Home / Romansa / Richardo Elios / 70. Flashback: Tahap Terakhir

Share

70. Flashback: Tahap Terakhir

Author: Rhilll
last update Huling Na-update: 2022-01-31 09:17:22

BRAKK!!

"Dimana dia?" tanya seorang pria saat masuk kedalam rumah, nafas serta jantungnya berdetak tak karuan saat mendengar kabar yang tak enakan.

Pria itu menatap beberapa pelayan yang sedang mengerumuni seseorang.

"Amanda, apa kamu baik-baik saja?" tanya Roger khawatir, dia mendapat kabar bahwa perut Amanda kesakitan.

Para pelayan menghindar dan memberi ruang supaya Roger bisa berdekatan dengan Amanda.

"Kami sudah menyuruh Non untuk pergi kerumah sakit, tapi di bersikeras untuk tak pergi," jelas para pelayan.

Roger menatap Amanda yang tengah berbaring pulas di atas kursi, tangannya mengusap pelan dahi Amanda.

"Ayo pergi kerumah sakit," ajak Roger.

Amanda menggelengkan kepalanya. "Cuman sakit sebentar, pasti sakitnya bakal hilang lagi."

Roget tak mendengarkan perkataan Amanda, dia dengan cepat membopong tubuh munggil Amanda.

"Kita kerumah sakit sekarang, kamu harus melakukan pengecekan," ucap Roger dan berjalan

Locked Chapter
Patuloy ang Pagbabasa sa GoodNovel
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Richardo Elios   71. Flashback: Ahli Waris

    CKLEKK!!Pintu terbuka dengan lebar, terlihat seorang pria yang datang dengan keadaan yang tergesa-gesa, dia menatap seseorang yang sedang duduk santai sambil meminum teh hangatnya."Apa saya datang terlambat?" tanya pria itu."Tidak, aku juga hanya menunggu disini beberapa detik saja," ucap pria itu dan masih menikmati tehnya."Baguslah, jadi apa bisa kita mulai, tuan Loren?" tanya Roger dan duduk di depan kursi pria yang bernama Loren.Loren menatap Roger sesaat, dia pun meletakan teh dari tangannya dan mengambil sesuatu berkas dari dalam tasnya."Jadi maksud kedatanganmu kesini untuk mencari tahu siapa ahli waris keluarga Elios?" tanya Loren tapi tangan dan matanya tak lepas dengan berkas-berkas di depannya.Roger mengaggukkan kepalanya pelan. "Iya, aku takut jika ahli waris keluarga Elios jatuh di tangan yang salah."Loren menghentikan gerakan tangannya, dia menatap Roger sesaat, lalu kembali ke aktivitasnya.Roger m

    Huling Na-update : 2022-02-03
  • Richardo Elios   72. Flashback: Pertemuan Roger dan Jakson

    Pagi bersinar cukup terang, terlihat orang-orang sudah berjalan melakukan aktivitas mereka, tak lupa akan ciutan burung-burung yang bertebrangan di angkasa. Terlihat seorang pria baru saja memasuki sebuah rumah kediaman keluarga Hernandos. KRIETT!! Pintu terbuka dengan lebar, pria itu menatap beberapa kumpulan orang yang sedang menyantap sarapan pagi mereka. "Apa maksud kedatanganmu ketempat ini, Roger?" tanya Jordan Hernandos, ayah kandung Roger dan Justin. "Kenapa kamu sekejam ini pada anakmu sendiri, aku datang hanya untuk menyapa keluargaku," jawab Roger sembari menduduki sofa, tak lupa tangannya mengambil beberapa camilan di atas meja, lalu memakannya. Justin menghentikan makannya, dia menatap kakaknya yang tengah duduk santai itu. "Kamu terlihat santai, padahal baru beberapa hari yang lalu kamu sedang berduka," ucap Justin dan membuat Roger sedikit tak suka dengan ucapan itu. Roger meletakan camilannya, dia menata

