Share

Bab 2208

Penulis: Kacang Merah
Tangan Morgan yang mencengkeram Reina terlihat menegang.

Reina juga merasakannya, jadi dia melanjutkan, "Jauh sebelum kamu nikah sama Syena, aku tahu kalau dia suka sama kamu. Aku saja bisa tahu, kenapa kamu nggak sadar?"

Morgan terdiam.

Reina mungkin mengerti mentalitas seperti apa yang Morgan miliki.

"Saat itu kamu sudah tahu, tapi pura-pura nggak tahu?"

Morgan tidak bisa mengatakan sepatah kata pun ketika perkataan Reina mengenai lubuk hatinya.

Melihat ini, Reina mencibir, "Ternyata memang benar seperti apa yang aku pikirkan. Kamu mengabaikan rasa suka Jess kepadamu. Sekarang, dia sudah menikah dan menyukai orang lain, kamu bilang dia berubah?"

"Dulu, aku memang salah menilai orang. Aku bersalah kepadamu, tapi aku nggak salah nilai Jess."

Tenggorokan Morgan menegang.

Dia tahu apa yang dikatakan Reina benar, tetapi dia masih belum bisa menerimanya.

"Nana, kenapa dulu aku nggak tahu kalau kamu pintar bicara?" Dia menundukkan kepalanya lebih dekat pada Reina, napas panasnya menerpa leh
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Niman Amazihono
kok gak kelar2 ceritanya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2209

    Reina meringis saat mendengar suaranya.Dia tahu bahwa bukan ide yang baik untuk terus menghabiskan waktu di sini, tetapi dia tidak bisa melarikan diri dari sini.Jadi, dia berpura-pura mandi, mengenakan jubah mandi, baru membuka pintu dan berjalan keluar.Mata Morgan menatapnya dari atas ke bawah.Reina merasa merinding di sekujur tubuhnya.Jelas-jelas Morgan memiliki wajah yang sama dengan Maxime. Dulu, Reina pernah menganggap bahwa Morgan adalah orang paling baik di dunia. Namun, sekarang rasanya semuanya telah berubah."Nana, aku benci diriku sendiri karena nggak bisa dapetin kamu lebih cepat."Morgan hendak mencondongkan tubuhnya.Reina mundur selangkah. "Apa kamu bisa mandi juga?"Morgan menghentikan langkah kakinya, lalu tertawa pelan. "Apa kamu bercanda? Kalau aku mandi, kamu bisa melarikan diri."Reina juga tertawa saat mendengarnya."Nggak apa kalau kamu nggak mau, aku cuma tanya."Dia mengambil inisiatif dan bersandar pada Morgan. "Kamu beneran masih suka denganku? Kamu meny

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2210

    Morgan mencondongkan badannya lagi, tetapi refleks Reina juga cukup cepat. Dia berlari ke arah botol yang barusan dia jatuhkan ke lantai.Berpikir Reina akan melukainya lagi, Morgan mundur beberapa langkah. Namun, tidak disangka bahwa Reina mengarahkan botol itu ke tenggorokannya sendiri."Jangan mendekat!" Reina menatap lurus ke arahnya. "Aku nggak suka sama kamu dan nggak mau berhubungan denganmu. Kalau kamu masih keras kepala, aku juga akan terus begini. Bagaimanapun, sekarang aku membencimu, jadi aku nggak mungkin berhubungan denganmu."Morgan tidak percaya bahwa Reina akan berani melukai dirinya sendiri, jadi dia bersandar dengan malas ke dinding."Kalau kamu berani, aku akan melepaskanmu."Reina tidak ragu-ragu, seketika itu juga, darah perlahan-lahan mengalir dari lehernya.Pupil mata Morgan langsung menyusut."Kamu!"Reina menutupi area yang terluka. "Kamu bisa pergi?"Morgan tidak bergerak."Masih belum cukup?" Reina mengerahkan tenaga, membuat lebih banyak darah mengalir kelu

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2211

    Ekspresi Reina sedikit berubah, lalu dia menjawab, "Mungkin karena semalam nggak tidur nyenyak."Setelah itu, dia ingin bertanya pada Revin kenapa semalam dia datang menemuinya."Oh ya, apa semalam kamu datang?" Reina berbohong, "Semalam aku sudah ngantuk, jadi nggak sadar sudah tidur, tapi samar-samar aku dengar kamu memanggilku."Revin mengangguk. "Hmm, ya.""Ada apa?" tanya Reina.Reina menanyakannya dengan sangat berani, hingga Alana dan yang lainnya bisa mendengarnya. Mereka pun langsung menajamkan pendengaran mereka.Revin memandang para penggosip ini, menjawab sambil tersenyum, "Bukan hal penting. Kemarin Deron bawain barbekyu, jadi aku mau nawarin kalian.""Oh, ternyata begitu."Reina berpikir ada sesuatu yang penting.Mendengar itu, Alana mengerutkan kening. "Pak Revin, kenapa kamu nggak adil begitu? Deron minta kamu ngajak kami, tapi kamu cuma ngajak Reina."Revin tersenyum. "Aku juga mengetuk pintu kamar kalian, tapi mungkin karena sudah terlalu malam, jadi kalian sudah tidu

