Share

Bab 2163

Penulis: Kacang Merah
Melisha sangat marah saat mendengar perkataan Sisil. Dia menunjuk hidung Sisil dan berkata pada Reina, "Kamu lihat itu? Dia sesombong ini, mana mungkin aku melepaskannya begitu saja?"

Awalnya Melisha tidak menyukai Reina dan hanya ingin memojokkan Reina.

Sekarang, Sisil bahkan berani melakukan sesuatu kepada putranya, bagaimana mungkin dia melepaskannya begitu saja?

Reina ingin mengatakan sesuatu yang lain, tetapi Sisil menghentikannya.

"Bos, biar aku saja. Aku nggak apa-apa, nggak masalah kalau aku dipenjara beberapa hari."

Reina juga tahu bahwa tidak peduli seberapa banyak dia memohon, Melisha tidak akan melepaskan Sisil. Sebaliknya, dia akan menjadi lebih puas.

Sisil akhirnya dibawa ke kantor polisi.

Ketika Melisha akan pergi, dia berkata kepada Reina, "Nana, jangan menganggapku kejam. Kita sama-sama seorang ibu, jadi ibu mana yang nggak peduli sama anaknya? Kalau anakmu diganggu seperti itu, kamu pasti juga akan melakukan hal yang sama denganku."

Reina terdiam dan tidak menjawab.

K
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2164

    Reina mengetahui berita ini dari Mandy.Sekarang, dia tidak bisa membebaskan Sisil."Om Mandy, tolong bantu kami menyelidiki masallah ini. Sisil benar-benar nggak menyakiti Tommy."Pengacara yang bernama Mandy mengiakan, "Nana, jangan khawatir, aku akan menyelidikinya dengan benar.""Ya."Reina menganggukkan kepalanya, tetapi masih gelisah.Dia tahu dengan jelas orang seperti apa Melisha itu. Sekarang, dia dengan mudah mendapatkan kesempatan, bagaimana mungkin dia melepaskan Sisil begitu saja?Reina pergi menemui Sisil.Sisil tidak terlihat panik. "Bos, jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Bukankah aku di sini hanya dua hari? Aku nggak takut, kok."Reina tidak berani mengatakan bahwa hukumannya bukan cuma dua hari.Menurut laporan cedera yang diberikan oleh Melisha, Sisil harus mendekam di penjara setidaknya selama setengah tahun."Hmm, aku pasti akan mengeluarkanmu," kata Reina.Sisil mengangguk mengerti. Seakan teringat sesuatu, dia menambahkan, "Bos, jangan kasih tahu Deron, ya

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2165

    "Masalah duniawi memang nggak bisa ditebak," kata Reina.Maxime mengusap tangannya dan mengangguk setuju."Bagaimana dengan anak?" Reina bertanya lagi."Dia membawanya ke Kota Simaliki. Sekarang, anak itu diasuh sama Nenek dan Kakeknya," jawab Maxime.Mendengar itu, Reina tidak tahu harus berkata apa.Githa benar-benar sangat mencintai Yansen. Demi Yansen, dia mempertaruhkan nyawanya sendiri agar bisa mempertahankan anaknya.Namun, kini anak itu lahir tanpa serang ibu dan terpaksa harus diasuh oleh kakek dan neneknya.Seandainya Githa bisa mengetahui semua ini, apakah dia akan memilih jalan itu?"Max, apa menurutmu Yansen akan menikah lagi?" Reina tiba-tiba bertanya.Reina sudah melihat terlalu banyak orang yang realistis dan tidak berperasaan di dunia ini.Maxime terdiam dan tidak menjawabnya."Nana, aku nggak bisa jawab pertanyaanmu ini. Hati manusia sulit ditebak," kata Maxime dengan jujur."Jadi bagaimana kalau itu aku?" Reina tidak tahu apa yang salah dengan dirinya, dia tiba-tiba

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2166

    Reina tidak menyalahkan Sisil sama sekali."Nggak usah bilang begitu. Kalau saat itu aku ada di sana, aku juga akan memberi pelajaran kepada Tommy. Jadi, apa yang kamu lakukan sudah benar."Yang salah adalah masyarakat saat ini, di mana ada uang, mereka jadi keras kepala."Hmm." Sisil mengangguk.Dia tidak mengatakan apa-apa lagi, tetapi tetap merasa tidak nyaman. Dia sangat merasa bersalah.Akhirnya mereka tiba di rumah.Sisil duduk di sofa ruang tamu bersama Reina dan menunggu Maxime pulang....Kediaman Keluarga Sunandar.Maxime kembali dan langsung masuk ke dalam rumah Tommy.Melisha kebetulan turun dari lantai atas dan bingung saat melihat Maxime. "Max, kenapa kamu ke sini? Kamu cari siapa?"Maxime menatapnya dan langsung bertanya tanpa berbelit-belit."Di mana Tommy?"Mendengar bahwa Maxime sedang mencari Tommy, Melisha mengerti bahwa itu karena apa yang terjadi hari ini.Dia mengadang di depan Maxime. "Max, kamu harus mengajari Reina. Karyawannya sampai berani menggertak keponak

