Share

Bab 1542

Author: Kacang Merah
"Apa ini?" Ibu mertua mama Bobby membacanya, itu adalah surat rekomendasi dari Akademi Bangsawan Kota Simaliki.

Dia mengernyit bingung, "Surat rekomendasi sekolah apa ini? Sekolah sampah."

Ibu mertua mama Bobby hendak membuang surat itu ke tempat sampah, namun mama Bobby langsung melangkah maju, "Bu, coba aku lihat."

Melihat mama Bobby mencoba menghentikannya, dia pun menatapnya dengan dingin, "Ngapain lihat-lihat! Barang sampah gini kok."

Ayah mertua mama Bobby yang duduk di samping pun tanpa sengaja melirik surat itu dan matanya berbinar.

"Bukannya ini sekolah bangsawan swasta terbaik di sini?"

Sekolah terbaik?

Ayah mertua mama Bobby tidak begitu yakin, dia mengambil surat itu dari tangan istrinya dan setelah membacanya dengan seksama, dia baru yakin.

Ini bukan sembarang surat, apalagi yang menulisnya adalah seorang pengajar ternama.

"Kok kamu bisa dapat surat rekomendasi ini? Seingatku sekolah ini cuma menerima 150 siswa dalam satu angkatan."

Ada banyak orang kaya di Kota Simaliki,
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1543

    Mama Bobby merasa, kalau bukan karena surat rekomendasi ini yang datang tepat waktu, pernikahannya pasti sudah tidak selamat.Reina bisa mendengar mama Bobby yang begitu bahagia, Reina pun menjawab dengan hangat, "Kamu dan Bobby jadi sasaran Melisha dan menderita karena aku. Sudah seharusnya aku membantumu.""Nggak, nggak, Nggak, kamu sudah banyak membantuku. Aku nggak takut sama Melisha." Mata mama Bobby memerah.Dia tahu meski bukan karena Reina, Melisha sudah tidak menyukai dirinya.Bagaimanapun, bisnis suami mama Bobby sedang menurun, sehingga di mata Melisha, Bobby tidak pantas berada di satu sekolah yang sama dengan Tommy."Sudah nggak usah dipikirin, istirahatlah, ini sudah malam. Lain kali kalau kamu ada waktu, kita makan-makan lagi ya?" tanya Reina."Oke, oke." Suara mama Bobby tercekat oleh isak tangis.Setelah mengobrol dengan mama Bobby, Reina menutup telepon. Dia merasa senang bisa membantu temannya.Sekarang Reina masih punya satu surat rekomendasi, dia sedang menimbang a

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1544

    Reina juga tidak mau meladeni Diego lebih lanjut. "Sudah ya, aku tutup aja teleponnya.""Bagus, ya! Mentang-mentang kamu sekarang udah jadi kaya, makanya kamu nggak peduli lagi dengan nasib adikmu! Bagus sekali! Ternyata aku yang buta!" Diego menutup telepon.Akan tetapi, setelah menutup telepon, Diego menjadi benar-benar takut Reina akan memutuskan hubungan keluarga dengannya. Dia pun segera mengirimkan pesan kepada Reina untuk meminta maaf."Kak, Kakak 'kan tahu kalau sekarang aku ikut dengan Kak Morgan. Kak Morgan jadi uring-uringan terus semenjak ribut denganmu. Aku juga takut ke depannya terseret, itu sebabnya aku mengadu padamu. Kalau kamu nggak mau, ya sudahlah."Reina membaca pesan dari Diego itu dengan perasaan yang berkecamuk.Dia akhirnya membalas, "Iya, oke."Diego sontak merasa lega.Namun, bukan ini yang dia inginkan.Diego akhirnya bangkit berdiri dari kursi kantornya dan berjalan keluar.Karena langit sudah gelap, jadi dia meminta diantarkan oleh supir."Pak Diego mau k

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1545

    Saat mendengar ucapan Liane bagaimana Reina bisa datang bekerja dan melakukan apa pun yang dia mau, sorot tatapan Syena pun terlihat sangat iri."Gini masih bisa bilang kalau pilih kasih?" cibir Syena di dalam hati. "Sepertinya, aku harus bertindak duluan atau semuanya akan jatuh ke tangan Reina."Diego tidak menyangka Liane semurah hati ini.Sayangnya, sekarang yang dia inginkan hanyalah uang."Kakakku masih mau memulai dari awal dengan membuka perusahaannya sendiri."Liane juga jadi tidak bisa membantah lebih jauh. "Ya sudah, tunggu sebentar.""Oke."Diego benar-benar tidak menyangka Liane ternyata sepolos ini. Tidak lama kemudian, Liane sudah memberinya empat triliun."Kalau jumlahnya nggak cukup, datang lagi saja temui aku.""Oke!"Diego lantas berjalan keluar dengan ekspresi gembira.Begitu Diego sudah pergi, si sekretaris pun bertanya dengan cemas, "Bu Liane, kayaknya bukan solusi yang bijaksana memberinya uang sebanyak itu? Gimana kalau dia ternyata bohong?""Memangnya dia bohon