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2212

    Biasanya, keluarga besar banyak perkelahian. Keluarga Reidar bukan pengecualian, tetapi semuanya dilakukan secara diam-diam, bahkan Deron sendiri hampir kehilangan nyawanya."Kak, sudah, relakan saja. Cari pasangan yang bisa menjagamu," kata Deron lagi.Revin tersenyum lagi. "Aku mengerti. Jangan khawatir, aku sudah merelakannya sejak lama."Deron mengangguk mengerti.Sisil berjalan keluar. "Pak Revin."Revin menatapnya. "Semoga pernikahan kalian bahagia dan langgeng.""Terima kasih," kata Sisil."Aku harus kembali, jadi aku nggak akan tinggal lama. Sampai jumpa lagi."Revin berkata kepada mereka saat melihat sopirnya datang.Sisil dan Deron memperhatikan kepergiannya.Setelah melihatnya pergi, Sisil merasa kasihan padanya. "Pak Revin sangat baik, sayang sekali dia belum dipertemukan sama pasangannya.""Dia memang keras kepala," kata Deron.Mendengar itu, Sisil tersenyum. "Kamu bilang orang lain keras kepala, apa kamu nggak ngerasa kalau kamulah yang keras kepala?"Deron menunduk dan m

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2213

    "Baiklah." Gaby tidak bisa berkata apa-apa lagi.Bagaimanapun, Ekki itu bawahan Maxime.Ekki bahkan mengambil cuti kerja untuk datang dan menjemputnya, sementara Maxime tidak datang untuk menjemput Reina. Ini terkesan kurang baik.Akhirnya, sebuah mobil perlahan datang dan berhenti di depan keduanya.Gaby melihat mobil mewah di depannya dengan bingung. Dia tidak masuk ke dalam mobil, mengira itu sopir Reina.Namun, jendela mobil diturunkan, memperlihatkan wajah Maxime.Melihatnya datang, Reina tampak bingung. "Kenapa kamu di sini?""Mau jemput kamu." Maxime sudah keluar dari mobil saat mengatakan itu, mengambil koper di tangan Reina."Bukannya kamu masih mau ngurus sesuatu?"Reina bukanlah gadis muda yang baru pernah jatuh cinta, yang berharap pacarnya bisa menjemput dan mengantarnya ke mana pun dia pergi.Yang dia inginkan hanyalah agar Maxime menjalankan perusahaan dengan baik dan kehidupan mereka menjadi lebih baik."Jemput kamu juga nggak lama, kok." Maxime menjawab, kemudian menat

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2214

    "Kenapa bawa aku ke sini?" tanya Reina.Maxime tidak menjawab, meraih tangannya dan berjalan ke depan.Reina dituntun olehnya ke dalam tempat bermain. Sejauh mata memandang, ada tempat permainan."Kamu?""Ngajak kamu main game," jawab Maxime.Reina sedikit terdiam. "Ekki benar, kamu cemburu."Maxime menunduk, mulutnya tertutup wajahnya begitu bangga."Aku nggak cemburu. Aku tahu kalian cuma teman biasa." Dia melanjutkan, "Bukannya barusan kamu bilang jarang main game? Kebetulan hari ini aku senggang, jadi aku bakal nemenin kamu."Saat mengatakan itu, dia menarik Reina ke depan sebuah mesin lempar koin.Sebelum Reina duduk, petugas membawa sekantong besar koin permainan dan meletakkannya di sampingnya."Nona bos, silakan main sampai puas."Reina tidak bisa berkata-kata saat melihat sekantong besar koin yang disodorkan kepadanya.Bukankah bermain game lempar koin agar bisa mendapatkan koin?Maxime memberinya begitu banyak koin, lalu dari mana tantangan jika memainkan game ini?"Katakan,

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2215

    Mata Maxime menyipit saat mendengar Reina mengatakan itu.Matanya memperhatikan syal di leher Reina. "Baru?"Reina mengangguk. "Hmm.""Kamu sudah di kamar, jadi nggak dingin, lepas saja." Maxime menambahkan, sambil mengulurkan tangannya.Reina langsung bersandar mundur ke belakang. "Nggak apa. Aku masih kedinginan, jadi lebih baik pakai saja."Tangan Maxime yang terangkat membeku di udara, lalu dia menariknya kembali."Baiklah, nggak usah dilepas kalau kamu nggak mau."Kekhawatiran di hati Reina akhirnya menghilang.Dia memaksa dirinya untuk bangun walau masih mengantuk. "Aku agak lapar, ayo kita makan.""Ya."Reina berjalan melewati pandangan Maxime dan pergi menuju ruang makan di lantai bawah.Maxime hanya mengamatinya, merasa bahwa Reina menyembunyikan sesuatu darinya.Kenapa Reina tidak mengizinkannya melepas syal itu?Maxime tidak mengerti.Reina tiba di ruang makan di lantai bawah, di mana koki telah menyiapkan makanan dan membawanya ke meja makan.Dia juga memanggil anak-anak un

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2216

    Mungkin terlalu mengantuk, Reina langsung tertidur setelah berbaring.Dia tidak tahu bahwa Maxime masih belum tertidur.Maxime perlahan membuka matanya setelah mendengar suara napas teratur Reina.Cahaya di dalam kamar membuatnya bisa melihat garis-garis wajah Reina. Maxime menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu, tatapannya tertuju pada lehernya.Reina sudah mandi dan berganti pakaian. Dia mengenakan pakaian yang menutupi bagian lehernya.Itu bukan baju tidur ....Maxime awalnya bertanya-tanya, mungkin saja syal itu yang jadi masalah. Sekarang, dia merasa bahwa Reina mengenakan syal untuk menghalangi sesuatu di lehernya.Tangannya terulur, berusaha untuk mencari tahu.Reina tertidur pulas.Gerakan Maxime ringan, cukup lembut untuk menurunkan kerah bajunya. Dia melihat sekilas bahwa ternyata ada kain kasa yang menutupi leher Reina. Dia samar-samar bisa melihat sedikit warna merah terang keluar dari kain kasa tersebut.Reina merasa lehernya gatal, jadi dia bergerak.Maxime segera menari

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status