Share

Bab 153

Penulis: Kacang Merah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-12 17:06:55
"Kuberi waktu satu menit. Sini keluar," kata Maxime dengan nada memerintah di ujung telepon.

Keluar?

Reina meremas ponselnya dan melihat ke luar jendela, "Kamu di sini?"

"Menurutmu?"

Maxime langsung menutup telepon.

Reina menatap telepon yang ditutup, lalu menatap Revin dengan tidak enak hati, "Revin, maaf ya aku harus pulang dulu."

Revin ingin bertanya ada apa, tapi melihat ekspresi gugup dan cemas Reina, dia pun tidak bertanya dan mengangguk, "Oke, hati-hati ya."

Reina meraih tasnya dan buru-buru pergi.

Revin pun berdiri dari sofa dan pergi ke balkon. Dia menatap punggung Reina yang menghilang dari pandangannya, berbagai perasaan berkecamuk dalam hatinya.

Di luar vila, terparkir sebuah mobil Cadillac berwarna hitam pekat. Awalnya mobil itu tidak terlihat karena menyatu dengan kegelapan malam, tapi lama kelamaan mulai terlihat.

Reina berjalan menghampiri dengan ragu.

Jendela mobil diturunkan dan memperlihatkan sosok Maxime yang duduk di kursi sopir dengan wajah tegas. Aura dingin yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 154

    Reina tahu tidak ada gunanya meronta, jadi dia hanya bisa menahan dalam diam.Maxime membungkuk dan membisikkan peringatan di telinga Reina, "Sudah kubilang, kalau kalian berani bertemu lagi, aku akan mempersulit kalian semua!"Tiba-tiba Maxime menghentikan aksinya karena tangannya terasa basah. Maxime pun melihat noda merah di ujung jarinya.Maxime membalikkan wajah Reina dan mendapati darah sudah menyebar dari belakang telinga Reina ke sisi wajahnya.Maxime buru-buru melepas alat bantu dengar Reina."Kenapa telingamu berdarah lagi?"Reina sama sekali tidak bisa mendengar apa yang Maxime katakan.Di mata Reina Maxime hanya akan mengatakan kata-kata yang menyakitkan, jadi ada baiknya dia tidak bisa mendengarnya.Maxime bertanya lagi, "Kamu bawa obat?"Maxime dijawab oleh keheningan.Maxime pun sadar Reina tidak bisa mendengarnya, jadi Maxime memutuskan untuk langsung pergi ke rumah sakit.Di rumah sakit.Meski dokter sudah merawat Reina, dia masih tidak bisa mendengar.Setelah dokter p

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 155

    Di bawah sinar bulan.Reina menatap wajah pria yang dia kagumi selama separuh hidupnya dan mulai tercekat, tetapi dia tetap berujar, "Pak Maxime, bukannya kita sudah janji?"Tangan Maxime yang sedang menangkup wajah Reina pun terasa kaku, dia menatap mata jernih Reina yang mulai terlihat kabur.Seolah detik berikutnya Reina akan menangis.Maxime juga tidak mengerti apa yang terjadi padanya, hanya saja hatinya terasa sangat sesak. Dia menyingkirkan tangannya dari wajah Reina, menyibak selimut, berdiri dan pergi dari kamar rawat Reina.Meski sudah di luar, Maxime tetap tidak bisa melupakan tatapan Reina padanya, seolah menatap seseorang yang begitu asing.Pak Maxime?Maxime duduk di dalam mobil, merokok dan menelepon Ekki, "Ada apa di hari ini?"Saat ini jam dua pagi, Ekki yang terbangun tiba-tiba oleh telepon Maxime pun masih linglung.Ekki berpikir sejenak, tetapi tidak menemukan petunjuk apa pun. Akhirnya Ekki terpaksa bangun untuk memeriksa agenda.Hari ini tidak ada janji tanda tang

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 156

    Bibi pengasuhnya bertanya dengan keheranan, "Serius?"Riki mengangguk dalam-dalam."Kalau nggak, kenapa sampai sekarang Om nggak punya istri dan nggak punya anak?"Maxime hampir berusia tiga puluh tahun. Sangat jarang pria berusia tiga puluhan tidak punya istri dan anak, apalagi Maxime tergolong pria kaya.Bibi pengasuhnya menganggap alasan Riki cukup masuk akal."Riki kecil-kecil tahu banyak juga ya." Bibi pengasuh pun spontan memujinya.Keduanya sangat akrab dan saling bercanda dengan senang tanpa menyadari bahwa Reina dan Maxime telah tiba di Vila Mata Air.Reina dengan saksama menghafal jalan menuju tempat ini.Maxime memperhatikan tindakan Reina, tapi tidak berkata apa-apa.Meski Reina tahu tempat ini, Maxime yakin Reina dia tidak bisa membawa anak itu kabur.Setelah turun dari mobil.Reina buru-buru berjalan menuju vila.Bibi pengasuh sudah dapat kabar kalau Maxime datang bersama seorang wanita cantik.Dia segera memberi tahu Riki berita itu.Waktu Riki mendengar ayahnya datang d