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1546

    Akan tetapi, Reina tidak langsung menelepon Liane. Dia hanya memandangi layar ponselnya dengan ragu.Dia akhirnya bangkit berdiri dan kembali ke ruang tamu. Setelah itu, Reina memantapkan hati untuk menelepon Liane.Liane sedang menghadiri rapat saat telepon dari Reina masuk ke ponselnya. Sorot tatapannya sontak terlihat gembira, "Nana!"Liane langsung bangkit berdiri sambil berkata, "Rapat hari ini sampai di sini saja."Semua orang refleks saling bertatapan dengan bingung. Setelah sekian tahun bekerja, ini pertama kalinya mereka melihat Liane menyudahi rapat hanya karena ditelepon seseorang.Liane bergegas keluar sambil membawa ponselnya karena dia takut telepon itu keburu putus.Sesampainya di luar, dia langsung mengangkat telepon itu."Nana? Kenapa kamu menelepon Ibu?"Liane menyapa dengan suara yang terdengar lembut dan senang.Kata-kata "Ibu" yang Liane gunakan menyentuh hati Reina.Dalam hidupnya ini, Reina paling mendambakan kasih sayang keluarga.Sesuatu yang dianggap sepele ol

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1547

    Mana mungkin Syena akan tinggal diam? Dia langsung bangkit berdiri dan berjalan pergi sambil membawa tasnya.Liane juga sudah sampai di rumah.Liane segera memanggil para pelayan untuk membantunya sekaligus bertanya pada mereka."Anak perempuan zaman sekarang sukanya makan apa?"Anak perempuan?Syena lantas mencibir di dalam hati. Anak perempuan apanya! Reina saja sudah melahirkan empat orang anak!Harusnya dia disebut wanita, 'kan!"Bu Liane, menurutku Nona Reina akan suka apa pun yang Bu Liane masak sendiri," jawab si pengasuh dengan nada menyanjung.Liane pun tersenyum, "Kalau gitu, aku akan masak banyak supaya pilihannya lebih beragam."Syena yang berdiri di samping jadi merasa sangat iri."Ma, Ibu saja jarang masak buatku.""Ibu bahkan belum pernah memasak satu kali pun buat Nana," jawab Liane sambil menatap Syena.Syena sontak terdiam.Dia cemberut, tapi segera mengubah sikapnya."Ibu jangan salah paham, aku bukannya iri dengan adikku. Aku juga mau punya ibu kandung kayak Ibu. Tr

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1548

    Liane sendiri sudah nyaris lupa seperti apa wajahnya sebelum menjalani operasi plastik.Reina merasa agak kikuk karena terus ditatap oleh Liane, jadi dia menundukkan kepalanya dan bergegas menyelesaikan makannya."Kok kamu makannya dikit banget? Sudah kenyang?" tanya Liane dengan penuh perhatian."Iya, sudah, terima kasih."Reina kembali berterima kasih.Liane merasa sangat sedih melihat betapa sungkannya Reina terhadapnya.Dia tahu bahwa segala sesuatunya tidak bisa diburu-buru, "Makan saja dan istirahat sebentar. Aku akan mengantarmu ke suatu tempat nanti."Reina tidak setuju, tapi menjelaskan tujuan utamanya datang ke sini."Bisakah kamu kasih tahu aku berapa banyak uang yang kamu berikan pada Diego? Aku nggak mau hutang budi pada orang lain."Mata Liane bergetar dan tenggorokannya seperti tersumbat.Berutang budi pada orang lain?Dia adalah ibu kandungnya, bagaimana mungkin orang lain?"Nana, Bukannya aku bilang? Uang ini adalah pembayaranku, kalau bukan karena Keluarga Andara, aku

