Share

Bab 118

Author: Kacang Merah
Jovan mengira ada bagian yang sulit dijangkau, jadi dia mengulurkan tangan ingin membantu.

Ketika Reina melihat tangannya terulur, dia spontan mengira pria itu akan memukulnya, jadi dia refleks bergerak menghindar. Salep itu pun jatuh tepat di punggung tangan Jovan.

"Maaf." Reina berdiri dan berkata, "Aku pergi sekarang."

Jovan tahu Reina telah salah paham, sehingga dia merasa harus menjelaskan. "Aku cuma mau bantu kamu ngolesin obatnya."

"Terima kasih, tapi nggak perlu." Reina hendak pergi.

Jovan tidak ingin wanita itu salah paham lagi, jadi dia menghentikannya.

"Kak Max minta kamu tunggu sampai dia kembali."

Reina menatapnya dengan mata acuh tak acuh. "Aku bisa tunggu di luar."

Melihat Reina seperti ini, Jovan merasa sangat tidak enak.

"Jangan takut padaku, aku nggak akan menyakitimu lagi."

Jangan takut? Tidak akan menyakitinya lagi?

Reina seakan mendengar lelucon paling menggelikan yang pernah dia dengar. Jovan dulu pernah mengatakan hal yang sama agar dia mau percaya padanya.

"Tolo
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tata Daniela
ini sampai bab berapa.?
goodnovel comment avatar
Mama fia
cerita ini bagus sekali, kenapa nggak ada yg komen ya?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 119

    Setelah masuk ke dalam mobil, Maxime menengok ke arah rumah sakit di belakangnya."Kamu ngobrol apa sama Jovan waktu aku pergi tadi?""Dia tanya, apa aku pernah menyelamatkan seseorang waktu aku masih kuliah." Reina tidak menyembunyikan apa pun.Menyelamatkan seseorang?Maxime ingat, saat Marshanda masih kuliah, dia ada di tempat kecelakaan mobil Jovan dan ibunya dan menyelamatkan mereka berdua."Terus?""Terus kamu datang."Reina tidak mau bicara apa-apa lagi tentang kejadian itu.Hari sudah petang.Maxime masih harus menghadiri perayaan ulang tahun malam ini.Reina merasa dia tidak perlu ikut kembali ke kantor perusahaan. Dia menatap dedaunan yang beterbangan di luar jendela mobil dan berkata, "Aku ingin pulang.""Kamu ikut aku ke perayaan ulang tahun malam ini."Sorot mata Reina menampakkan rasa terkejut.Maxime tidak menjelaskan dan hanya meminta sopir untuk mengantar mereka ke tempat acara.Sebelum perayaan ulang tahun.Maxime membawa Reina di dalam sebuah ruang pribadi yang tenan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 120

    Di tempat perayaan ulang tahun.Maxime menyaksikan ibunya menyodorkan anggur padanya gelas demi gelas dengan pandangan mengarah ke Marshanda.Seketika itu juga, dia paham."Aku nggak bisa minum lagi, masih ada kerjaan malam ini."Maxime menolak anggur yang ditawarkan ibunya lagi.Melihat dia sedikit mabuk, Joanna melirik ke arah Marshanda.Marshanda segera menghampiri Maxime dan menggandengnya. "Kak Max, kayaknya kamu agak mabuk. Aku antar kamu pulang, ya?"Dia bertekad, sesuatu harus terjadi malam ini.Maxime masih belum mabuk. Dia baru saja ingin mengulurkan tangannya ketika matanya tertuju pada seorang wanita di kejauhan yang cantik nan menggairahkan dalam balutan gaun biru langit.Dia tidak melepaskan diri dari Marshanda, tetapi dia menatap Reina dalam-dalam.Kemunculan Reina menarik perhatian banyak orang.Penampilannya begitu luar biasa. Sampai-sampai sebagian besar tamu tidak mengenali bahwa dia adalah wanita yang dulunya putri keluarga Andara, yang mengalami gangguan pendengara

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 121

    Perkataan Marshanda memang topik sensitif bagi Maxime. Pasalnya, Marshanda dan Revin sudah mempunyai anak.Begitu Maxime keluar, dia melihat Reina sedang berbicara dengan Ethan.Ketika Ethan sudah beranjak, Maxime berjalan cepat menuju Reina dengan kaki jenjangnya."Sudah selesai? Kita pulang sekarang?"Meski kata-kata Reina biasa saja, kesannya berbeda saat jatuh di telinga Maxime.Maxime merasa seperti terbakar dari bagian perut ke bawah, tetapi dia tetap menjaga kejernihan pikirannya. "Ya."Dia menatap Reina penuh rasa ingin tahu. "Sudah berapa lama kamu ngobrol sama Ethan?"Ethan sangat pendiam. Dia jarang bicara saat berkumpul bersama teman-teman.Kecuali dengan istrinya tadi, Maxime belum pernah melihatnya mengobrol dengan seorang wanita."Dia yang panggil aku duluan. Aku nggak bilang apa-apa ke dia."Maxime mendengarkan jawabannya dan tidak bertanya lagi.Dia mendorong Reina masuk ke dalam mobil, lalu ikut masuk dan duduk di sebelahnya.Reina merasa agak aneh. Dia jelas-jelas mi

