Melepaskan ....Reina mencibir. Inilah ibu kandungnya, ini pula orang yang ingin mencabut nyawanya."Uang itu hasil jerih payahku sendiri. Kalau kalian mau, ya coba saja rebut dari aku. Nggak usah ngancam aku."Setelah menjawab, Reina langsung menutup telepon.Reina menelepon Mandy, tetapi tidak dapat tersambung.Sepertinya dia harus kembali ke Kota Simaliki untuk menyelesaikan masalah ini.Reina pun pergi menemui Lyann.Lyann sudah sadar, dia pun bingung waktu tahu yang dia lihat semalam hanya kesalahpahaman."Apa Maxime sudah benar-benar berubah?""Aku juga nggak tahu. Sudah Bu Lyann istirahat saja, nggak usah mikir macam-macam.""Ya."Lyann mengangguk.Reina juga memberi tahu Lyann kalau dia perlu pergi untuk sementara waktu untuk mengurus temannya yang sakit."Ya, pergilah. Kamu nggak usah khawatirin Ibu, aku bisa menjaga diriku sendiri."Reina mana bisa tenang saat meninggalkannya berdua dengan Maxime di rumah?"Nanti aku akan panggil suster untuk merawatmu."Lyann tahu Reina akan
Hujan turun lebat semalaman dan saat ini ada pelayan yang sedang membersihkan dedaunan di halaman Vila Magenta.Maxime masih duduk di dalam mobil dan sebelum sempat masuk, Ekki melihat seseorang masuk ke dalam vila.Morgan.Ekki langsung memberi tahu Maxime, lalu bertanya, "Apa kita turun sekarang?"Ada banyak pelayan di Vila Magenta. Begitu Maxime menunjukkan diri, identitas palsu Morgan akan terungkap.Beberapa hari yang lalu, Morgan tinggal sementara di kediaman utama karena masalah identitas. Dia tidak menyangka akan pindah ke Vila Magenta secepat ini.Pertama Morgan mengambil alih identitas Maxime, mengambil alih perusahaan dan sekarang mengambil alih vila ini. Apa nanti dia juga akan mengambil alih istri orang lain?"Nggak usah buru-buru."Suara Maxime membuat Ekki kembali sadar.Ekki pun memarkirkan mobilnya jauh-jauh.Meski Ekki mengenal Maxime, dia hanya mendengar kalau Maxime punya seorang adik laki-laki.Hari ini adalah pertama kalinya Ekki melihat saudara kembar yang dikata
Bersujud dan minta maaf?Marshanda menatap pria di depannya dengan sorot mata tidak percaya sambil mengepalkan tangannya erat-erat.Kalau Reina tidak bekerja sama dengan Roy dan merilis video yang merusak reputasinya, mana mungkin Marshanda bisa jatuh sampai ke titik terendah seperti ini. Sekarang pria ini malah menyuruhnya bersujud dan minta maaf?Tapi begitu teringat sosok Maxime yang begitu kejam, Marshanda langsung menyanggupi, "Oke, aku akan pergi."Marshanda tidak tahu bagaimana dia akan melakukannya.Begitu Marshanda pergi, Jess pun bertanya bingung, "Pak Morgan, kenapa kamu memaksanya minta maaf pada Reina?""Pak Morgan dan Pak Maxime 'kan nggak saling berhubungan? Kenapa Pak Morgan membela istrinya?"Begitu Jess selesai bicara, dia merasa seperti ada sesuatu yang tidak dia ketahui.Morgan yang selalu lembut dan hangat saat ini terlihat dingin. "Jess, kamu nggak ngerti."Jess tidak mengetahui masa lalu Morgan dan Reina. Ini juga untuk pertama kalinya dia tidak berani bertanya l
Maxime pulang dan tidak dapat menemukan Reina di mana pun.Dia sedikit marah.Padahal dia mengabarkan Reina kalau mau pergi, kenapa Reina tidak mengabarinya?Suster yang Reina pekerjakan untuk merawat Lyann sedang memasak di dapur. Dari tadi dia memandang Maxime yang tampak bosan di luar dan saat Maxime terus memanggil nama 'Nana' berkali-kali, akhirnya suster itu berkata."Nona Reina mungkin nggak akan pulang dalam beberapa hari ke depan. Dia memintaku untuk menjaga Bu Lyann."Maxime mengernyit saat mendengar suara asing, "Kamu siapa?""Halo Pak. Saya pengasuh yang disewa Nona Reina untuk merawat Bu Lyann." Suster itu keluar dan mendapati kalau Maxime buta, dia pun menambahkan, "Pak, kalau merawat dua orang ada tambahan biaya ya.""Waktu Nona Reina memintaku bekerja, dia cuma bilang aku akan merawat orang tua, dia nggak bilang kalau aku harus merawat orang buta juga."Merawat orang buta.Wajah Maxime memerah dan dia menjawab, "Aku nggak butuh dijaga siapa pun.""Mana mungkin nggak ada
