Share

Bab 488

Penulis: Kacang Merah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-31 19:54:11
Reina tertegun sejenak, menatap Maxime dan menjawab dengan jujur, "Aku nggak tahu, sekarang aku cuma mau merawat anak-anak dengan baik."

Hal lain yang Reina inginkan adalah mengambil balik semua milik Keluarga Andara, lalu menunggu anak kembar yang sedang dikandungnya ini lahir dan menggunakan darah tali pusar untuk mengoperasi Riki.

Hati Maxime tercekat.

"Kalau kamu keberatan, mendingan kita ...." Sebelum Reina menyelesaikan kata-katanya, Maxime menyela, "Aku nggak keberatan."

Tidak keberatan?

Bagaimana mungkin keberatan.

Kalau Maxime bilang keberatan, Reina akan pergi lagi.

Maxime belum pernah mengalami perasaan patah hati seperti sekarang. Hembusan napas panasnya jatuh ke kepala Reina.

"Di luar dingin, ayo gendong ke kamar ya?" suara Maxime terdengar serak.

Reina buru-buru menggelengkan kepalanya, "Nggak, aku bisa pergi sendiri."

Dia melepaskan diri dari pelukan Maxime dan buru-buru masuk ke rumah.

Maxime mengikutinya perlahan.

Saat ini hujan turun dengan deras, tapi Reina tidak mer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 489

    Kedua gadis itu tampak berusia sekitar delapan belas tahun dan wajah mereka memerah malu-malu.Reina sedikit terkejut. Maxime setidaknya 10 tahun lebih tua dari mereka, bukan?Maxime sedikit mengernyit dan mendesis, "Pergi sana."Satu kata dari Maxime membuat wajah kedua gadis itu semakin memerah.Kalau tadinya memerah karena malu, sekarang memerah karena kesal dan terkejut.Reina juga terkejut. Dia tidak menyangka Maxime akan punya temperamen yang buruk.Sejak Maxime kehilangan ingatannya, dia tidak pernah bicara kasar apalagi mengusir orang.Benar saja, sifat aslinya masih ada dan dia tidak bisa berpura-pura bersikap lembut sama sekali.Reina melangkah maju untuk menyelamatkan muka kedua gadis itu."Aku sudah selesai beli, ayo pergi."Saat Maxime mendengar suara Reina, wajah dinginnya sedikit melembut.Ketika kedua gadis kecil itu melihat wajah cantik Reina, mereka terkejut.Reina tersenyum sopan pada mereka.Kedua gadis itu semakin malu dan saling menarik tangan satu sama lain."Ayo

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 490

    Reina masih ingat wajah Maxime sangat marah saat itu. Dia menariknya ke tempat di mana tidak ada orang di sekitarnya dan memarahinya."Apa kamu nggak malu?"Maxime melemparkan mawar di tangan Reina ke tempat sampah, "Mendingan pergi aja kerja daripada nganggur. Jangan buang waktu untuk hal-hal nggak berguna setiap hari."Saat itu, Reina hanya diam berdiri sambil menatapnya dengan hati yang terluka."Biasanya laki-laki yang bilang cinta duluan. Kupikir kamu akan senang kalau aku yang bilang duluan ke kamu ...."Lagipula, keduanya sudah menikah dan belum ada kemajuan, jadi Reina berinisiatif ...."Jangan pernah ngomong cinta atau apalah itu, kekanak-kanakan banget." Maxime langsung menyahut dengan dingin.Sejak saat itu, Reina tidak pernah berani mengungkapkan kata cinta.Reina sering melihat begitu banyak pasangan mesra yang melalui hari-hari dengan penuh cinta. Tapi Reina tidak pernah merasakannya."Duar!"Hari ini pemerintah mengizinkan untuk menyalakan kembang api. Hari belum terlalu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 491

    Maxime mendengar langkah kaki dan melihat ke arah pintu.Reina tidak menyapa Maxime dan hanya berjalan menghampirinya sambil bertanya, "Kamu melukai Revin?"Maxime menarik napas."Jangan bohong."Maxime benar-benar tak berdaya dan menjawab dengan suara tertahan, "Ya.""Hah? Kamu yang menghajarnya?" tanya Reina tidak percaya.Maxime 'kan buta, bagaimana mungkin memukuli Revin sampai terluka parah.Reina sangat marah hingga dia tidak tahu harus berkata apa, hanya bisa meninju bahu Maxime.Maxime mengernyit karena terkejut. Dia tidak menyangka Reina akan memukulnya karena Revin.Meski tidak sakit, dia sangat keberatan menerimanya.Revin 'kan seorang pria? Masih untung hanya dipukul dan tidak langsung dikubur hidup-hidup.Maxime hanya membatin, tapi tidak berani mengutarakannya."Nana, wajar kalau pria saling punya konflik. Apalagi kami bersaing dalam hal cinta. Nggak apalah berkelahi sedikit.""Apa maksudmu nggak apa-apa berkelahi? Deron bilang Revin masih sekarat." Reina sangat marah dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 492

