Share

Bab 149

Author: Kacang Merah
last update Last Updated: 2024-04-12 17:06:55
Reina tiba di rumah Alana pagi-pagi sekali.

Keduanya sarapan bersama sambil menunggu Marshanda datang minta maaf.

"Nana, kok Marshanda tiba-tiba mau minta maaf?" Alana sedikit bingung.

Padahal beberapa hari yang lalu Marshanda masih menyuap media untuk menurunkan beritanya dari berita hangat. Kenapa sekarang tiba-tiba berinisiatif minta maaf? Aneh sekali.

Reina juga tidak paham.

Kalau sesuatu terjadi pada Marshanda, Maxime dan Jovan pasti tidak akan tinggal diam.

Mereka pasti akan berusaha menyembunyikan berita buruk tentang Marshanda dan kalau mereka sudah berkehendak, pasti terjadi sesuai keinginan mereka.

Jadi, satu-satunya kemungkinan yang terjadi adalah ada suatu alasan yang menyebabkan mereka berdua tidak ingin membantu Marsha.

"Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Ingat, kita harus membuat dia membayar harga karena sudah membuatmu menderita," jawab Reina.

"Oke."

"Aku sembunyi dulu ya, kamu bisa senang-senang menindasnya."

"Ya."

Jam 10 pagi, Marshanda pun datang dan Reina sembunyi d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
Marshanda Gila
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 150

    Setelah itu, Marshanda memberitahukan alamat Reina pada Roy.Saat ini, di vila.Alana mengeluarkan kamera tersembunyi yang sudah disiapkannya dari awal."Untung aja Nana kenal banget tabiat Marshanda. Terima kasih ya Nana udah kasih ide untuk rekam video permintaan maaf wanita itu untuk jaga-jaga."Setelah itu, Alana membuka video yang tersimpan di ponselnya.Terekam sempurna bagaimana Marshanda meminta maaf dan mengakui plagiarisme, serta bagaimana wanita itu mencoba menyuapnya."Ya, aku memang sangat mengenal dia. Marsha itu orang yang rela melakukan apa pun untuk menguntungkan dirinya. Dia nggak akan minta maaf di depan umum kecuali benar-benar terpaksa.""Aku unggah videonya sekarang ya."Alana sangat bersemangat.Reina malah menghentikannya, "Nggak, jangan gegabah. Sekarang belum waktunya."Sekarang Marshanda sedang menjadi pusat perhatian, posisi Reina tidak diuntungkan dengan merilis video ini.Kalau mereka bertindak sembarangan, mungkin malah Alana yang akan diserang."Ya sudah

    Last Updated : 2024-04-12
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 151

    Semua orang terkejut.Maxime belum pernah pergi di tengah-tengah rapat seperti ini.Di bawah tatapan memohon semua orang, Ekki pun nekat mengikutinya keluar."Bos."Maxime menyuruhnya diam, lalu mengambil ponselnya dan bersiap menelepon Reina.Namun, tepat saat Maxime akan menekan tombol panggil, sebuah keraguan menyergap hatinya.Kalau dia menelepon sekarang, Reina pasti merasa dia tidak memercayainya.Sudahlah.Maxime pun tidak jadi menelepon.Sepanjang hari, Maxime selalu gelisah.Malamnya, Maxime tidak makan malam dan meminta sopir untuk langsung mengantarnya pulang.Waktu Maxime membuka pintu vila, ruang tamu terasa sangat sunyi dan kegelapan langsung menyerbunya.Maxime tidak menyalakan lampu dan hanya berbaring di sofa dengan perasaan kesal.Dia terus menghidupkan ponselnya, entah apa yang ditunggu.Waktu terus berlalu dan Maxime hanya duduk di ruang tamu. Setelah beberapa saat, ponselnya menyala.Maxime langsung melihat layar ponselnya dan mendapati ada pesan masuk dari pengawa

    Last Updated : 2024-04-12
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 152

    Setengah jam kemudian.Reina dan Revin akhirnya sampai di vila Alana.Sebelum Reina sempat membuka pintu, dia sudah lebih dulu mendengar suara dari dalam."Pelan-pelan, nanti kita kasih mama kamu kejutan. Sini taruh kuenya di sini, di sini loh ...."Reina tersenyum bahagia. Kedua orang ini bahkan berbohong padanya dengan mengatakan bahwa mereka terlalu mengantuk dan tidak ingin menemaninya pergi ke bandara.Ternyata karena mereka berdua diam-diam berencana merayakan ulang tahunnya."Sepertinya mereka akan kecewa," kata Revin yang berada di samping Reina."Kita tunggu dulu bentar ya," sahut Reina sambil menatap Revin.Ditatap oleh mata jernih Reina, Revin pun tercekat. "Oke."Mereka berdua pun berdiri di luar sambil menikmati semilir angin malam."Bagaimana kabar Bu Lyann akhir-akhir ini?""Dia sehat, dia minta aku bisa cepat membawamu pulang."Reina menjawab dengan sedikit khawatir, "Aku juga mau cepat pulang, tapi aku harus menyembuhkan Riki dulu.""Kita ngerti kok." Revin menatapnya