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 157

    Riki menyadari sikap canggung Reina dan langsung mengubah topik untuk mencairkan suasana."Mama lupa sesuatu nggak sih?"Reina tersadar dari lamunan dan bertanya, "Apa?""Cium." Riki menunjuk ke wajahnya.Reina langsung mencium pipinya."Sudah?""Oke."Reina merasa lebih hangat saat dia bersama Riki.Semua keluh kesah dalam hatinya hari ini sirna sudah.Waktu terasa begitu cepat saat mereka lalui bersama. Sore hari pun tiba dan sebelum pergi Reina memberi banyak nasihat.Tidak seperti sebelumnya saat berada di luar negeri, hari ini Riki begitu pengertian dan tidak merajuk saat Reina mau pergi.Padahal dulu waktu Reina harus pergi ke Kota Simaliki, Riki menangis dan menolak melepaskan Reina. Dia merajuk lama sekali sebelum akhirnya memberi izin Reina untuk pergi.Di mata Reina, kedua putranya sama seperti anak kecil pada umumnya. Hanya saja, Riko memang lebih cerdas dari anak-anak sepantaran.Begitu masuk ke dalam mobil.Reina terlihat jelas sangat kecewa. Dia terus melihat ke kaca spio

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 158

    Maxime bicara dengan santai.Mata Reina menegang.Reina tahu posisi Revin di luar negeri bukan hanya pebisnis biasa, tapi dia tidak tahu detail apa yang dilakukan Revin.Dia hanya sering mendapati Revin terluka parah."Bukannya memang cara mainmu seperti itu? Kamu 'kan memang suka merugikan orang lain padahal kamu sendiri nggak dapat untung?" sahut Reina yang berpura-pura tenang.Sosok tinggi Maxime berdiri di depan Reina."Sepertinya kamu sangat mengenalku? Kenapa kamu bilang aku nggak dapat untung?" tanya Maxime.Reina membalas tatapannya dan menjawab, "Kamu menghamburkan uang dan melakukan bisnis yang ujung-ujungnya rugi. Apa namanya kalau nggak untung?"Maxime mencibir."Kamu salah. Kalau sudah tahu akan rugi, aku nggak akan melakukan bisnis itu.""Dengan posisiku sekarang, aku tahu ada beberapa bisnis yang bukan hanya soal uang."Selama bertahun-tahun, Maxime berulang kali menekan dan mempersulit perusahaan Revin yang ada di Kota Simaliki, memangnya demi apa?Jelas karena Maxime i

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 159

    Reina tidak menyangka cintanya yang begitu tulus selama ini dianggap murahan oleh Maxime.Reina merasa sangat tidak berharga."Ya, sekarang aku sendiri merasa nggak pantas."Maxime mengernyit serius, matanya memerah dan dia membenamkan kuat-kuat kepala Reina ke arah jantungnya.Reina merasa seperti akan tercekik.Napasnya terasa berat.Maxime menolak melepaskannya, dia ingin mendengar Reina minta maaf.Tapi Reina sangat keras kepala dan menolak meminta maaf.Situasi mereka saat ini seperti saat seseorang sudah cinta mati dengan seseorang dan pendiriannya tidak tergoyahkan kalau tidak kena batunya.Saat ini Reina juga sudah bertekad dan tidak akan dengan mudah minta maaf.Reina yang pada dasarnya fisiknya memang lemah menjadi makin tidak berdaya saat diperlakukan seperti ini oleh Maxime. Napasnya perlahan menjadi lemah.Maxime menyadari hal ini, dia pun melepaskan Reina tapi langsung menciumnya bahkan sebelum Reina sempat mengambil napas.Tatapan Reina jadi sedikit nanar dan pikirannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 160

