Share

Bab 1155

Author: Kacang Merah
Syena yang bingung pun langsung menelepon Melisha.

Sekarang dia dan Melisha ada di kubu yang sama, tentu dia tidak akan membiarkan ibunya membuat masalah ini jadi besar.

Namun, dia juga paham sifat Liane yang pasti tidak akan tinggal diam saat melihat Doni dipukuli.

Saat ini Tommy sedang menikmati makan siangnya. Setelah selesai makan, dia memerintahkan para pelayan untuk melakukan ini dan itu, dia menganggap dirinya sebagai raja.

Hari ini Tuan Besar Latief pergi menemui teman-temannya. Padahal biasanya dia yang akan mendidik Tommy.

"Di sini?"

Terdengar suara Liane dari luar pintu.

Joanna mengangguk, "Ya, Tuan Besar Latief sangat menyayangi cicitnya yang satu ini dan dia sendiri yang membesarkannya."

Liane membatin, "Pantas saja anak sekecil itu berani bertindak semena-mena."

Tapi hari ini, dia sudah main-main dengan orang yang salah!

"Siapa?"

Tommy bingung, siapa yang akan datang ke rumahnya di waktu seperti ini?

Ketika pelayan itu melihat Joanna dan Liane, mereka hendak buru-buru mem
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Like Pukaranda
sangat menarik...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1156

    Tommy sudah terbiasa bersikap sombong. Ini adalah pertama kalinya dia dipukuli oleh orang dewasa."Ah, kamu memukulku! Mama! Dia mukul aku!"Liane memukul pantat Tommy beberapa kali.Melisha tidak berani maju untuk mencegahnya. Dia sadar, masalah kecil ini akan menjadi besar begitu dia membantu putranya.Tommy yang dipukuli pun menangis tersedu-sedu. Di saat inilah dia sadar di atas langit masih ada langit.Orangtuanya bukan orang paling berkuasa dan mereka masih perlu tunduk pada orang lain.Sesampainya Reina di rumah, dia mendengar dari pelayan bahwa Tommy diberi pelajaran keras dan menangis tersedu-sedu.Sambil menangis, dia juga meminta maaf pada Doni.Tuan Besar Latief juga bergegas pulang. Namun setelah tahu Tommy yang salah karena sudah memukuli cucu Keluarga Hinandar, dia bahkan tidak membela sedikit pun.Reina hanya bisa merasa miris. Memang benar, punya kuasa dan kekuatan memang lebih penting dari segala hal di dunia ini.Kalau dia bisa sekuat Liane, siapa yang berani meninda

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1157

    Para orang dewasa merasa malu saat mendengar ucapan Riki.Liane juga tidak menyangka Riki yang masih kecil bisa berkata demikian.Reina tidak kaget, karena Riki suka menonton sinetron. Dulu dia menonton sinetron dengan Bu Lyann dan sekarang menonton bersama Gaby dan Sisil.Melihat Riki tidak memaafkan dirinya, Doni pun mulai menangis.Raisa merasa sedih saat melihat putranya menangis, "Riki, mohon maafkan kami. Sebenarnya Doni mau menjelaskan, tapi dia nggak tahu bagaimana karena masih kecil."Liane ikut angkat bicara, "Ya, asal kamu memaafkan Doni, kamu mau minta apa pun pasti kuberi."Mendengar ini, mata Riki berbinar."Benarkah? Kalian akan memberikan apa pun yang aku mau?"Liane mengangguk, lagipula apa yang bisa seorang anak kecil minta?"Tentu saja, kamu mau apa?""Menurutku kamu nggak menghormati mamaku. Aku mau kamu minta maaf sama mamaku," jawab Riki.Karena masih kecil, Riki tidak bisa berbuat banyak hal untuk Reina. Namun jika diberi kesempatan seperti ini, tentu dia akan me

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1158

    Reina yang sedang mengantarkan buah potong untuk kedua anak itu pun kebetulan mendengar kata-kata Doni.Reina selalu merasa Raisa dan Doni cukup familier, tapi dia tidak bisa mengingat di mana mereka pernah bertemu. Sekarang setelah mendengar ucapan Doni ...Reina tiba-tiba teringat peristiwa saat menolong Elly terakhir kali, yaitu untuk menyelamatkan Raisa sekeluarga.Anak ini ... Raisa ... Dia putri Elly bukan?Reina melangkah maju dan bertanya, "Doni, nama nenekmu Elly bukan?"Doni mengangguk, "Nama nenekku Elly Sahaja, semua orang memanggil nenekku, Bibi Elly."Reina keluar kamar Riki dan memeriksa informasi suster yang merawat Treya. Ternyata nama suster itu adalah Elly Sahaja.Setelah memastikan hal ini, Reina pun menepuk keningnya.Kenapa ingatannya begitu payah?Sampai sekarang dia tetap tidak mengenali Raisa. Mungkin karena waktu dia menyelamatkan Raisa, cahayanya terlalu remang-remang, jadi Reina tidak memperhatikan rupa Raisa sekeluarga.Namun, harusnya Raisa mengenalnya. Ka

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1159

    Raisa jadi sedikit cemas."Doni! Kenapa nggak nurut banget sih! Kusuruh pulang ya pulang, ayo!"Kening Raisa mulai basah karena buliran keringat halus. Dia takut makin lama dia tinggal, Reina jadi tahu segalanya.Akhirnya Doni dibawa pergi secara paksa sambil menangis tersedu-sedu.Reina berdiri di depan pintu, menatap punggung Raisa dan Doni dengan tatapan yang rumit."Ma, ada apa?"Riki menatap Reina yang berdiri di depan pintu dengan bingung, lalu berpikir apa Reina tidak menyukai Raisa dan Doni? Jadi, Riki pun berkata, "Ma, kalau Mama nggak suka sama mereka, aku juga nggak akan main lagi sama Doni.""Oh nggak kok. Kalau Doni datang main lagi sama Riki besok, Riki temani main aja."Riki tidak mengerti, "Mengapa?""Anggap saja Riki bantuin Mama ya?" ucap Reina sambil membungkuk.Saat mendengar dirinya bisa membantu Reina, Riki pun langsung menjawab tanpa ragu, "Oke, asal bisa bantuin Mama, aku main sama siapa pun nggak masalah kok."Reina terkekeh."Terima kasih, tapi kalau Riki ngga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1160

    "Cepat turunkan aku."Reina menepuk lengan kuat Maxime tapi tidak berpengaruh, jadi dia pun mencubitnya.Maxime mengerang dan dengan lembut membaringkannya di kasur."Temenin aku lebih lama, boleh nggak?"Maxime ikut berbaring dan memeluk Reina, "Kamu tahu nggak sejak aku buta, aku takut banget sama gelap."Takut gelap ....Reina tidak percaya. Mana mungkin seorang Maxime bisa takut gelap?Maxime memang tidak takut, dia cuma mencari alasan supaya Reina mau menemaninya.Maxime tahu Reina yang lembut hati pasti tidak akan pergi jika Maxime bicara seperti itu.Memang itulah yang terjadi. Reina tidak jadi pulang. Reina pikir, sekuat apa pun seorang pria, pasti dia memiliki sisi yang rapuh."Ya sudah aku temani, ayo cepat tidur. Nanti aku pulang kalau kamu sudah tidur."Reina menuruti permintaan Maxime.Setengah jam kemudian ... Maxime belum tidur. Satu jam kemudian ... Maxime masih belum tidur.Reina bersandar di pelukan Maxime pun ikut merasa ngantuk dan tidak lama pun terlelap.Tiba-tiba

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1161

    "Lain kali jangan begini."Wajah Reina memerah, dia langsung membelakangi Maxime dan pergi ke ruang ganti.Reina melihat dirinya di cermin, ada tanda merah di lehernya ...Maxime yang seperti ini membuat jantung Reina berdebar kencang tanpa alasan. Tiba-tiba, momen yang masuk ke dalam mimpinya semalam pun melintas di benaknya.Maxime sedang duduk di luar. Di matanya, Reina tampak sangat marah.Matanya yang gelap terus menatap ke arah ruang ganti.Reina sudah selesai ganti baju dan menggerai rambutnya yang panjang untuk menutupi tanda merah di lehernya.Sekarang cuaca semakin panas dan Reina sedang hamil, jadi cara terbaik menutupinya adalah dengan rambut."Aku pulang dulu, Riki pasti ngambek parah."Nada bicara Reina agak dingin.Maxime pun meraih tangan Reina, "Kamu marah?"Sekarang Maxime makin tidak bisa memahami pikiran Reina. Dia tidak paham kenapa istrinya ini marah, siapa yang bagi Reina lebih penting, Maxime atau Morgan?Reina berpura-pura marah, "Ya iya lah aku marah. Kan aku

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1162

    Setelah mengobrol dengan Riki, Reina mengantarnya ke rumah Doni.Sebenarnya Doni juga mau bertemu Riki, tapi Raisa khawatir Reina akan menemukan petunjuk akan kebohongan mereka, jadi Raisa melarang Doni menemui Riki."Huhuhuhuhuhu! Aku mau pergi main sama Kak Riki!""Kamu nakal banget sih? Kenapa nggak mau nurut? Mama nggak ngebolehin kamu pergi, ngerti nggak?" Raisa berujar dengan sangat tegas.Sekarang Liane sedang pergi mengurus pernikahan Syena.Sesampainya Reina di depan pintu, dia mendengar Doni yang menangis dan Raisa yang marah-marah.Reina pun masuk dan berkata, "Nona Raisa, apa kemarin Riki melakukan kesalahan atau aku yang sudah menyinggungmu? Kenapa kamu nggak mengizinkan Doni main sama Riki?"Begitu mendengar suara Reina, Raisa spontan menjadi gugup dan menoleh. Reina bisa melihat jelas tatapan panik Raisa."Ah ...."Ketika Doni melihat Riki, dia langsung tertawa lebar dan berlari menyambutnya, "Kak Riki."Riki mengangguk, "Ya."Reina melihat hubungan kedua anak itu baik-b

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1163

    Tentu, Reina melakukannya juga karena hal ini menyangkut nyawa Elly.Reina memutuskan untuk jujur pada Raisa dan bertanya apa dia mengetahui keberadaan Elly.Raisa pulang sore harinya. Dia pikir Reina dan Riki sudah pergi karena bosan.Namun begitu Raisa masuk rumah, dia mendapati Reina sedang membaca buku sedangkan anak-anak masih bermain.Raisa hendak pergi untuk menghindari Reina.Tidak disangka, Reina angkat bicara untuk menghentikannya, "Nona Raisa, aku baru ingat. Ibu angkatmu Elly Sahaja, 'kan?"Raisa berhenti melangkah dan mau berbohong."Hah? Aku nggak tahu ...."Sebelum Raisa selesai bicara, Doni sudah berkata lebih dulu, "Tante Reina kok bisa kenal nenekku?"Sekarang, Raisa tidak bisa terus berdalih.Raisa mengernyit dan mengaku, "Ya, ibu angkatku adalah Elly Sahaja, dia adalah suster perawat ibumu waktu sakit."Reina merasa Raisa adalah orang yang aneh. Saat dia bertanya baik-baik, wanita ini tidak mau menjawab. Saat Reina tidak bertanya lebih lanjut, dia malah menjelaskan.

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2145

    Hanna menghilang di balik ambang pintu.Reina sedikit membeku.Putranya, Leo, mendongakkan kepalanya dan berkata pada Reina dengan suara menggemaskan, "Ibu, sudah lima."Reina kembali tersadar dan melihat ke bawah, melihat bahwa bidak hitam Leo sudah penuh, yaitu lima bidak."Sayang kamu menang, luar biasa." Reina langsung memberikan pujian beruntun.Leo tersenyum bahagia.Di sisi lain, Liam sedikit cemburu saat melihat ibunya memuji kakaknya.Dia berjalan ke arah Reina dan memeluk lengan Reina. "Mama."Reina sedikit tidak berdaya, menyentuh kepala kecilnya. "Liam juga hebat."Joanna merasakan gejolak kecil di dalam hatinya saat melihat ini.Dia mengulurkan tangannya. "Ayo, sini peluk Nenek."Liam dan Leo berbeda dengan Riki dan Riko. Mereka tumbuh bersama Joanna dan memiliki perasaan mendalam kepada neneknya ini, tidak kurang dari perasaan mereka kepada Reina.Mereka berdua berlari mendekati Joanna, ingin dipeluk.Joanna sangat gembira dan berkata kepada Reina sambil tersenyum, "Lihat

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2144

    Ines berdecak, "Bukannya aku keberatan karena dia miskin, tapi keluarga yang berbeda, kelas yang berbeda, konsep hidup yang berbeda, pandangan dalam hidup pun akan berbeda.""Sekarang, darahnya sedang menggebu-gebu. Tapi, setelah darah itu mengalir ke kepalanya, dia akan lebih tenang. Saat itulah dia akan menyadari kalau dia dan Adrian berbeda."Setelah itu, Ines menoleh ke arah Reina."Nana, bukankah begitu?"Wajah Reina menegang.Dia terkejut kenapa Ines melemparkan pertanyaan itu kepadanya?"Hmm, memang benar akan ada konflik di kemudian hari, ketika kesenjangan antara status keduanya terlalu besar," kata Reina.Setelah mengatakan itu, dia mengubah topik pembicaraan, "Tapi, aku pikir kalau mereka benar-benar saling mencintai, mereka seharusnya bisa saling menemani hingga tua bersama."Dia mengatakan persetujuan untuk kedua belah pihak, jadi tidak menyinggung perasaan Hanna dan ibunya.Sejujurnya, Reina bahkan tidak tahu bagaimana Hanna dan Adrian bisa bersatu.Kalau di ingat tahun l

