Share

Bab 1597

Penulis: Kacang Merah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-06 18:00:00
Syena menatap mereka berdua dengan dingin sambil memantapkan hati. Begitu Naria pergi, dia akan langsung melaksanakan rencananya.

Setelah makan malam, Liane mengantar Naria ke bandara.

Syena belum tidur saat Liane pulang, jadi Syena memberikan Liane segelas susu hangat, "Diminum dulu susunya, Bu."

"Iya, makasih." Liane mengambil gelas itu dan menenggak isinya tanpa berpikir macam-macam.

Setelah minum, dia menatap Syena dan berkata dengan tulus, "Ibu dan bibimu habis menemui Nana hari ini."

"Apa Nana sudah memaafkan Ibu sekarang?" tanya Syena berpura-pura baik.

Liane menggeleng, "Dia masih asing dengan Ibu, Ibu nggak tahu harus bagaimana agar dia mau memaafkan Ibu."

Setelah itu, Liane menengadah menatap Syena lagi.

"Syena, Ibu sudah mengubah isi surat wasiat Ibu. Setengah dari warisan Ibu akan jatuh ke tangan Nana. Kamu nggak keberatan, 'kan?"

Setengah harta warisan!

Kenyataan ini benar-benar menohok perasaan Syena.

Bisa-bisanya Liane mewariskan setengah dari hartanya kepada orang yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1598

    Rizki menghampiri Reina, lalu langsung berlutut tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Reina sontak terlihat kaget."Kalian sedang apa?"Liane pun berjalan ke samping Rizki, "Nana, dialah yang menculik dan nyaris membunuh Riko. Itu semua atas perintahku.""Tolong maafkan aku, Nona Reina!" timpal Rizki. "Kepulanganku kali ini semata-mata untuk menebus dosa-dosaku. Aku bahkan rela mati kalau kamu menyuruhku mati sekarang juga!"Sekujur tubuh Liane sontak gemetar.Rizki sudah bertahun-tahun mengikutinya dan selalu mementingkan dirinya. Liane tidak akan berada di posisinya yang sekarang tanpa Rizki."Nana, kumohon tolong maafkan Rizki," ujar Liane memberanikan diri. "Aku tahu aku nggak pantas memohon seperti itu. Sebagai nenek Riko, justru aku yang harusnya mati dan bukannya Rizki."Reina akhirnya mengerti tujuan kedatangan mereka.Ingatannya memang belum benar-benar pulih, tapi samar-samar dia masih ingat bagaimana Riko pernah berada dalam bahaya.Yang mereka incar itu nyawa putranya!Mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1599

    Setelah Liane dan Rizki kembali, Syena juga mendengar kata-kata Reina."Bu, Om Rizki, kalian itu orang yang lebih tua. Sudah bagus mau minta maaf, masa sekarang harus sampai dipenjara?" Syena sangat takut dirinya terseret masalah.Rizki menghela napas berulang kali, "Ini semua salahku. Harusnya aku nggak melakukan hal yang aku tahu salah, aku nggak menyangka malah akan mencelakai kita sendiri. Ini karmaku."Liane pun angkat bicara."Aku nggak menyalahkanmu, ini salahku karena nggak memikirkan masalah ini dengan hati-hati."Dulu dia sudah menyalahgunakan kekuatan untuk menindas orang lain.Syena menyaksikan kedua orang itu mengambil tanggung jawab satu sama lain dengan tatapan jijik."Nggak ada yang patut disalahkan dalam hal ini. Siapa yang sangka dia itu adikku?"Liane menyangkalnya, "Meski bukan adikmu, kita nggak seharusnya berbuat seperti itu.""Ya." Rizki menimpali, "Selama ini aku ikut Bu Liane, aku nggak pernah menindas orang yang nggak salah. Tapi seiring dengan semakin kuatnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1600

    Rizki menunggu di luar TK Riko keesokan paginya.Dia melihat Riko berjalan dari kejauhan dan sekilas mengenalinya.Anak ini tidak hanya tampan, tapi juga sangat pintar. Bahkan di antara sekelompok anak-anak, dialah yang paling mencolok.Riko juga merasakan seseorang sedang menatapnya. Dia menoleh ke belakang, tetapi tidak melihat apa pun.Tommy sudah menunggu Riko jadi gelandangan, sayangnya orangtuanya belum berhasil."Riko."Dia langsung datang ke sisi Riko.Riko berhenti dan kembali menatapnya, "Ada apa?""Ayo baikan.""Baikan? Kan kamu yang bilang nggak mau main lagi sama aku, terus aku harus jadi pengikutmu karena kamu akan menjadi pewaris Keluarga Sunandar?" Riko sengaja menggodanya.Wajah kecil Tommy memerah, "Aku 'kan cuma bercanda?""Oh, cuma bercanda?" Riko tidak berpikir begitu.Baru-baru ini, dia meminta Tuan Besar Jacob untuk memperkuat keamanan di sekitarnya, hanya karena dia takut orangtua Tommy akan main kotor."Ya. Riko, aku benar-benar tahu aku salah dan aku mau berte