    Huling Na-update : 2022-02-10
  • Richardo Elios   73. Flashback: Beban Amanda

    "Jadi dimana dia sekarang?" tanya seorang wanita kepada orang yang dia telfon.Orang itu menjawab. "Dia baru saja keluar dari rumah keluarga Hernandos, ah ... dia juga sempat menemui salah satu petugas kebersihan keluarga Hernandos.""Apa dia sudah pergi dari kediaman Heranandos?" tanya wanita itu lagi."Iya, dia sempat memberikan kartu pengenalnya kepada petugas itu, lalu dia pergi dengan mobilnya," jawabnya dengan jelas."Petugas siapa yang dia temui? Cari tahu tentang pria itu, dan jangan sampai kamu kehilangan jejaknya, Loren," ucap wanita itu, dia berpegang teguh kepada Loren."Baik Non Amanda, saya akan lakukan semampu saya," ucapnya dan langsung mematikan telepon.Amanda menghela nafasnya kasar, dia tak percaya, kini salah satu orang yang dia curigai adalah suaminya sendiri.Walau beribu-ribu orang, bahkan saudara terdekat, entah kenapa Amanda merasakan bahwa Rogerlah dalang di balik pembunuhan ayahnya."Kepalaku pusing,

    Huling Na-update : 2022-02-13
  • Richardo Elios   74. Flashback: Anggota Baru Black Tiger

    Jam menunjukan pukul 22:00 tepat, terlihat seorang pria menatap gedung kosong yang terlihat begitu menyeramkan.Pria itu sedikit ragu untuk berjalan masuk kedalam gedung, dia takut jika dia akan dikhianati oleh orang itu."Kenapa dia memintaku untuk bertemu di tempat ini? Apa dia mau menjebakku?" batin Jakson, dia menatap pesan yang dikirimkan Roger.Jakson hanya bisa memandangi gedung itu, dia masih saja sensitif dan tak bisa mempercayai Roger begitu saja, apalagi mereka baru saja bertemu tadi pagi.TING!Bunyi pesan masuk, Jakson menatap layar ponselnya lagi, dia membaca pesan yang dikirimkan Roger."Aku punya sesuatu didalam sini, tenang saja, aku tidak akan mengkhianatimu, justru kamu akan bahagia jika kamu masuk kedalam gedung ini, Jakson Helio."Pesan itu tertulis jelas di layarnya, Jakson menatap sekeliling, dia meneguk salivanya kasar."Apa aku di awasi? Dimana mereka?" batin Jakson takut, bahkan di dalam kegelapan ini,

    Huling Na-update : 2022-02-17
  • Richardo Elios   75. Flashback: Rencana Pengeboman

    BRAKK!!Sebuah tas hitam besar terjatuh tepat di depan seorang pria, pria itu menatap tas itu dan memeriksanya."Bagaimana? Apa kurang cukup?" tanya Jakson sambil menunjukan smirk di bibirnya.Setelah malam di saat Jakson bergabung dengan Black Tiger, Roger telah menyusun sebuah rencana.Roger menyuruh Jakson untuk mencari sebuah bom ilegal di pasar gelap, dia sudah lama mencari bom, tapi rencananya selalu gagal untuk memasuki pasar gelap.Bahkan Roger bersyukur sempat mengambil Jakson sebagai anteknya, dia tahu bahwa Jakson merupakan mantan seorang kriminal di pasar gelap.Roger terkekeh pelan, dia tak percaya akan mendapatkan barang yang dia inginkan secepat ini, dia kagum dengan koneksi yang dimiliki Jakson."Ini sudah cukup, terima kasih Jakson," jawabnya sembari tersenyum dan menatap bom itu.Jakson ikut tersenyum ketika melihat senyum Roger. "Apa yang kamu lakukan dengan bom ini? Roger?" tanya Jakson, dia dari kemarin ing

    Huling Na-update : 2022-02-23
  • Richardo Elios   76. Flashback: Telepon Iseng

    Sunset di sore hari telah mengeluarkan warnanya, terlihat burung-burung yang bertebrangan hendak pulang ke rumahnya, tak hanya binatang, para manusia yang bekerja juga pulang ke rumah mereka masing-masing.Di sebuah rumah sakit, terlihat seorang dokter muda yang cantik baru saja keluar dari ruangan pasiennya.Gadis itu memeriksa tasnya takut ada yang ketinggalan, hari ini dia pulang cepat ke rumah, karena tidak punya sift malam."Mau pulang yah Saras?" tanya salah satu teman perawatnya.Saraswati yang keasikan mengecek barang-barangnya pun terpaksa berhenti, dia tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Semangat sift malamnya, Raisa," ucap Saraswati memberi semangat kepada temannya, Raisa."Nanti temenin aku di sms yah? Aku bosan kalo berjaga gak ada teman," ucap Raisa manja.Saraswati menganggukkan kepalanya, dia tersenyum lepas menatap temannya itu, biasanya dia dan Raisa selalu sift pagi bersama, entah kenapa jadwal mereka terpisah.

