Share

Bab 324

Author: Julio
Klinton meraih pergelangan tangan Briella dan membantu menenangkannya.

Briella terdiam sejenak. Apa memang begitu? Valerio hanya memiliki rasa bersalah kepadanya. Kebaikannya kepada Briella karena ingin menebus rasa bersalah di dalam hatinya, agar Briella memiliki penilaian yang baik kepadanya?

"Briella, ini saatnya kamu sadar. Masa depanmu cerah. Tetap tinggal di sisi pria yang sudah punya pasangan hanya akan menguras tenaga dan pikiranmu."

Klinton bergumam pelan dengan sikap tenang. Sepertinya perkataannya cukup berguna, karena mengalirkan kekuatan yang mampu menenangkan Briella.

Briella terus mengobati luka di wajah Klinton. Tatapannya setenang air, seperti danau di bawah cahaya bintang malam yang terang, terlihat begitu menawan.

Klinton menatap matanya sejenak dan merasakan ada sesuatu yang menggetarkan.

Briella memang berbeda, sampai bisa membuat Valerio berjuang untuk melindunginya. Briella memang memiliki semacam sihir yang mampu membuat setiap pria ingin mendekat padanya.

Briel
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
veronica wahyono
klo mau bener2 bodoh briella
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 325

    Briella menatap Klinton, percaya kalau Klinton akan melakukan apa yang sudah dia katakan. Briella percaya pada karakter pria ini setelah berbincang dengannya beberapa kali. Klinton adalah orang yang akan menepati janjinya.Hanya saja, Klinton adalah kakak Davira, mana mungkin pria ini akan memikirkan rencana yang kiranya akan menguntungkan Briella? Ada banyak manuver yang tersembunyi di dalam perkataannya.Hanya saja, sepertinya tidak ada jalan yang lebih baik yang bisa dipilih Briella selain jalan ini.Klinton memberikan sebuah ponsel kepada Briella. "Kalau begitu kita sudah sepakat. Aku akan kembali dan menemuimu dalam beberapa hari lagi. Kalau butuh sesuatu, pakai ini buat menghubungiku."Briella berpikir sejenak, lalu menjawab, "Apa aku nggak boleh pergi kerja? Aku belum melimpahkan pekerjaanku di Taralay Property.""Nggak boleh. Lebih baik jangan keluar dari lingkungan ini. Lingkungan di sini sangat bagus, ada taman juga, jadi udaranya cukup segar. Setidaknya ada ruang bagimu yang

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 326

    "Mama, kalau Mama pergi, apa Mama bisa menjaga diri dengan baik? Kalau Zayden nggak ada, siapa yang akan melindungi Mama?"Zayden tampak khawatir dan wajahnya terlihat muram.Hati Briella makin sedih saat mendengar putranya berkata demikian. Rasanya dia ingin menangis.Zayden masih kecil, tetapi sebentar lagi harus berpisah dengan Mama-nya. Hatinya dipenuhi kekhawatiran akan siapa yang akan melindungi Mama-nya. Zayden sangat berani.Briella percaya kalau Zayden juga akan menjadi makin kuat setelah perpisahan ini.Briella mulai berhenti menangis saat memikirkan hal ini. Dia menggendong Zayden dan berbisik di telinganya. Dia mengatakan kepada Zayden kalau dia sangat mencintainya dan tidak tega kalau harus berpisah dengannya. Jadi, kalau libur semester, Briella akan kembali untuk menemuinya.Setidaknya masih ada waktu sepuluh bulan sebelum Briella pergi. Saat itu, Briella dan Zayden harus terbiasa dengan perpisahan ini."Sayang, Mama yakin kamu akan baik-baik saja."Zayden memiliki harapa

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 327

    Valerio menggenggam cangkir teh di tangannya dengan erat hingga hampir menghancurkannya. Setelah Rieta pergi, dia membanting cangkir itu ke lantai, menghancurkannya hingga berkeping-keping karena marah."Rio." Davira sampai gemetar saat melihat hal itu. Dia berjalan mendekat dan bertanya dengan penuh perhatian, "Rio, apa tanganmu terluka?"Valerio mengangkat pandangannya dan menatap Davira dengan tatapan rumit yang bercampur dengan banyak emosi. Awalnya dia memiliki prasangka yang baik kepada Davira, tetapi sekarang penuh dengan kekecewaan dan kebencian. Satu-satunya kebaikan yang ada di antara mereka pun perlahan mulai terkikis habis.Dia bahkan tidak tahu harus dengan cara apa dia menghadapi wanita ini.Semua emosi terjalin dan saling bertaut Valerio terdiam, tidak lagi mampu berkata-kata. Dia pun tidak ingin mengucapkan sepatah kata pun.Dia beranjak dan melangkah menuju kamarnya dengan langkah gontai. Davira mengikuti di belakangnya."Rio, kamu kenapa sebenarnya? Jangan diam saja,

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 328

    "Jangan banyak omong!" Davira bersedekap dan menatap Elbert dengan tatapan remeh. "Aku sama Valerio nggak mungkin punya anak. Kalau dia tahu aku hamil, aku akan habis!"Elbert menyeringai. "Kenapa? Dia nggak mampu, jadi nggak bisa punya anak denganmu?"Setelah mendengar itu, ekspresi di wajah Davira terlihat penuh kebencian.Dulu, dia berpikir kalau Valerio memiliki masalah terkait gairah seksualnya. Namun, setelah Briella hamil anak kedua mereka, dia yakin kalau Valerio bukannya memiliki masalah terkait gairah seksual, tetapi dia tidak mau menyentuh wanita selain Briella.Benar-benar tidak masuk akal. Seorang pria yang kejam, tinggi dan kuat ternyata tidak memiliki ketertarikan kepada wanita selain Briella.Bulan lalu, Davira berpura-pura tidur dengannya untuk membuat semua orang berpikir kalau sesuatu telah terjadi pada malam itu. Namun, apa hasilnya? Hanya Davira yang tahu apa yang sebenarnya terjadi malam itu.Belum menikah saja hubungan mereka sudah seperti ini. Bukankah Davira ak

