Share

Bab 220

Penulis: Kacang Merah
Ekspresi sedih Reina membuat Maxime panik, Maxime langsung mengajaknya pulang.

Sesampainya di rumah.

Maxime mengambil sehelai kain dan memakaikannya pada Reina. "Kamu mau tanya apa?"

"Apa kamu punya saudara kembar?" Reina meremas erat-erat foto di tangannya dan tidak memperlihatkannya pada Maxime.

Raut wajah Maxime berubah seketika.

Maxime melepaskan tangannya yang memegang lengan Reina dan berkata, "Ya."

"Kenapa aku nggak pernah dengar tentang dia? Di mana dia sekarang?" tanya Reina.

Maxime menutup bibirnya rapat-rapat, matanya yang tajam terlihat sangat marah, "Kamu datangin aku tiba-tiba di acara makan cuma untuk tanya hal ini?"

Reina menatap Maxime lekat-lekat.

Maxime mencibir dan perkataan yang terlontar dari bibirnya terasa setajam sayatan pisau.

"Ini urusan keluargaku, kamu nggak perlu tahu."

Urusan keluarga ....

Ketika Reina mendengar jawaban Maxime, Reina tahu bahwa Maxime tidak akan memberi informasi apapun padanya.

Reina senang karena tidak menunjukkan foto itu padanya dan d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 221

    Seketika, semua gunjingan yang didengar Maxime pada jamuan makan hari ini jadi tidak berarti.Dia tidak membangunkan Reina dan membopongnya.Saat itulah Maxime mendapati kening Reina terasa panas."Kamu demam!"Reina terbangun oleh gerakan Maxime, kepalanya terasa pusing, "Kamu sudah pulang.""Aku panggilin dokter ya ...." Maxime hendak menurunkan Reina dan mengambil ponselnya.Reina tiba-tiba memeluknya, "Aku nggak mau ke dokter. Aku minum obat flu dan penurun demam saja."Sudah hampir setengah bulan sejak mereka melakukan seks, Reina belum sempat pergi ke rumah sakit untuk mengetahui kali ini dia hamil atau tidak. Kalau dokter memeriksanya sekarang dan ternyata dia hamil, bisa gawat nanti.Reina mengambil inisiatif untuk bersikap manja.Suasana hati Maxime yang buruk pun sirna seketika."Ayo, nurut."Reina memeluk Maxime erat-erat dan tidak melepaskannya, "Max, aku nggak mau ke dokter. Tolong, aku nggak ingin ke dokter. Aku baik-baik saja."Suara lirih itu membuat Maxime merasa sedik

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 222

    Entah apakah karena Maxime tidak ingin mengecewakan Reina, dia pun akhirnya membawa Reina pergi.Malam ini, turun hujan sebentar.Sinar bulan purnama menyinari malam.Maxime diajak Reina ke sebuah kolam kecil. Tepatnya, sekarang sudah menjadi taman.Kolam kecil sudah menjadi danau buatan.Untungnya, di larut malam seperti ini tidak ada seorang pun di sini.Reina menyelimuti dirinya dengan jaket tebal dan turun dari mobil.Sekarang memang belum masuk musim hujan, cuacanya belum terlalu dingin tapi Reina sudah memakai pakaian yang tebal.Maxime berjalan di samping Reina dan bertanya, "Di sini?""Ya, sudah banyak berubah," kata Reina.Maxime tidak ingat.Waktu masih kecil, Maxime memang pernah main ke rumah Keluarga Andara beberapa kali, tetapi belum pernah sampai ke halaman belakang. Maxime bahkan tidak tahu ada kolam kecil di sini.Reina berjalan di jembatan kayu dan berhenti di tengah jembatan sambil memandangi bulan purnama di langit, seolah kembali ke masa kecilnya.Dulu, dia dan Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 223

    Reina gagal mendapatkan informasi dari Melisha.Dia tidak bodoh dan langsung bertanya pada Joanna.Reina kembali ke kamar, menyalakan ponselnya dan membaca pesan dari Revin, "Telepon aku ya kalau ada waktu."Reina langsung meneleponnya.Begitu panggilan tersambung, Revin langsung mengangkat dan menyapanya, "Gimana kabarmu?""Aku sudah dapat peta Vila Mata Air, aku berencana membawa Riki kabur.""Kamu atur aja, lalu kasih tahu aku kapan. Aku nggak tenang kalau kamu sendirian," jawab Revin.Reina paham maksud Revin. Pria itu takut kalau Reina hanya sendirian, mereka bisa kembali tertangkap."Iya, nanti aku kabarin kalau sudah waktunya."Reina hanya khawatir akan terjadi konflik antara Revin dan Maxime.Dia takut Maxime mengincar Revin."Oke." Revin terdiam sejenak, lalu menatap seorang pria sekarat yang ada di sampingnya, "Tugas yang waktu itu kamu kasih ke aku sudah beres.""Sekarang Roy sudah sangat paham Marshanda itu orang yang seperti apa. Kamu bisa minta dia datang mengaku ke Maxim