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1549

    Liane merasa seolah-olah ada beban berat yang menindih dadanya."Oke, kita biarkan semua berjalan pelan-pelan sesuai waktu. Kita mengenal pelan-pelan ya."Liane tahu, setelah selama ini terpisah dan dia sudah melakukan begitu banyak hal buruk pada Reina, wajar jika Reina tidak dapat langsung menerima dirinya.Liane hendak mengatakan sesuatu yang lain, tetapi ponsel Reina berdering.Reina mengambil ponselnya dan melihat Maxime meneleponnya."Ada apa?" Dia menjawab telepon.Tadi waktu ke sini, Reina memberi tahu Maxime.Maxime merasa sedikit lega saat mendengar suaranya, "Kok kamu belum pulang? Kamu baik-baik saja di sana?""Iya nggak apa-apa, sebentar lagi aku pulang."Setelah Reina selesai bicara, dia menutup telepon.Dia kembali menatap Liane, "Kalau nggak ada urusan lain, aku pulang dulu."Liane menariknya, "Nana, kata Diego kamu mau buka perusahaan dan mencari pekerjaan. Kamu mau gabung ke Grup Yinandar? Kamu mau kerja di bidang apa, Ibu bisa atur untukmu.""Nggak perlu."Reina meno

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1550

    Setelah itu, Maxime membuat janji untuk bertemu Diego.Diego tersenyum menatap Maxime, dia menyapa, "Kakak ipar, ada perlu apa nih? Apa kakakku memberitahumu tentang aku? Kakakku itu lembut hati banget, padahal Keluarga Yinandar sudah bersalah padanya. Apa salahnya minta sejumlah uang dari Keluarga Yinandar?Mata Maxime penuh dengan ejekan ketika mendengar kata-kata Diego yang tidak tahu malu."Kamu benar, tapi kamu nggak boleh melakukannya atas nama kakakmu."Diego tersedak dan wajahnya sedikit menegang.Dia agak takut pada Maxime, "Kak, aku juga terpaksa. tolong jangan salahkan aku."Maxime menyesap air minumnya."Jangan khawatir, aku nggak akan menghukummu.""Serius?" Diego menghela napas lega.Jika Maxime benar-benar mencari masalah dengannya, dia saat ini sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Berapa banyak uang yang kamu minta dari Keluarga Yinandar?" Maxime langsung ke pokok permasalahan.Diego tahu bahwa dia tidak bisa menyembunyikannya dari Maxime, jadi dia menga

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2250

    Gaby tidak menyadari bahwa dia yang memberikan pekerjaannya kepada Maxime, tetapi suaminya yang menerima akibatnya."Gaby, maaf, hari ini aku harus lembut, jadi nggak bisa jemput kamu. Kamu pulang sendiri dan tunggu aku di rumah ya?"Ekki berkata dengan rendah hati di dalam telepon.Gaby mengerutkan kening. "Kenapa kamu lembur lagi? Akhir-akhir ini kamu lembur setiap hari, apa perusahaan sesibuk itu?""Ya, perusahaan memang lagi sibuk sekarang. Bos ke perusahaanmu setiap hari, jangan banyak yang harus aku kerjakan."Ekki juga tidak berdaya.Hati Gaby langsung terasa dingin."Bagaimana lagi, mereka ingin menghabiskan waktu berdua terus.""Bersabarlah, semua ini akan segera berlalu."Gaby menutup telepon dengan berat hati.Reina menatapnya. "Ada apa, Ekki nggak bisa jemput lagi?"Gaby menganggukkan kepalanya. "Aku nggak tahu apa yang terjadi dengannya akhir-akhir ini. Dia selalu lembur setiap hari dan pulang pun selalu terlambat.""Baiklah." Reina bertanya padanya, "Kenapa nggak balik ba

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2249

    "Aku bukan anak kecil lagi, jangan memperlakukanku seperti anak kecil dan menyentuh kepalaku." Reina agak marah.Maxime tidak menganggap serius perkataannya. Dia mengangkat tangannya lagi, mengusap pipinya."Ya, aku mengerti, jangan marah."Reina menatap wajah tampannya. Seketika, dia tidak bisa marah lagi.Tiba di Grup Yinandar.Reina melangkah keluar dari mobil.Maxime juga mengikutinya seperti biasa.Reina tidak merasa aneh. "Hari ini kamu juga mau ikut aku kerja di Grup Yinandar?""Ya." Maxime mengangguk dan menambahkan, "Bukannya setiap hari juga begini?"Reina langsung terdiam.Sejak kembali dari pernikahan Sisil, entah apa yang terjadi dengan Maxime. Dia selalu menempel kepadanya setiap hari, tidak mau pergi."Apa nggak apa-apa kalau kamu nggak pergi ke perusahaanmu?" tanya Reina."Aku bisa kerja secara Online," jawab Maxime.Reina tersedak lagi karena jawabannya.Keduanya berjalan masuk ke dalam perusahaan, bahkan para staf di dalam perusahaan sudah terbiasa dengan hal itu.Mel