    Huling Na-update : 2022-02-28
  • Richardo Elios   77. Flashback: Tugas Saraswati

    TING!!Pesan masuk, dengan cepat Saraswati membuka dan membaca pesan itu. "Datanglah ke lokasi ini," gumam Saraswati ketika membaca isi pesan, bahkan sudah tercantum sebuah alamat di dalam pesan itu.Tak menunggu waktu lama, Saraswati berjalan keluar dari rumahnya, dia masuk kembali kedalam mobil dan pergi ke tempat tujuan.Di dalam perjalanan Saraswati tak fokus menyetir, dia bahkan hampir saja menabrak seorang pejalan kaki.Gadis itu tak bisa memusatkan pikirannya dengan benar, dia kepikiran dengan kedua orang tuanya yang disandra, bahkan bukan uang tebusan yang diminta, melainkan dirinya yang harus datang ke suatu tempat."Sialan! Apa yang mereka mau dariku," ucap Saraswati kesal, baru kali ini dia mengeluarkan kata-kata kasar dari mulutnya.Tak memakan waktu lama, akhirnya mobil Saraswati tiba di alamat yang di tuju, terlihat sebuah gedung besar yang sudah tak terpakai."Gelap," gumam Saraswati, karena waktu sudah semakin malam.

    Huling Na-update : 2022-03-02
  • Richardo Elios   78. Flashback: Kabur Dari Rumah Sakit

    CEKLEK!! "AMANDA!?" "ARGHH!?" Saraswati langsung kaget melihat Amanda yang menjerit kesakitan sambil memegang perutnya, dengan sigap Saraswati mendekat dan menenangkan Amanda. "Tarik nafas, lalu hembuskan secara perlahan-lahan," ucap Saraswati menenangkan Amanda. Amanda menarik nafas serta menghembuskannya secara perlahan-lahan, tapi konsentrasinya selalu gagal karena rasa sakit yang begitu hebat di belakang dan perutnya. "Se--sepertinya aku mau melah ... hirkan," ucap Amanda tersenggal-senggal. Saraswati meneguk ludahnya kasar, dia bingun di situasi seperti ini, apa dia harus memindahkan Amanda dari tempat ini. "Kamu harus pindah ke rumah sakit lain," ucap Saraswati dan mencoba membangunkan Amanda. Amanda masih saja mengeringis kesakitan. "Gak! Aku gak tahan lagi Saraswati, aku mohon bebaskan aku dari rasa sakit ini," ucap Amanda menangis hebat. Saraswati mengacak rambutnya frustasi, dia bahkan me

    Huling Na-update : 2022-03-12

Pinakabagong kabanata

  • Richardo Elios   119. Episode Spesial

    Pagi hari yang cerah membentang luas diangkasa, matahari menunjukan sinar ultra violetnya dan menyinari seluru makhluk hidup dimuka bumi.Bunga bermekaran dimana-mana sambil menunjukan keindahannya, musim semi menjadi musim yang paling ditunggu semua orang.Tak hanya bunga-bunga saja, bahkan pohon juga menunjukan buah segarnya kepada makhluk hidup lainnya.Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan, tiga tahun terlewat begitu saja, semuanya tampak normal pada umumnya.Seluruh kota masih sama seperti dulu, semua bangunan dari pribadi maupun umum masih sama seperti tahun lalu, mungkin yang berubah hanyalah anak-anak kecil yang sudah mulai perlahan beranjak remaja dan dewasa.Dipagi hari yang cerah ini, kebahagiaan mulai terpancar besar disebuah gedung mewah, terlihat banyak sekali orang yang datang menghadiri pernikahan seorang pria dan gadis muda."Selamat atas pernikahannya, Arnold Bernald dan Angelina Casanova."Tulisan tersebut terpampang dengan jelas diatas banguan meg