    Last Updated : 2024-04-12
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 153

    "Kuberi waktu satu menit. Sini keluar," kata Maxime dengan nada memerintah di ujung telepon.Keluar?Reina meremas ponselnya dan melihat ke luar jendela, "Kamu di sini?""Menurutmu?"Maxime langsung menutup telepon.Reina menatap telepon yang ditutup, lalu menatap Revin dengan tidak enak hati, "Revin, maaf ya aku harus pulang dulu."Revin ingin bertanya ada apa, tapi melihat ekspresi gugup dan cemas Reina, dia pun tidak bertanya dan mengangguk, "Oke, hati-hati ya."Reina meraih tasnya dan buru-buru pergi.Revin pun berdiri dari sofa dan pergi ke balkon. Dia menatap punggung Reina yang menghilang dari pandangannya, berbagai perasaan berkecamuk dalam hatinya.Di luar vila, terparkir sebuah mobil Cadillac berwarna hitam pekat. Awalnya mobil itu tidak terlihat karena menyatu dengan kegelapan malam, tapi lama kelamaan mulai terlihat.Reina berjalan menghampiri dengan ragu.Jendela mobil diturunkan dan memperlihatkan sosok Maxime yang duduk di kursi sopir dengan wajah tegas. Aura dingin yang

    Last Updated : 2024-04-12
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 154

    Reina tahu tidak ada gunanya meronta, jadi dia hanya bisa menahan dalam diam.Maxime membungkuk dan membisikkan peringatan di telinga Reina, "Sudah kubilang, kalau kalian berani bertemu lagi, aku akan mempersulit kalian semua!"Tiba-tiba Maxime menghentikan aksinya karena tangannya terasa basah. Maxime pun melihat noda merah di ujung jarinya.Maxime membalikkan wajah Reina dan mendapati darah sudah menyebar dari belakang telinga Reina ke sisi wajahnya.Maxime buru-buru melepas alat bantu dengar Reina."Kenapa telingamu berdarah lagi?"Reina sama sekali tidak bisa mendengar apa yang Maxime katakan.Di mata Reina Maxime hanya akan mengatakan kata-kata yang menyakitkan, jadi ada baiknya dia tidak bisa mendengarnya.Maxime bertanya lagi, "Kamu bawa obat?"Maxime dijawab oleh keheningan.Maxime pun sadar Reina tidak bisa mendengarnya, jadi Maxime memutuskan untuk langsung pergi ke rumah sakit.Di rumah sakit.Meski dokter sudah merawat Reina, dia masih tidak bisa mendengar.Setelah dokter p

    Last Updated : 2024-04-12
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 155

    Di bawah sinar bulan.Reina menatap wajah pria yang dia kagumi selama separuh hidupnya dan mulai tercekat, tetapi dia tetap berujar, "Pak Maxime, bukannya kita sudah janji?"Tangan Maxime yang sedang menangkup wajah Reina pun terasa kaku, dia menatap mata jernih Reina yang mulai terlihat kabur.Seolah detik berikutnya Reina akan menangis.Maxime juga tidak mengerti apa yang terjadi padanya, hanya saja hatinya terasa sangat sesak. Dia menyingkirkan tangannya dari wajah Reina, menyibak selimut, berdiri dan pergi dari kamar rawat Reina.Meski sudah di luar, Maxime tetap tidak bisa melupakan tatapan Reina padanya, seolah menatap seseorang yang begitu asing.Pak Maxime?Maxime duduk di dalam mobil, merokok dan menelepon Ekki, "Ada apa di hari ini?"Saat ini jam dua pagi, Ekki yang terbangun tiba-tiba oleh telepon Maxime pun masih linglung.Ekki berpikir sejenak, tetapi tidak menemukan petunjuk apa pun. Akhirnya Ekki terpaksa bangun untuk memeriksa agenda.Hari ini tidak ada janji tanda tang

    Last Updated : 2024-04-12
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 156