Maxime berdiri di depan pintu mendengarkan percakapan di luar, ekspresinya tidak berubah, tapi telinganya merah."Hei, kalian ditanya tuh," kata Maxime pada para pengawalnya.Para pengawal langsung menggelengkan kepala.Orang-orang pun langsung mengenalkan para gadis pada mereka.Lyann tinggal di daerah terpencil di Kabupaten Sariang. Orang-orang di sini hanya mendengar kalau Reina awalnya adalah putri bos ternama, tetapi sesuatu terjadi dan dia dikira sudah meninggal.Baru kemudian mereka tahu semua itu hanya kesalahpahaman.Mereka tidak menanyai Lyann karena lima tahun yang lalu Maxime membawa banyak pengawal dan menginterogasi para tetangga.Mereka pikir Lyann sudah melakukan kesalahan pada seseorang yang punya kedudukan, jadi mereka tidak berani menanyai Lyann.Waktu Maxime bertanya pada mereka tentang keberadaan Reina dan Lyann, mereka tidak berani menatap Maxime sehingga mereka tidak mengenali Maxime.Hari ini waktu mendengar ada keributan yang melibatkan suami Reina yang buta, t
Samar-samar Maxime bisa mengingat kejadian lima tahun lalu.Maxime ingat ketika keduanya menikah, dia selalu meninggalkan Reina sendirian.Dia ingat ketika ayah Reina meninggal, Reina menangis tersedu-sedu tapi dia tidak peduli sama sekali dan hanya peduli dengan penipuan Keluarga Andara.Maxime ingin mengingat lebih banyak lagi, tapi kepalanya makin sakit.Maxime berhenti memikirkannya dan menatap Lyann."Bu Lyann, maaf aku nggak bisa."Lyann tercengang dan mendengar Maxime berkata."Aku nggak akan biarin orang yang kucintai menikah dengan pria lain. Aku janji akan berubah, aku akan bersikap baik ke Nana dan nggak akan pernah menyakitinya lagi."Tapi Lyann tidak memercayai omong kosongnya, "Terus terang, alasan kenapa sekarang sifatmu berubah adalah karena kamu buta. Kalau sudah sembuh, kamu akan balik ke sifatmu yang dulu dan memperlakukan Reina dengan semena-mena."Maxime tidak bisa membantah, dia tahu Lyann hanya akan percaya kalau melihat perubahan dengan matanya sendiri.Lyann su
"Apa?" tanya Alana yang bingung."Wasiat ayahku," jawab Reina.Sebelum kematiannya, ayah Reina membuat surat wasiat tambahan secara pribadi karena dia khawatir perusahaan tersebut akan jatuh ke tangan putranya yang boros.Isi dari surat wasiat pribadi itu adalah pertama, ayah Reina memberikan uang sebesar 100 miliar. Kedua Reina berhak mengambil semua warisannya, termasuk Grup Andara dan menyerahkan pada Reina akan dibagi seperti apa ....Surat wasiat ini selalu Reina simpan baik-baik dan tidak pernah dikeluarkan, karena kalau sampai ketahuan artinya surat wasiat asli di tangan Treya tidak akan punya kekuatan hukum.Dulu Reina baru lulus dan tidak tahu cara mengelola perusahaan, dia tentu tidak punya niatan menyita aset dari tangan ibu dan adiknya.Meski punya surat wasiat itu, Reina tahu tidak orang yang mendukungnya sehingga dia takut malah akan menjadi bumerang.Tapi situasi sekarang berbeda. Reina bukan lagi gadis kecil berhati lembut seperti dulu. Kalau Treya dan yang lain berani