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2143

    Setelah permintaan Tommy kepada pengawal tidak membuahkan hasil, dia kembali ke ruang kelas dengan marah.Dia memelototi Alfian. "Jangan berpikir kalau aku nggak bisa melakukan apa pun kepadamu. Setelah pulang nanti, aku akan bilang Kakek agar perusahaanmu nggak bisa bergerak di pasaran."Saat membahas masalah perusahaan, sikap tegas Alfian berubah, dia pun menjadi khawatir.Dia hanya anak kecil, Tommy mungkin hanya akan melakukan sesuatu kepadanya. Namun, terkait perusahaan ....Jika ibu dan ayah tahunya tentang hal itu, mereka pasti akan menyalahkannya.Kemarahan Alfian barusan perlahan memudar. Dia hendak mengaku kalah, tetapi Riko tiba-tiba bicara, "Tommy, selain mengancam orang lain, apa lagi yang bisa kamu lakukan?"Tommy menatapnya dengan keterkejutan."Aku ... aku ...."Dia menjawab terbata-bata.Mata sedingin es Riko tertuju pada wajahnya. "Aku kasih saran, kalau kamu ingin belajar dengan tenang di kelas ini, lebih baik nggak usah buat masalah."Tommy menatap Riko seperti seek

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2142

    Riko bahkan tidak menatap Tommy dan menjawab ringan, "Nggak perlu, terima kasih."Tangan Tommy yang terangkat membeku."Riko, kamu yakin nggak mau? Aku pernah lihat kalau kamu punya banyak konsol game di kamarmu. Ini yang terbaru, apa kamu nggak mau main?""Main?" Riko menatapnya, lalu melanjutkan, "Apa kamu salah paham? Konsol-konsol di kamarku bukan buat dimainkan, tapi buat dibongkar pasang."Dibongkar pasang?Benak Tommy dipenuhi dengan kebingungan, tidak mengerti mengapa Riko harus membongkar konsol game yang bagus seperti ini.Riko tidak ingin menjelaskan, menundukkan kepalanya dan terus menulis sesuatu.Melihat hal ini, Tommy tidak punya pilihan selain menarik tangannya dan datang ke depan Riki.Bahkan sebelum dia bisa membuka mulutnya, Riki menguap dengan malas, kemudian berkata kepadanya dengan sorot mata dingin, "Singkirkan konsol game mu. Aku nggak mau."Sudut mulut Tommy bergerak pelan.Dia memaksa dirinya untuk menahan amarah di dalam hatinya dan berpura-pura tidak peduli.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2141

    Harus diakui bahwa di dunia ini, uang adalah satu-satunya hal yang paling berpengaruh.Melihat gadis yang duduk di samping Alfian berasal dari keluarga biasa-biasa saja, guru itu berjalan menghampiri dan berkata kepada gadis itu dengan suara hangat, "Nak, Tommy anak baru, jadi bolehkah kursimu diberikan kepadanya?"Mata gadis itu terlihat berair setelah mendengar ini.Dia tidak berani mengatakan tidak, hendak beranjak dan pindah meja.Namun, Alfian tidak bisa duduk diam."Pak, masih banyak kursi kosong di kelas, kenapa dia harus duduk di meja Lily?"Wajah guru yang bernama Amar terlihat kaku. Dia tidak dalam posisi yang tepat untuk memberi tahu Alfian tentang dunia orang dewasa dan pentingnya menghindari bahaya."Alfian, Lily saja nggak keberatan, kenapa kamu keberatan?"Alfian menatap Lily. "Lily, bukannya kamu sudah bilang bakal duduk denganku terus?"Ketika Lily mendengar Alfian mengatakan ini, matanya memerah dan dia menggosok matanya."Tapi ...."Suaranya tercekat.Alfian melindun

