Share

Bab 2184

Penulis: Kacang Merah
Reina melingkarkan lengannya pada Maxime dan memejamkan matanya.

Mereka berdua sudah tertidur hampir sepanjang malam, tiba-tiba ada ketukan di pintu.

Reina membuka matanya dengan bingung. "Siapa?"

"Mama ...." Suara Riki terdengar dari balik pintu.

"Sayang, kamu kenapa?" Reina buru-buru bangkit dari tempat tidur.

Maxime mengikutinya dan membuka matanya, ikut turun dari tempat tidur.

Reina berjalan ke pintu dan membukanya. Dia melihat Riki yang mengenakan piyama katun lucu tengah mengusap matanya sambil menangis, "Mama, aku mimpi buruk. Apa hari ini aku boleh tidur sama Mama?"

Reina langsung tidak tega saat melihat ini.

Dia baru saja akan mengiakan, tetapi tiba-tiba Maxime menggendong Riki. "Kamu anak laki-laki atau bukan?"

Tubuh Riki menggantung di udara, tangan dan kakinya meronta.

"Ayah, turunkan aku, aku takut."

"Berapa umurmu dan kamu masih mau tidur sama Mama? Aku antar balik ke kamar."

"Hiks, aku nggak mau. Mama, Mama, hiks ...."

Riki tidak sering meminta tidur dengan Reina. Itu k
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2185

    Riki merasa agak sedih."Kak, aku mau tidur sama Mama saja.""Nggak boleh," jawab Riko dengan tegas.Maxime ikut bicara, "Riko benar. Semalam itu pengecualian, nggak ada lain kali."Riki mengiakan, terlihat sangat terpukul.Dia turun dan duduk di sebelah Riko."Kak, tahu nggak semalam aku mimpi buruk apa?"Riko tidak terlalu tertarik dengan omong kosong itu. Lagi pula, semua mimpi itu palsu."Nggak tahu.""Aku mimpi ada yang mencoba membunuhku dan kamu. Aku sangat takut, aku pikir aku nggak akan pernah bisa ketemu Mama lagi. Riki masih terguncang saat memikirkan mimpi buruk itu.Riko awalnya tidak peduli, tetapi ketika dia mendengar apa yang dikatakan Riki, dia menatapnya. "Benarkah?""Tentu saja.""Lalu, siapa yang mencoba menyakiti kita?" tanya Riko.Riki menjawab dengan suara pelan, "Aku nggak tahu, tapi orang itu sangat menakutkan."Mendengar ini, Riko pun bertanya lagi."Kemarin siang kamu ngapain aja? Siapa saja yang kamu temui?"Mendengar itu, Riki teringat bahwa dia bertemu den

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2186

    Ekspresi di wajah Morgan berubah saat mendengar Riko mengatakan bahwa Talitha adalah putrinya.Meskipun itu adalah perubahan suasana hati yang sangat kecil, Riko tetap menyadarinya."Riko, siapa yang bilang kalau aku ayah Talitha?" tanya Morgan.Riko menjawab, "Nggak dikasih tahu pun aku tahu."Dia berbicara ceplas-ceplos.Riki yang ada di sampingnya merasakan dengan jelas bahwa ada arus gelap di meja makan.Dia menundukkan kepalanya dan melanjutkan sarapan, tidak berani menatap keduanya.Dia sedikit bingung kenapa kakaknya sengaja berusaha membuat Om Morgan marah.Morgan baru akan mengatakan sesuatu, tiba-tiba Reina dan Maxime datang.Reina agak terkejut saat melihatnya. Namun, keterkejutan itu hilang dengan cepat dan dia pun duduk, makan bersama kedua anaknya.Maxime juga duduk, tepat di seberang Morgan.Morgan memperhatikan mereka untuk waktu yang lama sebelum mengalihkan pandangannya.Sarapan berlalu dalam keheningan.Setelah makan, Reina mengantar Riki dan Riko ke mobil untuk perg

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2187

    Keluarga Sunandar sebenarnya tidak pernah memisah-misahkan anggota keluarga mereka yang sudah memiliki keluarga sendiri. Karena istri Aarav tidak ada, jadi semua urusan di dalam rumah diserahkan kepada Joanna.Jadi, para pelayan, sopir, pengasuh dan pekerja lainnya, mereka berada di bawah kendali Joanna.Melisha langsung marah saat mendengar sopir itu mengatakan akan mengantar Tommy setelah dia selesai mengantarkan Riki dan Riko.Sudut mulutnya tertarik, dia berpura-pura marah, "Tante Joanna nggak adil sekali. Aku sama Tommy juga bagian dari keluarga ini, kenapa dia minta sopir nganter cucu menantunya dulu? Lagi pula, sopir di rumah juga nggak cuma satu."Pengemudi itu mendengar hal ini dan langsung berkata kepada Melisha."Semua sopir lain ada keperluan hari ini, jadi hanya saya yang masuk. Kalau nggak, Nyonya Joanna nggak akan meminta saya mengantar Den Riki sama Den Riko dulu, baru mengantar Nyonya sama Den Tommy."Wajah Melisha menegang lagi.Dia kesal, tetapi tidak mungkin melampi

