Share

6. suamiku pergi

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-02 08:48:44

Setelah suamiku mengenakan jas dan bersiap berangkat kerja, aku hanya terdiam di ruang tengah sambil menahan air mataku mengingat bentakannya yang begitu keras. Untung posisinya anak-anak sudah berangkat ke sekolah dan kegiatan masing-masing jadi hanya ada kami berdua saja yang berkonflik

"Aku pergi dulu," ujarnya dingin.

"Iya, Mas, maafkan aku atas ponselmu." Aku mencoba mengalah meski dalam hati ini sudah bertumpuk-tumpuk sekali amarah dan luka. Aku mencoba menahan dirimu demi tidak bertengkar pagi-pagi dan diperhatikan oleh ketiga anakku. Cindy, Alexa dan kakaknya akan tersinggung jika orang tua mereka ribut pagi-pagi.

"Iya, tak apa," balasnya sambil menghelakan nafas dengan dalam.

"Apa perlu aku perbaiki ponsel itu?"

"Tidak, biar aku sendiri yang membawanya ke tukang reparasi, ada beberapa data dan kontak yang mau aku unduh."

'iya, Mas, baiklah."

"Kau tidak ke mana-mana hari ini?"

"Tidak."

"Aku terpikirkan tentang dirimu yang sejak kemarin terus bersikap aneh. Puncaknya ... malam tadi, kau yang ingin memeriksa ponselku membuatku merasa sangat tidak nyaman, jika kau memang butuh teman bicara atau sekedar menghibur hatimu, maka aku mengizinkanmu untuk pergi menemui teman-temanmu atau sejenak mengambil waktu ke rumah orang tuamu."

"Maksudmu apa?"

"Kalau kau mau libur sejenak, dari tugas jadi ibu rumah tangga Aku akan memberimu waktu setidaknya 2 sampai 3 hari."

Lalu apa yang akan dia lakukan dalam 2 dan 3 hari selama aku tidak ada di rumah. Apa dia akan bebas bermain cinta dengan arsitek kebanggaannya itu, sungguh keterlaluan.

"Aku yang tidak pernah pergi tanpa dirimu dan kau yang tidak pernah ingin lepas dariku membuat itu terdengar aneh sekali. Kini kau yah mencurigakan Mas?"

Dia yang sedang mengemas kunci ke dalam kantongnya langsung menatap diriku dan tiba-tiba tersenyum dengan aksen wajah yang cukup pahit.

"Apa kita akan terus saling mencurigakan dan membully seperti ini?"

"Tidak."

"Aku berniat baik dengan untuk pertama kalinya mengizinkanmu pergi tanpa diriku. Apa kau anggap itu sebuah keanehan?"

"Iya."

"Terserahlah, aku mau pergi, aku sudah terlambat." Lelaki itu mengabaikan diriku dan coba mengalihkan pembicaraan dengan buru-buru berangkat ke kantornya.

"Aku pergi." Dia berpamitan padaku dengan cara mengulurkan tangan aku menerimanya dengan hati terpaksa, berduri dan dongkol sekali.

Bukannya aku tidak bisa bertanya langsung atau berteriak marah padanya dan bilang kalau aku menyaksikan perbuatannya kemarin malam. Tapi, aku butuh jawaban dan aku ingin tahu alasannya kenapa dia berbuat seperti itu. Aku ingin tahu apakah dia benar-benar serius mencintai Wanita itu atau hanya mengisi waktunya yang luang dengan perzinahan. Sungguh memalukan dan ini tidak bisa diterima.

"Aku harus pulang telat karena aku harus memantau hotel yang dekat hutan, di sana sedang ada pembangunan besar-besaran dan aku harus hadir untuk melihat konstruksi bangunan Apakah sudah sesuai dengan desain atau belum."

"Baik, hati hati."

"Ya, baik baik juga di rumah," balasnya sambil menepuk-nepuk bahuku lalu berangkat.