    Bibi pengasuhnya bertanya dengan keheranan, "Serius?"Riki mengangguk dalam-dalam."Kalau nggak, kenapa sampai sekarang Om nggak punya istri dan nggak punya anak?"Maxime hampir berusia tiga puluh tahun. Sangat jarang pria berusia tiga puluhan tidak punya istri dan anak, apalagi Maxime tergolong pria kaya.Bibi pengasuhnya menganggap alasan Riki cukup masuk akal."Riki kecil-kecil tahu banyak juga ya." Bibi pengasuh pun spontan memujinya.Keduanya sangat akrab dan saling bercanda dengan senang tanpa menyadari bahwa Reina dan Maxime telah tiba di Vila Mata Air.Reina dengan saksama menghafal jalan menuju tempat ini.Maxime memperhatikan tindakan Reina, tapi tidak berkata apa-apa.Meski Reina tahu tempat ini, Maxime yakin Reina dia tidak bisa membawa anak itu kabur.Setelah turun dari mobil.Reina buru-buru berjalan menuju vila.Bibi pengasuh sudah dapat kabar kalau Maxime datang bersama seorang wanita cantik.Dia segera memberi tahu Riki berita itu.Waktu Riki mendengar ayahnya datang d

    Last Updated : 2024-04-12
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 157

    Riki menyadari sikap canggung Reina dan langsung mengubah topik untuk mencairkan suasana."Mama lupa sesuatu nggak sih?"Reina tersadar dari lamunan dan bertanya, "Apa?""Cium." Riki menunjuk ke wajahnya.Reina langsung mencium pipinya."Sudah?""Oke."Reina merasa lebih hangat saat dia bersama Riki.Semua keluh kesah dalam hatinya hari ini sirna sudah.Waktu terasa begitu cepat saat mereka lalui bersama. Sore hari pun tiba dan sebelum pergi Reina memberi banyak nasihat.Tidak seperti sebelumnya saat berada di luar negeri, hari ini Riki begitu pengertian dan tidak merajuk saat Reina mau pergi.Padahal dulu waktu Reina harus pergi ke Kota Simaliki, Riki menangis dan menolak melepaskan Reina. Dia merajuk lama sekali sebelum akhirnya memberi izin Reina untuk pergi.Di mata Reina, kedua putranya sama seperti anak kecil pada umumnya. Hanya saja, Riko memang lebih cerdas dari anak-anak sepantaran.Begitu masuk ke dalam mobil.Reina terlihat jelas sangat kecewa. Dia terus melihat ke kaca spio

    Last Updated : 2024-04-12

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2090

    Daniel mengangguk berulang kali. "Tentu saja, Kak."Setelah mengatakan itu, sebagai orang tua yang baik, dia langsung melangkah mendekati Tommy."Tommy, kalau kamu nggak mau pakai topeng ini, kamu nggak perlu memakainya."Daniel memaafkan Tommy atas nama Riko tanpa menanyakan apa yang terjadi hari itu.Riko mengerti orang seperti apa kakeknya, dia pun tidak marah.Tommy segera melepaskan topeng Siluman Babi itu dari wajahnya. Dia menginginkan topeng Raja Kera, siapa yang menginginkan topeng Siluman Babi.Aarav pura-pura memelototinya. "Tommy, cepat bilang terima kasih sama Kakek.""Terima kasih, Kakek.""Ini bukan apa-apa, nggak perlu berterima kasih," kata Daniel sambil tertawa.Aarav memperhatikan bahwa situasi di sini begitu harmonis dan bahagia, jadi dia mengutarakan tujuan kedatangannya."Max, karena kita keluarga, aku nggak akan basa-basi. Aku dengar IM Grup memiliki proyek di luar negeri yang membutuhkan penghubung? Bagaimana pendapatmu tentang perusahaan kita?"Maxime tahu bahw

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2089

    "Ayah, kalau Ayah benar-benar ingin berubah, lebih baik bersikap baik pada Ibu dulu, itu yang utama." Maxime mengatakan ini dari lubuk hatinya yang terdalam. "Apa Ayah ingat, saat aku dan Reina ingin bercerai, bukankah Ayah menasihatiku biar nggak cerai dengannya atau aku akan menyesal nantinya.""Saat ini, apa Ayah menyesal?" tanya Maxime.Wajah Daniel sedikit menegang.Dalam hal hubungan dan perasaan, pihak yang menyaksikanlah yang akan sadar lebih jelas.Pada awalnya, dia bisa melihat sekilas bahwa Reina adalah menantu yang baik, dia pun memperlakukan Maxime dengan baik. Jika Maxime menceraikannya, dia pasti tidak akan bisa menemukan orang lain yang akan memperlakukannya dengan baik.Demikian pula, Maxime juga menerapkan situasi ini kepada ayahnya."Sayangnya, aku dan ibumu sudah tua dan berbeda darimu saat itu. Kamu nggak ngerti."Daniel masih tidak bisa melepaskan harga dirinya dengan meminta rujuk.Maxime sadar akan hal ini dan tidak mencoba membujuknya lebih jauh."Oh ya, bagaim

