Share

Bab 1590

Author: Kacang Merah
last update Last Updated: 2024-11-05 18:00:00
"Kakak ipar, akhirnya kamu dan Kak Max pulang. Nginap sebentar saja di sini. Ibu kangen sama kalian," kata Morgan perlahan.

Dia sekarang memanggil Reina kakak ipar. Dia tidak terlihat sebagai pelaku yang sudah menculik Reina selama setahun.

Reina tidak tahu harus menjawab apa.

Maxime menjawab, "Kami akan langsung pulang malam ini."

Morgan ada di sini, Maxime jadi khawatir.

Morgan menyuap dan berkata, "Kok buru-buru pulang? Kalian juga akan bawa pulang si kembar?"

Morgan sepertinya hanya akan menanyakan hal umum.

"Si kembar akan tinggal sama Ibu dulu sampai Nana sembuh," timpal Joanna.

"Benar juga." Morgan menunduk untuk makan dan tidak kembali bertanya, tapi matanya tertuju pada Reina dari waktu ke waktu.

Reina merasa tidak nyaman dan langsung berdiri tanpa makan banyak, "Aku kenyang, kalian makan saja."

"Kok cuma makan sedikit?" Joanna bertanya dengan cemas, "Kamu nggak selera? Atau kamu sakit?"

"Nggak, aku benar-benar kenyang."

Reina buru-buru pergi.

Morgan langsung meletakkan sendok
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1591

    Morgan keluar vila, lalu masuk ke dalam mobil.Jess juga sedang duduk di dalam mobil. Dia mengernyit bingung, "Tuan Morgan kok balik lagi?"Sebenarnya hari ini Morgan pulang untuk bicara dengan Joanna tentang kerja sama dengan Keluarga Debrista.Morgan memijit pelipisnya, "Nggak perlu lah, dia selalu memihak Kak Maxime, mendingan kita langsung ke Sandy aja."Jess tidak bisa berkata apa-apa lagi."Ya."Padahal seingat Jess, Joanna selalu adil pada Maxime dan Morgan. Entah mengapa Morgan menganggap ibunya pilih kasih.Jess meminta sopir untuk pergi ke kediaman Keluarga Debrista.Sandy dari Keluarga Debrista punya temperamen yang aneh dan kepribadian yang kejam. Entah apa dia setuju untuk bekerja sama dengan Morgan atau tidak.Morgan tidak terburu-buru karena dia memegang rahasia Sandy.Dia memejamkan mata untuk tidur sesaat, tapi tidak bisa. Bayangan Reina dan keluarganya masih melekat di benaknya.Harusnya momen yang begitu hangat ini adalah miliknya!Tapi sekarang, malah jadi milik Max

    Last Updated : 2024-11-05
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1592

    Di satu sisi, Jess merasa kasihan karena neneknya mengkhawatirkannya di usia yang begitu tua. Di sisi lain, dia merasa di usia yang begitu tua, dia benar-benar harus mencari pendamping.Dia mengetik balasan, "Nenek, aku mengerti, nanti aku hubungi Erik lagi."Setelah pesan ini terkirim, neneknya akhirnya berhenti mengirim pesan.Jess juga mematikan teleponnya dan berhenti bicara.Akhirnya mereka sampai di kediaman Keluarga Debrista.Morgan membuka matanya dan keduanya turun dari mobil bersama-sama. Tidak ada satu pun yang membahas percakapan Jess dengan neneknya tadi....Di sisi lain, malam itu Reina dan Maxime pulang ke rumah.Reina bertanya padanya, "Ke depannya kedua anak itu akan tinggal di sana?"Meski Reina amnesia, entah mengapa dia agak enggan berpisah dengan si kembar."Nanti waktu ingatanmu balik, kalau kamu mau membesarkan anak-anak itu sendiri, kita jemput mereka pulang," jawab Maxime.Reina mengangguk, "Oke."Sesampainya di rumah Keluarga Andara, hari sudah sangat larut d