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2140

    Es mencair dan sudah waktunya sekolah dimulai.Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar, mereka berdua berada di sekolah yang sama.Meskipun mereka sudah menjalani satu semester, Riki masih merasa baru dalam segala hal."Kakak, kenapa menekuk wajahmu begitu? Di sekolah bisa dapat teman banyak, apa kamu nggak senang?" Riki bertanya dengan penuh curiga.Riko duduk tegak dan menatapnya. "Apa yang membuatmu senang?"Baginya, pergi ke sekolah dasar terlalu membosankan dan tidak menantang.Namun, Mama bilang bahwa di usianya sekarang, lebih baik mencari teman.Sesampainya di pintu masuk sekolah, sopir menatap kepergian keduanya."Hati-hati, Tuan Muda Riki dan Riko."Riko dan Riki berjalan masuk ke dalam sekolah secara berdampingan, langsung menarik perhatian banyak gadis.Sosok kecil yang tidak asing melambaikan tangan ke arah mereka. "Riko, Riki."Orang yang berbicara itu adalah keponakan Alana, Alfian.Setelah tidak bertemu dengannya selama liburan, berat badannya bertambah.Dia b

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2139

    Setelah tiba, Maxime langsung berjalan ke rumah dan langsung mempercepat langkahnya saat melihat Reina dan anak-anak."Nana."Reina langsung merasa nyaman saat melihat kedatangannya.Joanna yang duduk di sampingnya langsung bertanya, "Bukankah kamu bilang hari ini cukup sibuk dan akan pulang telat? Kenapa pulang lebih cepat dari biasanya?""Istirahat sebentar," jawab Maxime, kemudian duduk di sebelah Reina.Joanna memandangi keduanya, hatinya terasa sedikit masam.Putranya ini benar-benar sangat protektif terhadap istrinya.Maxime merendahkan suaranya dan bertanya pada Reina, "Apa yang terjadi?"Reina mengeluarkan ponselnya dan mengetik, lalu mengirimkannya kepadanya."Kita bicarakan setelah pulang nanti."Maxime juga menyadari bahwa Morgan masih ada di sini. Dia mengirim Emoji mengiakan, tidak lupa dengan Emoji peluk.Dia awalnya tidak memiliki Emoji ini di ponselnya. Itu semua karena Reina yang sering mengirimkannya, jadi dia mulai terbiasa.Reina melihat pelukan yang Maxime kirimkan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2138

    Morgan melangkah lebih dekat ke arah Reina."Nana, apa kamu sudah lupa kalau Syena mengirim seseorang untuk mencelakai anakmu, Riko? Aku melakukan ini karena ingin memberinya balasan yang setimpal, agar dia bisa merasakan rasa sakit ketika anak disakiti. Tapi ...."Ekspresi di wajah Morgan sedikit berubah. "Nggak disangka waktu itu bahkan nggak peduli sama anaknya sendiri. Mengerikan sekali."Mendengar Morgan bicara seperti ini, Reina malah berpikir bahwa Morgan jauh lebih mengerikan."Morgan, kamu benar-benar sangat menakutkan."Dia menarik napas dalam-dalam dan bergegas melewatinya, kembali masuk ke dalam rumah.Morgan berdiri diam, tubuh rampingnya begitu ringkih.Setelah berdiri diam untuk beberapa saat, dia kembali masuk ke dalam rumah.Di ruang tamu.Beberapa anak kecil sedang bermain-main.Reina duduk di samping, Joanna juga duduk di sofa, sesekali menggoda anak-anak.Melihat Morgan masuk, Joanna memintanya untuk duduk."Morgan, kamu baru sembuh, kenapa malah keluar? Di luar san

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2137

    Setelah keluar dan melihat langit yang cerah, Reina tidak tahu apa yang terjadi di dalam hatinya.Apa yang dikatakan Syena padanya benar-benar menembus persepsinya.Awalnya, dia mengira Morgan sudah cukup gila, tetapi dia tidak menyangka bahwa semua yang terjadi di masa lalu hanyalah puncak dari gunung esnya.Dia menarik napas dalam-dalam, tidak tahu bagaimana cara memberitahu Sisca tentang hal ini.Panggilan Sisca datang tidak lama kemudian.Reina menimbang kata-katanya sebelum mengatakannya secara perlahan.Setelah Sisca mendengarnya, dia juga terdiam cukup lama sebelum berkata dengan tidak percaya, "Morgan terlihat seperti orang yang lembut, bagaimana bisa dia melakukan hal seperti itu?""Entahlah, pokoknya mulai sekarang, kamu nggak perlu menyelidiki ayah kandung Talitha lagi. Besarkanlah Talitha dengan baik. Dengan adanya kamu, dia akan hidup dengan sangat bahagia."Sisca pun memahami hal ini.Untuk bisa melakukan hal seperti itu, pastilah ayah kandung Talitha bukanlah orang baik.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status