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1601

    Maxime memang lawan yang berat, tapi semua orang tahu kelemahannya, Reina.Melisha memposting pesan di grup Komite Orangtua Murid, "Ibu-ibu terkasih, para guru dan aku sudah mendiskusikannya. Karena cuacanya bagus belakangan ini, kita akan memanfaatkan waktu yang indah ini untuk mengajak anak-anak jalan-jalan. Semua orang diharap bisa berpartisipasi ya."Sebagian besar orangtua pun setuju.Reina juga melihat berita itu.Karena semua orangtua akan berpartisipasi, Reina yang tidak bisa menolak pun setuju untuk ikut.Melisha merasa lega saat melihat jawaban Reina dan dia dengan baik hati mengirimkan beberapa hal dari masa lalu yang harus Reina perhatikan."Nana, kudengar dari Bibi Joanna, kondisi kesehatanmu lagi nggak bagus ya? Kalau kamu mau ngajak Riko jalan-jalan, kamu harus ekstra hati-hati ya. Nanti 'kan kita mau pergi berkemah, ini aku kasih daftar peralatan, tinggal kamu beli aja sesuai daftar ini. Kamu harus bawa lengkap peralatannya ya, kayak obat nyamuk, minyak angin dan lainny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1602

    Melisha tidak ingin Maxime ikut, karena kalau ada Maxime, dia jadi tidak leluasa melakukan sesuatu pada Reina."Aku lebih tenang kalau ikut, aku nggak perlu orang lain siapin apa-apa untukku," jawab Maxime.Melisha kalah debat.Para ibu-ibu menoleh ke arah Reina, saat mereka melihat Maxime berdiri di samping Reina, mereka hanya bisa menghela napas sambil sesekali melirik Maxime."Mama Riko beruntung banget ya, lihat tuh suaminya ganteng, kaya pula.""Iya, pantas aja anak mereka cerdas. Katanya si Riko itu meraih juara pertama olimpiade matematika yang baru diadakan kemarin itu lho.""Hahh ... enak banget kalau anakku bisa menikah sama Riko.""Mimpi ya."Mereka semua melanjutkan gosip.Selain Maxime, ada juga beberapa murid yang ditemani lengkap oleh kedua orangtuanya.Semua orang masuk ke mobil masing-masing dan berangkat bersama.Riko duduk di dalam mobil dan sesekali melirik Reina yang terlihat masih suka melamun."Gimana Ma rasanya belakangan? Ada yang kerasa nggak nyaman?"Reina te

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1603

    Reina mengangkat kepalanya dan menatap mama Diera, "Mama Diera, ada apa?"Mama Diera tersipu malu dan berkata, "Nana, aku lupa membawa taplak. Boleh nggak kita makan bareng?"Reina tidak bisa menolak, jadi dia mengangguk setuju."Oke, oke."Apalagi taplak yang mereka bawa cukup besar.Mama Diera langsung berseri-seri kegirangan, dia menyuruh Diera duduk dulu, lalu dia pergi mengambil makanan.Maxime yang kembali dari mengambil makanan pun mengernyit bingung.Reina memberitahukan alasannya."Aku suruh orang antar taplak lain aja," kata Maxime."Butuh waktu lah kalau kamu suruh mereka antar sekarang, nggak apa-apa, kita makan bareng aja sekarang," kata Reina."Oke."Mama Diera datang membawa setumpuk makanan, "Ini silakan dimakan, aku bikin sendiri.""Terima kasih."Kali ini mama Diera menatap Maxime, "Pak Maxime, Anda terkenal banget, suamiku sering ngomongin Anda, katanya dia pernah ngobrol denganmu di sebuah pesta.""Jadi kali ini waktu dia dengar aku bisa ketemu denganmu, dia minta a