Tidak, Aku tidak akan diam dan duduk manis di rumah. Aku aku akan mengikutinya dan melihat pergerakannya seharian ini. Aku benar-benar ingin tahu apakah suamiku mulai bertemu dengan wanita itu lagi atau tidak.

Tapi seperti yang dia bilang tadi dia memang berencana untuk menemui Niken.

*

Setelah membereskan pekerjaan rumah dan membuat makan siang aku mengganti pakaian dan segera berangkat menuju lokasi proyek yang disebutkan suamiku.

Tidak sulit bagiku menemukan tempat itu karena setelah memeriksa meja kerja dan dan beberapa perencanaan proyek aku jadi tahu lokasi tempat itu dan alamatnya.

Aku tiba di sana pukul 11.00 siang, masuk ke lokasi itu saat orang-orang tidak memperhatikanku, mengendap dari halaman belakang dan berdiri di balik tiang-tiang penyangga berukuran besar. Aku mengendap dengan nafas tertahan takut kalau seseorang akan melihat dan mencurigaiku. Memang sebagian staf suamiku mengenalku tapi aku tidak ingin mereka tak tiba-tiba menyapa dan tahu kalau aku datang.

Aku bisa menyaksikan suamiku yang mengenakan helm proyek berwarna putih, Dia terlihat membuka desain proyek dan berbicara dengan Niken serta dua orang pekerja lainnya yang kurasa adalah staf penting. Dia menunjuk beberapa bangunan dan meminta mereka untuk segera mengerjakannya dan menyelesaikannya.

Usai bicara tinggallah dia berdua dengan Niken, wanita itu memberi isyarat dengan angkutan kepala ke kiri, dan suamiku mengikutinya, mereka berjalan ke arah bangunan di mana aku bersembunyi.

Dari balik tiang itu aku bisa melihat dua sejoli itu saling mengungkapkan kerinduan dengan berciuman, mereka saling memagut dan saling memeluk dengan penuh perasaan.

Setelah 5 menit saling mencurahkan isi hati, wanita itu kemudian bertanya pada suamiku.

"Mas, bagaimana kelanjutan hubungan kita, Apa kau sudah beritahu istrimu kalau aku ingin dinikahi?"

"Tidak, aku tidak memberitahunya. Anak anak akan kacau!"

"Kalau kau tidak beritahu sebaiknya hubungan kita berakhir sampai di sini saja."

Bab terkait

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    7. mas Farid kesal

    Mas Farid nampak terkejut mendengar perkataan wanita berambut panjang itu, meski dia mengenakan pakaian kerja khusus konstruksi tapi cetakan bagian tubuhnya yang terbungkus celana jeans dan sepatu boot membuat dia nampak sangat seksi. Dia menawan dan sungguh menarik."Apa? Kau bilang apa?" Suamiku nampak terguncang saat kekasihnya minta putus darinya. Dia segera meraih tangan wanita itu dan membingkai wajahnya dengan kedua telapak tangannya."Aku belum pernah mencintai orang setulus aku mencintaimu.""Cih, jangan bohong." Wanita itu mendeci sambil membuang pandangannya ia seakan benci sekali pada suamiku."Aku memang mencintai Hafsah, tapi aku lebih mencintaimu, aku tergila-gila padamu dan akan kutinggalkan segalanya lebih bisa bersamamu.""Oh ya?" "Ya, aku bersumpah!" ucapnya sambil mengecup jemari Niken."Lalu kenapa kok belum juga meninggalkan mereka semua jika kau memang yakin begitu mencintaiku.""Aku harus menyelesaikan hubungan itu dengan baik-baik agar tidak ada dendam Antara