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2167

    Tommy takut berbohong pada Maxime dan berusaha mengatakan yang sebenarnya. Namun, Melisha menyela dengan menatapnya tajam."Ngapain takut? Kamu sudah diganggu, apa kamu juga harus minta maaf sama yang mengganggumu?"Melisha mengepalkan tinjunya. "Max, jangan keterlaluan."Saat itu, Aarav dan Rendy kembali.Ketika Aarav melihat situasi ini, dia terlihat terkejut, lalu bertanya, "Ada apa ini?"Dia cukup tenang dan tidak menunjukkan emosi apa pun.Metika Melisha melihatnya, dia seperti melihat penyelamat dan tidak merasa takut lagi."Ayah, akhirnya Ayah pulang juga. Tolong bantu aku dan Tommy bicara sama Max."Melisha menceritakan kepada Aarav tentang apa yang terjadi pada Tommy hari ini, tidak lupa melebih-lebihkan ceritanya.Aarav tetap tenang setelah mendengarnya.Rendy yang khawatir langsung menghampiri Tommy. "Tommy, kamu nggak apa-apa?"Ketika Tommy melihat ayahnya, mulutnya terkatup dan air mata mengalir deras di wajahnya."Ayah akhirnya pulang juga." Dia melepaskan diri dari peluk

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2168

    Jovan mengangguk, lalu menjawab, "Kakek masih sama seperti dulu."Setelah beberapa pertanyaan sederhana dilontarkan, tatapan Jovan tertuju pada Tommy."Tommy, jangan takut. Kita periksakan sama dokter mana saja bagian yang sakit, ya?"Dibandingkan dengan Maxime yang galak, melihat Jovan yang lebih ramah, Tommy jelas tidak setakut sebelumnya.Dia menunjuk ke arah kepalanya. "Om Jovan, kepalaku sakit, aku juga pusing."Melisha telah mengajari kata-kata ini sebelumnya, jadi Tommy sangat terampil saat mengatakannya sekarang."Benarkah? Kalau kepalamu sakit, itu masalah besar."Jovan memasang ekspresi khawatir."Tapi jangan khawatir, Om sudah telepon dokter tradisional yang sangat hebat. Dia nggak perlu melakukan semua tes dengan peralatan semacam itu untuk memeriksa pasiennya."Mendengar bahwa yang dimaksud dokter tradisional, Melisha menghela napas lega.Jika seorang dokter tradisional yang memeriksa Tommy, diagnosis yang dibuatnya seharusnya tidak terlalu meyakinkan.Dia mengikuti Jovan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2169

    Entah berapa lama waktu yang dibutuhkan sebelum dokter tua itu membuka matanya lagi, menatap Tommy dengan mata yang sangat dingin."Selain sakit kepala, apa ada tempat lain yang membuatmu nggak nyaman?"Tommy tidak menjawab.Melisha membantunya dengan berkata, "Dokter, anakku sempat memegang perutnya, katanya perutnya sakit. Sekarang, keadaannya sudah mendingan.Dokter tua itu mengangguk, lalu melihat ke arah perawat di sampingnya.Perawat itu mengerti dan pergi ke suatu tempat untuk mengambil sebuah kotak medis, meletakkannya di depan dokter."Berbaringlah di tempat tidur diagnostik di belakang." Dokter tua itu menunjuk ke tempat tidur perawatan yang dipisahkan oleh tirai, yang tidak jauh dari situ.Tommy tidak tahu apa yang akan dokter ini lakukan, jadi dia hanya bisa pergi dan berbaring di sana dengan patuh.Tirai itu ditarik kembali oleh perawat, jadi Melisha dan yang lainnya tidak bisa melihat ke dalam. Dokter menyuruh mereka untuk berdiri diam sebelum dia masuk ke dalam.Tommy ma