    Last Updated : 2024-11-05
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1593

    Tentu saja Sisil sangat mau. Kalau mereka tinggal bersama, mereka pasti bisa lebih dekat. Siapa tahu, dua orang yang sendirian bisa ....Dia tidak berani memikirkannya lagi dan mengangguk berulang kali, "Oke, oke, setuju.""Terus Brigitta gimana?"Setelah menyingkirkan Sisil, 'kan masih ada Brigitta.Maxime juga merasa sulit.Sebenarnya ada beberapa rumah kecil di vila Keluarga Andara. Maxime akan bicara dengan Brigitta besok.Malam itu, Reina bermimpi dia dan Maxime tidur bersama, lalu melakukan beberapa hal yang seharusnya tidak mereka lakukan.Setelah bangun, pikiran Reina dipenuhi dengan momen aneh.Dia menepuk wajahnya, "Reina, kamu kenapa sih! Jangan begini dong!"Reina tidak berani keluar kamar begitu teringat semalam ciumannya dengan Maxime ketahuan Sisil.Setelah ragu-ragu untuk waktu yang lama dan mendengar sepertinya tidak ada gerakan di luar, Reina keluar.Tapi, dia langsung melihat Sisil sedang mengemasi barang bawaannya.Dia mengernyit bingung, "Sisil, kamu ngapain? Kamu

    Last Updated : 2024-11-05
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1594

    "Bos, aku benar-benar nggak menyangka orang yang membantu Syena dan memfitnahmu di internet itu ternyata tantemu sendiri." Sisil tidak bisa berkata-kata. Setelah bicara, dia menambahkan, "Tapi waktu itu dia belum tahu identitasmu, semua salah paham."Saat mereka mengobrol, Naria sudah datang ke ruang tamu."Nana."Naria tampak berseri-seri. Meski sudah kepala empat, dia masih terlihat seperti di usia kepala tiga.Dia mau memeluk Reina, tapi kali ini Reina sudah bersiap dan menghindarinya.Naria merasa kecewa, "Nana, kok jahat sih? Kok nggak ngasih tantemu ini meluk kamu?"Naria bertingkah seperti anak manja.Sisil tidak percaya saat melihat bos besar bertingkah seperti ini di depan Reina."Bibi Naria, jangan seperti ini.""Boleh nggak jangan manggil aku Bibi? Panggil Tante aja, soalnya panggilan Bibi itu terlalu formal, aku jadi kelihatan tua." Naria berpura-pura tidak senang.Reina hanya bisa menurut, "Tante, kok ada di sini?"Yah, memanggil 'tante' lebih mudah dibanding memanggil 'ib

    Last Updated : 2024-11-05
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1595

    "Brigitta ...." Naria menggumamkan nama itu dan tiba-tiba matanya berbinar, "Kakekmu ... Jefry bukan?"Saat nama ini disebutkan, ekspresi Brigitta berubah dan dia mengangguk berulang kali, "Ya, kamu kenal kakekku?""Lebih dari sekedar kenalan, lelaki tua itu sering memintaku datang untuk bermain. Kamu belum lahir." Setelah Naria selesai bicara, dia berkata dengan menyesal, "Sayang sekali Keluarga Fandie nggak lagi seperti dulu, kamu pasti banyak menderita."Hanya dengan beberapa kalimat, Naria berhasil mendekatkan diri dengan Brigitta.Brigitta seperti Sisil, awalnya waspada terhadap Naria, tapi sekarang dia berubah pikiran."Itu semua sudah berlalu," jawab Brigitta sambil menundukkan kepalanya.Naria tampak menyesal, "Waktu kejadian Keluarga Fandie, aku belum punya kemampuan. Maaf ya aku nggak bisa membantu kalian."Brigitta menggeleng, "Ini semua adalah takdir. Keluarga Fandie nggak menyalahkan siapa pun."Ini adalah pertama kalinya Reina mendengar Brigitta bicara tentang keluarganya