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    8 minta tolong

    PraaaaakAaaaah! Auhhh tolong ....Wanita itu menjerit minta ampun, keningnya berdarah, saat kulepas tengkuknya dia meluncur jatuh dan terkapar di aspal."Aku peringatkan padamu, untuk jangan main main denganku," ujarku sambil tersenyum miring dan masuk kembali ke mobil, wanita itu terkapar, ia merintih kesakitan dan berusaha bangkit, keningnya pecah lalu mengucurkan darah "Laporkan saja insiden ini pada pacarmu, aku menunggu reaksinya," lanjutku sambil tancap gas dan pergi begitu saja.Wanita itu memandangku dengan kesal tapi dia tak menjawabku."Beraninya wanita obralan sepertinya mencoba memisahkanku dan suamiku." Aku menggunam lalu mengencangkan laju mobil.*Waktu kembali bergulir, siang jadi malam, dan suamiku belum kunjung pulang, aku rasa dia menolong gundiknya, membawanya ke rumah sakit dan merawatnya.Hingga pukul sembilan dia belum kunjung datang, kucoba untuk menghubungi tapi dia tak menjawabnya. Baru aja akan kucari, dia sudah ada di ambang pintu."Dari mana saja Mas, a

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    9

    Tanpa sengaja air mataku berderai, lututku gemetar dan aku berusaha membekap mulutku dengan kedua tangan, menghalau tangisanku agar tidak pecah dan terdengar oleh penghuni rumah. Aku tidak kuasa melihat benda berwarna merah marun yang teronggok di lantai kamarku itu. Aku merasa jijik menyentuhnya dan segera kulempar tapi aku tak bisa menepis fakta bahwa mereka memang melakukan sesuatu sebelum jam pulang kerja dan sebelum aku memukul wanita itu di tepi hutan. Aku rasa ini kan berusaha memprovokasi dan cari gara-gara denganku sehingga dia punya celah untuk masuk dan memanasi suamiku sehingga hubungan kami keruh.Ada tabir tipis antara penipuan dan rasa cinta yang sesungguhnya. Jika diperhatikan saat suamiku mengutarakan cinta padaku dia mengatakannya dengan begitu tulus jujur dan tatapan matanya benar-benar menunjukkan kalau dia mengatakan yang dia rasakan. Tapi saat aku menyaksikan dia mengatakan hal yang sama kepada Niken, maka aku tersadar, bahwa suamiku memang pandai bersandiwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    10

    "Apa tidurmu nyenyak semalam?" tanya lelaki itu saat aku sedang melata piring di meja makan. Dia menjumpaiku, mendekati ke dapur saat aku sedang menyiapkan sarapan lalu mencium kening ini."Iya, tidurku bagus, kau bagaimana Mas?""Aku nyaman memelukmu," balasnya sambil duduk lalu mengesap kopi, aku menggeser kursi lagi duduk harapannya. Memberinya piring makan dan meletakkan nasi goreng ke atas permukaan benda itu."Makanlah.""Baik," jawabnya.Kami makan dan saling diam sekali aku dan dia saling memandang sampai akhirnya lelaki itu tidak tahan untuk bertanya,"Ada apa, kenapa kau diam saja?""Aku ingin bertanya padamu.""Tentang apa?""Apa yang kau sembunyikan dariku?" tatapanku tajam padanya, "Apa maksudmu, sudah nyari seminggu kau terus bertanya tentang apa yang aku sembunyikan Memangnya apa yang aku sembunyikan," tanya lelaki itu sambil menahan makanan di sendoknya."Baiklah kalau kau tidak mau mengatakan yang sebenarnya. Tapi, Aku tetap menunggumu untuk jujur.""Kejujuran macam

