Home / Rumah Tangga / Rujuk dengan CEO Galak / Bab 3 Dua Garis Merah

Share

Bab 3 Dua Garis Merah

Author: youralin
last update Last Updated: 2023-08-03 19:38:22

Keesokan paginya, Kevin bangun lebih awal dan langsung memeluk Tiara, "Sayang, maafin aku semalam, ya. Aku juga nggak tahu kenapa aku bisa kayak gitu."

Tiara langsung terbangun begitu mendengar suara Kevin. Dia menjawab, "Sakit banget."

Air mata seketika membasahi pipi Tiara, Kevin pun tak tega melihatnya.

"Maafin aku, kamu jangan risau, aku pasti tanggung jawab kalau ada apa-apa! Sekarang, kita pergi ke dokter ya, kita periksa keadaan kamu," ujar Kevin sambil membelai rambut Tiara.

Tiara kaget mendengarnya, ini sungguh tidak mungkin. Bagaimana anak SMA pergi ke dokter untuk memeriksakan diri setelah melakukan hal terlarang? Harus diketahui, Tiara selalu menjaga prinsip mempertahankan kesuciannya sampai pernikahan tiba nanti. Kejadian ini sudah terlanjur terjadi, cukup dirinya merasa malu karena sikapnya sendiri, tidak usah ditambah-tambah mempermalukan diri lagi di depan orang lain.

"Aku ke toilet dulu, harusnya nggak begitu parah."

Tiara mengecek kondisi tubuhnya, ternyata hanya ada robekan sedikit saja di area intimnya. Harusnya, luka ini akan pulih dalam beberapa hari saja.

"Aku baik-baik saja, ingat ya Kevin, ini pertama dan terakhir sebelum kita resmi menikah," ujar Tiara dengan tegas.

Setelah beres-beres barang, Tiara langsung memesan taksi dan pulang sendiri ke kota Cendrawasih. Kevin tak bisa apa-apa, tak bisa menahannya juga. Jadi, dia berencana untuk mengajak Tiara mengobrol lagi saat bertemu nanti.

Dua minggu setelah kejadian itu, perpisahan kelas 3 resmi dilaksanakan. Sepulang dari acara perpisahan itu, Tiara tiba-tiba jatuh pingsan di pintu gerbang sekolah. Teman-teman Tiara langsung panik, termasuk Andin.

"Tiara, kamu kenapa? Aduh, ini karena terlalu bahagia atau apa, ya ..." ujar Andin.

Tiara dinobatkan menjadi lulusan terbaik SMA Bakti saat itu, nilai ujian nasionalnya nyaris sempurna. Tak hanya itu, Tiara juga mendapat kabar sudah diterima di kampus ternama di ibu kota, kota Santana. Andin pikir, Tiara hanya bercanda saja. Namun, setelah melihat wajahnya yang sangat pucat, Andin baru sadar bahwa Tiara benar-benar jatuh pingsan. Alhasil, Tiara pun cepat-cepat dibawa pergi ke klinik sekolah untuk mendapatkan perawatan.

Sekitar satu jam kemudian, Tiara terbangun dan melihat Andin dan kedua orang tuanya berada di sampingnya.

Carla yang pertama bertanya pada Tiara, "Tiara, kamu kenapa? Kok bisa pingsan, kamu belum makan, ya?"

Vandam jauh lebih tenang dalam bersikap jika dibandingkan dengan Carla, dia langsung menenangkan istrinya, "Bu, anak baru pingsan, tanya dulu apa yang dia rasain. Kenapa kamu emosi, sih?"

Tiara belum bisa mendengar begitu jelas ucapan ibunya, dia hanya mendengar sedikit ucapan ayahnya.

"Kenapa ya, kepalaku berat sekali. Aduh ..." Tiara berusaha duduk, tetapi tidak kuat.

"Nak, kita pulang dulu, ya. Kita langsung ke dokter nanti," ujar Vandam.

Vandam dan Carla pun segera membawa Tiara ke dokter. Vandam merasa, putrinya jatuh pingsan mungkin karena kelelahan selama acara perpisahan ini.

Mereka membawa Tiara ke dokter langganan mereka, Dokter Indri. Hasil pemeriksaan mengatakan bahwa Tiara memang kelelahan saja, dia hanya perlu istirahat selama beberapa hari.

Pikiran Tiara masih terfokus pada acara perpisahan tadi, ada hal yang menjanggal dalam benaknya. Kenapa dirinya jadi selemah ini dan kenapa Kevin begitu dingin pada dirinya? Kevin bahkan tidak mau foto bersama dengan Tiara, bahkan tidak menghampiri Tiara juga saat jatuh pingsan di klinik sekolah.

Keesokan paginya, Tiara tiba-tiba muntah. Suara muntah ini pun terdengar oleh Carla, jadi Carla cepat-cepat pergi ke kamar Tiara.

"Nak, kamu kenapa?" tanya Carla.

Tiara hanya menggelengkan kepalanya, lalu setelah beberapa saat dia berkata, "Aku mungkin benar-benar kelelahan kemarin, aku kurang oksigen karena ruangan kemarin begitu sesak."

Penjelasan ini sangat masuk akal di benak Carla, tetapi tidak dalam benak Tiara. Hanya ada satu hal yang terbesit di benak Tiara, mungkinkah dirinya?

Setelah Carla keluar dari kamarnya, Tiara buru-buru berganti pakaian dan pamit pada orang tuanya yang sedang sarapan.

"Bu, Yah, Tiara pergi lari dulu ya sama Kevin!" teriak Tiara.

"Nak, makan dulu kamu!" teriak Vandam tetapi sudah tidak terdengar oleh Tiara.

Tiara berbohong, dia sebenarnya pergi ke apotik untuk membeli alat tes kehamilan. Kata hati tidak boleh diabaikan, jadi Tiara harus memastikan kondisi tubuhnya ini.

Dengan rasa malu yang menghantam, Tiara berhasil membeli alat tes kehamilan. Dia sengaja tidak minum dan makan apa pun dulu agar bisa menggunakan alat itu hari ini juga.

Tiara pergi ke salah satu restoran yang menjual menu sarapan, dia memesan beberapa menu dan pergi ke toilet restoran itu. Dia jelas tidak ingin memeriksa ini di rumahnya karena takut ketahuan.

Setelah mengaplikasikan alat itu, Tiara memasukan alat tersebut ke dalam kotak musik yang sering dia bawa untuk dilihat di meja makan nanti.

Tiara sebisa mungkin menyembunyikan kepanikan dalam hatinya, dia berusaha mengalihkan fokusnya dengan memainkan ponselnya. Sampai suatu pergerakan membuatnya terkejut.

"Ah!"

"Maaf, Kak, ini pesanannya sudah siap. Selamat menikmati," ujar pelayan.

Tiara langsung terkekeh dan berkata, "Hehe, maaf, barusan saya kaget."

Saat melihat jam di ponsel, Tiara baru sadar sudah 10 menit berlalu. Artinya, hasil tes kehamilan itu seharusnya sudah muncul. Setelah itu, Tiara mencoba membuka kotak musiknya dengan mata setengah tertutup, dia benar-benar tidak siap melihat hasilnya.

Begitu dilihat, dua garis merah!

Langit Tiara runtuh, hancur lebur sudah masa depannya.

Tanpa berpikir panjang, Tiara langsung pergi ke kasir untuk membayar pesanannya tadi dan bergegas pergi.

Dalam keadaan pikiran yang kalut, Tiara kebingungan sendiri. Dia ingin pergi ke rumah Kevin, tetapi kenapa dirinya malah terus jalan kaki? Setelah tersadar, Tiara buru-buru menghentikan sebuah taksi dan pergi menuju rumah Kevin.

"Ting! Tong!"

"Ting! Tong!"

"Ting! Tong!"

Setelah tiga kali memencet bel, pembantu Kevin baru datang untuk membukakan gerbang.

"Eh Non Tiara, tumben pagi-pagi ke sini?" tanya Bi Rumi.

"Ada urusan penting, Bi Rumi, Kevinnya ada?" tanya Tiara dengan panik.