    Begitu Reina sampai di rumah, dia memberi Riki makanan yang dibelinya dan memintanya mengganjal perut dulu.Setelah itu, Reina pergi ke dapur untuk bekerja sendiri dan berhenti bicara dengan Maxime.Pada awalnya, Maxime mengira Reina hanya marah sementara, tetapi sampai makan malam Tahun Baru, Reina mengabaikannya.Riki yang mendapati perbedaan suasana di antara keduanya pun lebih bahagia dari siapapun.Hihi. Ayah bajingannya sudah membuat mamanya kesal?Hahaha, akhirnya hari ini datang juga!Saat makan, Riki dengan sengaja beraksi di depan Maxime, mengambilkan sayuran untuk Reina dan memintanya untuk menyuapinya."Ma, aku mau makan ayam. Tolong ambilin soalnya terlalu jauh.""Oke."Reina terlihat menjaga Riki.Maxime gagal mengambil sayuran beberapa kali dan Reina mengabaikannya.Setelah makan malam, semua orang menonton TV bersama.Di ruang tamu, hanya Reina dan Riki yang terus mengobrol.Ketika Reina pergi ke toilet, Riki dengan bangga pamer di depan Maxime, "Om Max, kamu tahu 'kan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 493

    "Kalau begitu aku tunggu sampai kamu minta maaf dan kasih ganti rugi ke dia. Sekarang aku mau mandi, lepasin!"Maxime melepaskan tangannya, bekas gigi Reina masih tertinggal di punggung tangannya.Setelah Reina pergi, Maxime menelepon Ekki, "Suruh orang selidiki di mana Revin sekarang."Ekki bertanya-tanya. Apa bosnya mau membunuh seseorang di malam Tahun Baru ini?"Bos, beberapa hari yang lalu aku periksa sepertinya dia masih belum pulih? Apa nggak kasihan kalau kita hajar lagi?"Kata-kata Maxime selanjutnya semakin mengejutkan Ekki."Kirim orang untuk melindungi keselamatannya dan jangan biarkan dia mati.""Hah?" Ekki pikir dia salah dengar."Reina sudah tahu tentang Revin dan memintaku untuk memberikan kompensasi dan meminta maaf. Kamu kasih aja beberapa proyek yang dulu kita rebut sebagai kompensasi."Ini adalah pertama kalinya Maxime melakukan hal seperti itu.Ekki tahu bosnya tidak mungkin begitu baik hati, ternyata ini permintaan Nyonya."Ya, aku akan kuatur sekarang juga.""Ing

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 494

    Reina sedikit khawatir. Apa anak-anaknya akan diterima di Keluarga Sunandar?Joanna selalu memperhatikan Riko.Dia hendak menolak, tapi Riki langsung setuju, "Oke, Om Maxime.""Om Maxime, kalau sekarang Om ngajak aku pulang, artinya nanti Om jadi ayah tiriku ya?" Mata bulat besar Riki menatap Maxime penuh rasa ingin tahu.Kata "ayah tiri" membuat Maxime terlihat aneh.Riki sengaja berseru dengan lantang, "Ayah tiri! Ayo pulang."Reina hampir memuntahkan susu yang diminumnya."Riki, jangan teriak-teriak gitu!"Riki pun menahan sifat nakalnya, "Ma, ayo kita pulang sama Om Maxime, aku bosan di rumah seharian.""Om dokter juga bilang aku harus lebih sering jalan-jalan, agar rasa sakitnya nggak terlalu parah."Begitu Riki mengungkit tentang penyakitnya, Reina selalu mati kutu."Oke."Reina berpikir, kalau Maxime tetap seperti ini dan tidak berubah, suatu hari dia juga akan menceritakan yang sejujurnya pada Maxime tentang kedua anak mereka.Karena itu, tidak ada yang perlu ditakuti.Mereka b