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    11

    "Kupikir kau cukup bijaksana untuk menentukan langkah dan sikapmu tapi kau benar-benar mengundang masalah," desis Mas Farid."Apa maksudmu?""Kau pikir istriku akan diam saja mengetahui ini, Kau pikir dia akan bisa melihat kau meletakkan celana dalammu ke dalam jasku! Akan ada keributan besar dan kehancuran dalam keluargaku, anak-anakku akan murka dan semuanya akan bergulir jadi masalah yang begitu besar, apa kau sengaja melakukan ini?""Aku melakukannya agar kau merindukanku.""Jelas alasanmu tidak masuk akal, kau sengaja meletakkannya karena kau tahu istriku yang akan membersihkan jasku, kau sengaja ingin mengungkap perselingkuhan kita, iya kan.""Kalau iya terus kenapa? Sejauh ini aku menunggu kejelasan darimu kau bilang kita akan menikah dan bersama tapi buktinya belum ada sampai saat ini!"Wanita itu jadi berang dan menyingkirkan tangan mas Farid dari kedua lengannya, dia menepisnya dengan kasar dan berteriak. Untungnya koridor di sayap barat tidak terlalu ramai dengan pekerja ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    12

    Dia terbelalak saat hendak keluar dengan langkah yang cepat dan nyaris menabrakku, dia hampir jatuh karena kaget. Ekspresi wajahnya yang tadinya biasa-biasa saja langsung pias dan gugup."Ka-kau ada di sini?" Mendadak suamiku panik dan terbata-bata. "Ya....""Sejak tadi?""Ya."Dia semakin pucat dan menelan ludah. "Apa kau melihat semua yang terjadi di dalam?""Ya, kenapa?""Ah!" Lelaki itu memegang keningnya dan mulai gelisah."Aku bisa jelaskan Sayang, Ini hanya salah paham. Kau pasti hanya mendengar percakapan itu setengah-setengah saja kan?""Aku dengar dengan jelas saat kamu memanggil wanita itu dengan ungkapan sayang kau bujuk dan kau kecup keningnya lalu kau minta dia untuk kembali ke lokasi proyek! Apa itu salah?" Suamiku gemetar bukan main saat aku mengatakannya. Sebenarnya aku ingin sekali menampar wajahnya dengan tas yang kubawa tapi aku tidak suka main kasar pada kepala keluarga. Lagipula, main kasar akan membuatnya kehilangan respek pada istrinya sendiri. Lalu kesemp

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    13

    Jujur saja bertengkar dan berteriak-teriak bukan keahlianku, aku lebih memilih untuk bicara seperti itu padanya, dengan demikian, Dia mungkin akan berpikir keras untuk berusaha memperbaiki kesalahan. Atau... bisa jadi dia tidak menemukan kesadarannya.Kuambil makananku ke piring lalu kubawa piringku ke ruang tengah dan makan di depan tv, untuk pertama kalinya aku tidak makan di meja makan karena lelaki itu ada di sana."Aku jadi malu dan segan untuk makan.""Malu menunjukkan bahwa kau masih punya akal. Tapi entah kenapa, sejak awal, ke mana rasa malu itu pergi. Ke mana rasa takut akan dosa dan kemungkinan aibmu akan terungkap di saat kau berani menyingkap pakaian wanita itu di dalam ruang kerjamu?""Aku mohon, aku ...."Aku tidak lagi mendengar perkataannya karena tiba-tiba kuambil remote dan kubesarkan volume TV. Aku benci mendengar pembelaannya yang seperti pembenaran tidak masuk akal. Aku sudah bosan dan aku lelah. Melihatku yang acuh tak acuh saja serta hanya sibuk menonton TV

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    14

    "Ada apa sebenarnya Bunda?" Putra sulungku datang bertanya padaku saat diri ini mencuci piring sendiri yang di dapur sementara kedua putriku duduk dengan ayahnya di depan TV sambil makan buah.Tiada seorangpun yang menyadari kesalahan Ayahnya di antara mereka, lagi pula aku tidak ingin merusak citra panutan mereka menjadi lelaki yang akan mereka benci seumur hidup. Aku tidak akan merusak keluargaku atau menghancurkan rumah tangga dengannya hanya saja aku butuh waktu untuk menerima kenyataan dan berdiri menata hatiku sendiri. Mungkin suatu saat Mas Farid akan sadar dan bertobat, mungkin juga tidak. Segala sesuatu atas keputusan dan sikapnya hanya akan kupasrahkan kepada Tuhan yang maha kuasa. Yang di atas lebih tahu mana yang terbaik untukku dan anak-anak.Di sisi lain, kadang dalam kesendirian dan saat terlintas kenangan-kenangan baik aku kerap meneteskan air mata, aku benar-benar mencintainya dan mempercayainya tapi tiba-tiba dia berselingkuh dengan seorang arsitek hanya karena wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20