"Ada, Den Kevin lagi ...."

"Bruk!" Tiara langsung menerobos masuk ke dalam untuk menemui Kevin.

Begitu masuk ke dalam ruang tamu rumah Kevin, Tiara melihat Kevin sedang melakukan panggilan video dengan seorang wanita. Entah siapa wanita itu, yang pasti Kevin langsung panik dan mematikan panggilan video itu.

"Kamu kenapa tiba-tiba dateng? Kenapa nggak bilang dulu?" tanya Kevin dengan gugup.

"Kevin, kita pergi ke atas dulu, aku mau ngobrol berdua." Tiara langsung menarik Kevin ke lantai atas.

"Tiara, ada apa sih?" tanya Kevin dengan nada yang agak tinggi.

Tiara pun terkejut, selama ini Kevin tidak pernah memanggil namanya. Kevin selalu memanggilnya dengan kata sayang atau baby.

Tiara langsung memberikan alat tes kehamilan pada Kevin dan berkata, "Lihat sendiri, aku hamil, aku hamil anak kamu. Sekarang gimana?"

"Jangan berisik! Jangan sampai kedengaran ibu dan ayah aku!" Kevin seketika menarik Tiara pergi ke kamarnya.

Sambil berjalan, Tiara berkata, "Cepat atau lambat, mereka harus tahu juga, Vin!"

Sesampainya di dalam kamar, Kevin langsung mendorong Tiara hingga terjatuh ke atas kasur, "Gugurin kandungan ini, jangan pernah berharap untuk menuntut aku menikahi kamu! Atau, aku bisa kasih uang bulanan untuk anak ini! Tapi, kamu harus pergi jauh-jauh dari aku."

Tiara tidak menyangka Kevin akan berubah drastis, tetapi Tiara tetap bersikeras meminta pertanggung jawaban Kevin, "Aku nggak mau tahu, keluarga kita harus bertemu untuk membahas pertanggung jawaban ini. Aku nggak mau anak ini lahir tanpa ayah!"

Kevin naik pitam, dia langsung menduduki tubuh Tiara dan berkata, "Sekali lagi kamu bahas soal tanggung jawab, aku habisin kamu!"

Related chapters

  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 4 Diusir

    Akhirnya, Tiara memilih untuk pulang ke rumahnya dulu. Kata orang-orang, semarah-marahnya orang tua, ujung-ujungnya pasti memaafkan anak mereka juga, 'kan? Inilah yang ada di benak Tiara saat ini. Dia lebih baik pulang dulu ke rumah, lalu berterus-terang pada orang tuanya. Mungkin kebanyakan orang yang berada di posisi Tiara akan memilih untuk menyembunyikannya terlebih dahulu, tetapi Tiara lebih memilih langsung jujur. Semua ini agar dirinya bisa mendapatkan pendukung dalam menyelesaikan masalah ini. Toh, cepat atau lambat akan ketahuan juga. Tiara sudah siap menanggung caci dan maki kedua orang tuanya, tidak apa-apa, memang salah sendiri sudah merusak masa depan. Hari itu hari Minggu, Vandam tidak pergi ke kantor. Dia sedang duduk di teras dan melihat Tiara pulang dalam keadaan mata merah dan sembab. "Nak, kamu kenapa? Cerita sama Ayah." Vandam cepat-cepat menghampiri Tiara dan memeluknya. Tiara tak mampu menjawab pertanyaan Vandam. dengan suara penuh tangis, Tiara berkata kepad

    Last Updated : 2023-08-04
  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 5 Pahlawan Misterius

