Reina tidak percaya pada amnesia, karena dia sendiri juga menggunakan trik ini.Dia langsung menarik tangannya, "Maxime, berhenti pura-pura, aku tahu kamu nggak hilang ingatan."Tangan Maxime kosong dan dia mulai meraba ke mana-mana lagi."Nana, kamu di mana?"Maxime tidak bisa melihat, jadi dia hanya bisa menyentuh secara acak.Luka yang baru saja dibalut terbuka kembali.Karena luka parah dan gerakan yang terlalu tiba-tiba barusan, suster memberi Maxime obat penenang. Barulah Maxime lama-lama mengantuk dan tertidur.Sebelum terlelap, dia masih bergumam, "Nana ...."Dokter memanggil Reina dan Joanna keluar."Menurut diagnosis kami, Pak Max menderita gegar otak setelah kecelakaan mobil, saraf otaknya mengalami kerusakan sehingga mengakibatkan amnesia. ""Dia nggak pura-pura.""Ada banyak kasus serupa di dunia."Reina membayangkan penampilan Maxime barusan dan bertanya, "Lalu kenapa dia ingat aku?""Saat kami mengoperasi Pak Max, dia terus menyebut namamu, Nana. Aku rasa inilah alasanny
Reina terdiam dan menatapnya dengan canggung.Maxime tidak bisa melihat apa-apa dan hanya bisa mengandalkan suara untuk mengetahui keberadaan Reina, "Tolong antar aku ke toilet?"Reina tersadar dari lamunannya dan mengulurkan tangannya."Oke."Dia membantu Maxime turun dari ranjang rumah sakit.Reina langsung keluar setelah mengantarnya ke kamar mandi dan memberi tahu di mana letak toiletnya.Setelah sekian lama, tiba-tiba terdengar suara, "Prang!"Reina bergegas membuka pintu dan melihat tangan Maxime tidak sengaja menjatuhkan kaca dari wastafel. Dia membungkuk untuk mengambilnya, tangannya tergores dan berdarah."Tanganmu berdarah."Reina buru-buru menolongnya.Maxime tiba-tiba meraih tangan Reina dan mengulangi pertanyaannya semalam."Apa kamu nggak suka aku lagi?"Reina tertegun , tidak menjawab dan dengan lembut menarik tangannya."Aku akan minta suster membalut lukamu."Sepuluh menit kemudian, suster datang dan membersihkan kamar mandi serta mengganti semua benda rapuh dan tajam.
Maxime melepaskan tangannya yang memegang Reina dan wajahnya kembali ke ekspresi dingin seperti biasanya.Reina mengira dia benar-benar pura-pura menderita amnesia dan setelah dia provokasi, Maxime akan berhenti berakting.Jadi dia berdiri dan berkata, "Aku akan mengajukan gugatan cerai lagi."Setelah mengatakan itu, dia mengambil tasnya dan keluar.Ketika dia sampai di luar, Joanna sedang berdiri di koridor, menunggunya.Melihat Reina keluar, Joanna berdiri di depannya, "Max udah seperti ini, kamu masih mau bercerai?"Reina tahu bahwa dia tidak bisa berhati lembut sekarang, jadi dia memandang Joanna dengan acuh tak acuh."Ketika ayahku meninggal dalam kecelakaan mobil, keluarga kami berangsur-angsur runtuh, gangguan pendengaranku semakin parah dan depresi berat, apa kamu pernah memikirkan aku?""Kamu jelas tahu kalau anakmu nggak pernah menyentuhku, tapi kamu memberiku berpaket-paket obat kesuburan, pernah kamu memikirkan aku?"Joanna tertegun tak bisa berkata-kata, namun menolak meny
Fakta bahwa Maxime mengalami kecelakaan mobil dan menjadi buta tidak bisa dirahasiakan lama-lama. Beberapa hari kemudian, para awak media menyebarkan berita ini.Grup Rajawali yang juga merupakan penyokong saham Grup Sunandar mengalami kemerosotan.Seketika, para pemegang saham pun panik.Tuan Besar Latief yang sudah tua pun tidak punya pilihan lain selain mengambil alih situasi secara keseluruhan.Alana pergi ke rumah yang disewa Reina, menonton berita di TV dan menghela napas, "Aku nggak nyangka, beberapa hari yang lalu dia masih bisa sombong, sekarang dia begitu nggak berdaya karena buta.""Siapa yang bisa mengambil alih industri sebesar Grup Rajawali?"Reina meletakkan sepiring buah potong di hadapan Alana."Alana, gimana? Jadinya aku bisa ajuin gugatan lagi?"Alana terlihat panik, "Reina, maaf.""Kenapa?""Gugatan ceraimu jadi begitu viral bahkan ayahku sampai tahu." Alana menghela napas. "Setelah tahu aku sudah dapat kerja, dia mencabut izin praktek penasehat hukumku."Reina terk