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2088

    Hidup memang tidak bisa diprediksi.Diego memandang Sophia yang terbaring tidak jauh dari sana melalui cahaya yang redup, tiba-tiba merasa bahwa kehidupan seperti ini tampaknya menyenangkan.Dia memejamkan mata dan memasuki alam mimpi.Pada hari pertama tahun ini, ada kegembiraan di mana-mana.Reina mengajak keempat anaknya membuat boneka salju di halaman rumah, sementara Maxime mengawasi mereka dari jauh.Mereka tampak harmonis.Pada saat itu, sebuah mobil melaju di luar rumah.Morgan duduk di dalam mobil mewah, menyaksikan pemandangan ini dari jauh. Dia tidak merasakan apa pun di dalam hatinya.Simpul di tenggorokannya bergulir pelan saat dia memberi isyarat kepada pengemudi untuk menepi.Saat Morgan turun, Reina juga memperhatikannya.Baru satu atau dua bulan sejak terakhir kali Reina melihatnya, tetapi Morgan terlihat kehilangan sebagian besar berat badannya. Bahkan wajahnya terlihat sangat tirus.Dia dan Maxime adalah saudara kembar, dulu mereka terlihat persis sama. Namun, sekara

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2087

    Sophia bisa memahami pemikiran keduanya.Di masa lalu, semua orang biasanya pulang ke pedesaan untuk merayakan malam Tahun Baru, di mana kerabat dan tetangga tinggal bersama, berbicara dan mengobrol dengan gembira.Namun, Tahun Baru kali ini mereka harus tinggal di kota karena khawatir penyakit kedua orang tuanya kambuh dan tidak bisa sampai ke rumah sakit tepat waktu."Ya, kalau sudah selesai, kalian harus tidur." Sophia membujuk keduanya, seakan mereka adalah anak kecil.Erna dan Robi pun bersimpati padanya. Mereka menganggukkan kepala tanda setuju. "Ya."Diego juga menemani di samping, membicarakan tentang acara yang mereka saksikan kepada keduanya."Program-program sekarang nggak sebagus dulu. Sayang sekali, Tahun Baru sudah nggak semeriah dulu," kata Robi pelan.Dia juga tahu bahwa di pedesaan pun demikian. Semua orang bermain dengan ponsel mereka, jadi komunikasi secara langsung pun jadi berkurang."Kalau tahun depan kita pulang kampung, pasti akan lebih meriah," kata Sophia samb

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2086

    Tahun Baru hampir tiba.Reina menyiapkan banyak kebutuhan Tahun Baru, mengirimkan sebagian untuk kakek dan neneknya.Sebagian lagi, dia tetap menyimpannya di rumah sendiri.Pada malam Tahun Baru.Reina dan Maxime membawa anak-anak mereka kembali ke kediaman Keluarga Sunandar. Pertemuan ini membuat suasana menjadi sangat meriah.Namun, di meja makan, hubungan Joanna dan Daniel agak renggang.Daniel menunjukkan wajah muram. "Max, tolong hubungi Morgan. Katakan padanya bahwa hari ini, di malam Tahun Baru, dia harus kembali."Morgan sudah lama tidak kembali ke kediaman Keluarga Sunandar.Daniel menghubunginya beberapa kali, tetapi panggilannya selalu ditolak."Ayah, Morgan bukan anak kecil lagi, dia akan pulang kalau memang ingin pulang. Kalau nggak, jangan diambil pusing," kata Maxime dengan tenang."Bicara apa kamu ini. Malam Tahun Baru harusnya jadi reuni keluarga, mana bisa dibenarkan kalau Morgan nggak pulang?" tegur Daniel.Di sampingnya, Joanna menyuapi Leo makanan pendamping ASI de