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 224

    Alasan Marshanda mengatakan hal ini adalah, pertama dia mau lihat Maxime akan cemburu atau tidak. Kedua, memang karena Marshanda berniat untuk mulai mencari pria lain.Ada begitu banyak pria berkuasa dan kaya raya di Kota Simaliki.Dengan statusnya saat ini, bukan hal sulit untuk menikah dengan keluarga kaya.Marshanda tidak bisa hanya berharap pada Maxime sampai mati."Oke." Maxime menjawab acuh tak acuh dan langsung masuk ke dalam mobil.Mobil itu langsung menghilang dari pandangan Marshanda.Marshanda ditinggal sendirian dan hal ini membuatnya sangat kesal.Sahabatnya Jocelyn buru-buru menghampirinya. "Gimana Marsha? Pak Maxime menolak?"Marshanda tampak kecewa dan berbohong, "Dia nggak bilang apa-apa, kayaknya marah deh.""Sepertinya Pak Maxime itu masih suka sama kamu. Kalau bukan karena Reina si tuli itu balik, Pak Maxime pasti menikahimu."Kalimat yang menipu diri sendiri dan orang lain.Kalau Maxime memang berniat menikahi Marshanda, kenapa dia tidak melakukannya saat Reina men

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 225

    Di Vila Mata Air.Reina dan Riki sedang berjalan bersama berduaan. Sepanjang jalan Reina memperhatikan posisi kamera pengawas dan ternyata sama dengan apa yang digambar Riki.Sesampainya di tempat yang sepi dan tidak ada orang, Reina berlutut di hadapan Riki dan berkata, "Riki, Mama mau kasih tahu sesuatu.""Ya?""Beberapa hari lagi Mama jemput ya? Kita kabur dari sini."Riki mengangguk, "Oke."Reina tersenyum tipis dan membelai kepala putranya."Tapi ini rahasia kita berdua aja ya. Kamu nggak boleh keceplosan ke siapa pun, termasuk bibi dan Om Ekki." Reina mengulurkan jari kelingkingnya untuk minta Riki berjanji.Riki langsung menyambutnya, "Oke, janji kelingking!"Reina sebenarnya merasa khawatir karena anaknya masih kecil. Tetapi kalau dia tidak memberi tahu Riki lebih dulu, takutnya Riki tidak bisa bekerja sama saat waktunya tiba.Riki bisa melihat jelas keraguan Reina, dia pun menatap ibunya dengan tampang polos.Dia berbisik di telinga Reina, "Ma, aku tahu Om Ekki itu culik aku b

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 226

    Maxime mengernyit, "Bukannya ini yang kamu mau?"Selain hal ini, Maxime sungguh tidak terpikir alasan lain kenapa Reina tiba-tiba pulang ke sisinya.Reina tercengang.Sebelum rasa kaget Reina mereda, Maxime kembali melanjutkan, "Semua sudah berlalu begitu lama, sudah jangan marah lagi. Cepat tanda tangan dan lupakan masa lalu."Setelah mendengar perkataan ini, Reina tiba-tiba merasa Maxime sangat konyol.Sampai dengan hari ini, ternyata Maxime kira Reina marah karena alasan ini?Jadi Maxime pikir selama kekayaan Keluarga Andara kembali ke tangan Reina, dia akan lupa masa lalu begitu saja?Reina meremas dokumen perjanjian di tangannya, berjalan ke mesin penghancur kertas di dekatnya lalu memasukkan perjanjian itu dan menyaksikannya berubah menjadi tumpukan sobekan kertas."Dengar baik-baik. Aku nggak akan melupakan masa lalu dan kamu harus ingat kalau aku nggak mau lagi sama kamu."Sungguh melelahkan, setiap hari Reina harus pura-pura menyukai Maxime padahal dia sudah menyerah.Reina ti

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 227

    Maxime spontan mematikan rokok di tangannya.Maxime pikir waktu Reina keluar, dia akan menangis atau marah-marah, atau mungkin menampar Maxime seperti yang terjadi sebelumnya.Ternyata tidak, Reina keluar dari kamar mandi dengan sangat tenang."Aku mau keluar jalan-jalan."Suara Reina jadi serak. Dia langsung pergi meninggalkan kantor tanpa peduli apa Maxime setuju atau tidak.Saat Reina pergi dari kantor, dia merasa ada banyak sorot mata aneh menatapnya.Padahal jelas-jelas di kantor hanya ada para karyawan biasa.Reina sudah ada di luar gedung kantor. Saat ini langit sedikit mendung, mungkin akan gerimis lagi.Reina berjalan melamun di tengah gerimis.Reina melangkah tanpa tujuan, dia bahkan tidak sadar ada sebuah mobil hitam yang diam-diam mengikuti di belakang.Penumpang di mobil itu terlihat khawatir."Berhenti.""Baik."Mobil hitam itu pun berhenti.Revin turun dari mobil dan membuka payung.Setelah itu, Revin buru-buru menghampiri Reina.Payung Revin menaungi Reina dari hujan, R

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 228

    Keduanya berjalan ke restoran terdekat.Reina tidak takut orang-orang yang mengikutinya akan melaporkan hal ini pada Maxime. Dia dan Revin tidak bersalah, jadi tidak ada yang perlu ditakutkan.Sementara di sisi lain, Maxime sudah menerima foto Reina dari para pengawal yang dia utus.Maxime meremas ponselnya dan tidak mampu memadamkan kemarahannya.Pantas saja Reina pergi, ternyata dia mau pergi kencan.Maxime merasa sangat kesal dan tidak mengerti alasan Reina.Tidak lama berselang, Joanna meneleponnya.Joanna menangis kegirangan sembari berkata, "Max, ada kabar dari Angelico. Katanya dia sudah sadar!"Maxime langsung meremas ponselnya."Oke." Maxime menutup telepon.....Di restoran.Makanan yang tersaji semuanya terlihat lezat, tapi dia tidak nafsu makan.Reina juga tidak mengerti apa ini faktor hamil atau karena dibuat kesal oleh Maxime.Karena terus diawasi, Reina tidak leluasa ke rumah sakit atau membeli alat tes kehamilan. Jadi, dia baru akan periksa setelah nanti pulang ke luar

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status