Setelah itu Marshanda pun mengalah. Dia yang tidak punya pilihan langsung berlutut di hadapan Reina dan Alana."Nana, maafkan aku."Reina kaget dengan pemandangan di depannya.Hal pertama yang dipikirkan Alana adalah Marshanda punya niat jahat."Marshanda, akal bulus apa lagi ini?"Marshanda mengabaikan Alana dan bersujud pada Reina, "Semua kejadian dulu itu salahku, harusnya aku nggak berpura-pura jadi kamu yang udah menyelamatkan mereka. Harusnya aku juga nggak menindas kamu. Maaf, aku harap kamu mau memaafkan aku."Reina tidak mengerti kenapa Marshanda menjadi seperti ini.Sejauh yang Reina tahu tentang Marshanda, wanita ini tidak mungkin sudi bersujud padanya kecuali sangat terpaksa dan ada di jalan buntu.Marshanda berlutut di tanah, matanya merah.Bukan karena rasa bersalah, tapi karena cemburu dan marah.Kenapa dia harus minta maaf pada Reina?Marshanda berjanji dalam hati, suatu hari nanti gantian dia yang akan membuat Reina bersujud di hadapannya!Reina menghampiri Marshanda d
Sebenarnya, ini bukan menjelaskan semuanya dengan jelas, tetapi menempatkan identitas dengan jelas bahwa Ari tidak pantas untuk Reina dan dia tidak lebih baik dari Maxime.Sekarang, Ari merasa sangat bersalah, "Bu Reina, kita akan bertemu lagi lain kali. Kali ini, aku yang mentraktirmu dan Tuan Maxime."Maxime segera membalas, "Nggak perlu. Saat datang, aku sudah bayar."Dia tidak mau menerima traktiran dari saingan cintanya, dia juga bukan orang yang suka gratisan.Ari makin malu, lalu mengangguk mengerti sebelum pergi bersama orang tuanya.Setelah dia pergi, Reina menghela napas panjang, merasa masih belum pulih dari semua kejutan yang baru saja terjadi."Apa maksudnya ini?" Reina bergumam pada dirinya sendiri.Maxime menatapnya dengan ramah. "Sudah percaya 'kan kamu sekarang?"Reina menghela napas, masih sedikit tidak percaya."Apa mungkin Ari mengarang jawaban yang barusan?"Dia tidak mengerti kenapa seorang selebriti pria populer menyukai seorang wanita yang lebih tua beberapa tah
"Bu, jangan konyol." Ari membela Reina, "Itu masalahku sendiri, nggak ada hubungannya sama dia."Ari memang penurut dan pengertian sejak kecil, kecuali untuk urusan jatuh cinta dan menikah.Melihatnya membela wanita lain, hati Retno jadi makin tidak nyaman, lalu melampiaskan kemarahannya pada Reina."Namamu Reina?" tanya Retno sambil menatapnya tajam. "Apa suamimu tahu tentang hubunganmu dengan Ari?"Kata-kata dingin Retno terus terlontar, "Kamu sudah menikah, punya anak dan terlihat sedikit lebih tua dari Ari. Jadi, kamu harusnya sangat pandai dalam memanipulasi laki-laki muda, bukan? Menurutmu, apa yang akan suamimu lakukan kalau aku memberitahunya semua ini?"Jika orang ini bukan ibu Ari, Reina pasti sudah membalas tanpa ampun."Tante, aku nggak memanipulasi anak Tante, jadi jangan bicara sembarangan tentangku. Usia anak Tante sudah dua puluhan, bukankah dia punya pendapat sendiri?" kata Reina dengan tegas.Ari mendengarkan percakapan antara Reina dan ibunya sendiri, mengerti bahwa
Sudut mulut Imran bergerak pelan, apakah itu kabar baik?"Lalu bagaimana sekarang?"Mereka berharap bisa bertemu dengan calon menantu mereka hari ini, tetapi tidak disangka semuanya tidak seperti yang mereka bayangkan.Retno berpikir sejenak, lalu menjawab, "Karena anak kita lebih suka yang sudah menikah, kenapa kita nggak carikan janda saja untuknya?"Raut wajah Imran terlihat makin aneh."Kamu nggak lagi bercanda?""Di zaman sekarang ini, bercerai bukanlah masalah besar." Retno berpikiran terbuka. "Yang penting anak kita bisa cepat menikah dan memberi kita cucu."Imran tidak menolak atau membantah.Dia hanya diam saja.Retno menganggapnya sebagai jawaban persetujuan darinya."Ayo. Karena ini salah paham, kita pulang saja." Imran berdiri.Pada saat itulah dia tiba-tiba mendengar Ari berkata lagi, "Bu Reina, apa kamu dan Tuan Maxime rujuk? Kamu sudah yakin nggak mau mempertimbangkan yang lain?"Reina sedikit bingung dengan pertanyaan yang tiba-tiba itu."Kenapa kamu tanya begitu?""Mak