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2248

    Mulut Aarav berkedut ketika mendengar kata-kata Reina."Apa katamu?"Reina berpura-pura bingung. "Bukannya Om beli tanah ini buat memperluas makam keluarga? Karena tanah itu nggak jadi diakuisisi, kenapa nggak dijadikan makam keluarga saja?"Aarav marah bukan main ketika mendengar Reina mengatakan ini.Namun, dia menahan amarahnya dan tidak menunjukkannya."Itu ide yang bagus, tapi aku sudah menghabiskan begitu banyak uang, jadi aku nggak punya dana buat melakukan renovasi.""Begini saja, Om serahkan saja masalah ini padaku," kata Maxime.Mendengar itu, Aarav menatapnya dengan wajah penuh keterkejutan. Bukankah suami istri ini sedikit tidak tahu malu?Dia sudah dikerjai habis-habisan, sekarang mereka ingin menambahkan luka di dalam hatinya?Reina dan Maxime berlagak seakan mereka tidak sadar dengan ekspresi Aarav.Reina melanjutkan, "Om, kita ini keluarga, jadi masalah biaya renovasi biar Max yang tanggung. Toh ini buat leluhur kita. Jadi, lebih baik berikan saja tanahnya sama Max, bia

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2247

    Aarav mencengkeram lengan asistennya, matanya menatap tajam ke arahnya.Asisten itu berkeringat dan gemetar saat menjelaskan, "Memang nggak ada nama tanah ini di dalam dokumen itu."Aarav masih tidak bisa mempercayainya. Dia langsung lemas dan hampir jatuh ke tanah."Kenapa bisa begini? Jelas-jelas aku sudah cari tahu dulu.""Bos, sepetinya mereka mengubahnya secara tiba-tiba," kata asistennya itu.Aarav mengepalkan tinjunya. "Mana mungkin! Mana mungkin ...."Tatapannya tiba-tiba tertuju pada Daniel dan yang lainnya, lalu terhenti di wajah Maxime."Kamu! Pasti kamu! Pasti kamu yang menjebakku!"Dia tidak perlu berpikir dengan susah payah. Dia sudah merencanakan semuanya, tetapi tiba-tiba ada perubahan. Pasti ada seseorang yang melakukan sesuatu.Aarav teringat apa yang Maxime janjikan kepadanya, kemudian menjual tanah itu kepadanya. Dari semua proses itu, apa lagi yang tidak dia mengerti?Alis Maxime sedikit terangkat."Om ini bicara apa? Kenapa aku nggak ngerti?"Melihat wajah polosny

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2246

    "Kamu baru tahu beberapa hari yang lalu, tapi bangunan sudah setinggi ini?" Daniel bukan orang bodoh.Satu-satunya alasan dia mempercayai Aarav lagi dan lagi adalah karena dia adalah kakaknya sendiri.Aarav masih bersikeras. "Daniel, aku ini kakakmu, mana mungkin aku bohong sama kamu?"Daniel tidak tahu harus berkata apa lagi saat dituduh seperti ini.Reina yang berada di sampingnya bahkan tidak bisa tahan lagi menyaksikan situasi ini.Aarav juga sudah keterlaluan.Dia baru akan berbicara, tetapi Maxime menghentikannya. Matanya memberi isyarat agar dia menunggu.Melihat ketiganya berhenti berbicara, Aarav tahu bahwa tindakannya ini tidak baik.Dia tidak ingin menyinggung perasaan adiknya yang sudah membantunya mendapatkan uang."Daniel, apa kamu nggak senang kalau aku dapat banyak uang? Kita ini keluarga."Daniel bahkan tidak tahu harus berkata apa, menoleh kepada Aarav. "Kak, kamu begini benar-benar menyakitiku."Maxime angkat bicara pada saat itu."Om, karena kita keluarga, ketika Om