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2170

    Awalnya, Melisha enggan mengakui kesalahannya saat Rendy memintanya mengakuinya. Namun, ketika mertuanya, Aarav juga turut berbicara, dia harus menundukkan kepalanya."Max, aku minta maaf, semua ini salahku. Aku benar-benar terlalu marah melihat wanita itu mengganggu anakku. Aku begini juga nggak ganggu Nana."Melisha mencoba membela diri."Setelah semua keributan ini, kamu pikir masalahnya selesai hanya dengan satu permintaan maaf?" tanya Maxime.Masalah ini sudah menyita terlalu banyak waktu dan energinya.Melisha mengira bahwa selama dia tidak melanjutkan masalah ini, semua akan baik-baik saja. Namun, dia tidak menyangka bahwa Maxime tidak berniat untuk menghentikannya sampai di sini saja.Dia benar-benar mengangkat batu dan memukul wajahnya sendiri sekarang."Jadi, apa yang harus aku lakukan? Anakku diganggu, apa minta maaf saja masih nggak cukup? Kamu jangan keterlaluan."Melihatnya masih bersikeras, Maxime mengatakan, "Ada CCTV di rumah kami, yang dengan jelas menunjukkan apa yan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2171

    Maxime merasa kasihan sekaligus tidak tega kepada Yansen, jadi dia mengatakan, "Ayo."Yansen kemudian mengikuti Maxime pergi.Jovan merasa agak aneh, kenapa Maxime malah mencoba melindungi Yansen?Bagaimanapun juga, Yansen adalah saingan cintanya.Setelah kembali, Maxime memberitahu Jovan bahwa istri Yansen meninggal dunia karena melahirkan.Ketika Jovan mengetahui hal tersebut, dia merasa bersalah untuk beberapa saat.Meskipun dia tidak menyukai Yansen, dia merasa tidak etis menaburkan garam ke dalam lukanya....Yansen mengikuti Maxime keluar dan berterima kasih kepadanya. Lalu, dia bertanya, "Tuan Maxime, kenapa minta Melisha menulis surat pernyataan?"Menurut Yansen, hal semacam ini hanya digunakan oleh anak-anak, atau dilakukan istri kepada suaminya."Ini bukan pertama kalinya hal semacam ini terjadi," kata Maxime.Melisha bukan hanya sekali dalam menuduh dan menjebak Reina.Maxime membuatnya menulis surat pernyataan agar jika hal yang sama terjadi lagi suatu hari nanti, dia bisa

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2250

    Gaby tidak menyadari bahwa dia yang memberikan pekerjaannya kepada Maxime, tetapi suaminya yang menerima akibatnya."Gaby, maaf, hari ini aku harus lembut, jadi nggak bisa jemput kamu. Kamu pulang sendiri dan tunggu aku di rumah ya?"Ekki berkata dengan rendah hati di dalam telepon.Gaby mengerutkan kening. "Kenapa kamu lembur lagi? Akhir-akhir ini kamu lembur setiap hari, apa perusahaan sesibuk itu?""Ya, perusahaan memang lagi sibuk sekarang. Bos ke perusahaanmu setiap hari, jangan banyak yang harus aku kerjakan."Ekki juga tidak berdaya.Hati Gaby langsung terasa dingin."Bagaimana lagi, mereka ingin menghabiskan waktu berdua terus.""Bersabarlah, semua ini akan segera berlalu."Gaby menutup telepon dengan berat hati.Reina menatapnya. "Ada apa, Ekki nggak bisa jemput lagi?"Gaby menganggukkan kepalanya. "Aku nggak tahu apa yang terjadi dengannya akhir-akhir ini. Dia selalu lembur setiap hari dan pulang pun selalu terlambat.""Baiklah." Reina bertanya padanya, "Kenapa nggak balik ba

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2249

    "Aku bukan anak kecil lagi, jangan memperlakukanku seperti anak kecil dan menyentuh kepalaku." Reina agak marah.Maxime tidak menganggap serius perkataannya. Dia mengangkat tangannya lagi, mengusap pipinya."Ya, aku mengerti, jangan marah."Reina menatap wajah tampannya. Seketika, dia tidak bisa marah lagi.Tiba di Grup Yinandar.Reina melangkah keluar dari mobil.Maxime juga mengikutinya seperti biasa.Reina tidak merasa aneh. "Hari ini kamu juga mau ikut aku kerja di Grup Yinandar?""Ya." Maxime mengangguk dan menambahkan, "Bukannya setiap hari juga begini?"Reina langsung terdiam.Sejak kembali dari pernikahan Sisil, entah apa yang terjadi dengan Maxime. Dia selalu menempel kepadanya setiap hari, tidak mau pergi."Apa nggak apa-apa kalau kamu nggak pergi ke perusahaanmu?" tanya Reina."Aku bisa kerja secara Online," jawab Maxime.Reina tersedak lagi karena jawabannya.Keduanya berjalan masuk ke dalam perusahaan, bahkan para staf di dalam perusahaan sudah terbiasa dengan hal itu.Mel

