah ditandai oleh siluman ular.Makin dilihat, tangannya makin menghitam dan berbau tidak enak."Tanganmu ini sudah mulai parah, Ra!" ujar Jajang."Tahunya darimana, Jang? tanya Clara."Sudah mulai ada bau tidak sedap kayak bau busuk begitu Ra!" jawab Jajang."Ayo kita ke rumah Ki Seto sekarang!" ajak Clara mengalihkan pembicaraan."Ingat ya Ra, jangan marah-marah di Hutan Ritual. Bisa kena sial kita nanti!" pesan Jajang."Pasti Jang ... jangan khawatir! Aku tidak akan sembarangan bicara! Kamu bisa pegang janjiku!" kata Clara untuk membuat Jajang tenang.Jajang kemudian mengantar Clara ke rumah Ki Seto di Hutan Ritual."Ki Seto tahu tidak sih masalah ritual ini?" tanya Clara penasaran dengan sosok Ki Seto.
Ki Seto menyarankan Clara meminta bantuan Nyai Ratu yang menghuni Hutan Ritual.Siluman dan hantu yang berkeliaran di Desa Sentani ini pasti takut dengan Nyai Ratu yang berwujud siluman harimau putih ini."Maaf Ra ... untuk yang satu ini aku tidak bisa membantumu sama sekali! Aku dilarang oleh ibu, pasti ada sebabnya!" ujar Jajang."Biar saya yang antar Neng Clara ini saja, Mas Jajang!" ujar Ki Seto. "Saya juga penasaran dengan siluman yang bisa menandai korbannya!""Ada syarat khusus tidak agar Nyai Ratu bisa membantu Clara?" tanya Jajang yang cemas dengan keadaan Ckara, apalagi berhubungan dengan penunggu Hutan Ritual."Tidak ada, Mas Jajang!" jawab Ki Seto singkat."Jadi Nyai Ratu ini akan membantu Clara menghilangkan tanda di tangannya ini tanpa meminta apapun sebagai balasannya?" tanya Jajang yang masih tidak percaya dengan perkataan Ki Seto."Tidak, Mas Jajang! Percaya sama saya, atau tinggalkan saja rumah saya ini sekarang juga!" kata Ki Seto yang mulai naik darah lagi."Kami p
Jajang dengan susah payah berhasil keluar dari Hutan Ritual yang memang sangat menakutkan baginya. Clara menghilang dibawa oleh hantu atau siluman dari Hutan Ritual.Jajang bergegas mencari Ki Seto yang diyakini olehnya sebagai satu-satunya sesepuh dusun Sentani yang bisa membantunya untuk mengembalikan Clara.Jajang khawatir Clara sudah dibawa ke alam gaib sehingga tidak bisa ditemukan olehnya."Ki Seto ... Ki Seto ...!"Jajang terus emmanggil nama Ki Seto dengan teriakan keras saat dirinya sampai ke tempat pemakaman yang biasa diurus oleh Ki Seto."Ada apa kamu panggil-panggil!" tanya Ki Seto begitu melihat Jajang sendirian. "Kemana gadis temanmu itu?""Aku mau minta tolong Ki! Clara diculik hantu dari Hutan Ritual!' ujar Jajang."Kenapa baru bilang sekarang? Kok bisa Clara diculik!" tanya Ki Seto panik.Apa sebenarnya hubungan Ki Seto dengan Clara? Kenapa dia begitu panik begitu mengetahui Clara diculik hantu atau siluman?"Aku yang salah Ki ... aku membiarkan Clara memasuki Hutan
