Reina tidak bisa tidur, jadi saat Maxime berbaring di sampingnya, Reina makin terjaga.Reina bergeser menjauh.Tiba-tiba Maxime menggenggam tangan Reina, dia pun langsung memejamkan mata dan pura-pura tidur.Maxime memegang tangan mungil Reina dan mengusapnya dengan lembut.Reina menutup matanya rapat-rapat untuk waktu yang lama sebelum dia sadar kalau Maxime buta. Pria itu tidak akan tahu Reina tidur bohongan atau beneran.Jadi Reina membuka matanya lagi.Dan pemandangan yang muncul di hadapannya adalah wajah dingin Maxime.Sebelah tangan Maxime menggenggam tangan Reina dan tangan satunya yang masih bebas meraba-raba kepala Reina.Setelah memastikan posisi dahi Reina, Maxime menunduk.Reina menutup matanya dan sebuah ciuman pun mendarat di keningnya.Entah mengapa, jantung Reina berdegup kencang.Maxime tidak melakukan apa pun, hanya berbaring di sampingnya dan dengan hati-hati menarik Reina mendekat padanya.Maxime tidak memeluk Reina erat-erat seperti biasanya, mungkin karena dia ta
Entah bencana atau berkat, yang jelas Riko jadi terkenal setelah penculikan itu.Banyak orang mencari informasi tentangnya di internet, namun anehnya mereka tidak bisa menemukan apa pun.Semua orang bingung, "Aku suka banget anak yang kalem ini, siapa sih namanya? Aku mau kenalan.""Ya, ya! Dia kayak artis cilik deh.""Dia bahkan lebih ganteng daripada artis beneran, nanti kalau sudah besar pasti jadi pria super tampan."...Saking antusiasnya netizen, Riko kembali jadi berita panas.Alana yang saat ini sudah kembali bekerja juga kaget mendapat Riko jadi topik berita panas."Aku memang tahu si Riko itu ganteng, tapi nggak aku sangka dia bisa sepopuler ini.""Berita tentang dia bahkan lebih populer daripada bintang top Ari pulang ke tanah air? Keterlaluan!"Waktu pulang kerja, Alana langsung menunjukkan pada Riko seberapa populer dirinya sekarang.Riko tidak terlalu terkejut dengan berita itu."Tante Alana, kalau Tante nggak ada kerjaan mending mikirin gimana caranya naikin gajimu yang
Keesokan harinya.Di bandara.Ari menelepon Reina langsung sesudah dia turun dari pesawat."Nana, aku sudah sampai. Kamu bawa kedua anakmu buat menyambutku nggak?"" ... " Reina tidak bisa berkata-kata. Membawa anaknya? Ari mau membuat Riki dan Riko tenggelam dalam lautan manusia?Ari itu sangat terkenal dan punya banyak penggemar wanita. Kalau mereka melihat Reina, bisa jadi Reina dihujat habis-habisan oleh para penggemar Ari."Nanti kita janjian kalau kamu sudah sampai rumah."Reina menutup telepon....Di sisi lain, di perusahaan IM yang baru Maxime dirikan.Ekki menyerahkan informasi tentang Ari pada Maxime. "Bos, Ari ini keturunan campuran. Dia punya basis penggemar yang besar baik di luar maupun di dalam negeri.""Penggemarnya punya rasio seimbang antara para pria dan wanita, dia sangat cocok jadi ambasador perusahaan kita.""Kalau kita bekerja dengannya, Perusahaan IM pasti langsung dikenal di seluruh Kota Simaliki."Maxime pun menyetujui ide Ekki dan memintanya menemui Ari untu
Ari tersenyum dan tidak berkata apa-apa.Reina memang baik. Dulu, kalau bukan karena dorongan Reina dan lagu karangannya, mungkin sekarang dia akan kurus kering seperti ikan asin.Setelah itu Ari menyuruh manajernya pulang dan langsung menelepon ayahnya tentang penipuan laporan medis kanker otak yang dilakukan Treya.Ayah Ari melaporkan, berkat koneksinya mereka sudah menemukan bahwa laporan yang Treya berikan bukan dari pemeriksaan dirinya sendiri."Bagus! Tolong kirimkan buktinya padaku ya, Yah.""Boleh. Tapi kapan kamu mau bawa menantu ke depanku?" tanya balik Ayah Ari.Ari langsung lemas.Saat ini ibu Ari sedang menyajikan makanan ke meja makan, dia ikut menimpali sambil tersenyum, "Lihat berita di internet, berapa banyak wanita yang mau menikahimu? Tapi faktanya, pacar aja nggak punya."Ayah Ari menghela napas."Bu, artis itu nggak boleh pacaran," sahut Ari sambil tersenyum.Orang tuanya juga tidak berdaya menghadapi kelakuan Ari. Mereka pun tidak lagi mendesaknya.Ayah Ari tetap