    Masih membahas masa lalu, malam pertama yang seharusnya menjadi malam terindah bagi pasangan mana pun, justru berubah menjadi malam paling menyakitkan bagi Tiara. Tiara sangat bingung dengan maksud ucapan Kevin."Apa? 25 miliar? Maksud kamu apa?" tanya Tiara.Kevin melepas jas pernikahannya ke atas kursi, kemudian melepaskan kemejanya juga. Setelah itu, dia menjawab pertanyaan Tiara, "Orang tua kamu itu sudah memeras orang tuaku. Orang tua kamu sudah diberi 25 miliar oleh orang tuaku, pernikahan kita hanya pernikahan kilat. Mulai besok, kita tinggal masing-masing lagi."Tiara makin bingung dengan perkataan Kevin. Jadi, maksud Kevin, orang tua Tiara menerima uang dan menyetujui pernikahan kilat ini? Orang tua biadab. Bukankah ini sama saja dengan menjual anak sendiri?Mendengar itu, Tiara langsung bergegas untuk pergi dari hotel itu. Meskipun tidak tahu harus ke mana, yang paling penting dirinya bisa pergi dan terbebas dari orang-orang palsu itu. Namun, belum sempat berhasil pergi, Kev

    Last Updated : 2023-08-04
  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 6 Hidup Baru

    "Kota Santana? Tapi ... aku nggak mungkin kuliah. Aku malu, aku nggak mau repotin kamu juga. Aku keluaran SMA, bukan SMK, aku nggak punya skill apa pun, Din." Tiara sangat berkecil hati dengan nasib masa depannya."Aduh kamu ini, selama ini kamu berprestasi, public speaking kamu juga bagus banget. Kebetulan ayah aku kasih 1 unit apartemen di sana. Kamu bisa tinggal dulu sama aku. Soal kerjaan, nanti aku bantu cari-cari," ujar Andin.Tiara tertegun. Dia benar-benar bingung dengan masa depannya. Kembali kepada Kevin dan orang tuanya bukanlah solusi.Setelah merenung sejenak, Tiara pun akhirnya mengambil keputusan mutlak, "Oke, aku ikut sama kamu. Kalau dokter sudah izinin aku pulang, aku mau diam-diam pulang ke rumah bawa semua dokumen penting aku. Sehabis itu, aku bisa ikut kamu ke Kota Santana. Tenang saja ya Din, aku nggak akan lama-lama repotin kamu."Satu minggu kemudian, Tiara mengikuti Andin pergi ke Kota Santana yang berjarak kurang-lebih 400 kilometer dari Kota Cendrawasih. Di

    Last Updated : 2023-08-05
  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 7 Sugar Baby

    Tiara tidak berpikir negatif begitu mendengar ucapan Renan. Bagaimanapun juga, Kevin ayahnya Renan masih hidup.Jadi, Tiara pun berkata, "Kamu kangen banget sama papi, ya?"Selain dewasa, Renan adalah anak yang sensitif juga. Begitu mendengar ucapan Tiara, Renan tak kuasa menahan tangisnya lagi."Renan kangen papi, Renan kangen banget huhuhuhu ...."Air mata Tiara tanpa terasa mulai membasahi pipi, dia segera memeluk Renan dan berkata, "Sabar, ya, sayang. Mami juga kangen banget sama papi. Yang penting Mami selalu ada buat Renan, itu sudah cukup, 'kan?""Cukup Mami, maafin Renan ya Mami, Renan sudah membuat Mami menangis," ujar Renan sambil memeluk Tiara.Tiara mengelus kepala Renan sambil berkata, "Khusus malam ini, kamu boleh tidur sama Mami. Oh ya, lusa hari Sabtu, 'kan? Kamu mau jalan-jalan ke kebun binatang, nggak?"Mendengar itu, Renan pun langsung tersenyum lagi, "Mau Mami! Malam ini aku mau tidur sama Mami, lusa nanti Renan juga mau ke kebun binatang! Sekalian ajak Tante Andin

    Last Updated : 2023-08-07
  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 8 Dijemput Om Anton

