Share

Bab 464

Penulis: Kacang Merah
Syena memperhatikan sosok Reina yang memakai pakaian tertutup dan hanya memperlihatkan wajahnya yang cerah.

Harus Syena akui, Reina memang sangat cantik. Apalagi matanya yang begitu indah seperti lukisan.

Pakaian Reina cukup berlapis-lapis, tetapi lekuk tubuhnya masih samar-samar terlihat.

Syena tahu dia juga tidak buruk, tapi sepertinya dia masih kekurangan sesuatu di depan Reina.

"Nggak ada gunanya kamu kirimin pesan itu ke aku. Nggak usah capek-capek buang energi deh, aku nggak takut." Syena langsung memimpin percakapan.

Reina membatin, "Kalau kamu nggak takut, kenapa kamu malah menyahut duluan?" Reina tidak membongkar kelakuan buruk Syena dan memberinya hasil laporan tes DNA.

Syena mengambil kertas itu dan membukanya. Dia terlihat bingung saat melihat kertas laporan itu.

"Kamu menyelidikiku?"

Yang Syena pegang di tangannya adalah laporan tes DNA, tapi hal pertama yang dia tanyakan bukan tentang tes DNA itu dan malah menyalahkan Reina karena menyelidikinya.

Hati Reina seketika jadi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 465

    Suasana di ruang tamu pun seketika jadi hening.Treya tidak menyangka seorang yang dulunya bekerja sebagai pembantu berani bicara dengannya seperti ini. Treya pun mengangkat tangannya dan hendak menampar Lyann.Perawat Lyann melangkah maju untuk mencegah tindakan Treya. "Nyonya, kesehatan Nyonya sedang nggak baik. Tolong jaga sikap Anda, kalau nggak, aku akan panggil polisi."Tangan Treya pun terhenti di udara, dia mencibir."Nyonya apanya? Dia itu cuma seorang wanita miskin yang nggak menikah. Dia cukup beruntung bisa merawat putriku. Sekarang setelah putriku punya uang dan bisa merawatnya cukup baik, dia pikir dia jadi wanita bangsawan?"Perawat itu agak terkejut, selama ini dia pikir Lyann-lah ibu kandung Nona Reina, ternyata wanita di hadapannya ini yang adalah ibu kandungnya.Kalau dilihat lebih dekat mereka memang terlihat mirip, tapi kenapa temperamen dan kepribadian mereka sangat berbeda? Nona Reina mana pernah bicara sekasar ini?Karena Treya adalah ibu kandung majikannya, per

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 466

    "Oke, Ibu mau ketemu siapa? Aku temani ya."Sekarang Reina tidak lagi berani membiarkan Lyann lepas dari pandangannya meski hanya sejenak."Aku cuma mau pergi ke rumah Bu Mirna di kampung sebelah. Dia baru punya cucu, jadi aku mau mampir sebentar. Kamu nggak perlu menemaniku, kamu nulis lagi aja ya di rumah," jelas Lyann dengan lembut."Nggak boleh, kata dokter sekarang Ibu harus banyak istirahat."Reina menggenggam tangan Lyann erat-erat."Gadis bodoh, aku baik-baik saja. Kamu lupa dokter ahli yang dulu bilang aku masih bisa hidup sampai lima tahun lagi?" Lyann takut Reina tidak setuju, jadi dia melanjutkan kebohongannya, "Kamu sudah lupa Bu Mirna? Dia itu nggak suka ada orang luar, seumur hidup cuma berteman sama aku seorang. Kalau kamu ikut, nanti dia merasa nggak nyaman."Mendengar ucapan Lyann membuat Reina berpikir, belakangan ini Lyann hanya diam sendirian saja di rumah, Lyann pasti kesepian. Akhirnya Reina mengangguk setuju."Oke, nanti kuantar ke rumah Bu Mirna.""Ya."Reina p

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 467

    Pisau yang terasa dingin di lehernya membuat pupil mata Treya menyusut dan cangkir tehnya langsung jatuh ke lantai."Ka ... kamu mau apa?"Lyann menambah kekuatan di tangannya sambil berkata, "Balikin uang itu ke Nana.""Aku nggak punya uang, semuanya udah aku kasih ke Tanu. Cepat singkirkan pisau ini atau aku nggak akan sungkan lagi sama kamu," ucap Treya gemetaran.Lyann sama sekali tidak terintimidasi olehnya."Cih, memangnya orang nggak berguna sepertimu bisa melakukan apa padaku?"Leher Treya terasa sakit, sepertinya sudah tergores dan berdarah."Tenang ... Kamu mau uang, 'kan? Aku kasih ...."Memang benar, orang yang terancam tidak mungkin terus mempertahankan kesombongan dirinya.Lyann tahu Treya takut mati, tapi sebenarnya dia tidak ingin Treya mati hari ini."Bu, kenapa ibu menutup pintu? Ada yang ingin kutanyakan padamu.""Bu, kok pintunya dikunci? Ada yang mau kubicarakan." Suara Diego tiba-tiba terdengar dari luar pintu.Lyann berpura-pura cemas, "Aku akan membunuhmu untuk