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1604

    Melisha terus menuang minyak dalam api, "Sebenarnya nggak bagus juga sih kalau pria itu terlalu tampan dan cakap. Jadi banyak wanita penggoda mendekat. Nana, kamu harus berhati-hati."Reina tidak menghiraukan ucapan Melisha."Kadang memang ada kalanya seseorang nggak bisa mengendalikan diri, kalau sudah begitu nggak ada gunanya kita larang. Mendingan kita fokus sama diri sendiri."Melisha tidak menyangka Reina begitu lapang dada dan membuatnya begitu mati kutu."Sebentar lagi kita akan mendirikan tenda. Kalau ada yang nggak bisa, panggil aku aja. Nanti aku suruh orang bantuin," kata Melisha sebelum pergi."Oke, terima kasih."Tidak lama setelah Melisha pergi, Maxime kembali ke sisi Reina.Yang aneh adalah ekspresi para ibu-ibu yang tadi mengerumuni Maxime terlihat kesal. Mereka tidak lagi berani mendekati Maxime untuk mengobrol dengannya."Kenapa ibu-ibu itu nyari kamu?" tanya Reina.Sudah lama sekali Maxime tidak melihat Reina peduli padanya. Maxime pun sengaja menggodanya, "Tebak."R

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1605

    Jantung Melisha berdebar cepat saat menatap lengan kekar dan wajah tampan Maxime.Hahh ... alangkah indahnya kalau dia menikah dengan Maxime.Melisha tiba-tiba mengeluarkan tisu sambil berkata, "Ya ampun lihat keringatmu, sini aku lap-in."Melisha mengeluarkan tisu dan hendak menyeka keringat Maxime.Maxime hendak menolak ketika dia melihat Reina dan Riko berjalan mendekat padanya untuk memetik seikat bunga liar, jadi Maxime sengaja tidak bergerak.Melisha menyeka keringat Maxime dengan gugup. Hatinya terasa seperti banyak semut begitu melihat Maxime tidak menolaknya.Kata orang, bukannya wanita yang disukai Maxime itu cuma Marshanda dan Reina?Memang benar, semua pria sama saja!Melisha menyesal kenapa dulu dia tidak mendekati Maxime, kalau dulu berhasil mendapatkan pria ini, maka posisi istri CEO Grup IM akan menjadi miliknya.Begitu terpikir hal ini, api berkobar di dalam hatinya dan tangannya perlahan bergerak ke bawah.Reina yang menggandeng Riko kebetulan melihat momen yang begit

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2011

    Angin dingin menderu-deru di luar dan rintik air hujan mulai turun.Sisil menatap ke langit, matanya tidak lagi berbinar seperti dulu, sekarang malah terlihat kesepian.Reina datang ke sisinya dan memanggil, "Sisil."Sisil tersadar dari lamunannya dan menatap Reina."Hm? Ada apa Bos? Pangsitnya sudah matang?"Reina menghela napas, "Baru juga mulai masak, mana mungkin sudah matan?""Oh.""Kamu kenapa? Kok sedih? Kamu kangen Deron ya?" tanya Reina.Belakangan Deron izin mau pulang, katanya ada urusan. Tapi Reina tidak tahu apa urusannya dan tidak bertanya.Sisil terdiam lama sebelum berkata, "Kayaknya ... aku dan Deron nggak mungkin sampai pelaminan.""Kok kamu bilang gitu?" Reina bingung.Sisil menarik napas dalam-dalam, "Aku juga nggak tahu kenapa. Kita sudah lama pacaran tapi aku masih belum mengenalnya dengan baik. Aku nggak tahu di mana rumahnya, siapa anggota keluarganya atau siapa dia. Aku juga nggak tahu sebenarnya apa yang ada di pikirannya."Reina juga bingung bagaimana harus m

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2010

    Liane tersenyum penuh arti saat melihat ruangan itu penuh dengan orang datang menanti kedatangannya."Terima kasih."Kelopak mata Liane terasa berat, dia hanya punya sedikit tenaga untuk mengobrol dengan orang-orang ini.Semua orang paham situasi Liane. Reina menyuruh suster mengantar Liane ke kamar untuk beristirahat.Riki ikut masuk ke kamar untuk menghibur Liane.Liane sedang berbaring di kasur, dia bahagia menatap Riki yang energik.Dia memanggil Reina dan berkata dengan lemah, "Meski hanya sebentar, Ibu merasa hidupku sangat bahagia."Reina menggenggam tangan Liane dan menyelimutinya."Ibu harus cepat sembuh supaya bisa main bareng sama keempat cucu ibu.""Oke."Liane kehilangan energinya, dia menutup matanya dan tertidur.Reina menatap wajah Liane yang sedang tidur cukup lama. Setelah itu dia menoleh menatap Riki dan berkata, "Riki, ayo keluar biar nenek bisa tidur nyenyak.""Oke."Riki mengangguk berulang kali dan mengikuti Reina keluar sambil berjinjit.Di lantai bawah, semua o