Bab terbaru

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    96

    Diam diam tanpa kusadari Mas Farid berusaha menyembunyikan kesedihan dan air matanya. Entah apa yang dirasakan olehnya terhadap wanita yang pernah dicintainya. Lelaki itu mungkin masih menyimpan rasa ataukah dia hanya prihatin tentang apa yang terjadi pada Niken."Mas, tidaklah kita semua menghendaki ini, tapi begitulah alur yang harus dijalani oleh Niken disebabkan oleh perbuatannya sendiri. Ayo pergi," ajakku sambil menggenggam tangan suami. "Iya, ayo pergi.""Farid!" Saat kami akan melangkahkan kaki meninggalkan pengadilan tiba-tiba suara familiar itu memanggil kami. Siapa lagi yang akan memanggil seberani itu kalau bukan ibunya Niken. Aku dan suamiku membalikkan badan lalu melihat wanita bergamis coklat itu menatap ke arah mas Farid dengan tatapan tajam dan air mata yang membasahi wajahnya."Kau puas melihat anakku terpuruk dalam kehidupannya? Kau puas melakukan ini padanya kau lupa bahwa apa yang terjadi disebabkan oleh perbuatanmu? Harusnya kau pun dihukum!""Bu, saya minta ma

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    95

    Keesokan hari, Aku terkejut sekali karena pagi-pagi rumah kami sudah ramai, anak-anak mengumpulkan anggota keluarga inti dan mengundang beberapa orang lelaki yang tidak kukenali. Usut punya usut, ternyata mereka adalah petugas KUA dan saksi yang sudah diatur oleh Handi jauh-jauh hari sebelum mas Farid pulang ke rumah. "Papa dan mama bisa menikah hari ini.""Kok bisa? Kapan kamu mengurus berkas?""Aku mah lupa kalau aku ada direktur utama yang punya banyak staf dan mereka bisa lakukan apapun untukku?""Mengejutkan sekali," jawabku, "bahkan Mama belum menyiapkan makanan dan membersihkan rumah.""Sudah Ma, aku sudah menyiapkan segalanya jadi Mama tinggal menikah saja."Dengan dibantu oleh sepupunya dia membawa mas Farid ke ruang tamu, anggota keluarga kami duduk mengitari karpet besar sementara penghulu sudah ada di tengah tengah kami, diikuti oleh ayahku yang bertindak sebagai wali dan dua orang saksi."Kek, Saya meminta ridho dan restu agar kakek ikhlas menikahkan mama dan papa lagi

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    94

    "Aku nggak terima ini ... kalian pasti salah tangkap," desisnya sambil melotot ke arah polisi yang memegangi kedua tangannya. "Bawa saja dia Pak," balasku sambil membenahi posisi Mas Farid di ranjangnya.*Setelah ditangkapnya wanita itu aku dan anakku beserta mas Farid hanya terdiam, kami duduk di sofa dengan segala pemikiran masing-masing. Aku merenung sambil menopang lagu sementara Handi sibuk dengan ponselnya."Jadi, tahu dari mana kalau dia pelakunya?" tanya Mas Farid."Pemuda itu mengaku dia dibayar lima belas juta untuk menabrak Papa, tadinya dia akan kabur tapi ternyata kondisi komplek perumahan ramai karena kebetulan tetangga kita sedang mengadakan syukuran kehamilan istrinya.""Jadi Niken merencanakan untuk mencelakakanku?""Iya, Pa.""Kenapa bisa begitu ya....""Karena dia tidak terima ditinggal Papa.""Astaghfirullah." Mas Farid menggumam sambil mengusap wajahnya dengan keresahan yang terlihat begitu jelas di wajahnya. "Apa yang akan kita lakukan pada wanita itu, Pa?""L