    Beginikah nasib seorang janda di usia muda? Begitu direndahkan oleh teman kerja, bahkan sampai ada yang menawarkan dirinya untuk menjadi sugar baby?'Aku harus kuat, aku harus kuat demi Renan. Nggak apa-apa, semuanya pasti berlalu,' gumam Tiara dalam hati.Tiara masih berada di toilet, dia berusaha tegar dan menghapus air matanya.Saat kembali ke ruang kerjanya, Tiara mengubah sikapnya yang dulu. Dulu, dia selalu bersikap cuek saat ada orang yang membicarakannya. Namun, kini dirinya harus tegas, bagaimanapun dirinya adalah kepala Departemen Penjualan, dirinya memiliki wewenang lebih tinggi daripada mereka.Selama ini juga, kinerja rekan kerjanya sangat jauh dari kata maksimal, oleh karena itu, Tiara mempertegas semuanya, "Teman-teman, mulai sekarang, kalian harus mengikuti semua peraturan yang saya buat. Kalau sampai ada yang ketahuan bergosip di dalam kantor, baik itu jam kerja atau bukan akan langsung saya pecat. Kalau target bulanan tidak tercapai, orang tersebut akan dimutasikan k

    Last Updated : 2023-08-07
  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 9 Ada Hubungan Apa sama Pak Anton?

    Perusahaan Darma"Bu Tiara mau pulang dulu ke kantor?" tanya Reni.Tiara sedari tadi sangat sibuk, begitu melihat ponselnya, dia melihat waktu sudah menunjukan jam 4 sore."Ya ampun, ternyata sudah jam 4, saya harus jemput anak saya dulu. Kamu naik taksi saja, ya? Ini ongkosnya, saya pamit pergi duluan." Tiara cepat-cepat memberikan ongkos untuk Reni lalu mengendarai mobilnya menuju TK Tunas Mekar.Sesampainya di sekolah, hati Tiara seolah tercekit. Mobil siapa itu? Siapa pria berjas itu? Mungkinkah Kevin datang? Entah kenapa, Tiara sangat takut tiba-tiba Kevin datang dan mengambil Renan dari sisinya.Harus diketahui pula, Anton baru saja ganti mobil. Dia tidak pernah membawa mobil BMW hitam ini ke kantor, jadi wajar saja Tiara begitu terkejut melihatnya."Renan!" ujar Tiara dengan panik."Eh ...." Tiara langsung tertegun begitu melihat sosok itu dari dekat."Aduh Pak Anton, bikin saya kaget saja. Bapak kok bis

    Last Updated : 2023-08-08
  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 10 Demam Tinggi

    "Maksud kamu apa? Hubungan aku sama Pak Anton?" Tiara keheranan, kenapa Andin bisa mengajukan pertanyaan ini.Kemudian, Andin pun menceritakan apa yang sedang terjadi hari ini. "Yang pasti, aku nggak ada hubungan apa pun sama Pak Anton. Andin, aku titip Renan semalam ya. Aku harus dirawat, demamku tinggi sekali setelah pengambilan sampel tadi," ujar Tiara."Hah? Dirawat?" Andin kaget.Mendengar Andin kaget, Tiara buru-buru berkata, "Andin, jangan beri tahu Renan. Bilang saja urusanku belum selesai.""Oke, kamu jaga diri baik-baik."Andin menutup teleponnya. Dia sedih sekali, Tiara sudah biasa menghadapi semuanya sendiri selama 5 tahun ini. Makanya, dia bisa begitu santai dirawat di rumah sakit sendirian. Namun, Andin tidak akan tinggal diam saja.Andin segera menemui Anton dan berbisik, "Pak, hari ini Tiara melakukan pengambilan sampel untuk donor sumsum tulang belakang. Lalu dia demam tinggi setelah prosedur itu, dia harus dirawat dulu. Baiknya bagaimana ya? Tiara bilang jangan beri

    Last Updated : 2023-08-08
  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 11 Hasil Lab

    Sesampainya di rumah, Tiara merasa seolah mendapatkan kembali kebugaran sebelumnya. Tulang punggungnya tidak sesakit kemarin lagi, demamnya pun sudah turun.Saat Andin, Tiara dan Renan sedang asyik membahas laptop baru Renan, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu rumah Tiara."Siapa, ya?" tanya Tiara."Ini saya," ucap orang itu."Eh, Bu Tina, ada apa Bu pagi-pagi kemari?" tanya Tiara pada Bu Tina yang merupakan tetangga rumahnya."Kemarin Mbak nggak di rumah ya?" ucap Bu Tina.Bu Tina adalah satu-satunya tetangga Tiara yang tidak pernah ikut campur urusan Tiara, seperti bertanya kapan bersuami lagi. Karena itulah, Tiara agak heran ada apa Bu Tina datang ke rumah pagi-pagi."Iya nih Bu," jawab Tiara singkat.Bu Tina memberikan satu set rantang berisikan makanan kepada Tiara sambil berkata, "Mbak, pagi ini saya masak sup ayam. Saya lihat mobil Mbak Tiara sudah ada, jadi saya datang. Takutnya Mbak Tiara belum sempat masak."Tiara langsung merasa bersalah mendengarnya, dia kira Bu Tina akan