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 329

    Mendengar Elbert mengatakan hal ini, Davira langsung bertanya, "Apa yang kamu inginkan?""Jangan gugurkan anak yang ada di dalam kandunganmu. Itu anak kita. Kalau kamu nggak menginginkannya, jadi biarkan aku yang membesarkannya?"Davira menatap Elbert dengan setengah hati, sedikit bingung. "Elbert, apa kamu gila? Hubungan kita nggak akan membuahkan hasil. Aku akan menjadi istri Valerio, kenapa kamu malah ingin aku mempertahankan anak ini?"Mata Elbert berkilat dengan cahaya suram. Dia mengaitkan bibirnya, lalu tersenyum dan berkata kepada Davira dengan penuh kasih sayang."Ini karena aku sangat mencintaimu. Anak ini adalah buah hati kita berdua. Kamu mau menikah dengan pria lain. Kalau kamu melahirkan anak ini untukku, ini sama saja dengan memberiku kenangan. Selain itu, dulu kamu pernah mengandung anakku dan kondisi tubuhmu jadi nggak baik karena menggugurkannya. Sekarang kamu akhirnya bisa hamil, jadi lahirkan saja. Pasti akan ada untungnya untukmu.""Ayolah Elbert, gampang sekali ka

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 330

    Rieta sangat senang setelah mendengar kabar kehamilan Davira. "Bagus sekali! Tampaknya usaha Rio membawamu berobat ke luar negeri berhasil. Bayi ini datang di saat yang tepat. Anggap saja ini hadiah yang kamu bawa untuk Keluarga Regulus."Davira mendapat dukungan dari Rieta dan semangatnya pun bertambah. "Apa Bu Rieta bisa nggak memberi tahu Rio dulu? Aku akan memberitahunya secara langsung dan ingin memberinya kejutan.""Tentu saja.""Hmmm."Setelah menutup telepon, Davira kembali bercerita tentang kehamilannya kepada kakak dan keluarganya. Tentu saja Klinton sangat senang mendengar kabar tersebut."Kak, aku ingin kamu memberi tahu Briella tentang hal ini. Aku ingin dia tahu kalau aku bisa hamil, bukan hanya bisa dilakukan oleh dia saja. Jangan membuatku kesal mentang-mentang dia sudah mau punya dua anak!"Setelah itu, Davira menutup telepon tanpa aba-aba.Klinton yang berada di ujung telepon pun menatap layar ponselnya tidak berdaya.Davira sudah dimanjakan oleh keluarganya sejak kec

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 331

    Dari waktu ke waktu, bisa dilihat kalau pria itu sangat sibuk dan kesepian. Dia berhasil menciptakan satu demi satu prestasi yang mengagumkan, tetapi tidak pernah tersenyum saat diwawancarai.Seluruh dunia tahu kalau dia sedang tidak bahagia.Briella ingat kalau pria itu tidak suka tampil di depan kamera untuk menghadapi wawancara yang membosankan dengan para jurnalis. Namun, sekarang Briella melihatnya hampir setiap kali dia menyalakan TV atau membuka ponselnya.Kadang-kadang Briella bertanya-tanya dalam hati apakah pria itu sengaja melakukannya. Namun, setelah itu Briella merasa kalau pemikirannya sudah berlebihan.Pria itu akan menikahi wanita lain, jadi apa yang Briella khayalkan?Sekarang, Davira sedang mengandung anak Valerio. Briella seharusnya tidak perlu berkhayal tentang keajaiban atau apa pun itu."Pak Klinton, makanannya sudah siap, ayo makan."Briella mematikan kompor dan mencoba mengalihkan pembicaraan.Klinton mengangguk dan tidak membahas mengenai Valerio lagi.Dia tahu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 332

    Sekitar pukul setengah sebelas malam, jet pribadi Valerio mendarat.Seorang wanita melangkah keluar dari mobil pribadi yang sudah sejak tadi terparkir di landasan pacu pribadi. Davira memegang buket bunga dan memandang pria yang melangkah keluar dari pesawat, lalu berjalan menghampirinya dengan langkah cepat dan penuh semangat.Besok, pria yang sangat dia cintai ini akan menjadi suaminya. Mimpinya akhirnya menjadi kenyataan. Saat ini, dia merasa menjadi wanita yang paling bahagia."Rio, aku terus mengikuti perkembangan proyekmu di luar negeri dalam bulan ini. Selamat atas perluasan wilayah bisnismu. Sebagai istrimu, aku merasa sangat bahagia."Davira memberikan bunga ke tangan Valerio saat mengatakan itu.Pria itu langsung melemparkan bunga itu kepada Marco yang berada di belakangnya. Dia hanya melangkah masuk ke dalam mobil dan Davira pun mengikuti di belakangnya.Mereka yang melihat sikap keduanya pun terlihat bingung.Mereka adalah dua orang yang akan menikah, kenapa hubungan mereka

Latest chapter

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status