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1

    Hujan turun dengan deras di hari ziarah makam.Saat ini, di pintu masuk rumah sakit.Reina yang bertubuh kurus sedang memegang laporan tes kehamilan dari rumah sakit, di kertas itu tertera sebuah kata yang tercetak tebal."Negatif.""Sudah tiga tahun menikah belum hamil juga?""Astaga, bisa-bisanya ada wanita yang begitu nggak berguna seperti kamu. Kalau nggak cepat hamil, kamu pasti akan didepak keluar dari Keluarga Sunandar, lalu bagaimana dengan Keluarga Andara?"Treya Libera yang berpakaian anggun mengentakkan sepatu hak tingginya. Dia menunjuk Reina dan terlihat sangat kecewa.Reina menatap kosong, begitu banyak kalimat yang ingin dia ungkapkan, tetapi pada akhirnya hanya terucap sebuah kata."Maaf.""Aku nggak butuh maaf. Aku mau kamu hamil anak Maxime, ngerti?"Reina tercekat, tidak tahu harus menjawab apa.Reina dan Maxime sudah menikah selama tiga tahun, tetapi Maxime tidak pernah sekalipun menyentuhnya.Mana mungkin dia bisa hamil?Treya kembali melirik Reina yang terlihat le

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2

    Semua orang yang ada di ruangan itu menengok ke arah pintu.Sontak, suasana jadi hening.Reina melirik Maxime, tatapan pria itu begitu jernih, jelas dia sama sekali tidak mabuk.Reina sadar dia sudah ditipu Marshanda.Saat Maxime melihat sosok Reina, bola matanya yang gelap pun menegang.Sedangkan Jovan dan yang lainnya yang barusan mendukung Maxime untuk menerima perasaan Marshanda, semua tersenyum canggung.Harusnya Reina tidak datang."Nana, jangan salah paham. Jovan cuma bercanda, sekarang Max dan aku hanya teman biasa."Marshanda-lah yang pertama kali memecah ketenangan.Sebelum Reina sempat menjawab, Maxime yang kehilangan kesabaran sudah berdiri lebih dulu."Nggak perlu menjelaskan apa pun padanya."Setelah itu, Maxime berjalan ke depan muka Reina dan bertanya, "Mau apa ke sini?""Kupikir kamu mabuk, jadi aku datang untuk menjemputmu pulang," jawab Reina jujur.Maxime mencibir, "Sepertinya kamu nggak ingat sepatah kata pun yang kukatakan, ya."Maxime mengecilkan suaranya sehingg

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 3

    Suara Reina begitu tenang dan ringan.Seolah perceraian ini hanya hal sepele.Pupil mata Maxime menegang."Apa katamu?"Selama pernikahan mereka, seketerlaluan apa pun perlakuan Maxime padanya, Reina tidak pernah menyebut kata 'cerai'.Sebenarnya Maxime paham betul betapa Reina sangat mencintainya.Tatapan Reina yang awalnya kosong saat ini berubah menjadi sangat tajam."Pak Maxime, selama ini aku sudah menjadi penghalangmu.""Kita cerai saja."Maxime meremas tinjunya kuat-kuat."Kamu dengar pembicaraanku barusan, 'kan? Keluarga Andara sudah berada di ujung jurang, apa bedanya menikah denganku atau menikah dengan orang lain?""Apa tujuanmu bercerai? Kamu mau anak atau mau uang? Atau mau mengancamku supaya aku nggak melakukan apa pun pada Keluarga Andara?" Maxime bertanya dengan dingin."Jangan lupa, aku sama sekali nggak mencintaimu, ancamanmu nggak berguna untukku!"Sosok Maxime di mata Reina tiba-tiba menjadi kabur. Reina merasa tenggorokannya tercekat dan telinganya sakit. Bahkan de