Clara berhasil ditemukan Ki Seto, tapi hantu siluman yang sangat kuat menghalangi Ki Seto untuk membawa Clara keluar dari alam gaib. Ki Seto merasa kewalahan dengan perlawananan hantu siluman ini. "Siapa kamu ... berani-beraninya menganggu gadis tidak berdosa!" kata Ki Seto memaki hantu siluman ini. Hantu Siluman ini tidak peduli dengan makian Ki Seto. Aura kuat dikeluarkan untuk menahan Ki Seto maju menghampiri Clara. "Gadis ini milikku .... Sudah sejak lama gadis ini seharusnya menjadi milikku!" seru hantu siluman ini. "Sejak kapan gadis ini menjadi milikmu?" tanya Ki Seto menyindir hantu siluman ini. "Kakek tua! kamu sudah lupa padaku?" tanya hantu siluman ini. "Hantu siluman sepertimu tidak perlu diingat!" ujar Ki seto. "Sudah tua ya jadi pikun! Kamu telah menghalangiku memiliki gadis ini belasan tahun yang lalu, Kakek tua!" ujar hantu siluman ini mengingatkan Ki Seto. "Lepaskan gadis ini atau kamu akan menyesal hantu siluman!" teriak Ki Seto yang tidak ditanggapi oleh ha
Munculnya Nyai Ratu yang merupakan siluman harimau putih penunggu Hutan Ritual ini tidak membuat iblis neraka menyerah.“Aku tetap akan membawa gadis ini ke dunia kami! Kekuatan gadis ini sangat kami butuhkan untuk bertahan, jadi aku tidak akan menurutimu!” tegas iblis neraka kepada Nyai Ratu.“Lepaskan aku iblis busuk!” teriak Clara yang berusaha meronta-ronta melepaskan diri dari iblis ini.“Ayo Clara, kamu bisa! Keluarkan kemampuan supranaturalmu itu!”Jajang berteriak bagaikan pendukung Clara dalam pertarungan antara dua makhluk gaib ini.Nyai Ratu terus menyerang Iblis Neraka ini dengan gencarnya, tapi Iblis Neraka ini tampaknya sanggup bertahan dari serangan Nyai ratu.“Aku tidak punya urusan denganmu, Nyai Ratu! Biarkan aku membawa gadis ini!” seru Iblis Neraka di tengah pertarungannya dengan Siluman Harimau Putih ini.“Aku punya kepentingan dengan gadis ini, jadi aku tidak bisa membiarkanmu membawanya ke alammu!” sahut Nyai Ratu.“Lepaskan aku iblis busuk!” teriak Clara yang me
Iblis Neraka mengincar Jajang yang berusaha membebaskan Clara yang diletakkannya di bawah pohon.Cakar tajam dengan kuku panjang iblis ini siap dihujamkan iblis neraka ini ke tubuh Jajang yang tidak menyadari bahaya karena sedang berusaha menyadarkan Clara.Saat nyawa Jajang terancam, tiba-tiba tubuh iblis neraka dihempaskan oleh suatu energi besar yang bersumber dari dalam diri Clara.Alam bawah sadar Clara langsung bereaksi saat Jajang dalam bahaya.Clara tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Jajang yang tanpa sadar telah dicintainya ini.DUUUUAAARRR .... BLAAAASSST ....Ledakan besar terjadi saat kekuatan supranatural Clara menghantam iblis neraka tanpa ampun.Bahkan sebagian tubuh iblis neraka ini hancur dan tercabik-cabik oleh kekuatan Clara ini.Jeritan kematian iblis neraka yang sebenarnya sudah mati ini mengiringi kehancuran tubuhnya yang juga meledak tanpa bersisa terkena energi supranatural dari Clara.“Kekuatanmu besar sekali! Ikut denganku dan turuti semua perkataanku m
Hutan Terlarang merupakan hutan yang sangat luas dan rimbun.Apalagi Jajang dan Clara berada di ujung Hutan Terlarang, sehingga perjalanan menembus hutan terasa lama sekali.Nyai Ratu terus mengejar Jajang dan Clara yang berusaha melarikan diri dari Hutan Terlarang yang merupakan wilayah kekuasaannya."Kalian tidak akan lolos!" teriak Nyai Ratu ini yang terus melayang mengejar dan menghujani Clara dan Jajang dengan tembakan sinar.Ki Seto lagi-lagi menghilang, membuat Jajang kadang curiga adanya persekongkolan Ki Seto dengan makhluk gaib termasuk nyai ratu siluman harimau putih ini."Ki Seto kemana Jang? Kok tidak kelihatan sama sekali?" tanya Clara yang terus berlari di tengah hutan bersama Jajang."Aku idak tahu, Ra! Tadi juga dia membiarkanku diserang terus-terusan tanpa berusaha membantu!" ujar Jajang.Blaasst ...Pohon di samping Clara hancur terkena tembakan sinar dari nyai ratu yang terus menerus mengejar mereka."Clara ... kamu kehabisan energi? Tidak bisa keluarin kekuatanmu