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    93

    "Tidak Nyonya Saya tidak melakukan apapun. Saya sungguh tidak sengaja alih-alih mengerem mobil, saya malah panik dan tak sengaja menginjak pedal gas. Saya minta maaf Bu.""Apa kau mau dipenjara bertahun tahun penjara karena kelalaianmu berkendara?"Pemuda itu mendongak dan makin pucat ketakutan."Kudengar mobil itu adalah mobil sewa harian, aku juga dengar kalau kau berasal dari keluarga menengah ke bawah jadi dari manakah uang untuk menyewa mobil, apa yang kau lakukan dengan mobil, lalu sedang apa kau di komplek perumahan elit tempat tinggal para pengusaha! Apa yang kau lakukan?""Hanya jalan jalan, Bu.""Bukannya Ada petugas keamanan komplek yang akan menanyakan dan memeriksa pengunjung yang datang?""Saat itu security tidak ada, sayang iseng masuk ke perumahan karena saya dengar tempatnya sangat bagus, mewah, berkelas dan elit, tadinya saya mau bikin konten tapi ternyata saya tidak sengaja menabrak mobil suami ibu.""Jadi kau mengebut dalam berkendara sambil memegang ponsel? Maka

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    92

    "Mas Farid!" Aku terjatuh dalam pandangan mata yang sudah gelap dan berkunang kunang, melihat lelaki itu terakhir kali digotong oleh beberapa orang membuatku langsung lemas dan kehilangan kesadaran. *"Bu ... Bu, ibu dengar Bu?" Aku mencoba mengerjakan meski kelopak mata ini terasa begitu berat.Aku mencoba mengingat kembali apa yang terjadi hingga aku tiba-tiba terkapar terbaring di kursi ruang tamu."Bu, Alhamdulillah ibu siuman," ujar Mbak Mina pembantuku."Iya, mana Bapak, Mbok?" Dalam keadaan yang masih pusing dan gemetar aku langsung bertanya tentang mas Farid."Sudah dibawa ke rumah sakit Bu.""Dibawa pakai ambulans atau mobil warga?""Mobil tetangga Bu.""Terus apa yang terjadi, Mbok." "Pengendara mobil hitamnya langsung diamankan warga dan dibawa ke kantor polisi sementara mobilnya Tuan Farid sudah dibawa ke bengkel.""Kalau begitu, saya harus bersiap untuk melihat keadaan bapaknya anak-anak saya," balasku sambil berusaha bangkit, kepalaku masih pusing tapi aku berusaha b

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    91

    Hanya tertawa diri ini setelah memperhatikan sikap Niken yang berusaha menghalalkan segala cara untuk kembali mendapatkan mas Farid.Secara psikologi pria-pria tidak suka dengan wanita semacam itu, karena hal demikian membuat mereka risih dan tidak nyaman. Terlalu dikejar dengan obsesi yang menakutkan membuat pria jadi semakin menjauh dan kebencian di dalam diri mereka akan semakin timbul.Harusnya Niken bersikap lebih bijak dan tenang jika dia memang ingin memenangkan hati Mas Farid, dia harus menunjukkan iktikad baik dan penyesalan mendalam jika ingin mendapatkan pengampunan, lalu pelan-pelan merayu Mas Farid agar kembali ke dalam pelukannya. Sayangnya, wanita itu tidak cukup bijak memperhitungkan langkah. "Aku tidak kuasa menahan rasa geli di hatiku melihat wanita itu tiba-tiba mengaku hamil," ujarku membuka percakapan pada lelaki yang wajahnya dalam keadaan tegang. Kabar tentang kehamilan tentu saja mengguncang pikiran seorang lelaki meski dia pura-pura acuh tak acuh."Jika dia