    Last Updated : 2023-08-09

Latest chapter

  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 19 Aku Akui Aku Salah

    Syukurnya, saat itu ada dua orang dokter di penerbangan itu. Mereka segera memeriksa kondisi Renan dan Renan pun sudah tidak mimisan lagi."Bu, kondisi putra Ibu sudah agak mendingan, tapi sesampainya di Singapura, Ibu tetap harus membawa putra Ibu ke rumah sakit," ucap salah satu dokter.Butuh waktu agak lama bagi Tiara untuk bisa merespons ucapan dokter tadi, dia berkata secara perlahan, "Baik, Dok, terima kasih banyak. Saya akan segera membawanya ke rumah sakit."Tiara sama sekali tidak mengkhawatirkan biaya berobat Renan, selain karena tabungannya sudah cukup untuk biaya hidup sementara, asuransi VIP yang dimiliki Renan pun dapat menutupi biaya pengobatan Renan di Singapura. Karena itulah Tiara bisa dengan percaya dirinya pindah ke Singapura bersama Renan.Setelah Renan tertidur, Anton kembali ke tempat duduknya dan berkata pada Tiara, "Jangan menghindar, beri saya satu kali kesempatan untuk menjelaskan semuanya."Tiara hanya mengangguk dan berkata, "Silakan, tapi tunggu Renan men

  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 18 Kamu nggak Sendiri

    Anton seketika tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sepertinya Tiara sudah mengetahui rahasia yang selama ini sudah disembunyikannya selama ini.Rahasia itu tak seharusnya terbongkar dan tak seharusnya pula diteruskan oleh Anton, jika kejadiannya sudah seperti ini, Anton sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi."Tiara!" teriak Anton kencang-kencang. Tanpa sadar, air mata kembali mengalir di pipi Anton.Roni yang berdiri di samping Anton pun bingung harus berbuat apa, yang pasti dia harus menuggu kondisi Anton lebih tenang dulu.Tepat ketika dunia terasa gelap, seorang pria paruh baya menepuk pundak Anton dan berkata, "Nak, rumah tangga selalu ada naik turunnya. Kalau kamu masih sayang sama istri kamu, sekarang juga kamu susul."Sepertinya, pria tua itu tidak mendengar ucapan terakhir Tiara sebelum pergi, makanya orang itu bisa berspekulasi seperti itu.Anton baru saja ingin mengatakan sesuatu, dia melihat pria tua itu saling menatap dengan istrinya dan dia pun kembali berkata pada Anton, "Ka

  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 17 Tiara Hilang

    Keesokan paginya, Anton sedang bersiap menuju kantor. Hari itu, sebenarnya dia tidak ingin terburu-buru ke kantor, tetapi dia mendapat telepon darurat dari asistennya.Sesampainya di kantor, Anton segera disapa oleh salah satu orang dari departemen penjualan, "Pagi Pak Anton.""Pagi, ada apa ini? Kenapa ramai sekali, kalian tidak ada kerjaan?" tanya Anton dengan nada tinggi.Karyawan itu pun segera menjelaskan, "Maaf Pak, kami sedang panik, Bu Tiara kemarin tiba-tiba pamit pergi. Saya kira Bu Tiara mau cuti lagi, tapi pas saya tanya HRD, ternyata Bu Tiara ...."Tanpa menunggu jawaban karyawan itu, Anton segera pergi ke ruangannya dan memanggil staf HRD ke ruangannya.Tak berselang lama, Fahmi, staf HRD datang ke kantor Anton."Selamat pagi Pak Anton." Fahmi segera menyapa Anton.Tanpa basa-basi, Anton langsung menanyakan keberadaan Tiara, "Fahmi, jelaskan masalah Tiara sejelas mungkin.""Baik Pak. Setelah saya cari tahu, kemarin Bu Tiara tiba-tiba mengajari staf departemen penjualan l