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 468

    "Jangan ngomong, Ibu jangan ngomong. Dokter bisa sembuhin Ibu kok." Suara Reina serak, air matanya jatuh tak terkendali dari sudut matanya."Ya."Lyann memaksakan sebuah senyum dan mengangkat tangannya untuk menghapus air mata Reina, tapi dia tidak bisa mengangkatnya.Reina bisa membaca gerakan tangan Lyann, dia pun memegang tangan Lyann dan meletakkannya di wajahnya sendiri."Ibu ....""Anak baik ... Jangan nangis ...."Mata Reina memerah, "Iya, aku nggak akan nangis. Ibu nggak akan kenapa-kenapa. Pasti nggak kenapa-kenapa."Lyann terlihat jelas sedang berada di detik-detik terakhir hidupnya. Dia menatap keluar jendela yang basah karena tetesan hujan dan berkata, "Nana ... sekarang sudah Tahun Baru ...."Masih ada satu minggu tersisa sebelum Tahun Baru Imlek.Reina mengangguk, "Iya, sudah Tahun Baru.""Ayo pulang, aku nggak mau di sini ....""Oke, iya kita pulang."Reina pun membopong Lyann.Lyann sangat kurus dan seakan hanya tulang terbalut kulit. Reina yang lemah saja bisa menggend

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 469

    Entah sudah berapa lama, akhirnya Reina berkata, "Max ... bentar lagi Tahun Baru.""Ya.""Bu Lyann sudah meninggal."Reina mengencangkan cengkeramannya pada baju Maxime.Maxime memeluknya erat-erat, dia yang tidak pandai menghibur orang lain hanya bisa mencium kening Reina.Reina kira air matanya sudah habis, tetapi saat ini pertahanannya hancur seketika dan air matanya kembali mengalir."Ini semua salahku. Kalau bukan karena aku, Ibu nggak akan pergi menemui Treya, apalagi ....""Lyann meninggalkan surat untukmu. Aku sudah minta Bu Mirna membawakannya," kata Maxime.Reina menatap Maxime, "Mana?"Maxime berdiri, membuka laci meja samping tempat tidur dan menyerahkan surat itu pada Reina.Reina langsung membuka surat itu.Panjang surat itu hanya beberapa baris."Nana, waktu kamu membaca surat ini, Ibu pasti sudah nggak ada di sisi kamu lagi. Kamu nggak boleh sedih ya, inilah nasibku.""Ingat apa yang Ibu katakan padamu? Waktu terus berjalan dan ketika seseorang sudah tua mereka pasti pa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 470

    Morgan menepuk-nepuk butiran air di baju Reina.Reina secara naluriah menghindar. "Adik ipar? Kok kamu ada di sini?"Panggilan ini membuat tangan Morgan membeku di udara, lama sekali baru akhirnya Morgan menarik kembali tangannya."Aku lihat berita dan baru tahu kalau terjadi sesuatu pada Lyann. Dulu kamu pernah bilang Lyann sudah seperti ibu kandungmu, aku tahu kamu pasti sedih kalau dia meninggal. Jadi aku datang untuk melihat kondisimu."Setelah itu, Morgan memberi hormat di depan batu nisan Lyann.Reina tidak menyangka Morgan masih mengingat masa lalu mereka dengan begitu jelas, jadi Reina mengulas sebuah senyum sambil berkata, "Terima kasih, aku baik-baik saja."Morgan menatap wajah Reina yang membiru dan mata yang memerah, tapi Reina terlihat seperti tidak ada yang salah dengan tubuhnya."Kamu nggak perlu pura-pura kuat di depanku. Kan aku sudah bilang aku akan selalu di sisimu kapan pun."Reina hanya mengangguk kecil, tidak tahu bagaimana membalas perkataan Morgan.Setelah henin

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 471

    Setelah selesai memberi penghormatan pada Lyann, Alana dan Riko berjalan menghampiri Reina.Mobil Morgan sangat besar, masih banyak tempat duduk kosong meski mereka berempat ada dalam satu mobil.Alana juga sering mengendarai mobil mewah, belakangan ini lebih sering lagi karena ada Riko yang selalu difasilitasi kemewahan. Namun ini pertama kalinya Alana melihat mobil yang dilengkapi dengan berbagai peralatan medis dan dokter.Jika terjadi sesuatu, pasti bisa langsung melakukan tindakan medis di dalam mobil.Morgan mengantarkan mereka semua sampai ke depan pintu rumah Reina, berpamitan dan meminta sopir menyetir pulang.Alana berdiri di samping Reina dan bertanya, "Mana Maxime?""Aku yang suruh dia dan Riki pulang duluan.""Oh." Alana melihat beberapa bagian pakaian Reina basah, dia hanya bisa menghela napas, "Dia pulang gitu aja? Nggak romantis, masa nggak pegangin payung atau jagain kamu."Sebagai sahabat, Alana tentu berharap Reina bisa menemukan pria yang memperlakukannya dengan bai

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 472

    Dulu waktu Maxime masih baik-baik saja, Reina pergi diam-diam.Sekarang saat Maxime buta, Reina dengan terus terang mengatakan bahwa dia akan pergi? Apa Reina pikir karena Maxime buta, dia jadi tidak punya kemampuan dan tidak berdaya melawannya?Reina tidak menyadari ada yang aneh pada Maxime karena Reina sedang menunduk, "Bukannya kita sudah sepakat? Kamu juga udah setuju akan bercerai, aku nggak mau tinggal sama kamu."Maxime mempererat genggaman tangannya.Reina tersentak kesakitan, "Sakit."Maxime meregangkan tangannya sedikit, "Aku nggak setuju.""Aku pasti kasih kamu kompensasi, aku akan bantu kamu bayar utang, anggap aja aku ganti rugi untuk kecelakaan kita sebelumnya."Saat terjadi kecelakaan, Maxime-lah yang berdiri di depannya dan melindungi Reina agar tidak terluka.Untuk pertama kalinya, Maxime mengerti bagaimana rasanya ditusuk tepat di jantungnya."Aku nggak butuh ganti rugi!" Suara Maxime menjadi lebih keras dan hampir kehilangan kendali atas amarahnya."Terus kamu mau a

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status