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2248

    Mulut Aarav berkedut ketika mendengar kata-kata Reina."Apa katamu?"Reina berpura-pura bingung. "Bukannya Om beli tanah ini buat memperluas makam keluarga? Karena tanah itu nggak jadi diakuisisi, kenapa nggak dijadikan makam keluarga saja?"Aarav marah bukan main ketika mendengar Reina mengatakan ini.Namun, dia menahan amarahnya dan tidak menunjukkannya."Itu ide yang bagus, tapi aku sudah menghabiskan begitu banyak uang, jadi aku nggak punya dana buat melakukan renovasi.""Begini saja, Om serahkan saja masalah ini padaku," kata Maxime.Mendengar itu, Aarav menatapnya dengan wajah penuh keterkejutan. Bukankah suami istri ini sedikit tidak tahu malu?Dia sudah dikerjai habis-habisan, sekarang mereka ingin menambahkan luka di dalam hatinya?Reina dan Maxime berlagak seakan mereka tidak sadar dengan ekspresi Aarav.Reina melanjutkan, "Om, kita ini keluarga, jadi masalah biaya renovasi biar Max yang tanggung. Toh ini buat leluhur kita. Jadi, lebih baik berikan saja tanahnya sama Max, bia

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2247

    Aarav mencengkeram lengan asistennya, matanya menatap tajam ke arahnya.Asisten itu berkeringat dan gemetar saat menjelaskan, "Memang nggak ada nama tanah ini di dalam dokumen itu."Aarav masih tidak bisa mempercayainya. Dia langsung lemas dan hampir jatuh ke tanah."Kenapa bisa begini? Jelas-jelas aku sudah cari tahu dulu.""Bos, sepetinya mereka mengubahnya secara tiba-tiba," kata asistennya itu.Aarav mengepalkan tinjunya. "Mana mungkin! Mana mungkin ...."Tatapannya tiba-tiba tertuju pada Daniel dan yang lainnya, lalu terhenti di wajah Maxime."Kamu! Pasti kamu! Pasti kamu yang menjebakku!"Dia tidak perlu berpikir dengan susah payah. Dia sudah merencanakan semuanya, tetapi tiba-tiba ada perubahan. Pasti ada seseorang yang melakukan sesuatu.Aarav teringat apa yang Maxime janjikan kepadanya, kemudian menjual tanah itu kepadanya. Dari semua proses itu, apa lagi yang tidak dia mengerti?Alis Maxime sedikit terangkat."Om ini bicara apa? Kenapa aku nggak ngerti?"Melihat wajah polosny

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2246

    "Kamu baru tahu beberapa hari yang lalu, tapi bangunan sudah setinggi ini?" Daniel bukan orang bodoh.Satu-satunya alasan dia mempercayai Aarav lagi dan lagi adalah karena dia adalah kakaknya sendiri.Aarav masih bersikeras. "Daniel, aku ini kakakmu, mana mungkin aku bohong sama kamu?"Daniel tidak tahu harus berkata apa lagi saat dituduh seperti ini.Reina yang berada di sampingnya bahkan tidak bisa tahan lagi menyaksikan situasi ini.Aarav juga sudah keterlaluan.Dia baru akan berbicara, tetapi Maxime menghentikannya. Matanya memberi isyarat agar dia menunggu.Melihat ketiganya berhenti berbicara, Aarav tahu bahwa tindakannya ini tidak baik.Dia tidak ingin menyinggung perasaan adiknya yang sudah membantunya mendapatkan uang."Daniel, apa kamu nggak senang kalau aku dapat banyak uang? Kita ini keluarga."Daniel bahkan tidak tahu harus berkata apa, menoleh kepada Aarav. "Kak, kamu begini benar-benar menyakitiku."Maxime angkat bicara pada saat itu."Om, karena kita keluarga, ketika Om