    Revin juga melirik sekilas Reina yang ada di belakang Maxime dan memberinya tatapan meyakinkan. Setelah itu dia menatap Maxime dan mengulurkan tangannya."Pak Maxime, senang bertemu denganmu."Suasananya tidak setegang yang dibayangkan dan kedua pria itu saling bersikap sopan.Maxime menyambut jabatan tangan Revin.Lalu, Maxime menatap Reina sambil memperkenalkannya, "Ini istriku, Reina."Saat memperkenalkannya, Maxime melingkarkan lengannya di pinggang Reina. Seperti ingin menunjukkan bahwa Reina adalah miliknyaReina ingin melepaskan tangan Maxime dari pinggangnya.Tapi pelukan Maxime makin erat, dia menolak untuk melepaskan meski Reina sudah mencubit kuat-kuat punggung tangan Maxime.Wajahnya Maxime tetap terlihat tenang.Revin menyaksikan semua ini dalam diam dan tidak memberi respons apa pun, dia hanya menjawab, "Nggak perlu dikenalkan. Nana itu pacarku dulu, aku mengenalnya lebih baik darimu, Pak Maxime."Nana ....Panggilan yang mesra sekali.Mengenalnya lebih baik darinya?Maxi

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 161

    Sebenarnya maksud Ekki adalah supaya Reina tidak terlalu berulah. Bertengkar kecil seperti sekarang memang bukan masalah besar.Tapi kalau ini terus berlanjut, suatu hari Maxime pasti merasa lelah dan membuat mereka berdua sulit untuk bisa bersama.Reina juga tidak bodoh, dia bisa memahami arti di balik kata-kata Ekki."Pak Ekki, apa kamu punya pacar atau istri mungkin?"Mata sipit Ekki di bawah kacamata berbingkai emasnya pun sedikit bergetar, dia menjawab, "Aku punya tunangan."Saat membicarakan tentang tunangannya, sebenarnya Ekki merasa tidak berdaya.Meski keduanya jatuh cinta saat kencan buta, Ekki menyadari tunangannya itu terlalu kekanak-kanakan dan kerap kehilangan kesabaran.Karena sibuk bekerja, terkadang Ekki tidak punya waktu memerhatikan tunangannya, akhirnya mereka ribut dan tunangannya mengancam tidak mau menikah.Di mata Ekki, sikap tunangannya ini berarti menganggap pernikahan seperti permainan semata."Dia suka banget sama kamu, 'kan?"Ekki itu sama seperti Maxime. M

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2090

    Daniel mengangguk berulang kali. "Tentu saja, Kak."Setelah mengatakan itu, sebagai orang tua yang baik, dia langsung melangkah mendekati Tommy."Tommy, kalau kamu nggak mau pakai topeng ini, kamu nggak perlu memakainya."Daniel memaafkan Tommy atas nama Riko tanpa menanyakan apa yang terjadi hari itu.Riko mengerti orang seperti apa kakeknya, dia pun tidak marah.Tommy segera melepaskan topeng Siluman Babi itu dari wajahnya. Dia menginginkan topeng Raja Kera, siapa yang menginginkan topeng Siluman Babi.Aarav pura-pura memelototinya. "Tommy, cepat bilang terima kasih sama Kakek.""Terima kasih, Kakek.""Ini bukan apa-apa, nggak perlu berterima kasih," kata Daniel sambil tertawa.Aarav memperhatikan bahwa situasi di sini begitu harmonis dan bahagia, jadi dia mengutarakan tujuan kedatangannya."Max, karena kita keluarga, aku nggak akan basa-basi. Aku dengar IM Grup memiliki proyek di luar negeri yang membutuhkan penghubung? Bagaimana pendapatmu tentang perusahaan kita?"Maxime tahu bahw

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2089

    "Ayah, kalau Ayah benar-benar ingin berubah, lebih baik bersikap baik pada Ibu dulu, itu yang utama." Maxime mengatakan ini dari lubuk hatinya yang terdalam. "Apa Ayah ingat, saat aku dan Reina ingin bercerai, bukankah Ayah menasihatiku biar nggak cerai dengannya atau aku akan menyesal nantinya.""Saat ini, apa Ayah menyesal?" tanya Maxime.Wajah Daniel sedikit menegang.Dalam hal hubungan dan perasaan, pihak yang menyaksikanlah yang akan sadar lebih jelas.Pada awalnya, dia bisa melihat sekilas bahwa Reina adalah menantu yang baik, dia pun memperlakukan Maxime dengan baik. Jika Maxime menceraikannya, dia pasti tidak akan bisa menemukan orang lain yang akan memperlakukannya dengan baik.Demikian pula, Maxime juga menerapkan situasi ini kepada ayahnya."Sayangnya, aku dan ibumu sudah tua dan berbeda darimu saat itu. Kamu nggak ngerti."Daniel masih tidak bisa melepaskan harga dirinya dengan meminta rujuk.Maxime sadar akan hal ini dan tidak mencoba membujuknya lebih jauh."Oh ya, bagaim