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 4

    Alat bantu dengarnya terselimuti darah ....Pupil mata Reina bergetar, dia buru-buru menyeka telinganya dengan tisu, melepas seprai dan mencucinya.Reina takut akan ketahuan karena Lyann pasti mengkhawatirkan kondisinya. Jadi, dia diam-diam mengemasi semua barangnya lalu membuat alasan asal dan berpamitan pada Lyann.Sebelum pergi, diam-diam Reina meninggalkan sebagian uang tabungannya di meja di samping tempat tidur.Lyann mengantar Reina ke stasiun sambil melambaikan tangan dengan enggan.Lyann sangat mengkhawatirkan Reina yang sangat kurus, jadi dia menghubungi orang dalam Grup Sunandar.Sekretaris Maxime langsung melapor begitu tahu pengasuh Reina yang menelepon.Hari ini adalah hari ketiga sejak kepergian Reina.Ini juga pertama kalinya Maxime menerima telepon yang berhubungan dengan Reina.Maxime sedang duduk di kantornya dan begitu mendapat kabar ini, dia sangat senang. Benar 'kan perkiraannya, wanita itu tidak akan bertahan lebih dari tiga hari.Suara Lyann pun terdengar dari u

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 5

    Reina membuka berita dan melihat konferensi yang diadakan Grup Sunandar, beritanya Maxime telah berhasil mengakuisisi Grup Andara.Mulai sekarang, Grup Andara sudah punah dari dunia ini .......Kehidupan Maxime akhir-akhir ini sangat menyenangkan.Setelah berhasil mengakuisisi Grup Andara, balas dendam yang sudah ditunggu-tunggu Maxime pun terbalaskan.Jovan tersenyum seraya berkata, "Akhirnya Keluarga Andara kena karma karena sudah menipumu tiga tahun yang lalu."Jovan mengganti topik pembicaraan dan bertanya pada Maxime yang sedang bekerja, "Kak Max, apa si tuli itu datang memohon padamu?"Tangan Maxime yang sedang menandatangani dokumen berhenti bergerak.Entah mengapa belakangan ini selalu saja ada orang yang menyebut nama Reina."Nggak."Maxime menjawab dengan dingin.Jovan tercengang, setelah masalah sebesar ini terjadi di Keluarga Andara, Reina tetap diam?Dia melanjutkan, "Jangan-jangan dia sudah sadar akan semua perbuatannya?""Katanya ibu dan adiknya sedang mencarinya ke man

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2187

    Keluarga Sunandar sebenarnya tidak pernah memisah-misahkan anggota keluarga mereka yang sudah memiliki keluarga sendiri. Karena istri Aarav tidak ada, jadi semua urusan di dalam rumah diserahkan kepada Joanna.Jadi, para pelayan, sopir, pengasuh dan pekerja lainnya, mereka berada di bawah kendali Joanna.Melisha langsung marah saat mendengar sopir itu mengatakan akan mengantar Tommy setelah dia selesai mengantarkan Riki dan Riko.Sudut mulutnya tertarik, dia berpura-pura marah, "Tante Joanna nggak adil sekali. Aku sama Tommy juga bagian dari keluarga ini, kenapa dia minta sopir nganter cucu menantunya dulu? Lagi pula, sopir di rumah juga nggak cuma satu."Pengemudi itu mendengar hal ini dan langsung berkata kepada Melisha."Semua sopir lain ada keperluan hari ini, jadi hanya saya yang masuk. Kalau nggak, Nyonya Joanna nggak akan meminta saya mengantar Den Riki sama Den Riko dulu, baru mengantar Nyonya sama Den Tommy."Wajah Melisha menegang lagi.Dia kesal, tetapi tidak mungkin melampi

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2186

    Ekspresi di wajah Morgan berubah saat mendengar Riko mengatakan bahwa Talitha adalah putrinya.Meskipun itu adalah perubahan suasana hati yang sangat kecil, Riko tetap menyadarinya."Riko, siapa yang bilang kalau aku ayah Talitha?" tanya Morgan.Riko menjawab, "Nggak dikasih tahu pun aku tahu."Dia berbicara ceplas-ceplos.Riki yang ada di sampingnya merasakan dengan jelas bahwa ada arus gelap di meja makan.Dia menundukkan kepalanya dan melanjutkan sarapan, tidak berani menatap keduanya.Dia sedikit bingung kenapa kakaknya sengaja berusaha membuat Om Morgan marah.Morgan baru akan mengatakan sesuatu, tiba-tiba Reina dan Maxime datang.Reina agak terkejut saat melihatnya. Namun, keterkejutan itu hilang dengan cepat dan dia pun duduk, makan bersama kedua anaknya.Maxime juga duduk, tepat di seberang Morgan.Morgan memperhatikan mereka untuk waktu yang lama sebelum mengalihkan pandangannya.Sarapan berlalu dalam keheningan.Setelah makan, Reina mengantar Riki dan Riko ke mobil untuk perg