  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 16 Tidak Mungkin

    Sungguh tidak mungkin bagi Tiara untuk menemui Kevin.Pertama, Tiara pernah mendengar, kemungkinan sumsum tulang belakang seorang ayah untuk cocok dengan anaknya jauh lebih rendah dibandingkan dengan ibu. Kedua, Tiara takut Renan akan dibawa pergi oleh Kevin.Keluarga Kevin, keluarga Ferdiawan adalah keluarga terpandang di seluruh negeri ini. Mereka tidak akan tinggal diam saja jika mereka tahu ada salah satu keturunan mereka berada di tangan orang lain.Setelah terdiam sejenak, Tiara baru menjawab pertanyaan Tommy, "Nggak mungkin Kak. Soal ini harus aku pikir matang-matang dulu. Aku cuma punya Renan di hidup aku, aku takut kehilangan satu-satunya keluarga dan darah daging aku."Tommy pun hanya bisa terdiam mendengarnya."Oke, kalau gitu kamu tidur dulu. Besok kita pulang ya."Tommy kembali ke kamarnya dan mulai membuka jurnal-jurnal mengenai penyakit kanker darah.Keesokan harinya, Tommy dan Tiara kembali ke kota Santana dengan tangan kosong. Begitu keluar dari bandara, keduanya bena

  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 15 Hanya Punya Renan

    "Apa aku masih punya kakek, nenek, atau saudara lainnya dari ayah dan ibu aku, Pak?" tanya Tiara.Pak Karno hanya menundukkan kepalanya sambil menangis, hatinya sendiri benar-benar teriris begitu mengingat kembali kejadian dulu.Setelah menenangkan diri sejenak, Pak Karno pun menjawab pertanyaan Tiara, "Soal ini Non Tiara nggak usah cari-cari lagi, percuma. Semua anggota keluarga ayah dan ibu kandung Non Tiara sudah tiada, semua itu ada hubungannya dengan istri sah ayah kandung Non Tiara."Tanpa banyak bertanya pun Tiara tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ketika seseorang memiliki status dan jabatan yang tinggi di sebuah negara, orang tersebut tidak akan membiarkan setitik noda pun hinggap di hidupnya. Penjelasan Pak Karno menjawab beberapa pertanyaan yang selama ini bersarang di benak Tiara terjawab."Pak, Bapak jaga kesehatan ya. Semoga Bapak sehat selalu, terima kasih banyak selama ini selalu baik sama Tiara. Tiara pamit dulu," ucap Tiara sambil pergi keluar.Tommy sedari tadi duduk

  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 14 Kenyataan Pahit

    Tommy melihat jelas perubahan drastis ekspresi Tiara, jad dia pun bertanya, "Tiara, kamu kenapa?""Kenapa ibuku bisa tahu soal penyakit Renan, ya?" Tiara tidak menyembunyikannya, dia lanjut bertanya, "Kak Omi kasih tahu mereka?"Tommy langsung menggelengkan kepalanya, "Nggak kok, saya nggak punya kontak mereka, bahkan saya sudah nggak punya keluarga juga di sini."Tiara tidak menunjukkan isi pesan itu, hal yang paling penting untuk saat ini adalah pergi ke Rumah Sakit Cendrawasih dulu.Rumah Sakit CendrawasihSesampainya di rumah sakit ini, tanpa terasa air mata Tiara menetes. Dia teringat akan malam paling mengenaskan dalam hidupnya. Malam pertama yang seharusnya menjadi malam terindah dalam hidupnya berujung tragis, untungnya ada sosok misterius yang membawa Tiara ke rumah sakit ini. Sosok misterius itu bahkan sampai membayar seluruh biaya perawatan Tiara. Jika tidak ada orang itu, mungkin nasib Renan pun sudah tidak terselamatka