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2009

    Reina merasa jika dia berhasil mengubah Diego, dia baru bisa menerima kebaikan Anthony tanpa rasa bersalah.Kalau Diego benar-benar tidak bisa berubah, maka Reina hanya akan membantu Diego untuk terakhir kalinya.Setelah selesai mengurus semuanya, Reina memejamkan mata dan hendak istirahat. Namun tiba-tiba ponselnya berdering, Maxime melakukan panggilan video.Reina mengangkat telepon itu dan terlihatlah wajah tampan Maxime di layar ponselnya.Reina mengernyit bingung, "Ada apa?"Sebelum Maxime menjawab, sebuah wajah kecil tiba-tiba muncul di layar ponsel Reina."Mama, rumah Mama pindah di rumah sakit ya?""Hah? Ya nggak lah. Mama 'kan di rumah sakit nemenin Nenek Liane. Nanti kalau nenek sudah sembuh, Mama juga pulang."Riki bukan anak tiga tahun, tentu dia tahu Reina berbohong."Mama, gimana kalau Mama bawa pulang nenek?" ucap Riki.Reina merasa tertekan.Sebenarnya, belakangan ini Liane juga sudah merengek ingin pulang.Kondisi Liane terlalu parah, tidak bisa disembuhkan. Daripada m

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2008

    "Kamu ... kamu ngapain?" Adrian tergagap.Sepertinya Hanna baru sadar bahwa perbuatannya salah, jadi dia langsung melepaskan tangannya."Hmm ... aku nggak bermaksud melecehkanmu, jangan ambil hati ya." Hanna menjelaskan.Karena menunduk, Hanna tidak sadar kalau mata Adrian yang menatapnya memanas."Nona Hanna, kamu benar-benar nggak mengingatku?" Adrian tiba-tiba bertanya."Hah?" Hanna mengernyit bingung, "Kita sudah saling kenal sebelum ini?"Melihat ekspresi bingung di wajah Hanna, Adrian tahu bahwa Hanna pasti sudah melupakannya atau tidak mengingatnya."Nggak, mungkin aku salah ingat. Kalau nggak ada urusan lain, aku balik dulu."Adrian meninggalkan Hanna dan buru-buru berjalan ke halte.Hanna menatap punggung Adrian dari kejauhan, tapi tidak dapat mengingat di mana dia pernah melihatnya sebelumnya.Hanna menghela napas, "Hahh sudahlah, mendingan nggak cari gara-gara sama lelaki."Hanna trauma dengan kaum pria setelah beberapa kejadian kemarin.Hanna hampir ditipu beberapa kali dan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2007

    Hanna kembali ke tempat duduknya, berpura-pura tidak peduli dan berkata, "Sudahlah, dia bukan pelayan yang baik. Kita aja yang minum."Beberapa pelayan tampan lainnya mendatangi Hanna dan bertanya."Nona Hanna, kalau Adrian nggak mau menemani kalian minum, kami saja yang temani. Gimana?"Hanna hanya melirik dan langsung mengibaskan tangannya, "Nggak usah deh, aku nggak mau minum sendirian aja. Sana pergi."Para pelayan itu pun pergi dengan sungkan.Mereka tidak mengerti, apa bedanya mereka dan Adrian? Kenapa Hanna cuma mau ditemani Adrian dan menolak mereka?Mereka kembali ke ruang para pelayan di belakang dan saat melihat Adrian sedang mencuci gelas bir, mereka menyindirnya."Cih, dasar sok suci. Dari luar sih kelihatan kayak pria baik-baik, tapi ternyata dari awal sudah mengincar wanita kaya itu, 'kan?""Aku nggak nyangka ada pria yang begitu licik. Kamu sengaja ya membuat Nona Hanna memperhatikanmu?""Sudah kubilang trik rendahanmu ini mungkin berhasil buat sementara, tapi kalau Non

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2006

    Hanna menatap Adrian. Sepertinya mereka pernah bertemu? Tapi di mana? Hanna tidak bisa mengingat Adrian.Hanna menyahut kesal, "Kamu meremehkanku? Hah?"Adrian tertegun sejenak, lalu menggeleng."Nggak, aku cuma mengingatkanmu aja."Adrian menjawab dengan sopan.Hanna menatap wajah tampan Adrian dengan kesal dan berkata, "Hei adik kecil, kamu meremehkanku ya? Kukasih tahu, aku itu nggak akan mabuk meski minum seribu cangkir juga."Adrian hanya menatap Hanna sesaat, lalu balik badan dan pergi tanpa mengucapkan apa-apa.Perilaku Adrian membuat Hanna semakin merasa terhina.Hanna langsung berdiri dan sebelum Reina dan Sisil sempat bereaksi, dia menyusul Adrian dan menghadangnya."Siapa namamu?"Adrian jelas tidak menyangka Hanna akan menanyakan namanya, jadi dia langsung menjawab, "Adrian.""Adrian?"Sejujurnya, nama ini sangat pasaran, mungkin banyak orang punya nama yang sama.Hanna berpikir lama sebelum berkata, "Adrian, hari ini kamu nggak perlu bekerja. Aku pesan kamu seharian ini, a