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2185

    Riki merasa agak sedih."Kak, aku mau tidur sama Mama saja.""Nggak boleh," jawab Riko dengan tegas.Maxime ikut bicara, "Riko benar. Semalam itu pengecualian, nggak ada lain kali."Riki mengiakan, terlihat sangat terpukul.Dia turun dan duduk di sebelah Riko."Kak, tahu nggak semalam aku mimpi buruk apa?"Riko tidak terlalu tertarik dengan omong kosong itu. Lagi pula, semua mimpi itu palsu."Nggak tahu.""Aku mimpi ada yang mencoba membunuhku dan kamu. Aku sangat takut, aku pikir aku nggak akan pernah bisa ketemu Mama lagi. Riki masih terguncang saat memikirkan mimpi buruk itu.Riko awalnya tidak peduli, tetapi ketika dia mendengar apa yang dikatakan Riki, dia menatapnya. "Benarkah?""Tentu saja.""Lalu, siapa yang mencoba menyakiti kita?" tanya Riko.Riki menjawab dengan suara pelan, "Aku nggak tahu, tapi orang itu sangat menakutkan."Mendengar ini, Riko pun bertanya lagi."Kemarin siang kamu ngapain aja? Siapa saja yang kamu temui?"Mendengar itu, Riki teringat bahwa dia bertemu den

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2184

    Reina melingkarkan lengannya pada Maxime dan memejamkan matanya.Mereka berdua sudah tertidur hampir sepanjang malam, tiba-tiba ada ketukan di pintu.Reina membuka matanya dengan bingung. "Siapa?""Mama ...." Suara Riki terdengar dari balik pintu."Sayang, kamu kenapa?" Reina buru-buru bangkit dari tempat tidur.Maxime mengikutinya dan membuka matanya, ikut turun dari tempat tidur.Reina berjalan ke pintu dan membukanya. Dia melihat Riki yang mengenakan piyama katun lucu tengah mengusap matanya sambil menangis, "Mama, aku mimpi buruk. Apa hari ini aku boleh tidur sama Mama?"Reina langsung tidak tega saat melihat ini.Dia baru saja akan mengiakan, tetapi tiba-tiba Maxime menggendong Riki. "Kamu anak laki-laki atau bukan?"Tubuh Riki menggantung di udara, tangan dan kakinya meronta."Ayah, turunkan aku, aku takut.""Berapa umurmu dan kamu masih mau tidur sama Mama? Aku antar balik ke kamar.""Hiks, aku nggak mau. Mama, Mama, hiks ...."Riki tidak sering meminta tidur dengan Reina. Itu k

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2183

    Sudut mulut Erik terangkat tinggi. "Nggak mau, biarkan aku memelukmu sebentar."Dia hanya ingin memeluk Jess di depan umum, membiarkan orang lain mengetahui bahwa Jess adalah istrinya.Morgan berjalan di belakang keduanya dan melihat mereka menunjukkan cinta mereka di depan umum. Ini benar-benar berbeda dari cara mereka bergaul, yang terkesan sopan dan berjarak.Morgan tahu bahwa dia sudah benar-benar kalah.Sebelumnya Reina, sekarang Jess.Mata Morgan yang dalam dipenuhi dengan es. Dia tidak mengerti kenapa mereka mengubah hati mereka pada akhirnya.Selangkah demi selangkah, dia berjalan keluar dan masuk ke mobil, lalu duduk.Morgan bersandar di sandaran kursi, tampak lelah.Dia berpikir lama, tetapi akhirnya memilih kembali ke kediaman Keluarga Sunandar.Suasana di dalam rumah sangat ramai karena ada banyak anak-anak.Morgan baru masuk dan ada seorang anak yang sedang bermain petak umpet dengan mata tertutup, melompat ke dalam pelukannya."Ah, aku dapat!" Wajah Riki sangat senang. Sa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2182