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2088

    Hidup memang tidak bisa diprediksi.Diego memandang Sophia yang terbaring tidak jauh dari sana melalui cahaya yang redup, tiba-tiba merasa bahwa kehidupan seperti ini tampaknya menyenangkan.Dia memejamkan mata dan memasuki alam mimpi.Pada hari pertama tahun ini, ada kegembiraan di mana-mana.Reina mengajak keempat anaknya membuat boneka salju di halaman rumah, sementara Maxime mengawasi mereka dari jauh.Mereka tampak harmonis.Pada saat itu, sebuah mobil melaju di luar rumah.Morgan duduk di dalam mobil mewah, menyaksikan pemandangan ini dari jauh. Dia tidak merasakan apa pun di dalam hatinya.Simpul di tenggorokannya bergulir pelan saat dia memberi isyarat kepada pengemudi untuk menepi.Saat Morgan turun, Reina juga memperhatikannya.Baru satu atau dua bulan sejak terakhir kali Reina melihatnya, tetapi Morgan terlihat kehilangan sebagian besar berat badannya. Bahkan wajahnya terlihat sangat tirus.Dia dan Maxime adalah saudara kembar, dulu mereka terlihat persis sama. Namun, sekara

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2087

    Sophia bisa memahami pemikiran keduanya.Di masa lalu, semua orang biasanya pulang ke pedesaan untuk merayakan malam Tahun Baru, di mana kerabat dan tetangga tinggal bersama, berbicara dan mengobrol dengan gembira.Namun, Tahun Baru kali ini mereka harus tinggal di kota karena khawatir penyakit kedua orang tuanya kambuh dan tidak bisa sampai ke rumah sakit tepat waktu."Ya, kalau sudah selesai, kalian harus tidur." Sophia membujuk keduanya, seakan mereka adalah anak kecil.Erna dan Robi pun bersimpati padanya. Mereka menganggukkan kepala tanda setuju. "Ya."Diego juga menemani di samping, membicarakan tentang acara yang mereka saksikan kepada keduanya."Program-program sekarang nggak sebagus dulu. Sayang sekali, Tahun Baru sudah nggak semeriah dulu," kata Robi pelan.Dia juga tahu bahwa di pedesaan pun demikian. Semua orang bermain dengan ponsel mereka, jadi komunikasi secara langsung pun jadi berkurang."Kalau tahun depan kita pulang kampung, pasti akan lebih meriah," kata Sophia samb

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2086

    Tahun Baru hampir tiba.Reina menyiapkan banyak kebutuhan Tahun Baru, mengirimkan sebagian untuk kakek dan neneknya.Sebagian lagi, dia tetap menyimpannya di rumah sendiri.Pada malam Tahun Baru.Reina dan Maxime membawa anak-anak mereka kembali ke kediaman Keluarga Sunandar. Pertemuan ini membuat suasana menjadi sangat meriah.Namun, di meja makan, hubungan Joanna dan Daniel agak renggang.Daniel menunjukkan wajah muram. "Max, tolong hubungi Morgan. Katakan padanya bahwa hari ini, di malam Tahun Baru, dia harus kembali."Morgan sudah lama tidak kembali ke kediaman Keluarga Sunandar.Daniel menghubunginya beberapa kali, tetapi panggilannya selalu ditolak."Ayah, Morgan bukan anak kecil lagi, dia akan pulang kalau memang ingin pulang. Kalau nggak, jangan diambil pusing," kata Maxime dengan tenang."Bicara apa kamu ini. Malam Tahun Baru harusnya jadi reuni keluarga, mana bisa dibenarkan kalau Morgan nggak pulang?" tegur Daniel.Di sampingnya, Joanna menyuapi Leo makanan pendamping ASI de