Reina dan Maxime tiba di dalam restoran sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Maxime menerima telepon dan keluar sebentar.Melihatnya dari kejauhan, Ari langsung berjalan cepat ke arahnya.Setelah sampai di tempat itu, dia melihat sekeliling dan bertanya, "Katanya Tuan Maxime datang juga, di mana dia?""Oh, dia keluar sebentar buat jawab telepon," jawab Reina.Mendengar itu, Ari mengangguk dan duduk di seberang Reina.Dia tidak menyadari bahwa saat ini orang tuanya sedang duduk di ruang sebelah.Orang tua Ari senang saat melihat orang yang ditemui putra mereka adalah seorang wanita dan memiliki penampilan yang khas."Ternyata dia sudah punya pacar, tapi menyembunyikannya dari kita," kata Imran.Retno bertanya bingung, "Apa kamu nggak merasa wanita ini agak familier? Sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat."Sebelumnya, Ari dan Reina pernah digosipkan dan berita keduanya menjadi pemberitaan hangat.Pada waktu itu, Retno sempat melihat foto profil Reina di berita."Memang n
Ibu kota.Keluarga Yinandar sangat meriah seperti biasa, Naria takut kedua orang tua itu kesepian, jadi meminta Reta untuk kembali lebih awal untuk menemani mereka merayakan Tahun Baru.Begitu Reina dan yang lainnya tiba, keduanya terlihat sangat gembira.Keempat cicit kecil itu memanggil mereka, kemudian mereka memberi keempatnya hadiah.Reina melihat bahwa mereka tidak bisa memegang semua hadiah itu dengan tangan mereka."Kakek, Nenek, kenapa beli banyak hadiah begini?""Kami senang karena mereka datang. Setiap kali kami melihat sesuatu yang bagus dan menyenangkan, kami berpikir untuk membelinya dan menyimpannya untuk mereka."Reina tidak berkata apa-apa lagi saat mendengar ini.Reina meminta keempat anaknya bermain bersama kakek dan neneknya, kemudian dia dan Maxime bisa keluar jalan-jalan, lalu sorenya menemui Ari....Rumah Ari.Ayah dan ibunya memegang banyak foto perempuan cantik dan menyerahkannya kepadanya. "Coba lihat."Ari hanya melirik mereka dan mengalihkan pandangannya."
"Ya."Riko mengiakan dengan sangat patuhDia menguap dan menyuruh ketiga adiknya untuk bangun.Kedua adiknya yang paling kecil langsung bangun, tetapi Riki yang selalu bersikap malas tidak mau bangun."Hoaam, Kak, aku masih ingin tidur. Kamu balik dulu saja, aku mau tidur sambil peluk Mama."Reina tidak bisa menahan tawa saat melihat adegan ini."Ya, kalian istirahat di sini dulu saja." Reina tidak tega berpisah dengan beberapa anak.Rasanya sangat bahagia bisa bersama anak-anak.Namun, Maxime berkata dengan tidak sabar, "Cepatlah."Riki beranjak dari lantai dengan gusar saat mendengar suara marah papanya."Ayo pergi." Dia menepuk lipatan di tubuhnya. Ternyata dia sudah bangun sejak tadi, dia hanya sengaja tidak ingin meninggalkan tempat itu.Reina melihat tanpa daya saat keempat anaknya pergi. Lalu, dia menggerutu kepada Maxime, "Kamu kenapa, sih? Kenapa ngusir mereka begitu?"Maxime bergegas menghampirinya dan memeluknya."Kalau ada mereka, bagaimana kita bisa punya waktu berdua?"".