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 495

    Reina dan Riki berdiri di luar. Si ibu terlihat cantik mempesona, sementara si putra terlihat penurut dan menggemaskan seolah-olah dia adalah perwujudan nyata dari karakter buku komik.Saat ada yang diam-diam keluar dan melihat Riki, orang itu menyadari wajah Riki yang mirip dengan Maxime.Riki pun mengernyit menyadari tatapan yang tidak ramah itu.Ternyata memang tidak ada satu orang baik pun di keluarga ayahnya."Ma, aku mau pipis.""Yuk, sini Mama antar."Reina pun mengajak Riki ke toilet terdekat.Sesampainya di sana, Riki berkata, "Ma, Mama balik saja dulu dan tunggu Om Max. Nanti dia nyariin kita pas keluar.""Aku ingat jalannya, nanti aku temui Mama di sana."Karena toiletnya tidak jauh, jadi Reina setuju. "Oke, kalau nggak melihat Mama, telepon saja, ya."Riki dan Riko sama-sama membawa ponsel yang berbentuk jam tangan."Oke." Riki mengangguk berulang kali, lalu bergegas ke toilet pria.Sementara itu, di dalam aula.Sebagian besar kerabat Maxime ada di sini, tetapi sosok Morgan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 496

    Ibu mertua Melisha yang sekaligus merupakan ibu Rendy hanyalah seorang model yang tidak bisa naik ke atas panggung, jadi mereka tidak harus menghormatinya. Namun, Joanna lain cerita.Itu karena masing-masing dari saudara laki-laki Joanna memiliki kekuasaan dan uang. Mudah sekali bagi mereka untuk menghabisi Melisha.Melisha memang benci sekali dengan kenyataan bahwa dia gagal menjadi menantu Joanna. Seandainya saja bisa, putranya, Tommy, pasti sudah sedari dulu mendapatkan bagian di Grup Debrista.Walaupun Melisha merasa tidak rela, ekspresinya tetap terlihat baisa saja.Dia melirik Joanna dengan sopan, lalu menatap Syena yang cantik di sampingnya.Syena balas tersenyum sopan kepada Melisha. "Sepupu ipar.""Iya."Melisha hanya balas mengangguk, lalu berjalan pergi.Syena menatap punggung Melisha yang berjalan pergi dengan gembira. Sepertinya, dia bukan satu-satunya orang yang membenci Reina.Itu berarti dia harus menjalin hubungan baik dengan Melisha.Karena Joanna tidak melihat Riki,

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2104

    Akhirnya, Sophia merasa lega setelah berhasil meyakinkan orang tuanya untuk kembali ke rumah sakit. Dalam perjalanan pulang, dia menggenggam erat tangan ayah dan ibunya, tidak mau melepaskannya."Dokter bilang kalau penyakit kalian disebabkan karena kelelahan jangka panjang. Selama kalian menerima perawatan satu atau dua tahun, kalian bisa pulang dengan sehat."Sophia tersedak, lalu melanjutkan, "Sekarang, pengobatan tinggal setengah tahun lagi, lalu kita bisa hidup dengan baik. kalian jangan pernah punya pikiran buat melarikan diri lagi.""Ya." Erna menghibur dan memeluknya dengan lembut, "Maafkan Ibu karena sudah membuatmu khawatir, Nak."Robi juga berkata, "Kali ini Ayah dan Ibu memang salah, kami minta maaf sama kalian."Sophia tersenyum. "Lain kali kalian nggak boleh seperti ini lagi.""Hmm, ya." Robi mengangguk berulang kali, nadanya lembut.Diego yang duduk di kursi depan menatap Sophia, Erna dan Robi yang terlihat bahagia, entah kenapa jadi teringat masa kecilnya.Dia teringat

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2103

    Reina langsung menghubungi Diego setelah meminta pengawal itu mengirimkan alamat hotel di mana keduanya berada.Saat itu masih pagi sekali.Diego dan Sophia masih berada di luar.Ketika Diego menerima telepon itu, bagian bawah matanya berbinar. "Kak, terima kasih banyak, kamu benar-benar sangat membantuku."Reina tidak banyak bicara saat mendengar ucapan terima kasihnya."Cepat pergi dan jemput mereka kembali. Selain itu, perlakukan temanmu itu dengan baik.""Ya, ya, ya."Diego langsung mengiakan. Karena cuaca terlalu dingin, jadi suaranya sedikit bergetar.Setelah menutup telepon, Diego langsung memberi tahu Sophia."Ayo, aku tahu di mana Om sama Tante."Wajah Sophia pucat, pipinya memerah karena kedinginan. Dia mencoba mengucapkan terima kasih, tetapi ia terlalu dingin untuk berbicara.Diego segera menghentikan taksi.Keduanya duduk di dalam, penghangat di dalam mobil sangat memadai, membuat tubuh Sophia menghangat. Dia berkata, "Di mana orang tuaku sekarang? Apa mereka baik-baik saj

