Share

Bab 89

Penulis: Julio
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-10 18:00:00
"Silakan pergi dari kamarku." Ujung jari Briella menunjuk ke arah pintu kamar. Sikap keras kepala yang terlihat jelas di wajahnya begitu putus asa dan dingin, seperti bongkahan es di dalam lemari pendingin. Apa pun yang terjadi, dia akan tetap menjaga harga dirinya, tidak akan menerima perlakukan buruk dan penghinaan orang lain kepadanya.

Pandangan Valerio mengikuti arah jari Briella dan alisnya berkerut makin dalam.

Wanita ini menganggapnya sedang berakting?

Bagian mana dari dirinya yang terlihat seperti berpura-pura? Jelas sekali kalau wanita ini hanya ingin melarikan diri dari situasi ini. Dalam hal kemampuan akting, kalau Briella menganggap dirinya jadi nomor dua, tidak ada siapa pun yang berani mengklaim posisi pertama!

"Kamu wanita berhati kejam!"

Valerio menggertakkan gigi, menatap sosok Briella yang berdiri tak jauh darinya. Sepertinya kata itu dia lontarkan dengan penuh kemarahan.

Jika bukan karena ada orang lain di tempat ini, Valerio akan membuat Briella tahu apa yang akan t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 90

    "Briella bukan wanita gila dan sangat menghargai makanan. Dia nggak pernah membuang sisa makanan tanpa sebab. Kalaupun ada jamuan makan di luar, dia biasanya akan membungkus sisanya dan dibawa pulang. Dia itu wanita pelit dan nggak akan buang-buang makanan seperti yang kamu bilang. Aku nggak percaya."Kata-kata Valerio diucapkan berdasarkan penilaiannya terhadap Briella selama ini. Mungkin sedikit menyindir Briella, tetapi masih saja tetap membelanya. Ini merupakan sanggahan mutlak untuk tuduhan yang dilontarkan Davira."Jadi kamu nggak percaya kalau Briella membuang sup yang aku kasih?"Mata Davira tiba-tiba basah dan air mata langsung terjatuh saat dia mengedipkan matanya.Barusan Briella memang membuang sup yang Davira buat sendiri. Meskipun dia memasukkan obat penggugur kandungan ke dalam sup itu, tetapi tidak bisa dipungkiri kalau Briella tidak sesederhana dan sesuci yang dikatakan Valerio."Kalau begitu, kita tanya saja sama Briella sebagai pembuktian, apa dia membuang sup yang a

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 91

    Valerio menatap punggung Davira. Bibir tipisnya sedikit mengerucut dan dalam hati dia merasa sedikit kasihan kepada Davira. Manusia bukanlah batang pohon yang tidak punya perasaan. Bagaimanapun, Davira pernah menyelamatkannya. Perlakuannya kepada Davira hari ini memang sedikit berlebihan.Hanya saja, hanya Briella yang ada di dalam hatinya. Bagaimana dia bisa menerima wanita lain? Yang bisa dia berikan kepada Davira hanyalah kompensasi materi yang lebih banyak ....Pria itu melirik pintu kamar Briella yang tertutup. Dia merasa tidak berdaya sekaligus marah, ingin menerobos masuk dan berdebat dengan wanita itu. Namun, dia tahu dengan jelas Briella wanita seperti apa. Dia tidak akan mendengarkan penjelasan apa pun yang dikatakan Valerio. Lebih baik menenangkan diri masing-masing dan membicarakannya lagi setelah mereka tenang.Briella keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan diri. Dia teringat Zayden yang berada di rumah Gita, jadi mengeluarkan ponselnya untuk melakukan panggi

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 92

    Setelah mengakhiri panggilan video dengan Zayden, Briella juga mulai mengantuk. Dia meletakkan ponselnya dan memejamkan matanya.Keesokan paginya.Briella terbangun karena mendapat telepon dari Nathan. Nathan mengajaknya sarapan, sekaligus membicarakan masalah pekerjaan.Awalnya Briella tidak ingin menemuinya. Mereka sudah sepakat untuk mempertimbangkan masalah anak dalam waktu satu minggu ini. Tapi, perkelahian kemarin serta keraguan di dalam hatinya membuat Briella memutuskan untuk tidak membiarkan Nathan terlibat dalam masalahnya lagi.Namun, Briella tidak bisa menolak bujukan Nathan yang mengaitkan bantuan yang telah dia berikan kepada ibu Briella. Jadi, Briella tidak punya pilihan lain selain menerima ajakan Nathan.Dia mandi dan memilih gaun berwarna merah muda, lalu mengoleskan bedak ke wajahnya. Dibandingkan kemarin, penampilan Briella hari ini terlihat lebih segar.Briella berjalan menuruni tangga. Di ruang makan, terlihat Valerio dan Davira duduk berseberangan, tengah menikma

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 93

    "Melakukan tes seperti itu berbahaya bagi janin. Aku nggak akan pernah melakukannya."Briella mengatur nafasnya, lalu berjalan melewati Valerio dan melangkah keluar."Terus kenapa?" Valerio mengikutinya, kembali menghentikan langkah Briella. "Bukannya kamu akan tetap menggugurkan bayinya? Kenapa sekarang jadi khawatir kalau tes semacam itu bisa membahayakan janin? Kamu nggak ngerasa kalau perkataanmu saling bertentangan?""Sebelum aku menggugurkan bayi ini, kenapa aku nggak boleh melindunginya?"Briella merasa sangat lelah, merasa tidak bisa menang beradu argumen dengan pria ini.Apa yang harus Briella lakukan agar Valerio tahu kalau dia tidak ingin membahas masalah anak dengannya? Dia tidak ingin terus berdebat dengan Valerio.Seorang wanita yang menjadi simpanan selama lima tahun, hak apa yang Briella miliki untuk melahirkan anaknya ke dunia ini? Kalaupun Valerio punya maksud seperti itu, bukankah keluarga Valerio akan menghentikannya? Briella tahu benar kelahiran anak ini tidak akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 94

