Share

Bunuh Diri

“What can i say, i’m just second choice,” ucap Samara ketika Arsa sudah pulang. Tidak pulang yang sebenarnya, melainkan lelaki itu ada di luar unit milik sang dokter. “Aku harus tahu diri juga, umur udah mau 40 tahun siapa yang mau. Duda aja cari yang masih muda masih seger. Gini amat hidup jadi manusia.” Gadis berambut kemerahan itu mengibas kasur dan membaringkan diri di sana. Selesai makan tadi ia meminta Arsa keluar dengan alasan ingin istirahat.

Beberapa menit lamanya Mara berbaring, mata tak juga ingin tidur padahal sekujur tubuh lelah dari ujung rambut sampai kaki. Hujan di luar membuat udara jadi terasa segar.

Samara bangun dan menggeser pintu di balkon. Di sana ia menadahkan tangan menampung hujan yang turun.

Arsa melakukan hal yang sama dari unitnya juga. Dewa perang itu memperhatikan Samara, persis sama ketika Hara suka melihat dewi hujan menaburkan bintik-bintik air ke bumi dan Hara tak akan mau ketinggalan.

“Harus bagaimana aku menjelaskan kalau kau adalah Hara. Hara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status