    Sadar Jess sudah melihatnya, Morgan hanya bisa menghentikan langkahnya.Dia tidak berbalik dan menjawab, "Nggak apa-apa.""Kenapa kamu jadi begini sekarang?" tanya Jess lagi.Morgan menarik napas dalam-dalam dan berbalik, matanya yang dalam menatapnya. "Kenapa kamu tanya begitu? Kamu kasihan padaku?"Jess menggelengkan kepalanya. "Aku nggak bermaksud begitu."Dia masih mencoba menjelaskan sesuatu, ketika Erik sudah berlari ke mari."Jess, sudah selesai belum?"Erik berlari ke sini dan menyadari bahwa ada Morgan di sini.Sikapnya yang santai dan nyaman berubah dalam sekejap, seluruh tubuhnya penuh dengan aura dingin."Jess, kamu janjian sama temanmu?"Jess tahu bahwa dia salah paham, jadi dia menjelaskan, "Nggak kok. Aku cuma ambil kalung dan mau pulang, tapi tiba-tiba melihatnya di sini."Hati Morgan terasa getir saat melihat cara Jess sangat ingin menjelaskan karena takut Erik salah paham."Ini cuma kebetulan." Morgan membantunya menjelaskan.Keduanya mengatakan hal yang sama, sekaran

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2181

    Joanna dan Daniel hendak mengatakan sesuatu yang lain, tetapi tiba-tiba Morgan menguatkan diri dan duduk dari tempat tidur."Dia benar, kalian nggak perlu peduli padaku," kata Morgan dengan suara dingin.Joanna berjalan mendekat dan mengulurkan tangan untuk membantunya.Morgan menepisnya dengan tidak sabar. "Nggak perlu."Mata Joanna terlihat sedih. "Morgan, dengarkan Ibu, jangan terlalu keras kepala, ya?"Sejak kecil, kesehatan Morgan memang sudah tidak baik, jadi Joanna sangat mengkhawatirkannya.Awalnya, dia merasa Morgan orang yang lembut, tetapi sekarang dia jadi begitu kasar.Morgan menarik napas dalam-dalam."Bu, kalau kalian ingin keadaanku membaik, berhenti mengirim orang untuk memata-mataiku."Mendengar ini, Daniel langsung setuju. "Ya, selama kamu nggak merusak kesehatanmu lagi, kami akan melakukan semua yang kamu inginkan."Joanna langsung memelototinya, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Ekspresi Morgan menjadi lebih tenang kali ini.Melihat dia akan beristirahat, Joanna, Da

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2180

    Joanna orang yang mudah panik."Katakan, apa yang sebenarnya terjadi?"Dia tidak tahan dengan sikap bertele-tele Daniel.Daniel berkata, "Kesehatan Morgan memburuk lagi. Sekarang, dia nggak mau melanjutkan pengobatan, padahal aku sudah membujuknya dengan segala cara."Mendengar itu, seberkas kekhawatiran muncul di mata Joanna."Apa kondisinya belum stabil? Bagaimana bisa kambuh lagi? Kapan itu terjadi?""Tadi malam, kalau rumah sakit nggak ngabarin, aku pasti nggak akan tahu," jawab Daniel.Selama lebih dari satu tahun ini, kesehatan Morgan memang tidak kunjung membaik. Dia sering bolak-balik ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.Namun, setiap kali dia diperiksa, Joanna-lah yang memaksanya.Jika Joanna tidak memaksanya, Morgan tidak akan mau pergi ke rumah sakit. Dia benar-benar tidak peduli dengan kesehatannya sendiri."Nana, kamu di rumah saja dan jaga anak-anak. Aku mau maksa Morgan ke dokter," kata Joanna kepada Reina.Reina mengangguk mengiakan. "Ya."Joanna bahkan tidak sem

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2179

    Sudah lewat jam empat sore ketika Reina turut bermain kartu. Melihat sudah hampir jam lima, para istri kaya itu berniat untuk pulang.Mereka tidak perlu mencuci tangan dan memasak, tetapi mereka masih harus melayani suami mereka."Besok cari waktu lagi, ya?"Beberapa orang berpisah dengan enggan.Reina mengantar mereka pergi, tiba-tiba berpikir bahwa kehidupan mereka yang santai dan nyaman seperti ini cukup baik, tanpa tekanan.Melakukan perawatan kulit dan bermain kartu setiap hari, hari-hari berlalu begitu saja.Ketika mereka kembali, ibu Hanna belum pergi dan mengeluh kepada Joanna."Tahu nggak, Hanna sekarang kerja di perusahaan kelas tiga. Sepetinya gajinya cuma empat puluh juta satu bulan. Aku nggak tahu bagaimana dia bisa bertahan hidup."Ibu Hanna mengatakan bahwa dia sudah memutuskan hubungan dengan Hanna, tetapi dia selalu bertanya kepada orang-orang tentang Hanna, karena takut akan melewatkan sesuatu."Setiap anak punya keberuntungan mereka sendiri, kamu nggak perlu khawatir

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status