Reina menceritakan kehidupannya secara garis besar.Selesai makan, Ari menawarkan diri untuk mengantar Reina pulang."Aku bisa pulang sendiri, lagian kalau sampai ketahuan penggemarmu gimana?"Reina cuma ingin menjadi teman di belakang layar, dia tidak ingin dikenali orang lain."Jangan khawatir, aku sudah sangat tertutup seperti ini, pasti nggak ada yang mengenaliku." Ari ingin melihat di mana Reina tinggal sekarang.Reina menolak beberapa kali tetapi tetap tidak berhasil, akhirnya dia hanya bisa menyetujui ajakan Ari.Di luar cuacanya sedang dingin dan berangin.Ari langsung berdiri di depan Reina dan menghalangi angin menerpa tubuh Reina.Dia tersenyum dan berkata, "Aku nggak nyangka ternyata di Kota Simaliki sedingin ini. Kamu tahu nggak sebelum pulang, aku itu pergi ke pantai, di sana cuacanya hangat."Ari adalah orang yang sangat ceria.Reina mengobrol hangat dengan Ari.Keduanya lalu masuk ke dalam mobil, tanpa sadar di dekat mereka ada sebuah mobil Maybach hitam.Deron mengikut
"Aku ... entahlah. Untuk sekarang hubungan kami masih nggak jelas." Reina tidak bisa menggambarkan situasi hubungannya saat ini.Ari pun tidak enak hati untuk terus bertanya."Nggak apa-apa kok. Kalau nggak mau cerita ya nggak usah cerita.""Ya.""Kalau gitu aku pulang dulu. Ingat ya lain kali bawa Riko dan Riki sekalian."Riko dan Riki sama-sama sangat menyukai Ari dan dia juga menyukai kedua anak itu.Reina mengangguk, "Oke."Sesudah melihat Ari pergi, Deron juga turun dari mobil dan berjalan menghampiri Reina. Dia ingin melaporkan hasil penyelidikannya."Kalau informasi yang kudapat benar, orang yang menculik Riko ada hubungannya dengan Syena.""Syena?"Pupil mata Reina menegang.Meski Reina sudah menduga kasus ini ada hubungannya dengan Syena, Reina tetap berusaha mengenyahkan pemikiran itu karena bagaimanapun Syena punya hubungan darah dengannya.Terlebih lagi, kebencian Syena padanya cuma karena dia bertemu Morgan beberapa kali."Kamu yakin?""Orang yang disketsa Riko namanya Riz
Riki berpikir sejenak lalu berjalan menghampiri Maxime, "Gampang. Aku mau ke kantor baru Om."Maxime terkejut, "Kamu mau ngapain ke kantorku?""Aku cuma mau lihat kantor Om sebesar apa."Dengan situasi saat ini, Riki melihat sepertinya mamanya akan kembali berbaikan dengan ayah bajingannya.Kalau mereka mau mulai dari awal, tentu Riki perlu tahu kekuatan ayah bajingannya ini. Kalau tidak cukup hebat, dia tidak akan membiarkan mereka bersatu kembali."Oke, besok aku ajak ke sana. Ayo sekarang bilang." Maxime tidak tahu apa yang ada di benak Riki.Riki pun menjawab, "Hari ini Mama makan sama Ari. Awalnya dia cuma penyanyi biasa, tapi waktu di luar negeri dia ketemu Mama dan Mama bantu dia. Sekarang dia jadi superstar internasional yang sangat populer."Superstar internasional? Ari?Maxime mengernyit, rasanya dia pernah mendengar nama ini.Padahal baru siang ini Ekki memberitahunya. Maxime memang tidak pernah mengingat nama yang tidak terlalu penting baginya."Om, dia itu ganteng banget l
Reina tidak tahu kalau Maxime sudah lama tahu dirinya adalah seorang komposer profesional di luar negeri. Maxime juga tidak bertanya karena melihat Reina sepertinya tidak mau mengaku padanya.Ditolak dua kali oleh Reina membuat Maxime jadi makin khawatir Reina akan tertipu oleh Ari si pemuda berdarah segar ini.Keesokan harinya, Maxime pergi ke kantor sebelum matahari terbit dan meminta Ekki menyelidiki artis bernama Ari.Tentu saja, Maxime lupa akan janjinya pada Riki untuk membawanya ke kantor.Ekki terlihat agak bingung, "Bos, Ari itu penyanyi yang baru pulang ke Kota Simaliki. Kita 'kan sedang bersiap untuk mengundangnya ke kantor."Baru pada saat itulah Maxime sadar kenapa nama ini terdengar begitu familiar."Jadi, gimana perkembangannya?"Ekki menjawab dengan jujur, "Ari berbeda dari artis lainnya. Sekarang kami masih belum tahu apa hobinya. Kemarin dia menolak kontrak kerja sama karena bilang dia ingin bebas, nggak suka terikat siapa pun.""Tapi aku sudah menyuruh orang menyelid
Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d
Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura
Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha
Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad
Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan
Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling
Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga
Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max
"Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba