Share

Bab 1596

Penulis: Kacang Merah
Saat sarapan, Liane pun diam-diam belajar dari Naria.

"Kok kamu berhasil membujuk Reina dan temannya keluar?"

"Itu bukan sesuatu yang mudah untuk diajarkan, Kak. Kakak harus pelan-pelan, jangan nggak sabaran," jawab Naria/

Liane juga tahu dia tidak boleh terburu-buru, tapi dia takut fisiknya tidak kuat menunggu.

Naria pun menghiburnya, "Nana itu anak yang baik, suatu saat nanti dia pasti akan tahu. Yang terpenting saat ini adalah bisa rukun dengannya, terlepas dari identitas apa pun yang harus digunakan."

Liane mengangguk, "Oke, terima kasih."

"Kita ini bersaudara, buat apa sungkan?"

Naria pun memeluk Liane dengan sedih. Dia merasa sangat tertekan saat melihat pelipis Liane yang ditumbuhi semakin banyak uban.

"Kak, kamu harus jaga diri baik-baik."

"Iya, aku tahu." Liane merasa aneh karena mendadak dipeluk Naria. "Kamu kenapa sih? Kok tiba-tiba memelukku?"

"Dengan begini kita bisa jadi lebih dekat," jawab Naria sambil tersenyum. "Ayo, kita duduk dan makan bersama orang-orang muda sepert
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dewi Hartati
thor jangan sampe syena dapet warisan & liane mati
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1597

    Syena menatap mereka berdua dengan dingin sambil memantapkan hati. Begitu Naria pergi, dia akan langsung melaksanakan rencananya.Setelah makan malam, Liane mengantar Naria ke bandara.Syena belum tidur saat Liane pulang, jadi Syena memberikan Liane segelas susu hangat, "Diminum dulu susunya, Bu.""Iya, makasih." Liane mengambil gelas itu dan menenggak isinya tanpa berpikir macam-macam.Setelah minum, dia menatap Syena dan berkata dengan tulus, "Ibu dan bibimu habis menemui Nana hari ini.""Apa Nana sudah memaafkan Ibu sekarang?" tanya Syena berpura-pura baik.Liane menggeleng, "Dia masih asing dengan Ibu, Ibu nggak tahu harus bagaimana agar dia mau memaafkan Ibu."Setelah itu, Liane menengadah menatap Syena lagi."Syena, Ibu sudah mengubah isi surat wasiat Ibu. Setengah dari warisan Ibu akan jatuh ke tangan Nana. Kamu nggak keberatan, 'kan?"Setengah harta warisan!Kenyataan ini benar-benar menohok perasaan Syena.Bisa-bisanya Liane mewariskan setengah dari hartanya kepada orang yang

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1598

    Rizki menghampiri Reina, lalu langsung berlutut tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Reina sontak terlihat kaget."Kalian sedang apa?"Liane pun berjalan ke samping Rizki, "Nana, dialah yang menculik dan nyaris membunuh Riko. Itu semua atas perintahku.""Tolong maafkan aku, Nona Reina!" timpal Rizki. "Kepulanganku kali ini semata-mata untuk menebus dosa-dosaku. Aku bahkan rela mati kalau kamu menyuruhku mati sekarang juga!"Sekujur tubuh Liane sontak gemetar.Rizki sudah bertahun-tahun mengikutinya dan selalu mementingkan dirinya. Liane tidak akan berada di posisinya yang sekarang tanpa Rizki."Nana, kumohon tolong maafkan Rizki," ujar Liane memberanikan diri. "Aku tahu aku nggak pantas memohon seperti itu. Sebagai nenek Riko, justru aku yang harusnya mati dan bukannya Rizki."Reina akhirnya mengerti tujuan kedatangan mereka.Ingatannya memang belum benar-benar pulih, tapi samar-samar dia masih ingat bagaimana Riko pernah berada dalam bahaya.Yang mereka incar itu nyawa putranya!Mereka

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1599

    Setelah Liane dan Rizki kembali, Syena juga mendengar kata-kata Reina."Bu, Om Rizki, kalian itu orang yang lebih tua. Sudah bagus mau minta maaf, masa sekarang harus sampai dipenjara?" Syena sangat takut dirinya terseret masalah.Rizki menghela napas berulang kali, "Ini semua salahku. Harusnya aku nggak melakukan hal yang aku tahu salah, aku nggak menyangka malah akan mencelakai kita sendiri. Ini karmaku."Liane pun angkat bicara."Aku nggak menyalahkanmu, ini salahku karena nggak memikirkan masalah ini dengan hati-hati."Dulu dia sudah menyalahgunakan kekuatan untuk menindas orang lain.Syena menyaksikan kedua orang itu mengambil tanggung jawab satu sama lain dengan tatapan jijik."Nggak ada yang patut disalahkan dalam hal ini. Siapa yang sangka dia itu adikku?"Liane menyangkalnya, "Meski bukan adikmu, kita nggak seharusnya berbuat seperti itu.""Ya." Rizki menimpali, "Selama ini aku ikut Bu Liane, aku nggak pernah menindas orang yang nggak salah. Tapi seiring dengan semakin kuatnya