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2245

    Setengah bulan kemudian.Maxime melirik jam dan tahu sudah waktunya, jadi dia menelepon untuk bertanya pada Daniel."Ayah, kebetulan hari ini kita ada waktu luang, apa Ayah mau pergi melihat perluasan makam keluarga?"Mendengar hal ini, Daniel langsung setuju. "Ya."Maxime menutup telepon dan menatap Reina."Mau pergi lihat hal menarik?"Reina menatapnya. Akhir-akhir ini, Maxime sering datang ke perusahaannya. "Hal menarik apa?""Tentang Aarav," kata Maxime."Ya." Wajah Reina menjadi cerah. Memang benar bahwa setiap hari hanya kerja dan kerja sangat membosankan.Dia mengikuti Maxime masuk mobil, lalu pergi ke lokasi makam leluhur.Saat tiba di sana, dia melihat tanah kosong di sebelah makam leluhur itu sekarang menjadi gedung bertingkat dan masih sedang dibangun.Reina sudah mengetahuinya sejak lama, jadi dia tidak merasa terkejut. Namun, Daniel yang baru sampai dan berdiri di depan gedung bertingkat terlihat sangat terkejut."Apa yang terjadi di sini?" Daniel mengambil ponselnya dan m

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2244

    Daniel dapat melihat bahwa mereka saling memandang dengan cara yang berbeda, jadi dia mengatakan, "Kalian nggak paham orang seperti apa Kakak itu. Dia itu orang baik."Joanna sangat ingin mengatakan bahwa dialah yang tidak mengenal kakaknya dengan baik.Semua orang yang duduk di depan meja makan, termasuk Riki dan Riko saja bisa tahu bahwa Aarav bukanlah orang yang baik.Riki dengan ramah berkata kepada Daniel, "Kakek, jangan terlalu percaya sama orang lain.""Riki, nggak usah bujuk kakekmu. Kalau dia sudah bertekad melakukan sesuatu, dia nggak akan mengubahnya."Riki mengiakan, lalu menggelengkan kepalanya sambil berkata dengan tenang, "Sayang sekali, aku pikir semua orang dewasa lebih pintar."Daniel, "Riki, kamu nggak sopan kalau bilang begitu sama Kakek."Riki menatap kakeknya lagi."Aku mengerti. Kakek sangat pintar."Semua orang hampir tertawa terbahak-bahak untuk sekali lagi.Wajah Daniel memerah dan dia berhenti berbicara.Melihat reaksi Daniel, mereka mulai fokus makan dan tid

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2243

    Mendengar perkataan mereka, Aarav marah bukan main.Dia dengan susah payah mendapatkan informasi bahwa pemerintah akan mengambil alih tanah itu. Setelah itu terjadi, harganya tidak akan terhitung.Jika dia menyerahkannya begitu saja, bukankah ini akan menguntungkan Maxime?Dia tidak boleh melakukannya."Joanna, Max, begini saja, aku benar-benar ingin berbakti kepada nenek moyangku. Aku bisa menambahkan sejumlah uang dari harga aslinya, bagaimana?"Maxime menatapnya. "Mana boleh. Om itu keluargaku, mana mungkin aku ngambil uang dari Om?""Ngapain bilang begitu. Lebih baik perjelas saja semuanya. Begini saja, bagaimana kalau aku tambah dua puluh miliar?" kata Aarav.Maxime menatapnya dan tidak mengatakan apa-apa.Sudut mulut Aarav sedikit tertarik, dia segera mengubah kata-katanya, "Aku cuma bercanda, seratus miliar?"Seratus miliar?"Maxime mendapatkan ini hanya dengan menelepon dan bicara singkat.Dia mengetuk-ngetukkan jari-jarinya dengan pelan ke meja.Aarav sedikit terganggu, ingin

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2242

    "Nggak usah terburu-buru mau memperluas makam keluarga. Kita harus minta orang buat periksa tempat itu, biar lebih aman," kata Aarav.Maxime melanjutkan perkataannya, "Dari apa yang Om katakan, Om kenal sama orang ahli?"Aarav mengangguk. "Ya, aku kenal satu orang. Dia yang mengurus pemakaman Ayah dulu."Dia berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Max, kalau kamu percaya padaku, bagaimana kalau kamu serahkan semua ini padaku?"Maxime menunjukkan ekspresi kesulitan.Dia sangat mengenal om-nya satu ini.Joanna juga merasakan sesuatu yang tidak biasa ketika melihat putranya tiba-tiba berbicara baik-baik dengan Aarav.Dia menyela, "Kak, anakku beli tanah itu dengan harga mahal, tapi kamu bilang ingin mengurusnya. Rasanya kurang etis."Aarav meringis."Joanna benar. Begini saja, aku akan kasih setengah dari harga itu, Max kasih surat-surat tanahnya kepadaku. Aku akan atur pekerja buat ngurus konstruksinya. Masalah biaya pembangunan serahkan padaku."Maxime mendengus dingin dalam hati.Dia ingi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status