    Sesaat, Rony terlihat ragu-ragu, tetapi akhirnya dia mendengarkan apa yang dikatakan Briella dan menurutinya."Kalau begitu aku akan pulang ke rumah. Kalau sudah mau dijemput, hubungi aku kapan pun.""Ya."Setelah melihat Rony pergi, Briella menoleh dan melihat restoran yang menjual sarapan di belakangnya. Dari jendela tembus pandang yang membentang dari lantai ke langit-langit, dia bisa melihat Nathan duduk di kursi dekat jendela. Pria itu mengenakan kacamata hitam dan tersenyum ke arah Briella sambil mengangkat kopi di tangan.Nathan menjentikkan satu jari ke arah Briella, dia terlihat santai seperti biasanya.Briella masih sedikit ketakutan saat teringat perkelahian Nathan dan Valerio semalam. Kalau pistol itu diarahkan langsung ke jantung Nathan, tempat pertemuan mereka pagi ini pasti bukan di tempat sarapan, tetapi di tempat pemakaman.Briella meremas tali tasnya dan berjalan ke restoran, lalu duduk di seberang Nathan."Bagaimana keadaanmu?"Briella bertanya dengan nada datar samb

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 95

    "Apa perkataanku masih belum jelas?" Nathan sedikit membungkuk dan menangkupkan wajah Briella dengan kedua tangannya, memaksa Briella untuk menatapnya. Lalu, dia berkata dengan penuh penegasan, "Aku cuma mau anak yang ada di perutmu, nggak dengan yang lain."Briella terdiam sejenak, dia yakin kalau masalah ini tidak sesederhana yang dikatakan Nathan. Sepertinya ini ada hubungannya dengan masa lalu Nathan dan Valerio. Karena itu pula, Briella makin meyakinkan dirinya untuk tidak menjanjikan apa pun dengan sembarangan."Makan dulu saja, aku lapar." Briella menepis tangan Nathan dan kembali menunduk untuk melihat buku menu. Dia memesan beberapa makanan kesukaannya dan menyerahkan menunya kepada Nathan "Ini, pesanlah apa pun yang kamu mau."Itulah akhir dari percakapan antara keduanya tentang masalah anak. Mereka pun sarapan dalam keheningan. Tentu saja, sarapan dengan harga mahal ini tetap dibayar oleh Nathan."Mau temani aku jemput Zayden? Aku ingin bawa dia ke taman bermain hari ini." S

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 96

    Valerio yang berdiri di belakang Briella dengan ekspresi dingin pun tidak mampu merusak kebahagiaan yang mereka rasakan."Briella, apa ini menyenangkan?"Suara dingin pria itu terdengar di telinga Briella dan membuatnya tersentak, bahkan tidak berani menoleh.Briella tahu siapa pria di belakangnya.Briella adalah orang yang diam-diam menggunakan uang yang diberikan pria ini untuk membesarkan seorang anak.Masalah terkait sudah punya anak, Briella menyembunyikannya selama lima tahun ini dengan susah payah. Kenapa hal ini harus terkuak ketika kontrak keduanya akan berakhir? Konsekuensinya, Briella tidak akan mendapatkan apa pun. Dia hanya bisa mengandalkan anak di dalam perutnya untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.Namun, itu adalah hasil terburuk. Briella tidak akan membiarkan hal itu terjadi.Lalu, bagaimana dia harus menjelaskan keberadaan Zayden?Briella sedikit bingung. Dia menyimpan ponselnya kembali dan hatinya dilanda kepanikan. Dia tidak akan bisa menjelaskannya. Zayden suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 97

    Pria itu tidak bergerak dan tidak ada rasa tidak tega sedikit pun kepada Briella. Namun, Briella tampak terkejut. Anaknya tidak mengenal barang-barang mahal, tetapi Briella tidak bisa menyalahkannya karena masih kecil.Sebagai orang tua anak kecil itu, Briella tidak mendidik anaknya dengan baik sampai melakukan hal seperti ini. Ini tidak bisa dibenarkan."Pak Valerio, lepaskan aku dulu!"Briella melepaskan diri dari genggaman Valerio dan mendekati Zayden. Lalu, dia melihat kalau Nathan hanya berdiri diam menyaksikan tindakan Zayden."Kenapa kamu nggak mengawasi Zayden, sampai dia menembak orang lain pakai senjata mainan?"Nathan menyampirkan pistolnya di bahunya. Matanya yang tersembunyi di balik kacamata yang dia kenakan menyipit ke arah Valerio, lalu menjawab dengan nada tidak bersahabat, "Karena ada beberapa orang yang pantas dipukul."Tadi malam Valerio menodongkan pistol sungguhan kepadanya, sementara hari ini dia hanya melawan dengan pistol mainan. Jadi apa masalahnya?"Zayden, a

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

DMCA.com Protection Status