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2005

    "Mmm ... Hanna." Sisil memanggilnya pelan.Hanna mengangguk berulang kali.Reina menatap dua temannya itu dan spontan tersenyum, "Oke, ayo masuk.""Oke."Mereka bertiga masuk ke dalam bersama-sama.Manajer klub langsung menyambut mereka karena dia mengenal Reina dan Sisil, teman baik istri bosnya.Karena manajer begitu menjaga Reina, para staf pun menoleh ke arah mereka dan mengenali salah satu dari kawanan Reina, Hanna.Salah satu staf menyenggol lengan rekan di sebelahnya dan mengejek, "Adrian, sudah jangan lihat dia terus. Mau kamu pelototi juga dia bukan milikmu. Sadar diri lah, kamu siapa, dia siapa?"Saat Adrian mendengar ucapan temannya, dia hanya bisa menunduk dan tidak berkata apa-apa.Rekan lainnya datang."Adrian, kemarin kan kamu sudah jadi pria sejati yang menyelamatkan si cantik. Perempuan yang kemarin kamu selamatkan itu dari Keluarga Sunandar, 'kan? Dia belum membalas kebaikanmu, 'kan? Keluarga Sunandar punya bisnis keluarga yang besar. Minta uang jajan aja sama mereka,

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2004

    Ibu Hanna membawa selembar cek dan menandatanganinya.Hanna panik, "Ibu nggak usah ngasih dia sebanyak itu, kalau mau juga kasih satu miliar aja, anggap saja kita sedekah. Mereka itu memeras kita.""Diam!" Ibu Hanna menatap putrinya dengan dingin, "Masih belum cukup kamu bikin malu?"Ibu Hanna tahu Nyonya Liz ini bukan orang baik dan orang yang sulit dihadapi.Jadi Ibu Hanna lebih baik mengeluarkan uang sebanyak itu supaya bisa mengusir Nyonya Liz, dia tidak mau mengambil risiko reputasi Hanna di luar sana hancur.Hanna tidak punya pacar. Kalau Nyonya Liz merusak reputasi Hanna, Hanna makin sulit menemukan pasangan hidup.Nyonya Liz tidak menyangka dia bisa mendapat balik 80 miliar semudah itu. Nyonya Liz mengulurkan tangan untuk mengambil selembar cek itu, tapi ibu Hanna langsung menarik balik lembar cek itu."Kamu tanda tangan kwitansi ya, buat bukti kalau uang ini sudah kamu kembalikan. Jangan datang ke sini lagi buat minta uang sama kami."Nyonya Liz berkata tanpa malu-malu, "Ya, o

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2003

    "Kalau putrimu bukan wanita yang seperti itu, tolong kembalikan padaku semua biaya yang Diego bayar saat mereka berkencan. Harusnya bagi kalian, puluhan miliar itu uang kecil, 'kan?" ucap Nyonya Liz.Puluhan miliar!Ibu Hanna membelalak tidak percaya.Meski baginya puluhan miliar memang bukan apa-apa ....Tapi tetap saja dia tidak rela mengeluarkan puluhan miliar untuk hal yang tidak jelas."Bibi Sari, panggil Hanna."Ibu Hanna menyuruh pelayan di sampingnya."Oke."Bibi Sari langsung naik ke lantai atas, mengeluarkan Hanna dari kamar dan menceritakan bahwa terjadi sesuatu di bawah.Saat Nyonya Liz mendengar bahwa Hanna akan datang, dia malah takut berhadapan dengan Hanna, sehingga dia merasa tidak nyaman.Ketika Hanna turun, dia melihat ke arah Nyonya Liz dan berpikir ibunya sedang mencari mak comblang untuknya lagi, "Ibu nyariin aku mak comblang lagi?""Mak comblang apa? Dia datang buat minta uang!""Minta uang?" Hanna terlihat bingung, "Uang apa?""Nona Hanna lupa ya? Aku nenek Dieg

DMCA.com Protection Status