Kampus ternama di Jakarta tampak mulai sepi saat seorang gadis cantik melintasi kampus hendak pulang dari kuliah malamnya.Gadis ini berjalan dengan wajah ceria.Tidak tampak kalau sebelumnya gadis ini mengalami kejadian mengerikan yang hampir merenggut nyawanya ini.Gadis ini baru mulai melanjutkan kuliahnya yang tertunda setelah berhasil keluar dari dusun kelahirannya dengan susah payah.Gadis cantik ini bernama Clara.Sudah setahun sejak kejadian di Dusun Sentani.Clara tetap tidak mampu memaafkan Jajang yang telah berdusta kepadanya, walaupun pemuda dusun inilah yang telah menolongnya mati-matian agar terlepas dari pengaruh nyai ratu siluman harimau putih yang menguasai Hutan Ritual di ujung Dusun Sentani.Rendy telah keluar dari rumah sakit jiwa berkat rekomendasi Clara beserta ayah sambungnya, yang menjamin kalau Rendy sebenarnya tidak gila.Hubungan Clara dan Rendy juga sudah berakhir, karena Clara juga tidak bisa memaafkan Rendy yang telah berselingkuh dengan siluman ular saat
DUUAAAR ... DUUAAAR ... DUUAAAR ...!!!Energi supranatural Clara yang meningkat sampai maksimum menghancurkan tubuh nyai ratu siluman harimau putih ini tanpa ampun, saat pukulan dari nyai ratu ini mendekati Clara."TIIDAAAK ...!!!"Teriakan terakhir nyai ratu yang tidak menerima kekalahannya dari seorang gadis bernama Clara, sebelum tubuh nyai ratu ini meledak akibat energi besar yang tidak bisa dibendungnya.Ningsih yang ternyata masih hidup, berusaha melarikan diri, ditarik nyai ratu ikut bersamanya."Tolong aku, Jang!" teeriak Ningsih yang masih mengharapkan bantuan Jajang.Tapi pemuda dusun ini tidak bergeming, dan hanya menyaksikan tubuh Ningsih ikut hancur bersama nyai ratu."Dia pantas menerimanya akibat perbuatannya padamu, Clara!" seru Jajang.Clara hanya terdiam melihat kehancuran nyai ratu yang telah berrkuasa lama di Dusun Sentani, yang membuat semua penduduk dusun takut terhadapnya."Usai sudah! Sekarang penduduk Dusun Sentani dapat hidup normal tanpa takut terhadap nyai
Clara berhasil dibebaskan oleh Jajang dengan kemampuannya memanipulasi waktu.Ningsih tertipu dengan ketidak berdayaan Jajang saat dia melakukan ritual pemindahan kepada Clara."Tunggu! Jangan lari kamu, Jang!" kejar Ningsih dari masa lalu ini.BLAASST!Sebuah tembakan sinar hampir saja mengenai tubuh Jajang yang sedang menarik Clara berlari sekencang mungkin untuk keluar dari Hutan Ritual."Jangan harap bisa keluar hidup-hidup dari hutan ini!" seru nyai ratu yang tadi melepaskan tembakan sinar."Biarkan kami pergi, nyai ratu! kami tidak akan menganggu kalian lagi!" sahut Jajang."Tidak semudah itu! Clara harus tetap di sini! Ritual pemindahan Ningsih harus terlaksana! Aku akan membebaskanmu Jajang, atas permintaan Ningsih!" seru nyai ratu yang semakin mendekati Jajang."Jangan mendekat!" teriak Clara yang bersiap mengeluarkan kekuatan supranaturalnya.Nyai Ratu tidak mengubris peringatan Clara dan terus bergerak mendekati Clara.Kekuatan supranatural Clara masih sulit dikendalikan ol