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2102

    Reina sedikit tidak percaya saat mendengar itu.Teman Diego? Bukankah itu wanita yang bernama Sophia?Sekarang, Diego tidak punya uang atau kedudukan, teman-temannya dulu sudah mengabaikannya."Ya, berikan informasi orang tua temanmu, aku akan menyuruh seseorang mencarinya.""Ya, terima kasih, Kak. Kamu benar-benar sangat baik."Diego tidak pernah berterima kasih pada Reina setulus hari ini.Bahkan jika Reina pernah melunasi tagihannya, rasa terima kasihnya kepada Reina tidak sebanyak hari ini.Reina juga mendengar ketulusan di dalam suaranya, masih belum percaya bahwa pria itu benar-benar telah berubah."Kita masih belum menemukannya, jadi jangan bilang makasih dulu.""Hmm, baiklah."Setelah menyelesaikan panggilan, Diego menemui Sophia, meminta informasi orang tua Sophia dan sebagainya.Setelah Reina melihatnya, dia menyadari bahwa semuanya seperti yang dia duga. Teman yang dimaksud Diego adalah Sophia."Aku mau tanya sesuatu," kata Reina."Kak, tanya saja.""Kenapa demi seorang tema

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2101

    Diego membungkuk dan berjongkok di sisi Sophia, menghiburnya dengan lembut, "Jangan terlalu sedih, Tante sama Om bakal baik-baik saja, ayo kita cari lagi. Kamu nggak boleh terlalu sedih, nanti kamu nggak bakal punya kekuatan buat cari Om sama Tante."Mendengar perkataannya, Sophia perlahan-lahan menjadi tenang."Ya, aku harus tenang, harus tetap tenang.""Hmm." Diego mengangguk. "Ayo cari lagi.""Ya."Namun, ketika Diego baru melangkah beberapa langkah ke depan, tiba-tiba pandangannya menghitam dan tubuhnya jatuh ke bawah.Sophia bergerak cepat untuk menopangnya, menahannya tepat sebelum Diego jatuh ke aspal."Diego," teriak Sophia.Diego menjawab dengan gugup, "Ada apa?""Barusan kamu hampir jatuh." Sorot mata Sophia penuh dengan kecemasan dan kekhawatiran.Diego mengusap-usap kepalanya. "Hah? Aku nggak sadar, mungkin aku kurang istirahat. Ayo, kita lanjut cari."Sophia menatap Diego yang linglung, mana mungkin dia berani membiarkan pria itu terus mencari."Kita pulang dan istirahat d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2100

    Tatapan Sophia menghangat dan dia sangat tersentuh.Sekarang, dia benar-benar tidak punya banyak uang dan tidak ingin membuat orang tuanya khawatir. Jadi, dia mengambil uang Diego terlebih dahulu, lalu membayarnya kembali setelah dia dapat gaji.Sophia mengambil uang itu, kemudian pergi untuk membuat sarapan.Anehnya, biasanya pada jam-jam seperti ini kedua orang tuanya sudah bangun, tetapi hari ini tidak satu pun dari mereka yang terlihat. Pintu kamar mereka pun tertutup rapat.Sophia mengira kedua orang tuanya masih beristirahat, jadi dia tidak tega mengganggu mereka.Setelah sarapan siap, Sophia pergi ke depan pintu kamar mereka, mengetuk pintu dan berkata, "Ayah, Ibu, bangun, ayo sarapan."Namun, setelah memanggil mereka beberapa kali, mereka tidak mendengar satu jawaban pun.Jantungnya berdebar kencang dan dia pun mendorong pintu kamar.Ketika pintu kamar terbuka, dia melihat bagian dalam kamar sudah dibersihkan dengan rapi. Semua barang terlipat rapi dan kamar dalam keadaan koson