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 122

    Reina yang benar-benar tidak bisa melampiaskan perasaannya pun berjalan ke sebuah bar dan memesan beberapa gelas minuman. Hanya dengan mabuk dia bisa melupakan kekhawatirannya untuk sementara waktu.Di sisi lain, Maxime harus mandi air dingin begitu lama sampai efek obatnya hilang.Saat berjalan keluar mengenakan jubah mandinya, dia mendapati Reina tidak ada di rumah.Setelah bertanya kepada pengawal, dia diberi tahu bahwa Reina keluar ke bar sendirian.Di dalam bar.Reina sedang minum-minum sendirian. Tiba-tiba, sesosok tubuh tinggi menghalangi cahaya di depannya.Dia mendongak dengan pikiran sedikit linglung dan melihat wajah tampan Maxime di hadapannya."Kok kamu di sini?"Saat berbicara, terasa aroma menyengat alkohol dari bibir Reina.Maxime mengerutkan kening. "Kapan kamu belajar minum?"Dia dulu bisa langsung mabuk hanya setelah minum satu gelas. Sekarang, ada beberapa gelas di depannya yang semuanya kosong.Reina tidak menyangka dia akan bertanya tentang seberapa banyak dia bis

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 123

    "Selama kamu bersedia melepaskan aku dan Riki. Bersedia membiarkan semuanya berlalu."Maxime mengencangkan cengkeramannya sedikit demi sedikit. "Nggak akan mungkin."Yang dia katakan sebelumnya itu benar, mana mungkin dua orang yang pernah menjadi suami istri bisa berteman?Jika Reina ingin pergi, mati dulu baru bisa pergi!Mata Reina kehilangan seluruh sinarnya dan dia tersenyum pahit. "Andaikan aku tahu kamu orang yang sangat pendendam, harusnya aku yang minta putus waktu kita menikah dulu."Lagi-lagi berkata andaikan!Seutas awan kelabu pun datang menutupi wajah Maxime, mengingat saat Reina berkata bahwa dia menyesal telah menikah dengannya.Pria itu tidak menjawab lagi.Mobil melaju melewati malam yang gelap. Suasana hening.Reina sedikit pusing dan wajahnya memerah.Maxime mengira dia tertular flu darinya, jadi dia mengangkat tangan ingin mencoba merasakan suhu tubuhnya. Namun, sebelum sempat mendarat di dahi, wanita itu refleks menjauh.Tangannya membeku di tengah jalan. Kemudian

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 124

    Di dada Maxime terasa seperti ada batu yang menindih.Dia tidak pernah peduli lagi soal uang dan proyek itu.Dia hanya tidak suka ditipu!Entah di dunia bisnis atau di tempat lain, saat itu adalah kali pertama dan satu-satunya dia ditipu dan dipermainkan di depan semua orang!Melihat dia tidak menjawab, Reina tidak tahu bagaimana cara membantunya melepas dendam di hatinya."Selain yang itu, aku benar-benar nggak tahu bagaimana caranya membuatmu melepaskan masa lalu."Saat dia akhirnya berhenti bicara, Maxime menoleh dan melihat sosok mungilnya di kursi."Delapan tahun paling nggak sudah berlalu sejak perjanjian antara keluarga Andara dan keluarga Sunandar. Dalam delapan tahun ini, baik itu proyek atau uang sudah banyak berubah. Kamu mau mengembalikan pakai cara apa?""Sebut satu harga. Entah bagaimana caranya, aku akan mengembalikannya padamu," jawab Reina.Pandangan mata Maxime yang dalam sama-samar bersinar. "Oke kalau begitu, aku akan melepaskanmu setelah kamu membayarnya."Reina se

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 125

    Setengah jam kemudian, Reina kembali ke kamarnya untuk beristirahat.Maxime masih di ruang kerja.Ketika Alana menelepon Reina, wanita itu tercengang mendengar dia ingin mengembalikan hadiah pertunangan yang setinggi langit sebanyak 15,8 triliun."Gimana caranya kamu bisa mengembalikan uang sebanyak itu? Lagian, uangnya sudah diserobot adik dan ibumu, kenapa kamu yang harus mengembalikan?"Reina duduk di balkon, mencari angin untuk menjernihkan pikirannya."Aku ngobrol banyak sama dia hari ini. Dia sebelumnya nggak pernah janji mau melupakan semuanya. Tapi kali ini, asalkan aku mengembalikan uang itu, dia janji nggak akan ngungkit soal penipuan pernikahan lagi ...."Alana jadi bertanya-tanya. "Nana, tapi kenapa perasaanku, dia sedang menjebakmu?""Dia CEO Grup Sunandar, apa dia masih kekurangan uang 15,8 triliun? Kamu tahu nggak? Aku sudah cari-cari di internet, total uang yang didapatkan Grup Sunandar dari menyewakan toko-tokonya di seluruh negeri setiap tahunnya nggak kurang dari 120

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 126

    Reina tidak menyangka dia begitu blak-blakan.Memikirkan beberapa kali sebelum ini, pria itu sendiri yang pada akhirnya membuat mereka berhenti di tengah jalan.Kini Reina tidak seantusias sebelumnya. "Kamu yakin?"Maxime melangkah mendekatinya. "Kita masih suami istri, apa salahnya?"Sambil berbicara, tangannya bergerak melepas jubah mandinya.Reina terpaksa memalingkan wajah dan mengalihkan tatapannya.Melihat sorot matanya yang tersipu, Maxime menelan ludah, membuat jakunnya samar-samar naik turun."Jangan khawatir, aku nggak akan menyentuhmu."Reina terkejut.Lalu dia berpikir, tentu saja, itu yang dimaksud."Kalau kamu suka tidur di sini, biar aku tidur di kamar tamu." Dia berbalik hendak pergi.Kalau memang tidak bisa apa-apa, untuk apa tidur di sini.Namun, Maxime lebih cepat dan meraih pergelangan tangannya terlebih dahulu. Dengan satu tarikan kuat, Reina tertarik ke depan dan jatuh ke dalam pelukannya.Reina ingin melepaskan diri, tetapi Maxime memeluknya sangat erat."Jangan

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status