Nasib Clara tidak berjalan dengan baik.Harapan adanya pertolongan makin sirna saat Ningsih mulai mempersiapkan dirinya untuk ritual pemindahan.Jajang yang diharapkannya menjadi dewa penolong baginya tidak kunjung muncul."Tamatlah riwayatku kali ini! Tidak ada bala bantuan sama sekali!" ujar Clara pasrah dalam hatinya."Jangan khawatir gadis cantik! Ritual pemindahan ini akan berlangsung cepat sehingga kamu tidak akan menyadari sudah berpindah ke tubuhku ini. Sayangnya tubuhku akan hancur setelah ritual selesai, sehingga kamu tidak akan lama berada di dalam tubuh utuhku ini!" kata Ningsih yang makin membuat Clara panik."Bagaimana cara melepaskan diri dari segel kekuatan nyai ratu ya?" pikir Clara yang memang harus berpikir cepat menyelamatkan dirinya tanpa bantuan orang lain.Harapan tinggal harapan.Kesempatan Clara untuk lolos semakin kecil saat Ningsih sudah siap memulai ritual pemindahan.Clara hanya pasrah dengan nasibnya, karena tidak ada jalan keluar sama sekali baginya.***
Clara masih terkurung di dalam rumah kosong Ningsih di masa depan.Setelah sadar dan melihat kondisi kamar berdebu tempatnya berada, Clara menyadari kalau dia sudah berada di masa depan."Bagaimana Jajang bisa menolongku sekarang?" pikir Clara mulai putus asa.Tangan dan kakinya terikat, sedangkan mulutnya tersumpal kain membuat Clara tidak bisa berbuat apa-apa.Bahkan kekuatannya disegel oleh Ningsih atas bantuan nyai ratu yang membuat dirinya sama sekali tidak berdaya.Harapan satu-satunya adalah Jajang bisa kembali ke masa depan menolongnya, tapi Clara menyadari kalau harapannya sangat kecil, bahkan mustahil."Kamu sudah bangun, gadis cantik?" tegur Ningsih sambil tersenyum.Clara berteriak dan menggerakkan tubuhnya, tapi tidak ada hasil karena suaranya tersumpal kain yang menutupi mulutnya."Jangan berontak! Sebentar lagi kamu akan menjadi Clara yang baru dengan aku yang berada di dalam tubuhmu, hahaha!"Clara sedikit bergidik membayangkan wanita yang semula dikiranya sangat baik
Clara masih saja tersesat di dalam padang ilalang setelah siluman ular meninggalkan dirinya. "Jang ... kamu ada di mana?" gumam Clara lirih. Tidak terasa air matanya menetes membasahi wajahnya. Clara sudah benar-benar putus asa tersesat selama-lamanya di padang ilalang ini tanpa ada yang bisa menolongnya. Jajang tidak kelihatan sama sekali olehnya. "Neng! Kenapa menangis?" Hati Clara langsung merasa lega begitu mendengar suara wanita yang menegurnya. "Ibu ini siapa?' tanya Clara terhadap wanita yag berada di hadapannya. "Kamu ini mirip sekali dengan Clara kecil! Apa tari punya anak lain selain Clara ya?" ujar wanita ini lagi membuat Clara kebingungan. "Aku ini Clara, Bu! memangnya ibu ini siapa?" tanya Clara penasaran. "Aku Ningsih, yang tinggal samping rumah kosong angker!" jawab wanita ini. "Bu Ningsih! Benarkah ini Bu Ningsih? Maafkan aku yang tidak mengenali wajah ibu!" teriak Clara sambil memeluk Ningsih. "Kamu siapa?' tanya Ningsih yang berpura-pura. "Aku Clara, Bu