    Last Updated : 2024-11-06
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1596

    Saat sarapan, Liane pun diam-diam belajar dari Naria."Kok kamu berhasil membujuk Reina dan temannya keluar?""Itu bukan sesuatu yang mudah untuk diajarkan, Kak. Kakak harus pelan-pelan, jangan nggak sabaran," jawab Naria/Liane juga tahu dia tidak boleh terburu-buru, tapi dia takut fisiknya tidak kuat menunggu.Naria pun menghiburnya, "Nana itu anak yang baik, suatu saat nanti dia pasti akan tahu. Yang terpenting saat ini adalah bisa rukun dengannya, terlepas dari identitas apa pun yang harus digunakan."Liane mengangguk, "Oke, terima kasih.""Kita ini bersaudara, buat apa sungkan?"Naria pun memeluk Liane dengan sedih. Dia merasa sangat tertekan saat melihat pelipis Liane yang ditumbuhi semakin banyak uban."Kak, kamu harus jaga diri baik-baik.""Iya, aku tahu." Liane merasa aneh karena mendadak dipeluk Naria. "Kamu kenapa sih? Kok tiba-tiba memelukku?""Dengan begini kita bisa jadi lebih dekat," jawab Naria sambil tersenyum. "Ayo, kita duduk dan makan bersama orang-orang muda sepert

    Last Updated : 2024-11-06
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1597

    Syena menatap mereka berdua dengan dingin sambil memantapkan hati. Begitu Naria pergi, dia akan langsung melaksanakan rencananya.Setelah makan malam, Liane mengantar Naria ke bandara.Syena belum tidur saat Liane pulang, jadi Syena memberikan Liane segelas susu hangat, "Diminum dulu susunya, Bu.""Iya, makasih." Liane mengambil gelas itu dan menenggak isinya tanpa berpikir macam-macam.Setelah minum, dia menatap Syena dan berkata dengan tulus, "Ibu dan bibimu habis menemui Nana hari ini.""Apa Nana sudah memaafkan Ibu sekarang?" tanya Syena berpura-pura baik.Liane menggeleng, "Dia masih asing dengan Ibu, Ibu nggak tahu harus bagaimana agar dia mau memaafkan Ibu."Setelah itu, Liane menengadah menatap Syena lagi."Syena, Ibu sudah mengubah isi surat wasiat Ibu. Setengah dari warisan Ibu akan jatuh ke tangan Nana. Kamu nggak keberatan, 'kan?"Setengah harta warisan!Kenyataan ini benar-benar menohok perasaan Syena.Bisa-bisanya Liane mewariskan setengah dari hartanya kepada orang yang

    Last Updated : 2024-11-06
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1598

    Rizki menghampiri Reina, lalu langsung berlutut tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Reina sontak terlihat kaget."Kalian sedang apa?"Liane pun berjalan ke samping Rizki, "Nana, dialah yang menculik dan nyaris membunuh Riko. Itu semua atas perintahku.""Tolong maafkan aku, Nona Reina!" timpal Rizki. "Kepulanganku kali ini semata-mata untuk menebus dosa-dosaku. Aku bahkan rela mati kalau kamu menyuruhku mati sekarang juga!"Sekujur tubuh Liane sontak gemetar.Rizki sudah bertahun-tahun mengikutinya dan selalu mementingkan dirinya. Liane tidak akan berada di posisinya yang sekarang tanpa Rizki."Nana, kumohon tolong maafkan Rizki," ujar Liane memberanikan diri. "Aku tahu aku nggak pantas memohon seperti itu. Sebagai nenek Riko, justru aku yang harusnya mati dan bukannya Rizki."Reina akhirnya mengerti tujuan kedatangan mereka.Ingatannya memang belum benar-benar pulih, tapi samar-samar dia masih ingat bagaimana Riko pernah berada dalam bahaya.Yang mereka incar itu nyawa putranya!Mereka

    Last Updated : 2024-11-06

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2011

    Angin dingin menderu-deru di luar dan rintik air hujan mulai turun.Sisil menatap ke langit, matanya tidak lagi berbinar seperti dulu, sekarang malah terlihat kesepian.Reina datang ke sisinya dan memanggil, "Sisil."Sisil tersadar dari lamunannya dan menatap Reina."Hm? Ada apa Bos? Pangsitnya sudah matang?"Reina menghela napas, "Baru juga mulai masak, mana mungkin sudah matan?""Oh.""Kamu kenapa? Kok sedih? Kamu kangen Deron ya?" tanya Reina.Belakangan Deron izin mau pulang, katanya ada urusan. Tapi Reina tidak tahu apa urusannya dan tidak bertanya.Sisil terdiam lama sebelum berkata, "Kayaknya ... aku dan Deron nggak mungkin sampai pelaminan.""Kok kamu bilang gitu?" Reina bingung.Sisil menarik napas dalam-dalam, "Aku juga nggak tahu kenapa. Kita sudah lama pacaran tapi aku masih belum mengenalnya dengan baik. Aku nggak tahu di mana rumahnya, siapa anggota keluarganya atau siapa dia. Aku juga nggak tahu sebenarnya apa yang ada di pikirannya."Reina juga bingung bagaimana harus m

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2010

    Liane tersenyum penuh arti saat melihat ruangan itu penuh dengan orang datang menanti kedatangannya."Terima kasih."Kelopak mata Liane terasa berat, dia hanya punya sedikit tenaga untuk mengobrol dengan orang-orang ini.Semua orang paham situasi Liane. Reina menyuruh suster mengantar Liane ke kamar untuk beristirahat.Riki ikut masuk ke kamar untuk menghibur Liane.Liane sedang berbaring di kasur, dia bahagia menatap Riki yang energik.Dia memanggil Reina dan berkata dengan lemah, "Meski hanya sebentar, Ibu merasa hidupku sangat bahagia."Reina menggenggam tangan Liane dan menyelimutinya."Ibu harus cepat sembuh supaya bisa main bareng sama keempat cucu ibu.""Oke."Liane kehilangan energinya, dia menutup matanya dan tertidur.Reina menatap wajah Liane yang sedang tidur cukup lama. Setelah itu dia menoleh menatap Riki dan berkata, "Riki, ayo keluar biar nenek bisa tidur nyenyak.""Oke."Riki mengangguk berulang kali dan mengikuti Reina keluar sambil berjinjit.Di lantai bawah, semua o

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2009

    Reina merasa jika dia berhasil mengubah Diego, dia baru bisa menerima kebaikan Anthony tanpa rasa bersalah.Kalau Diego benar-benar tidak bisa berubah, maka Reina hanya akan membantu Diego untuk terakhir kalinya.Setelah selesai mengurus semuanya, Reina memejamkan mata dan hendak istirahat. Namun tiba-tiba ponselnya berdering, Maxime melakukan panggilan video.Reina mengangkat telepon itu dan terlihatlah wajah tampan Maxime di layar ponselnya.Reina mengernyit bingung, "Ada apa?"Sebelum Maxime menjawab, sebuah wajah kecil tiba-tiba muncul di layar ponsel Reina."Mama, rumah Mama pindah di rumah sakit ya?""Hah? Ya nggak lah. Mama 'kan di rumah sakit nemenin Nenek Liane. Nanti kalau nenek sudah sembuh, Mama juga pulang."Riki bukan anak tiga tahun, tentu dia tahu Reina berbohong."Mama, gimana kalau Mama bawa pulang nenek?" ucap Riki.Reina merasa tertekan.Sebenarnya, belakangan ini Liane juga sudah merengek ingin pulang.Kondisi Liane terlalu parah, tidak bisa disembuhkan. Daripada m

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2008

    "Kamu ... kamu ngapain?" Adrian tergagap.Sepertinya Hanna baru sadar bahwa perbuatannya salah, jadi dia langsung melepaskan tangannya."Hmm ... aku nggak bermaksud melecehkanmu, jangan ambil hati ya." Hanna menjelaskan.Karena menunduk, Hanna tidak sadar kalau mata Adrian yang menatapnya memanas."Nona Hanna, kamu benar-benar nggak mengingatku?" Adrian tiba-tiba bertanya."Hah?" Hanna mengernyit bingung, "Kita sudah saling kenal sebelum ini?"Melihat ekspresi bingung di wajah Hanna, Adrian tahu bahwa Hanna pasti sudah melupakannya atau tidak mengingatnya."Nggak, mungkin aku salah ingat. Kalau nggak ada urusan lain, aku balik dulu."Adrian meninggalkan Hanna dan buru-buru berjalan ke halte.Hanna menatap punggung Adrian dari kejauhan, tapi tidak dapat mengingat di mana dia pernah melihatnya sebelumnya.Hanna menghela napas, "Hahh sudahlah, mendingan nggak cari gara-gara sama lelaki."Hanna trauma dengan kaum pria setelah beberapa kejadian kemarin.Hanna hampir ditipu beberapa kali dan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2007

    Hanna kembali ke tempat duduknya, berpura-pura tidak peduli dan berkata, "Sudahlah, dia bukan pelayan yang baik. Kita aja yang minum."Beberapa pelayan tampan lainnya mendatangi Hanna dan bertanya."Nona Hanna, kalau Adrian nggak mau menemani kalian minum, kami saja yang temani. Gimana?"Hanna hanya melirik dan langsung mengibaskan tangannya, "Nggak usah deh, aku nggak mau minum sendirian aja. Sana pergi."Para pelayan itu pun pergi dengan sungkan.Mereka tidak mengerti, apa bedanya mereka dan Adrian? Kenapa Hanna cuma mau ditemani Adrian dan menolak mereka?Mereka kembali ke ruang para pelayan di belakang dan saat melihat Adrian sedang mencuci gelas bir, mereka menyindirnya."Cih, dasar sok suci. Dari luar sih kelihatan kayak pria baik-baik, tapi ternyata dari awal sudah mengincar wanita kaya itu, 'kan?""Aku nggak nyangka ada pria yang begitu licik. Kamu sengaja ya membuat Nona Hanna memperhatikanmu?""Sudah kubilang trik rendahanmu ini mungkin berhasil buat sementara, tapi kalau Non

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2006

    Hanna menatap Adrian. Sepertinya mereka pernah bertemu? Tapi di mana? Hanna tidak bisa mengingat Adrian.Hanna menyahut kesal, "Kamu meremehkanku? Hah?"Adrian tertegun sejenak, lalu menggeleng."Nggak, aku cuma mengingatkanmu aja."Adrian menjawab dengan sopan.Hanna menatap wajah tampan Adrian dengan kesal dan berkata, "Hei adik kecil, kamu meremehkanku ya? Kukasih tahu, aku itu nggak akan mabuk meski minum seribu cangkir juga."Adrian hanya menatap Hanna sesaat, lalu balik badan dan pergi tanpa mengucapkan apa-apa.Perilaku Adrian membuat Hanna semakin merasa terhina.Hanna langsung berdiri dan sebelum Reina dan Sisil sempat bereaksi, dia menyusul Adrian dan menghadangnya."Siapa namamu?"Adrian jelas tidak menyangka Hanna akan menanyakan namanya, jadi dia langsung menjawab, "Adrian.""Adrian?"Sejujurnya, nama ini sangat pasaran, mungkin banyak orang punya nama yang sama.Hanna berpikir lama sebelum berkata, "Adrian, hari ini kamu nggak perlu bekerja. Aku pesan kamu seharian ini, a

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2005

    "Mmm ... Hanna." Sisil memanggilnya pelan.Hanna mengangguk berulang kali.Reina menatap dua temannya itu dan spontan tersenyum, "Oke, ayo masuk.""Oke."Mereka bertiga masuk ke dalam bersama-sama.Manajer klub langsung menyambut mereka karena dia mengenal Reina dan Sisil, teman baik istri bosnya.Karena manajer begitu menjaga Reina, para staf pun menoleh ke arah mereka dan mengenali salah satu dari kawanan Reina, Hanna.Salah satu staf menyenggol lengan rekan di sebelahnya dan mengejek, "Adrian, sudah jangan lihat dia terus. Mau kamu pelototi juga dia bukan milikmu. Sadar diri lah, kamu siapa, dia siapa?"Saat Adrian mendengar ucapan temannya, dia hanya bisa menunduk dan tidak berkata apa-apa.Rekan lainnya datang."Adrian, kemarin kan kamu sudah jadi pria sejati yang menyelamatkan si cantik. Perempuan yang kemarin kamu selamatkan itu dari Keluarga Sunandar, 'kan? Dia belum membalas kebaikanmu, 'kan? Keluarga Sunandar punya bisnis keluarga yang besar. Minta uang jajan aja sama mereka,

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2004

    Ibu Hanna membawa selembar cek dan menandatanganinya.Hanna panik, "Ibu nggak usah ngasih dia sebanyak itu, kalau mau juga kasih satu miliar aja, anggap saja kita sedekah. Mereka itu memeras kita.""Diam!" Ibu Hanna menatap putrinya dengan dingin, "Masih belum cukup kamu bikin malu?"Ibu Hanna tahu Nyonya Liz ini bukan orang baik dan orang yang sulit dihadapi.Jadi Ibu Hanna lebih baik mengeluarkan uang sebanyak itu supaya bisa mengusir Nyonya Liz, dia tidak mau mengambil risiko reputasi Hanna di luar sana hancur.Hanna tidak punya pacar. Kalau Nyonya Liz merusak reputasi Hanna, Hanna makin sulit menemukan pasangan hidup.Nyonya Liz tidak menyangka dia bisa mendapat balik 80 miliar semudah itu. Nyonya Liz mengulurkan tangan untuk mengambil selembar cek itu, tapi ibu Hanna langsung menarik balik lembar cek itu."Kamu tanda tangan kwitansi ya, buat bukti kalau uang ini sudah kamu kembalikan. Jangan datang ke sini lagi buat minta uang sama kami."Nyonya Liz berkata tanpa malu-malu, "Ya, o

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2003

    "Kalau putrimu bukan wanita yang seperti itu, tolong kembalikan padaku semua biaya yang Diego bayar saat mereka berkencan. Harusnya bagi kalian, puluhan miliar itu uang kecil, 'kan?" ucap Nyonya Liz.Puluhan miliar!Ibu Hanna membelalak tidak percaya.Meski baginya puluhan miliar memang bukan apa-apa ....Tapi tetap saja dia tidak rela mengeluarkan puluhan miliar untuk hal yang tidak jelas."Bibi Sari, panggil Hanna."Ibu Hanna menyuruh pelayan di sampingnya."Oke."Bibi Sari langsung naik ke lantai atas, mengeluarkan Hanna dari kamar dan menceritakan bahwa terjadi sesuatu di bawah.Saat Nyonya Liz mendengar bahwa Hanna akan datang, dia malah takut berhadapan dengan Hanna, sehingga dia merasa tidak nyaman.Ketika Hanna turun, dia melihat ke arah Nyonya Liz dan berpikir ibunya sedang mencari mak comblang untuknya lagi, "Ibu nyariin aku mak comblang lagi?""Mak comblang apa? Dia datang buat minta uang!""Minta uang?" Hanna terlihat bingung, "Uang apa?""Nona Hanna lupa ya? Aku nenek Dieg

DMCA.com Protection Status