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    90

    Beginilah aku dan dia berdiri di depan gedung berlantai tiga, yang pernah jadi alasan perpisahan kami. Aku dan dia datang untuk kedua kalinya namun dalam konteks yang berbeda. Aku menemaninya sebagai bentuk dukungan bahwa lelaki itu masih punya orang-orang yang berdiri di dekatnya.Mengingat bagaimana dia akan menghadapi kerasnya hati Niken dan betapa nekatnya keluarga wanita itu, aku rasa ini adalah tantangan terberat di mana ia butuh teman untuk menopangkan beban tersebut. "Aku merasa trauma dan tidak nyaman hati datang ke tempat ini, aku benar-benar tidak nyaman," ujar mas Farid dengan mimik wajah sedikit khawatir dan aku bisa menangkap ketidaknyamanan yang benar-benar kentara. "Kenapa?""Dua kali aku membina keluarga dua kali juga hancur. Sungguh ini adalah tempat yang paling ingin kuhindari dalam hidupku tapi entah kenapa aku terus datang ke sini berulang kali," jawabnya mendesah."Anggap ini adalah jalan hidup yang harus sekali kita lewati Mas.""Melihat dirimu tetap ada disi

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    89

    "Jadi, kemana sapi sapi itu?""Ada di kebun temanku. Kebetulan ayahnya punya lahan dan lahannya tidak terpakai jadi sapinya aku pindahkan ke sana.""Jadi polisi tidak mempersoalkan apapun tentangmu?""Ya, karena mereka tahu siapa Ayahku.""Jadi kau memakai reputasiku untuk melindungi dirimu?" tanya mas Farid pada anak gadis kami yang terus tersenyum-senyum dan merasa memenangkan sesuatu yang besar."Iya, berhubung papaku sangat kaya, berkuasa dan bisa membeli setengah dari kota ini. Jadi, aku menggunakan kekuasaan itu untuk bersikap sedikit sombong," jawabnya cekikikan."Ya ampun." Mas Farid hanya menepuk keningnya berkali-kali."Kalau memang sudah tidak ada masalah lagi, sebaiknya kita pulang.""Iya, Ma, ayo kita pulang.""Tapi Niken tak akan melepaskanmu sampai kau mengembalikan sapi-sapi itu ke tempatnya.""Dia tidak tahu apapun Pa, yang dia tahu aku sudah menjualnya, jadi sapi itu tidak akan kembali ke tangannya.""Tapi uangnya ada padamu?""Aku tidak mau tahu Ayah, apa yang kua

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    88

    Selagi aku berdiri di pintu gerbang dan mendengar informasi dari penjaga yang sudah menunggu perkebunan selama 15 tahun, dari kejauhan ternyata diken dan orang tuanya menyaksikan kedatangan kami.Posisi villa yang berada di atas bukit sementara kandang hewan dan tempat pemerahan susu berada di bawahnya, membuat dia bisa leluasa melihat siapa saja yang berkunjung ke perkebunan. Aku dan dia saling menatap dari kejauhan Lalu Tak lama kemudian wanita itu mengambil motor dan melajukannya pada kami."Wanita itu datang," ujarku dalam hati. Bersamaan dengan perasaan hatiku yang mulai membuncah dengan kecemasan, di saat itu pula Mas Farid tiba di perkebunan. "Mas!""Mana Alexa!""Pak Ujang bilang, dia ditahan di Polsek.""Apa dia berhasil mengambil sapi?" tanya mantan suamiku sambil memegang kedua bahu ini."Iya, Tuan, sudah dijual subuh tadi, sesaat sebelum Nyonya Niken tiba dari rumah sakit. Tadinya non Alexa sudah mau pulang, tapi dia kedapatan oleh Nyonya Niken, mereka ribut, berdebat d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status