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2099

    "Kamu dengar sendiri, aku sudah jelasin sama dia." Reina menyimpan ponselnya kembali dan menatap mata Maxime tanpa sedikit pun rasa bersalah.Memang benar bahwa dia tidak memberikan sinyal apa pun kepada Ari, jadi dia tidak melakukan kesalahan apa pun.Sekelebat kerumitan melintas di mata Maxime. Dia mengangkat tangannya, ujung jarinya membelai wajah Reina."Aku mengerti. Istriku sangat luar biasa, wajar kalau ada yang menyukainya."Reina menjadi agak malu ketika tiba-tiba dipuji olehnya.Keduanya berdiri diam di tengah kerumunan, indah seperti sebuah lukisan."Salju turun, salju turun ...."Banyak orang di sekitar mulai berseru.Reina kembali tersadar dan menatap kepingan salju yang berjatuhan, bagian bawah matanya berkilau."Cantik sekali."Maxime menggenggam tangannya dan tetap berada di sisinya tanpa berbicara.Dia berharap waktu tetap berada di momen ini sekarang....Saat ini musim dingin, ada tumpukan salju di mana-mana.Beberapa orang menganggapnya indah, tetapi bagi sebagian o

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2098

    "Baguslah kalau kamu mengerti," kata Imran.Ari tidak ingin berbicara dengan mereka lagi dan melangkah menuju kamarnya.Retno mencoba mengejarnya untuk menjelaskan, tetapi Imran menghentikannya."Biarkan dia sendiri dan merenungkan semuanya. Sebagai orang tua, kita nggak bisa mendiktenya seumur hidup."Mata Retno berkaca-kaca dan mengangguk kaku. "Ari sangat hebat, kenapa dia nggak memilih gadis baik-baik, menikah dan memulai sebuah keluarga?""Kalau tahu begini, seharusnya aku nggak membiarkannya terjun ke dunia hiburan." Imran selalu memandang rendah industri aktor. "Jadi dokter sepertiku dan menikah dengan wanita dengan profesi yang sama, bukankah itu bagus?"Keduanya tidak bisa memahami pikiran anak muda saat ini, jadi mereka membiarkannya.Ari tinggal sendirian di kamar, mengeluarkan ponselnya, mencoba menghubungi Reina, tetapi Reina tidak bisa dihubungi.Entah sudah berapa lama dia tinggal di dalam kamar, tetapi melihat hari sudah mulai gelap, dia tidak bisa menahan diri lagi dan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2097

    Sebenarnya, ini bukan menjelaskan semuanya dengan jelas, tetapi menempatkan identitas dengan jelas bahwa Ari tidak pantas untuk Reina dan dia tidak lebih baik dari Maxime.Sekarang, Ari merasa sangat bersalah, "Bu Reina, kita akan bertemu lagi lain kali. Kali ini, aku yang mentraktirmu dan Tuan Maxime."Maxime segera membalas, "Nggak perlu. Saat datang, aku sudah bayar."Dia tidak mau menerima traktiran dari saingan cintanya, dia juga bukan orang yang suka gratisan.Ari makin malu, lalu mengangguk mengerti sebelum pergi bersama orang tuanya.Setelah dia pergi, Reina menghela napas panjang, merasa masih belum pulih dari semua kejutan yang baru saja terjadi."Apa maksudnya ini?" Reina bergumam pada dirinya sendiri.Maxime menatapnya dengan ramah. "Sudah percaya 'kan kamu sekarang?"Reina menghela napas, masih sedikit tidak percaya."Apa mungkin Ari mengarang jawaban yang barusan?"Dia tidak mengerti kenapa seorang selebriti pria populer menyukai seorang wanita yang lebih tua beberapa tah

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2096

    "Bu, jangan konyol." Ari membela Reina, "Itu masalahku sendiri, nggak ada hubungannya sama dia."Ari memang penurut dan pengertian sejak kecil, kecuali untuk urusan jatuh cinta dan menikah.Melihatnya membela wanita lain, hati Retno jadi makin tidak nyaman, lalu melampiaskan kemarahannya pada Reina."Namamu Reina?" tanya Retno sambil menatapnya tajam. "Apa suamimu tahu tentang hubunganmu dengan Ari?"Kata-kata dingin Retno terus terlontar, "Kamu sudah menikah, punya anak dan terlihat sedikit lebih tua dari Ari. Jadi, kamu harusnya sangat pandai dalam memanipulasi laki-laki muda, bukan? Menurutmu, apa yang akan suamimu lakukan kalau aku memberitahunya semua ini?"Jika orang ini bukan ibu Ari, Reina pasti sudah membalas tanpa ampun."Tante, aku nggak memanipulasi anak Tante, jadi jangan bicara sembarangan tentangku. Usia anak Tante sudah dua puluhan, bukankah dia punya pendapat sendiri?" kata Reina dengan tegas.Ari mendengarkan percakapan antara Reina dan ibunya sendiri, mengerti bahwa

DMCA.com Protection Status