Reina berdiri tidak jauh dari situ, memperhatikan perbincangan Ekki dan Maxime sebelum berjalan ke arahnya.Ekki berjalan ke arah Reina, matanya yang cerdik di balik kacamata berbingkai emas saat ini terlihat agak kemerahan."Nona Reina, kamu nggak merasa sudah keterlaluan?"Tuduhan yang tiba-tiba ini membuat hati Reina sedikit menciut.Ekki kembali menatap Maxime sebelum melanjutkan, "Pak Maxime jadi seperti ini karena dia melindungimu. Bisa-bisanya kamu memanfaatkan kondisinya yang sedang amnesia untuk menceraikannya?"Amnesia ....Tadi waktu Reina masuk dan melihat kedekatan Maxime dan Ekki, Reina pikir Maxime memang pura-pura amnesia.Reina memicingkan mata dan menyahut, "Apa maksudmu memanfaatkan kondisi?""Aku menggugat cerai sebelum dia kecelakaan dan kehilangan ingatannya."Setelah itu Reina berjalan melewati Ekki dan berdiri di samping Maxime."Maxime, aku sudah datang."Hati Maxime bergetar saat sebuah suara yang sangat dikenalnya terdengar di atas kepalanya.Dia berdiri, sen
Pada akhirnya, perceraian Reina dan Maxime pun gagal.Sejujurnya bukan hanya Maxime yang terkejut, Ekki juga.Reina yang selama ini selalu lemah lembut hari ini berubah jadi singa betina.Maxime dan Reina masuk ke mobil Maxime dikawal oleh pengawal. Sepanjang jalan, ada saja orang yang diam-diam mengikuti mereka.Entah berita seperti apa yang akan tersebar di dunia maya hari ini.Reina duduk di dalam mobil dengan napas yang menggebu-gebu.Maxime duduk di samping Reina dan kedua tangannya diletakkan di atas lutut dengan patuh."Maaf, dulu aku sudah membuatmu sedih."Setelah sekian lama, akhirnya Maxime bicara.Reina mengatupkan bibirnya rapat-rapat saat mendengar hal ini.Karena tidak bisa melihat Reina atau mendengarnya bicara, hati Maxime terasa seperti ditusuk dengan pisau."Seingatku kamu itu cinta banget sama aku, aku juga ...." Maxime tidak melanjutkan kalimatnya, padahal dalam hati dia ingin bilang 'sangat mencintaimu'.Maxime menyimak semua keluh kesah yang Reina katakan di kant
Maxime tidak mengizinkan orang lain tinggal di vila, jadi Ekki hanya bisa mengikuti instruksinya dan mengutus pengawal untuk berjaga di luar.Joanna tidak punya waktu untuk merawatnya karena persaingan dalam Grup Rajawali sangat ketat sekarang.Sepupu Maxime, Rendy, telah bersatu dengan beberapa pemegang saham senior dan memutuskan untuk mengadakan rapat pemegang saham untuk mencopot Maxime dari posisinya sebagai CEO.Bagaimanapun, Latief sudah sangat tua dan tidak sanggup mengurus perusahaan sebesar itu.Selain itu, Latief tidak mau Grup Sunandar dipimpin oleh orang buta, jadi Joanna diserang dari berbagai pihak.Hari berikutnya.Pada pukul sembilan pagi, muncullah berita hangat lainnya: "Maxime menjadi buta dan istrinya mengajukan cerai, tetapi ditolak."Berita tersebut menceritakan bagaimana seorang raja bisnis itu kini dibuang oleh istrinya dan betapa menyedihkan hidupnya sekarang.Ada juga orang lain yang memposting video pendek dengan judul: "Maxime itu buta, bukan jadi idiot".P
Reina juga melihat berita panas yang berbeda, tapi dia tidak peduli. Yang lebih penting baginya adalah sekarang dia bisa menjalani kehidupan yang baik.Karena tidak bisa bercerai sekarang dan Maxime amnesia, Reina memutuskan untuk pergi ke luar negeri dan tinggal bersama Lyann dan kedua anaknya untuk sementara waktu.Sehari sebelum keberangkatan, Reina mendapat telepon dari Revin."Reina, Bu Lyann ada di rumah sakit." Suara Revin terdengar sangat berat.Hati Reina tiba-tiba menegang, "Apa yang terjadi?""Biasa, penyakit orang tua, kondisi paru-parunya juga nggak bagus ...." Revin terdiam sejenak lalu berkata, "Dokter bilang Bu Lyann bisa bertahan paling lama sampai tahun baru ...."Tahun baru? Artinya hanya tinggal dua bulan lagi?Reina limbung dan hampir jatuh lunglai ke lantai."Aku ke sana sekarang."Revin menyelanya, "Reina, sepertinya Bu Lyann mau kembali ke kampung halamannya."Saat orang tua sudah mulai menua dan berada di ambang kematian, meski di mulut mereka tidak bilang rind
Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d
Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura
Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha
Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad
Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan
Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling
Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga
Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max
"Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba