Share

Bab 1543

Penulis: Kacang Merah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 18:00:00
Mama Bobby merasa, kalau bukan karena surat rekomendasi ini yang datang tepat waktu, pernikahannya pasti sudah tidak selamat.

Reina bisa mendengar mama Bobby yang begitu bahagia, Reina pun menjawab dengan hangat, "Kamu dan Bobby jadi sasaran Melisha dan menderita karena aku. Sudah seharusnya aku membantumu."

"Nggak, nggak, Nggak, kamu sudah banyak membantuku. Aku nggak takut sama Melisha." Mata mama Bobby memerah.

Dia tahu meski bukan karena Reina, Melisha sudah tidak menyukai dirinya.

Bagaimanapun, bisnis suami mama Bobby sedang menurun, sehingga di mata Melisha, Bobby tidak pantas berada di satu sekolah yang sama dengan Tommy.

"Sudah nggak usah dipikirin, istirahatlah, ini sudah malam. Lain kali kalau kamu ada waktu, kita makan-makan lagi ya?" tanya Reina.

"Oke, oke." Suara mama Bobby tercekat oleh isak tangis.

Setelah mengobrol dengan mama Bobby, Reina menutup telepon. Dia merasa senang bisa membantu temannya.

Sekarang Reina masih punya satu surat rekomendasi, dia sedang menimbang a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1544

    Reina juga tidak mau meladeni Diego lebih lanjut. "Sudah ya, aku tutup aja teleponnya.""Bagus, ya! Mentang-mentang kamu sekarang udah jadi kaya, makanya kamu nggak peduli lagi dengan nasib adikmu! Bagus sekali! Ternyata aku yang buta!" Diego menutup telepon.Akan tetapi, setelah menutup telepon, Diego menjadi benar-benar takut Reina akan memutuskan hubungan keluarga dengannya. Dia pun segera mengirimkan pesan kepada Reina untuk meminta maaf."Kak, Kakak 'kan tahu kalau sekarang aku ikut dengan Kak Morgan. Kak Morgan jadi uring-uringan terus semenjak ribut denganmu. Aku juga takut ke depannya terseret, itu sebabnya aku mengadu padamu. Kalau kamu nggak mau, ya sudahlah."Reina membaca pesan dari Diego itu dengan perasaan yang berkecamuk.Dia akhirnya membalas, "Iya, oke."Diego sontak merasa lega.Namun, bukan ini yang dia inginkan.Diego akhirnya bangkit berdiri dari kursi kantornya dan berjalan keluar.Karena langit sudah gelap, jadi dia meminta diantarkan oleh supir."Pak Diego mau k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1545

    Saat mendengar ucapan Liane bagaimana Reina bisa datang bekerja dan melakukan apa pun yang dia mau, sorot tatapan Syena pun terlihat sangat iri."Gini masih bisa bilang kalau pilih kasih?" cibir Syena di dalam hati. "Sepertinya, aku harus bertindak duluan atau semuanya akan jatuh ke tangan Reina."Diego tidak menyangka Liane semurah hati ini.Sayangnya, sekarang yang dia inginkan hanyalah uang."Kakakku masih mau memulai dari awal dengan membuka perusahaannya sendiri."Liane juga jadi tidak bisa membantah lebih jauh. "Ya sudah, tunggu sebentar.""Oke."Diego benar-benar tidak menyangka Liane ternyata sepolos ini. Tidak lama kemudian, Liane sudah memberinya empat triliun."Kalau jumlahnya nggak cukup, datang lagi saja temui aku.""Oke!"Diego lantas berjalan keluar dengan ekspresi gembira.Begitu Diego sudah pergi, si sekretaris pun bertanya dengan cemas, "Bu Liane, kayaknya bukan solusi yang bijaksana memberinya uang sebanyak itu? Gimana kalau dia ternyata bohong?""Memangnya dia bohon

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1546

    Akan tetapi, Reina tidak langsung menelepon Liane. Dia hanya memandangi layar ponselnya dengan ragu.Dia akhirnya bangkit berdiri dan kembali ke ruang tamu. Setelah itu, Reina memantapkan hati untuk menelepon Liane.Liane sedang menghadiri rapat saat telepon dari Reina masuk ke ponselnya. Sorot tatapannya sontak terlihat gembira, "Nana!"Liane langsung bangkit berdiri sambil berkata, "Rapat hari ini sampai di sini saja."Semua orang refleks saling bertatapan dengan bingung. Setelah sekian tahun bekerja, ini pertama kalinya mereka melihat Liane menyudahi rapat hanya karena ditelepon seseorang.Liane bergegas keluar sambil membawa ponselnya karena dia takut telepon itu keburu putus.Sesampainya di luar, dia langsung mengangkat telepon itu."Nana? Kenapa kamu menelepon Ibu?"Liane menyapa dengan suara yang terdengar lembut dan senang.Kata-kata "Ibu" yang Liane gunakan menyentuh hati Reina.Dalam hidupnya ini, Reina paling mendambakan kasih sayang keluarga.Sesuatu yang dianggap sepele ol

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1547

    Mana mungkin Syena akan tinggal diam? Dia langsung bangkit berdiri dan berjalan pergi sambil membawa tasnya.Liane juga sudah sampai di rumah.Liane segera memanggil para pelayan untuk membantunya sekaligus bertanya pada mereka."Anak perempuan zaman sekarang sukanya makan apa?"Anak perempuan?Syena lantas mencibir di dalam hati. Anak perempuan apanya! Reina saja sudah melahirkan empat orang anak!Harusnya dia disebut wanita, 'kan!"Bu Liane, menurutku Nona Reina akan suka apa pun yang Bu Liane masak sendiri," jawab si pengasuh dengan nada menyanjung.Liane pun tersenyum, "Kalau gitu, aku akan masak banyak supaya pilihannya lebih beragam."Syena yang berdiri di samping jadi merasa sangat iri."Ma, Ibu saja jarang masak buatku.""Ibu bahkan belum pernah memasak satu kali pun buat Nana," jawab Liane sambil menatap Syena.Syena sontak terdiam.Dia cemberut, tapi segera mengubah sikapnya."Ibu jangan salah paham, aku bukannya iri dengan adikku. Aku juga mau punya ibu kandung kayak Ibu. Tr

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1548

    Liane sendiri sudah nyaris lupa seperti apa wajahnya sebelum menjalani operasi plastik.Reina merasa agak kikuk karena terus ditatap oleh Liane, jadi dia menundukkan kepalanya dan bergegas menyelesaikan makannya."Kok kamu makannya dikit banget? Sudah kenyang?" tanya Liane dengan penuh perhatian."Iya, sudah, terima kasih."Reina kembali berterima kasih.Liane merasa sangat sedih melihat betapa sungkannya Reina terhadapnya.Dia tahu bahwa segala sesuatunya tidak bisa diburu-buru, "Makan saja dan istirahat sebentar. Aku akan mengantarmu ke suatu tempat nanti."Reina tidak setuju, tapi menjelaskan tujuan utamanya datang ke sini."Bisakah kamu kasih tahu aku berapa banyak uang yang kamu berikan pada Diego? Aku nggak mau hutang budi pada orang lain."Mata Liane bergetar dan tenggorokannya seperti tersumbat.Berutang budi pada orang lain?Dia adalah ibu kandungnya, bagaimana mungkin orang lain?"Nana, Bukannya aku bilang? Uang ini adalah pembayaranku, kalau bukan karena Keluarga Andara, aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1549

    Liane merasa seolah-olah ada beban berat yang menindih dadanya."Oke, kita biarkan semua berjalan pelan-pelan sesuai waktu. Kita mengenal pelan-pelan ya."Liane tahu, setelah selama ini terpisah dan dia sudah melakukan begitu banyak hal buruk pada Reina, wajar jika Reina tidak dapat langsung menerima dirinya.Liane hendak mengatakan sesuatu yang lain, tetapi ponsel Reina berdering.Reina mengambil ponselnya dan melihat Maxime meneleponnya."Ada apa?" Dia menjawab telepon.Tadi waktu ke sini, Reina memberi tahu Maxime.Maxime merasa sedikit lega saat mendengar suaranya, "Kok kamu belum pulang? Kamu baik-baik saja di sana?""Iya nggak apa-apa, sebentar lagi aku pulang."Setelah Reina selesai bicara, dia menutup telepon.Dia kembali menatap Liane, "Kalau nggak ada urusan lain, aku pulang dulu."Liane menariknya, "Nana, kata Diego kamu mau buka perusahaan dan mencari pekerjaan. Kamu mau gabung ke Grup Yinandar? Kamu mau kerja di bidang apa, Ibu bisa atur untukmu.""Nggak perlu."Reina meno

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1550

    Setelah itu, Maxime membuat janji untuk bertemu Diego.Diego tersenyum menatap Maxime, dia menyapa, "Kakak ipar, ada perlu apa nih? Apa kakakku memberitahumu tentang aku? Kakakku itu lembut hati banget, padahal Keluarga Yinandar sudah bersalah padanya. Apa salahnya minta sejumlah uang dari Keluarga Yinandar?Mata Maxime penuh dengan ejekan ketika mendengar kata-kata Diego yang tidak tahu malu."Kamu benar, tapi kamu nggak boleh melakukannya atas nama kakakmu."Diego tersedak dan wajahnya sedikit menegang.Dia agak takut pada Maxime, "Kak, aku juga terpaksa. tolong jangan salahkan aku."Maxime menyesap air minumnya."Jangan khawatir, aku nggak akan menghukummu.""Serius?" Diego menghela napas lega.Jika Maxime benar-benar mencari masalah dengannya, dia saat ini sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Berapa banyak uang yang kamu minta dari Keluarga Yinandar?" Maxime langsung ke pokok permasalahan.Diego tahu bahwa dia tidak bisa menyembunyikannya dari Maxime, jadi dia menga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1551

    Tepat saat Maxime akan mencium Reina, tiba-tiba terdengar suara dari pintu."Papa, Mama ... yuk sarapan." Ketika Riki berjalan mendekat, dia melihat orang tuanya berdiri sangat berdekatan.Dia langsung menutup matanya.Reina tersadar dari lamunannya dan mundur beberapa langkah, ingin rasanya mengubur diri di dalam goa.Riki masih terus berceloteh, "Papa, Mama, kata nenek kalian mau ngasih aku adik lagi?""Boleh nggak sekarang aku dikasih adik cewek? Soalnya adik cowoknya sudah terlalu banyak."Riki juga ingin adik perempuan supaya dia bisa merasakan jadi kakak laki-laki yang melindungi adik perempuan.Memberi adik lagi?Begitu Reina membayangkan adegannya, wajahnya memerah dan terasa panas.Maxime berjalan menghampiri Riki dengan ekspresi kesal, lalu menjinjing Riki sambil berjalan ke lantai bawah."Lain kali bisa nggak lihat sikon pakai mata?"Riki memutar bola matanya, "Papa, harusnya Papa bilang hal ini ke diri sendiri. Coba, berapa kali aku harus bantuin supaya Papa bisa dapetin ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1969

    "Maaf, aku ada urusan mendadak. Boleh aku bayar nanti?" tanya Sophia."Kapan? Kami pulang kerja jam lima." Suster itu melanjutkan, "Kami nggak bisa bantu banyak dalam urusan pembayaran begini, kamu ngerti, 'kan?"Sophia meremas ponselnya erat-erat."Ya aku tahu, aku akan sampai sebelum jam lima.""Oke."Setelah menutup telepon, Sophia bahkan tidak sempat merasa sedih.Karena tidak dapat menemukan Diego, dia hanya bisa meminta manajer membantunya.Sayangnya manajer itu juga tidak dapat berbuat apa-apa, "Aku sudah minta departemen keuangan ngasih kamu 200 juta lho. Sekarang aku nggak bisa membuat pengecualian apa pun."Manajer itu juga seorang pekerja.Sinar di mata Sophia meredup.Sekarang dia harus bagaimana?Manajer juga tahu dia ikut bersalah dalam kasus kali ini, tidak seharusnya dia memberikan uang itu pada Diego tanpa sudah benar-benar paham orang seperti apa Diego itu."Sophia, aku cuma ada uang 40 juta, itu uang pribadiku. Kamu tahu 'kan, semua uangku dipegang istriku?"Sophia b

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1968

    Diego mengernyit. Namun saat hendak masuk, Diego mendengar suara Sophia dari dalam ruangan, "Kak, mau tambah dua botol bir lagi nggak?""Oke! Aku tahu kamu lagi butuh uang buat keluargamu.""Terima kasih, Kak." Sophia langsung mengucapkan terima kasih.Mereka mendapat komisi untuk setiap botol bir yang terjual.Diego perlahan mengendurkan tangannya pada pegangan pintu.Diego sadar kalau sekarang dia masuk, usaha Sophia akan sia-sia, mustahil juga dapat bonus.Diego mundur selangkah dan berniat menunggu Sophia keluar dari ruangan itu saat tiba-tiba dia terpikir sesuatu."Apa aku taruhkan saja ya uang ini?" Diego bergumam pada dirinya sendiri.Diego ingat, ada seorang bos yang bilang padanya ada sebuah barang yang tidak terlalu mahal perlu dijual. Asal Diego bisa menjualnya, dia akan dapat komisi tiga kali lipat.Diego menatap uang 200 juta di tangannya. Harusnya uang ini cukup buat beli barang itu, 'kan?Setelah Diego memantapkan hati, dia langsung bergegas pergi sambil berkata pada rek

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1967

    Manajer itu tahu situasi keluarga Sophia, dia menghela napas."Sophia, kamu gadis yang baik, tapi penyakit parah orangtuamu itu kayak jurang maut. Uang sebanyak apa pun bakal habis. Mendingan kamu simpan uangmu supaya kamu bisa hidup lebih baik," bujuk manajer itu.Sophia menggeleng, "Pak manajer, aku tahu ucapanmu itu masuk akal, tapi aku nggak bisa."Sophia tidak bisa menghentikan pengobatan orangtuanya dan melihat mereka meninggal begitu saja."Selama masih ada secercah harapan, dia akan mengobati penyakit orangtuanya."Oke, aku akan minta departemen keuangan kasih kamu 200 juta, cukup nggak?"Sophia mengangguk berulang kali dengan penuh rasa terima kasih di matanya, "Cukup, terima kasih Pak manajer, terima kasih."Manajer itu menghela napas lagi, "Sama-sama. Kita semua pekerja, jadi kita harus saling bantu.""Kalau begitu Pak, aku kerja dulu."Entah bagaimana dia bisa membalas kebaikan manajer ini, namun Sophia akan bekerja lebih giat untuk meringankan beban manajer.Manajer itu me

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1966

    "Aku sudah bayar, kalau kalian nggak tinggal di rumah sakit, rumah sakit juga nggak akan mengembalikan uangnya," kata Sophia sambil menatap kedua orangtuanya yang sudah beruban dengan tubuh yang makin kurus, dia merasa sangat sedih.Penghasilan Sophia yang kecil tidak cukup untuk biaya pengobatan orangtuanya, uangnya hanya cukup untuk biaya rawat inap dan kemoterapi.Akhirnya Diego tahu kenapa Sophia terlihat tidak bahagia, karena setiap kali Sophia melihat orangtuanya, dia akan menyalahkan diri karena tidak berguna yang bahkan tidak mampu membayar perawatan medis orangtuanya.Setelah lama mengobrol dengan orangtuanya, Sophia akhirnya keluar kamar karena takut suasana hatinya yang buruk karena frustrasi akan mempengaruhi orangtuanya.Diego yang menunggu di koridor rumah sakit, samar-samar mendengar obrolan Sophia dengan orangtuanya.Dia juga tidak menyangka ada keluarga yang begitu menyedihkan di masyarakat ini.Namun meski sengsara, mereka tetap tidak menyerah dan berusaha menjalani k

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1965

    Sophia menolak, "Mau ngapain? Kamu istirahat aja di rumah."Padahal jarang-jarang Diego bisa istirahat, apalagi Sophia melihat luka Diego belum sembuh."Aku bosan di sini sendirian, aku temenin aja." Diego memang berniat menemani Sophia.Dia tidak berani keluar sendirian karena takut dikenali.Sophia pun berkata, "Oke. Tapi nanti kamu nunggu di luar, jangan sampai orangtuaku melihatmu.""Oke, nggak masalah."Diego memakai baju dan topi yang baru dibeli, membungkus dirinya dengan rapat, lalu pergi bersama Sophia.Di luar, mereka pergi naik bus.Diego mengernyit, "Kenapa nggak naik taksi? Padat sekali ini orangnya.""Hemat." Sophia menjawab dengan singkat, padat dan jelas.Diego terdiam, "Bukannya bulan ini kamu punya banyak uang? Jangan terlalu hemat lah sama diri sendiri."Sebagai orang yang tidak kekurangan uang sejak kecil, Diego sama sekali tidak memahami cara Sophia membelanjakan uang.Sophia mengabaikannya.Begitu sampai di halte yang dituju, Sophia langsung turun bus dan Diego me

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1964

    Dini hari.Sophia membantu Diego pulang.Diego sangat mabuk. Sekujur tubuhnya bau alkohol dan dia terlihat senang memegang uang empat juta di tangan."Ini." Diego menyerahkan uang itu pada Sophia, "Ini biaya makan dan biaya hidup, ini untukmu.""Nggak usah segini banyak." Sophia berkata, "Kamu simpan saja sendiri dan pakai dulu."Diego melambaikan tangannya, "Nggak, kamu aja yang pegang, kalau nggak kamu akan selalu bilang mau mengusirku."Setelah selesai bicara, Diego langsung terkulai di kursi. Kepalanya sakit, lututnya juga sakit."Aku benar-benar nggak nyangka setelah kerja sekeras itu, aku cuma dapat empat juta."Bagi Diego yang dulu, jangankan empat juta, 40 miliar pun bukan apa-apa.Tapi bagi Sophia, uang ini sudah lebih dari cukup. "Segelas anggur dapat 200 ribu. Menurutku sudah cukup bagus sih, lebih banyak dari pendapatan orang biasa."Diego menatapnya dengan bingung, "Kenapa?""Kamu tahu nggak gaji bulanan pekerja biasa itu paling juga cuma 12 juta." Sophia menghela napas, "

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1963

    Suara Diego terdengar serak.Wajar saja. Dia baru menyanyi setidaknya selusin lagu tanpa jeda dan semuanya bernada tinggi, jadi suaranya mulai parau.Wanita itu spontan tersenyum dan menjawab dengan dingin, "Kamu bercanda? Beneran nih nggak mau?"Ekspresi Diego jadi kaku."Kukasih tiga detik!" Wajah wanita itu tampak dingin.Diego langsung ketakutan, dia langsung berlutut untuk minum.Secangkir demi secangkir.Diego merasa tidak nyaman dan sekarang tubuhnya semakin sakit.Para wanita tertawa terbahak-bahak dan melemparkan uang ke wajahnya.Ini semua rencana Reina. Reina memperlakukan Diego sebagaimana Diego dulu memperlakukan orang lain saat dirinya masih jadi tuan muda.Reina mau Diego merasakan apa yang orang lain rasakan.Sekarang Diego sadar, semua ini bukan hanya penyiksaan fisik, tetapi juga harga diri."Lanjut! Kamu pergi keluar sambil merangkak!" kata wanita itu.Diego terkesiap, "Keluar? Boleh nggak kalau nggak?"Di luar ada banyak orang. Mau taruh di mana mukanya kalau ketahu

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1962

    Ari baru pulang dari ibukota. Sudah dari awal dia ingin menghubungi Reina, tapi entah mengapa selalu tidak kesampaian.Sekarang akhirnya dia punya kesempatan bertemu sambil membawa beberapa aktor ke perusahaan Reina."Master Rei, kukira kamu sudah lupa sama aku," ucap Ari sambil memasang tampang sedih.Reina menjawab pasrah, "Aku sibuk banget."Reina pun melihat aktor yang dibawa Ari."Mereka ... bisa?""Jangan khawatir, mereka cuma disuruh akting jadi wanita kaya dan membuat hidup Diego susah, 'kan? Gampang itu sih." Ari terdiam sesaat, lalu melanjutkan, "Apalagi aku juga ikut. Kalau akting mereka kurang meyakinkan, aku bisa langsung turun tangan."Sebenarnya, Ari ikut bukan untuk mengajari para wanita itu tapi untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati Reina."Kamu mau ikut kami juga?" Reina bertanya."Kenapa? Nggak boleh?" Ari bertanya, lalu menundukkan kepalanya, "Hahh, sudah lama banget kita nggak ketemu. Kayaknya sekarang kita bukan sahabat lagi ya?"Reina buru-buru mengge

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1961

    "Aku benar-benar nggak tahu kok kamu bisa sih tahan sampai sekarang."Diego meringis kesakitan, lalu dia berkata, "Aku boleh pinjam ponselmu nggak? Aku mau nelepon kakakku."Diego adalah satu-satunya putra Keluarga Andara. Kalau terus disiksa seperti ini, dia akan mati.Sophia pun memberi ponselnya pada Diego.Sayangnya Diego tidak ingat nomor telepon Reina, dia mencoba beberapa kali tapi selalu orang lain menjawab teleponnya."Kamu mau menelepon kakakmu tapi kok kamu nggak ingat nomor teleponnya?"Diego menggaruk kepalanya, "Ya siapa pula yang bakal ingat?"Tiba-tiba sesuatu terlintas di benaknya, "Aku telepon Grup Yinandar."Diego mencari nomor layanan pelanggan perusahaan dari situs web dan meneleponnya."Halo, ada yang bisa kami bantu?" terdengar suara layanan pelanggan yang ramah dari ujung telepon.Diego buru-buru berkata, "Aku mau cari Reina, manajer umum kalian. Aku adiknya, Diego. Tolong sambungkan ke dia."Orang di seberang telepon terdiam.Samar-samar Diego bisa mendengar pe

DMCA.com Protection Status