Share

Petunjuk

“Tuan, kau di sini.” Ratu Lira bangun agak sedikit kaget ketika Arsa memperhatikannya dengan tatapan sendu.

“Iya, aku di sini belum berencana pergi,” jawab dewa perang itu sembari menyembunyikan pedangnya.

“Pergi, pergi ke mana?” Lira sangka lelaki dengan bola mata kuning itu akan menemani dirinya sampai kapan pun.

“Nanti, tiba saatnya aku akan pergi, tenanglah aku belum dipanggil.”

Hanya jawaban oh saja yang bisa Lira berikan. Lagi pula siapa dia yang bisa mencegah seseorang pergi, begitu pikir Lira.

Hari masih larut malam ketika Arsa kembali dari tengah laut. Lelaki itu berpikir keras, satu tahun lebih sudah perjalanan yang ia tempuh dan baru empat pecahan arwah yang ia temukan. Sisa tiga lagi dan tak tahu kapan akan selesai.

Waktu terus berjalan ke depan tanpa peduli dengan rasa lelahnya. Iya, dewa juga perlu tenang dan istirahat sejenak. Arsa memejamkan mata dan tertidur di kursi goyang milik sang ratu.

Lira bangkit dan menggerakkan lima jemarinya di wajah Arsa. Tidak ada r
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status