Ketika Morgan pergi, dia melewati ruang tamu, melewati Aarav dan Daniel."Kamu baru pulang, apa sudah mau pergi lagi?" Daniel bertanya saat melihat Aarav akan keluar rumah."Hmm," jawab Morgan singkat.Daniel mengerutkan keningnya. "Jangan pergi, tunggu sampai makan nanti."Morgan tidak sependapat, bersikap seakan tidak mendengar perkataannya dan terus melangkahkan kakinya keluar rumah.Sikapnya membuat Daniel merasa canggung.Aarav yang berada di sampingnya memperhatikan semuanya dalam diam. Dia menyesap tehnya, lalu berkata, "Anak-anak sudah besar, jadi suka memberontak. Rendy juga sering membuatku kesal, jadi jangan ambil pusing.""Hmm." Daniel mengangguk."Kalau nggak ada yang lain, kami akan pulang dulu. Aku minta tolong kepadamu untuk bicara dengan Max terkait kerja sama ini." Aarav berhenti sejenak, lalu menambahkan, "Bagaimanapun juga, kamu itu ayah Max, kepala keluarga.""Kak, jangan khawatir."Daniel mengantarnya pergi.Sebenarnya Daniel tidak bodoh, mana mungkin dia tidak ta
Daniel mengangguk berulang kali. "Tentu saja, Kak."Setelah mengatakan itu, sebagai orang tua yang baik, dia langsung melangkah mendekati Tommy."Tommy, kalau kamu nggak mau pakai topeng ini, kamu nggak perlu memakainya."Daniel memaafkan Tommy atas nama Riko tanpa menanyakan apa yang terjadi hari itu.Riko mengerti orang seperti apa kakeknya, dia pun tidak marah.Tommy segera melepaskan topeng Siluman Babi itu dari wajahnya. Dia menginginkan topeng Raja Kera, siapa yang menginginkan topeng Siluman Babi.Aarav pura-pura memelototinya. "Tommy, cepat bilang terima kasih sama Kakek.""Terima kasih, Kakek.""Ini bukan apa-apa, nggak perlu berterima kasih," kata Daniel sambil tertawa.Aarav memperhatikan bahwa situasi di sini begitu harmonis dan bahagia, jadi dia mengutarakan tujuan kedatangannya."Max, karena kita keluarga, aku nggak akan basa-basi. Aku dengar IM Grup memiliki proyek di luar negeri yang membutuhkan penghubung? Bagaimana pendapatmu tentang perusahaan kita?"Maxime tahu bahw
"Ayah, kalau Ayah benar-benar ingin berubah, lebih baik bersikap baik pada Ibu dulu, itu yang utama." Maxime mengatakan ini dari lubuk hatinya yang terdalam. "Apa Ayah ingat, saat aku dan Reina ingin bercerai, bukankah Ayah menasihatiku biar nggak cerai dengannya atau aku akan menyesal nantinya.""Saat ini, apa Ayah menyesal?" tanya Maxime.Wajah Daniel sedikit menegang.Dalam hal hubungan dan perasaan, pihak yang menyaksikanlah yang akan sadar lebih jelas.Pada awalnya, dia bisa melihat sekilas bahwa Reina adalah menantu yang baik, dia pun memperlakukan Maxime dengan baik. Jika Maxime menceraikannya, dia pasti tidak akan bisa menemukan orang lain yang akan memperlakukannya dengan baik.Demikian pula, Maxime juga menerapkan situasi ini kepada ayahnya."Sayangnya, aku dan ibumu sudah tua dan berbeda darimu saat itu. Kamu nggak ngerti."Daniel masih tidak bisa melepaskan harga dirinya dengan meminta rujuk.Maxime sadar akan hal ini dan tidak mencoba membujuknya lebih jauh."Oh ya, bagaim