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2085

    Setelah makan sampai kenyang, semua orang duduk bersama dan mengobrol cukup lama.Ketika tiba waktunya untuk tidur di malam hari, Sophia dan Diego tidur secara terpisah.Namun, Erna berpikiran sangat terbuka. "Kalian berdua akan menikah, nggak masalah kalau tidur di satu kamar.""Apa boleh begini?" Sophia sedikit tidak percaya.Dia pernah menjalin hubungan, tetapi Erna selalu menyuruhnya untuk menjaga diri dan tidak melakukan hubungan badan atau apa pun sebelum mereka menikah.Sekarang, ibunya ini malah menawarinya tidur dengan Diego?"Tentu saja boleh, masyarakat sekarang sudah nggak seperti dulu lagi," kata Erna sambil tersenyum.Zaman sudah berbeda. Sekarang, kondisinya dan suaminya sudah seperti ini, jadi Sophia harus mempertahankan pria sebaik Diego."Tapi ...." Sophia masih ragu, merasa ada yang aneh dengan kedua orang tuanya.Erna mendorongnya ke kamar Diego. "Sudah, masuk sana. Ayahmu sudah ingin menggendong cucu."Kata-kata itu membuat Sophia makin tidak percaya.Dia didorong

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2084

    "Apa kakakmu sudah menikah?" Erna bertanya, mengambil alih pembicaraan.Para wanita biasanya khawatir akan memiliki seorang kakak ipar yang terlalu mendominasi di dalam keluarga mertua."Sudah menikah dan punya beberapa anak," kata Diego dengan jujur."Oh, begitu rupanya." Mata Erna tertuju pada Robi.Robi tidak basa-basi lagi dan bicara langsung pada intinya, "Diego, sejujurnya sejak bertemu denganmu, kami merasa kamu anak yang baik.""Hanya saja, kami nggak tahu bagaimana pendapatmu tentang Sophia ...."Sebelum Robi sempat menyelesaikan kalimatnya, Diego mengambil alih pembicaraan, "Aku sangat menyukai Sophia dan aku pasti akan memperlakukannya dengan baik di masa depan."Sophia menyantap makanannya dengan menunduk tanpa berkata apa-apa.Meskipun ini adalah kalimat yang telah mereka bicarakan dan sepakati, dia masih agak malu ketika mendengar ada seorang pria mengatakan bahwa dia mencintainya dan akan memperlakukannya dengan baik.Melihat Sophia bersikap seperti itu, Robi dan Erna ma

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2083

    Ketika Robi dan Erna mendengar bahwa orang tua Diego sudah meninggal dunia, mereka menatapnya dengan kesedihan di matanya."Orang tuamu seharusnya belum terlalu tua, kenapa mereka bisa meninggal?"Diego berkata dengan jujur, "Ayah mengalami kecelakaan mobil dan ibu meninggal karena kanker."Mendengar ini, Erna makin merasa tidak tega kepada Diego."Anak baik, jangan sedih. Mulai sekarang, kami akan jadi keluargamu."Diego mengangguk berulang kali. "Ya."Sophia berdiri di samping, melihat keakraban Diego dan kedua orang tuanya. Pembicaraan ini seakan dia dan Diego benar-benar bersama."Ayah dan Ibu, kalian bicara dulu saja, aku akan menyiapkan makanan," kata Sophia.Diego langsung berdiri. "Sophia, aku akan membantumu. Om, Tante, kalian istirahat dulu saja.""Ya."Senyum di wajah Erna dan Robi belum hilang sejak mereka melihat Diego.Ketika putri mereka dan Diego pergi ke dapur untuk memasak bersama ....Erna tidak bisa menahan diri lagi dan berkata, "Diego anak yang sangat baik, tampan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2082

    Robi langsung bertingkah seperti orang yang sangat bersemangat. "Aku dan Ibumu merasa makin bersemangat akhir-akhir ini. Sepertinya setelah kita kembali untuk merayakan Tahun Baru, kita nggak perlu lagi dirawat di rumah sakit."Melihat wajah pucat kedua orang tuanya, Sophia tahu bahwa mereka hanya ingin menghibur dan membohonginya.Namun, dengan momen hangat seperti ini, tentu saja dia tidak akan merusaknya."Hmm, baguslah."Robi berencana untuk menanyakan identitas Diego.Sophia berdiri. "Kita kembali dulu saja dan lanjutkan pembicaraan di sana. Tempat ini terlalu kecil dan nggak ada tempat istirahat. Setelah pulang nanti, aku akan memasak makanan untuk kalian. Kalian bisa bicara dengan Diego pelan-pelan.""Ya, ya, ya."Keduanya mengangguk berkali-kali.Sejujurnya, mereka sangat ingin keluar, tidak ingin terus tinggal di rumah sakit.Namun, penyakit mereka sangat serius. Jika mereka meninggalkan rumah sakit terlalu lama, nyawa mereka mungkin akan jadi taruhannya.Sophia juga mengetahu

DMCA.com Protection Status