  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 13 Siapkan 2 Miliar

    "Uhuk! Uhuk!" Tiara seketika batuk mendengarnya."Maksud Dokter?" tanya Tiara.Dokter Tommy mencoba mengalihkan pembicaraan dulu, "Pesan minum dulu sana, nanti saya kasih tahu semuanya."Tiara hanya mengangguk lalu buru-buru memesan secangkir teh earl grey untuk menenangkan dirinya.Setelah kembali ke tempat duduk, Dokter Tommy pun menjelaskan, "Iya, saya Omi. Dulu saya pindah ke luar negeri karena harus ikut ayah saya. Ayah saya dipindahtugaskan, oleh karena itu kami sekeluarga pindah."Tiara masih tidak menyangka, ternyata Dokter Tommy yang selama ini merawat Renan adalah kakak kelasnya dulu. Bagaimana Tiara bisa ingat, penampilan dan wajah Dokter Tommy tidak ada mirip-miripnya dengan kakak kelasnya dulu. Kak Omi, sapaan Tiara pada Dokter Tommy dulu, memiliki tubuh kurus, memakai kaca mata tebal, dan sangat pendiam. Sementara Dokter Tommy, bertubuh tinggi dan kekar, tidak memakai kaca mata, kulit terawat, dan cara penyampaian dalam menjelaskan penyakit pun begitu lancar dan mudah di

  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 12 Omi

    Tiara menerima tissue itu, dia menghapus air mata yang tiada hentinya mengucur deras. Tok! Tok! Tok! Seorang suster masuk dan berbisik pada Dokter Tommy, "Dok, pasien selanjutnya sudah menunggu." Dokter Tommy hanya mengangguk pada suster itu lalu berkata pada Tiara, "Kita bisa bahas lebih dalam mengenai strategi pengobatan Renan ke depannya. Bu Tiara apa ada waktu malam nanti? Kita bisa bertemu di rumah sakit atau di luar pun boleh. Barangkali Bu Tiara butuh suasana baru." Tiara pun mengangguk dan menjawab, "Baik Dok, saya beri tahu pas saya pulang kerja nanti." .... Kota Cendrawasih Sudah enam tahun lamanya Tiara tidak pulang ke Kota Cendrawasih, sudah enam tahun pula Vandam dan Carla tidak bertemu dengan putri mereka, Tiara. Pagi itu, Vandam dan Carla sedang menonton TV sebelum pergi ke kantor. Saat hendak berangkat, seseorang mengetuk pintu dan menyerahkan sebuah surat. Carla membuka surat itu dan teriak, "Yah, cepat ke sini!" "Ayah, bukannya Ayah bilang jatuh tempo pinja

  • Rujuk dengan CEO Galak   Bab 11 Hasil Lab

    Sesampainya di rumah, Tiara merasa seolah mendapatkan kembali kebugaran sebelumnya. Tulang punggungnya tidak sesakit kemarin lagi, demamnya pun sudah turun.Saat Andin, Tiara dan Renan sedang asyik membahas laptop baru Renan, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu rumah Tiara."Siapa, ya?" tanya Tiara."Ini saya," ucap orang itu."Eh, Bu Tina, ada apa Bu pagi-pagi kemari?" tanya Tiara pada Bu Tina yang merupakan tetangga rumahnya."Kemarin Mbak nggak di rumah ya?" ucap Bu Tina.Bu Tina adalah satu-satunya tetangga Tiara yang tidak pernah ikut campur urusan Tiara, seperti bertanya kapan bersuami lagi. Karena itulah, Tiara agak heran ada apa Bu Tina datang ke rumah pagi-pagi."Iya nih Bu," jawab Tiara singkat.Bu Tina memberikan satu set rantang berisikan makanan kepada Tiara sambil berkata, "Mbak, pagi ini saya masak sup ayam. Saya lihat mobil Mbak Tiara sudah ada, jadi saya datang. Takutnya Mbak Tiara belum sempat masak."Tiara langsung merasa bersalah mendengarnya, dia kira Bu Tina akan

DMCA.com Protection Status