Sebenarnya apa yang terjadi pada Clara?Kenapa gadis ini bisa tiba-tiba menghilang saat mengejar siluman ular yang menyerupai Rendy?Untuk itu kita perlu kembali ke saat kejadian Rendy palsu ini menemui Clara di rumah Jajang.*****"Kemana kamu, siluman ular! Aku tidak akan melepaskanmu begitu saja!" teriak Clara dengan penuh kemarahan dan emosi yang tinggi.Panggilan Jajang juga tidak didengarnya lagi sama sekali.Setelah beberapa lama menerobos rumput ilalang yang tinggi, barulah Clara sadar kalau dia tersesat akibat penuh emosi mengejar siluman ular.Clara tanpa sadar masuk ke dalam jebakan siluman ular yang sengaja memancingnya menjauh dari Jajang, agar lebih mudah menangkapnya."Kemana kamu, siluman teng*k!" teriak Clara yang kesal karena terpancing oleh siluman ular yang licik ini."Hihihi! Aku sangka kamu perempuan yang cerdas ... ternyata kamu hanyalah perempuan bodoh yang mudah terpancing emosi! Tidak salah kalau aku menyamar jadi Rendy! Hihihi!""Keluar kamu siluman ular! Ha
Jajang mengikuti Siti yang membawanya keluar dari Hutan Ritual, kembali menuju jalan rahasia di rumah kosong.“Clara sudah tidak ada di alammu! Dia dibawa Ningsih ke masa depan, tempatmu berasal untuk menukar jasadnya di masa depan dengan tubuh Clara!” jelas Siti.“Kamu bisa membawaku ke masa depan?” tanya Jajang.“Menurutmu, apa aku akan mengajakmu mencari jalan ke masa depan apabila aku tidak tahu cara Ningsih membawa Clara ke masa depan?” tanya Siti dengan kesal.“Tapi ... kenapa kamu membantuku, Siti? Aku sudah jahat terhadapmu!” kata Jajang meminta penjelasan.“Aku bukan membantumu! Aku harus mencegah Ningsih bangkit kembali dari kematian di masa depan! Ningsih sangat berbahaya apabila berhasil mengambil alih tubuh Clara, jadi kamu harus segera pergi sebelum terlambat!” ujar Siti.“Kamu tidak ikut?” tanya Jajang.“Aku tidak bisa pergi, karena aku hanya berupa roh! Tubuhku akan hancur apabila melewati ruang waktu!” jelas Siti.Siti membawa Jajang melalui lorong rahasia dari rumah
Jajang, Tari, dan Seto akhirnya berhasil menemukan kuburan rahasia yang disebut oleh Ningsih sebagai tempat disekapnya Clara.Kuburan tua di tengah hutan ritual ini tidak terbaca lagi tulisan di batu nisannya.Sepertinya kuburan ini dahulunya adalah kuburan orang kaya di dusun atau mungkin bukan kuburan penduduk asli dusun.Kuburan tua ini sangat luas. Bahkan ada beberapa kuburan khusus yang mempunyai ruangan di dalamnya.Tidak kelihatan adanya Clara di kuburan tua ini,Suasana masih berkabut yang menambah seramnya kuburan tua ini.“Tidak ada apa-apa di sini, Jang!” seru Seto.“Kamu yakin kalau kuburan tua ini yang disebut oleh Bu Ningsih?” tanya Tari.Jajang termenung dan tidak habis pikir, kenapa Clara tidak berada di kuburan tua ini.“Jang!” panggil Tari lagi.Jajang baru tersadar setelah dipanggil lagi oleh Tari.“Aku juga tidak tahu, Tari! Coba kita telusuri saja kuburan tua ini!” seru Jajang.“Mungkin saja Clara ada di balik beberapa kuburan besar di ujung tempat pemakaman ini!”