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1600

    Rizki menunggu di luar TK Riko keesokan paginya.Dia melihat Riko berjalan dari kejauhan dan sekilas mengenalinya.Anak ini tidak hanya tampan, tapi juga sangat pintar. Bahkan di antara sekelompok anak-anak, dialah yang paling mencolok.Riko juga merasakan seseorang sedang menatapnya. Dia menoleh ke belakang, tetapi tidak melihat apa pun.Tommy sudah menunggu Riko jadi gelandangan, sayangnya orangtuanya belum berhasil."Riko."Dia langsung datang ke sisi Riko.Riko berhenti dan kembali menatapnya, "Ada apa?""Ayo baikan.""Baikan? Kan kamu yang bilang nggak mau main lagi sama aku, terus aku harus jadi pengikutmu karena kamu akan menjadi pewaris Keluarga Sunandar?" Riko sengaja menggodanya.Wajah kecil Tommy memerah, "Aku 'kan cuma bercanda?""Oh, cuma bercanda?" Riko tidak berpikir begitu.Baru-baru ini, dia meminta Tuan Besar Jacob untuk memperkuat keamanan di sekitarnya, hanya karena dia takut orangtua Tommy akan main kotor."Ya. Riko, aku benar-benar tahu aku salah dan aku mau berte

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1601

    Maxime memang lawan yang berat, tapi semua orang tahu kelemahannya, Reina.Melisha memposting pesan di grup Komite Orangtua Murid, "Ibu-ibu terkasih, para guru dan aku sudah mendiskusikannya. Karena cuacanya bagus belakangan ini, kita akan memanfaatkan waktu yang indah ini untuk mengajak anak-anak jalan-jalan. Semua orang diharap bisa berpartisipasi ya."Sebagian besar orangtua pun setuju.Reina juga melihat berita itu.Karena semua orangtua akan berpartisipasi, Reina yang tidak bisa menolak pun setuju untuk ikut.Melisha merasa lega saat melihat jawaban Reina dan dia dengan baik hati mengirimkan beberapa hal dari masa lalu yang harus Reina perhatikan."Nana, kudengar dari Bibi Joanna, kondisi kesehatanmu lagi nggak bagus ya? Kalau kamu mau ngajak Riko jalan-jalan, kamu harus ekstra hati-hati ya. Nanti 'kan kita mau pergi berkemah, ini aku kasih daftar peralatan, tinggal kamu beli aja sesuai daftar ini. Kamu harus bawa lengkap peralatannya ya, kayak obat nyamuk, minyak angin dan lainny

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1602

    Melisha tidak ingin Maxime ikut, karena kalau ada Maxime, dia jadi tidak leluasa melakukan sesuatu pada Reina."Aku lebih tenang kalau ikut, aku nggak perlu orang lain siapin apa-apa untukku," jawab Maxime.Melisha kalah debat.Para ibu-ibu menoleh ke arah Reina, saat mereka melihat Maxime berdiri di samping Reina, mereka hanya bisa menghela napas sambil sesekali melirik Maxime."Mama Riko beruntung banget ya, lihat tuh suaminya ganteng, kaya pula.""Iya, pantas aja anak mereka cerdas. Katanya si Riko itu meraih juara pertama olimpiade matematika yang baru diadakan kemarin itu lho.""Hahh ... enak banget kalau anakku bisa menikah sama Riko.""Mimpi ya."Mereka semua melanjutkan gosip.Selain Maxime, ada juga beberapa murid yang ditemani lengkap oleh kedua orangtuanya.Semua orang masuk ke mobil masing-masing dan berangkat bersama.Riko duduk di dalam mobil dan sesekali melirik Reina yang terlihat masih suka melamun."Gimana Ma rasanya belakangan? Ada yang kerasa nggak nyaman?"Reina te

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1603

    Reina mengangkat kepalanya dan menatap mama Diera, "Mama Diera, ada apa?"Mama Diera tersipu malu dan berkata, "Nana, aku lupa membawa taplak. Boleh nggak kita makan bareng?"Reina tidak bisa menolak, jadi dia mengangguk setuju."Oke, oke."Apalagi taplak yang mereka bawa cukup besar.Mama Diera langsung berseri-seri kegirangan, dia menyuruh Diera duduk dulu, lalu dia pergi mengambil makanan.Maxime yang kembali dari mengambil makanan pun mengernyit bingung.Reina memberitahukan alasannya."Aku suruh orang antar taplak lain aja," kata Maxime."Butuh waktu lah kalau kamu suruh mereka antar sekarang, nggak apa-apa, kita makan bareng aja sekarang," kata Reina."Oke."Mama Diera datang membawa setumpuk makanan, "Ini silakan dimakan, aku bikin sendiri.""Terima kasih."Kali ini mama Diera menatap Maxime, "Pak Maxime, Anda terkenal banget, suamiku sering ngomongin Anda, katanya dia pernah ngobrol denganmu di sebuah pesta.""Jadi kali ini waktu dia dengar aku bisa ketemu denganmu, dia minta a

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1604

    Melisha terus menuang minyak dalam api, "Sebenarnya nggak bagus juga sih kalau pria itu terlalu tampan dan cakap. Jadi banyak wanita penggoda mendekat. Nana, kamu harus berhati-hati."Reina tidak menghiraukan ucapan Melisha."Kadang memang ada kalanya seseorang nggak bisa mengendalikan diri, kalau sudah begitu nggak ada gunanya kita larang. Mendingan kita fokus sama diri sendiri."Melisha tidak menyangka Reina begitu lapang dada dan membuatnya begitu mati kutu."Sebentar lagi kita akan mendirikan tenda. Kalau ada yang nggak bisa, panggil aku aja. Nanti aku suruh orang bantuin," kata Melisha sebelum pergi."Oke, terima kasih."Tidak lama setelah Melisha pergi, Maxime kembali ke sisi Reina.Yang aneh adalah ekspresi para ibu-ibu yang tadi mengerumuni Maxime terlihat kesal. Mereka tidak lagi berani mendekati Maxime untuk mengobrol dengannya."Kenapa ibu-ibu itu nyari kamu?" tanya Reina.Sudah lama sekali Maxime tidak melihat Reina peduli padanya. Maxime pun sengaja menggodanya, "Tebak."R

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status