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2085

    Setelah makan sampai kenyang, semua orang duduk bersama dan mengobrol cukup lama.Ketika tiba waktunya untuk tidur di malam hari, Sophia dan Diego tidur secara terpisah.Namun, Erna berpikiran sangat terbuka. "Kalian berdua akan menikah, nggak masalah kalau tidur di satu kamar.""Apa boleh begini?" Sophia sedikit tidak percaya.Dia pernah menjalin hubungan, tetapi Erna selalu menyuruhnya untuk menjaga diri dan tidak melakukan hubungan badan atau apa pun sebelum mereka menikah.Sekarang, ibunya ini malah menawarinya tidur dengan Diego?"Tentu saja boleh, masyarakat sekarang sudah nggak seperti dulu lagi," kata Erna sambil tersenyum.Zaman sudah berbeda. Sekarang, kondisinya dan suaminya sudah seperti ini, jadi Sophia harus mempertahankan pria sebaik Diego."Tapi ...." Sophia masih ragu, merasa ada yang aneh dengan kedua orang tuanya.Erna mendorongnya ke kamar Diego. "Sudah, masuk sana. Ayahmu sudah ingin menggendong cucu."Kata-kata itu membuat Sophia makin tidak percaya.Dia didorong

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2084

    "Apa kakakmu sudah menikah?" Erna bertanya, mengambil alih pembicaraan.Para wanita biasanya khawatir akan memiliki seorang kakak ipar yang terlalu mendominasi di dalam keluarga mertua."Sudah menikah dan punya beberapa anak," kata Diego dengan jujur."Oh, begitu rupanya." Mata Erna tertuju pada Robi.Robi tidak basa-basi lagi dan bicara langsung pada intinya, "Diego, sejujurnya sejak bertemu denganmu, kami merasa kamu anak yang baik.""Hanya saja, kami nggak tahu bagaimana pendapatmu tentang Sophia ...."Sebelum Robi sempat menyelesaikan kalimatnya, Diego mengambil alih pembicaraan, "Aku sangat menyukai Sophia dan aku pasti akan memperlakukannya dengan baik di masa depan."Sophia menyantap makanannya dengan menunduk tanpa berkata apa-apa.Meskipun ini adalah kalimat yang telah mereka bicarakan dan sepakati, dia masih agak malu ketika mendengar ada seorang pria mengatakan bahwa dia mencintainya dan akan memperlakukannya dengan baik.Melihat Sophia bersikap seperti itu, Robi dan Erna ma

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2083

    Ketika Robi dan Erna mendengar bahwa orang tua Diego sudah meninggal dunia, mereka menatapnya dengan kesedihan di matanya."Orang tuamu seharusnya belum terlalu tua, kenapa mereka bisa meninggal?"Diego berkata dengan jujur, "Ayah mengalami kecelakaan mobil dan ibu meninggal karena kanker."Mendengar ini, Erna makin merasa tidak tega kepada Diego."Anak baik, jangan sedih. Mulai sekarang, kami akan jadi keluargamu."Diego mengangguk berulang kali. "Ya."Sophia berdiri di samping, melihat keakraban Diego dan kedua orang tuanya. Pembicaraan ini seakan dia dan Diego benar-benar bersama."Ayah dan Ibu, kalian bicara dulu saja, aku akan menyiapkan makanan," kata Sophia.Diego langsung berdiri. "Sophia, aku akan membantumu. Om, Tante, kalian istirahat dulu saja.""Ya."Senyum di wajah Erna dan Robi belum hilang sejak mereka melihat Diego.Ketika putri mereka dan Diego pergi ke dapur untuk memasak bersama ....Erna tidak bisa menahan diri lagi dan berkata, "Diego anak yang sangat baik, tampan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2082

    Robi langsung bertingkah seperti orang yang sangat bersemangat. "Aku dan Ibumu merasa makin bersemangat akhir-akhir ini. Sepertinya setelah kita kembali untuk merayakan Tahun Baru, kita nggak perlu lagi dirawat di rumah sakit."Melihat wajah pucat kedua orang tuanya, Sophia tahu bahwa mereka hanya ingin menghibur dan membohonginya.Namun, dengan momen hangat seperti ini, tentu saja dia tidak akan merusaknya."Hmm, baguslah."Robi berencana untuk menanyakan identitas Diego.Sophia berdiri. "Kita kembali dulu saja dan lanjutkan pembicaraan di sana. Tempat ini terlalu kecil dan nggak ada tempat istirahat. Setelah pulang nanti, aku akan memasak makanan untuk kalian. Kalian bisa bicara dengan Diego pelan-pelan.""Ya, ya, ya."Keduanya mengangguk berkali-kali.Sejujurnya, mereka sangat ingin keluar, tidak ingin terus tinggal di rumah sakit.Namun, penyakit mereka sangat serius. Jika mereka meninggalkan rumah sakit terlalu lama, nyawa mereka mungkin akan jadi taruhannya.Sophia juga mengetahu

DMCA.com Protection Status