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2245

    Setengah bulan kemudian.Maxime melirik jam dan tahu sudah waktunya, jadi dia menelepon untuk bertanya pada Daniel."Ayah, kebetulan hari ini kita ada waktu luang, apa Ayah mau pergi melihat perluasan makam keluarga?"Mendengar hal ini, Daniel langsung setuju. "Ya."Maxime menutup telepon dan menatap Reina."Mau pergi lihat hal menarik?"Reina menatapnya. Akhir-akhir ini, Maxime sering datang ke perusahaannya. "Hal menarik apa?""Tentang Aarav," kata Maxime."Ya." Wajah Reina menjadi cerah. Memang benar bahwa setiap hari hanya kerja dan kerja sangat membosankan.Dia mengikuti Maxime masuk mobil, lalu pergi ke lokasi makam leluhur.Saat tiba di sana, dia melihat tanah kosong di sebelah makam leluhur itu sekarang menjadi gedung bertingkat dan masih sedang dibangun.Reina sudah mengetahuinya sejak lama, jadi dia tidak merasa terkejut. Namun, Daniel yang baru sampai dan berdiri di depan gedung bertingkat terlihat sangat terkejut."Apa yang terjadi di sini?" Daniel mengambil ponselnya dan m

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2244

    Daniel dapat melihat bahwa mereka saling memandang dengan cara yang berbeda, jadi dia mengatakan, "Kalian nggak paham orang seperti apa Kakak itu. Dia itu orang baik."Joanna sangat ingin mengatakan bahwa dialah yang tidak mengenal kakaknya dengan baik.Semua orang yang duduk di depan meja makan, termasuk Riki dan Riko saja bisa tahu bahwa Aarav bukanlah orang yang baik.Riki dengan ramah berkata kepada Daniel, "Kakek, jangan terlalu percaya sama orang lain.""Riki, nggak usah bujuk kakekmu. Kalau dia sudah bertekad melakukan sesuatu, dia nggak akan mengubahnya."Riki mengiakan, lalu menggelengkan kepalanya sambil berkata dengan tenang, "Sayang sekali, aku pikir semua orang dewasa lebih pintar."Daniel, "Riki, kamu nggak sopan kalau bilang begitu sama Kakek."Riki menatap kakeknya lagi."Aku mengerti. Kakek sangat pintar."Semua orang hampir tertawa terbahak-bahak untuk sekali lagi.Wajah Daniel memerah dan dia berhenti berbicara.Melihat reaksi Daniel, mereka mulai fokus makan dan tid

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2243

    Mendengar perkataan mereka, Aarav marah bukan main.Dia dengan susah payah mendapatkan informasi bahwa pemerintah akan mengambil alih tanah itu. Setelah itu terjadi, harganya tidak akan terhitung.Jika dia menyerahkannya begitu saja, bukankah ini akan menguntungkan Maxime?Dia tidak boleh melakukannya."Joanna, Max, begini saja, aku benar-benar ingin berbakti kepada nenek moyangku. Aku bisa menambahkan sejumlah uang dari harga aslinya, bagaimana?"Maxime menatapnya. "Mana boleh. Om itu keluargaku, mana mungkin aku ngambil uang dari Om?""Ngapain bilang begitu. Lebih baik perjelas saja semuanya. Begini saja, bagaimana kalau aku tambah dua puluh miliar?" kata Aarav.Maxime menatapnya dan tidak mengatakan apa-apa.Sudut mulut Aarav sedikit tertarik, dia segera mengubah kata-katanya, "Aku cuma bercanda, seratus miliar?"Seratus miliar?"Maxime mendapatkan ini hanya dengan menelepon dan bicara singkat.Dia mengetuk-ngetukkan jari-jarinya dengan pelan ke meja.Aarav sedikit terganggu, ingin

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2242

    "Nggak usah terburu-buru mau memperluas makam keluarga. Kita harus minta orang buat periksa tempat itu, biar lebih aman," kata Aarav.Maxime melanjutkan perkataannya, "Dari apa yang Om katakan, Om kenal sama orang ahli?"Aarav mengangguk. "Ya, aku kenal satu orang. Dia yang mengurus pemakaman Ayah dulu."Dia berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Max, kalau kamu percaya padaku, bagaimana kalau kamu serahkan semua ini padaku?"Maxime menunjukkan ekspresi kesulitan.Dia sangat mengenal om-nya satu ini.Joanna juga merasakan sesuatu yang tidak biasa ketika melihat putranya tiba-tiba berbicara baik-baik dengan Aarav.Dia menyela, "Kak, anakku beli tanah itu dengan harga mahal, tapi kamu bilang ingin mengurusnya. Rasanya kurang etis."Aarav meringis."Joanna benar. Begini saja, aku akan kasih setengah dari harga itu, Max kasih surat-surat tanahnya kepadaku. Aku akan atur pekerja buat ngurus konstruksinya. Masalah biaya pembangunan serahkan padaku."Maxime mendengus dingin dalam hati.Dia ingi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status