  • Richardo Elios   118. END

    CEKLEK!!Pintu rumah langsung terbuka dengan lebar, pintasan ingatan langsung terlintas dan membuat jantung Richard berdegub sangat kencang tak teratur."RICHARD!" teriak Kirana saat melihat Richard hampir saja jatuh kebawah.Richard menggelengkan kepalanya dengan kuat, pria itu mencoba menetralisirkan nafasnya."Kalau kamu tidak kuat, kita undur saja," ucap Kirana khawatir dengan mental suaminya itu.Richard menegakkan badannya kembali, dia menatap Kirana diselingi dengan senyuman kecil, tak lama tangannya menggenggam kuat tangan kecil milik Kirana."Aku tidak mau kabur lagi," ucap Richard masih mengeratkan pegangan tangannya.Kirana menatap suaminya itu, walau sudah berkata bahwa dia akan mengatasinya, tapi hati gadis kecil itu selalu saja merasa khwatir akan suaminya.Mereka berdua langsung melangkahkan masuk kedalam rumah, hawa keadaan sekitar langsung berubah dengan drastis.Terasa sejuk didalam, tak dingin maupun panas, seperti membuat tubuh untuk tetap betah dan tinggal disini.

  • Richardo Elios   117. Hari Peringatan

    Pagi hari yang selalu diawali dengan cerahnya matahari, kini berganti menjadi mendung seperti musim dingin pada umumnya.Awan menghitam dari subuh, namun air hujan tak kunjung turun setitik pun, dunia seperti sedang bersedih hari ini.Jam menunjukan pukul 07:00, terlihat kedua pasangan yang sudah memakai pakaian serba hitam, mereka akan pergi untuk memperingati hari seseorang."Apa tidak ada yang ketinggalan?" tanya Richard kepada Kirana.Gadis yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan, tanpa menunggu waktu lama, mobil langsung menuju dengan cepat dijalan raya.Sepanjang perjalanan, Richard tak terlalu membicarakan sesuatu, mungkin kenangan-kenangan pahit itu muncul lagi diingatannya, apalagi Richard belum sepenuhnya melupakan kejadian yang menyeramkan itu.Kirana menatap awan hitam yang membentang luas diatas, langit seperti mengetahui bahwa mereka sedang bersedih hari ini."Seperti biasanya, aku benci awan seperti ini," ucap Richard membuka obrolan.Kirana yang tengah

  • Richardo Elios   116. Berkunjung

    CKITT!!Mobil hitam pekat itu mendarat disebuah rumah sakit pusat kota, keempat orang itu turun dan menatap bangunan didepan.Didalam perjalanan mereka sempat membatalkan janji untuk pergi jalan-jalan, dan terpaksa mengunjungi seseorang dirumah sakit ini."Apa ayah sudah melakukan pemeriksaan?" tanya Richard dan mendapat anggukan pelan dari Kenneth."Kemarin sudah melakukan pemeriksaan terakhir, mungkin ayah saat ini berada diruang rawatnya," jawab Kenneth.Richard menatap Kirana yang tengah membawakan bungkusan kue untuk Justin.Tanpa menunggu waktu lama, mereka langsung berjalan masuk kedalam rumah sakit. Berasa dejavu, Richard teringat kembali saat dia berada dirumah sakit sebulan yang lalu, setelah insiden Black Tiger dan Dark Devil.Semuanya terjadi begitu cepat, bahkan Richard masih ingat bagaimana Andy, musuh mereka yang mati dengan terhormat.Tak mau memikirkan masa lalu yang suram itu, Richard menepuk pelan pipinya supaya tersadar, dan menatap masa depan yang cerah.CKELEK!P

  • Richardo Elios   115. Batal Hiburan

    Pagi hari yang cerah mulai menyapa, seperti hari-hari biasa lainnya, semua orang kembali melakukan aktivitas mereka, dari pekerja kantoran sampai anak-anak sekolahan.Disebuah hotel, terlihat banyak sekali orang-orang yang sudah siap bepergian pulang karena menginap semalaman ditempat ini, ada juga yang menetap menikmati masa liburan mereka."Apa tidak ada yang ketinggalan lagi?" tanya Kirana kepada Keynest, karena gadis kecil itu membawakan banyak sekali buku-buku belajar.Pandangan Kirana tertuju pada Serani dan Acha yang berjalan mendekat, mereka berpelukan dengan Kirana sebelum berpamitan pulang."Kami duluan yah, maaf gak bisa pulang barengan," ucap Serani tak tegaan, karena keadaan membuat mereka seperti ini.Serani dan Acha mereka bekerja disatu perusahaan batik yang terkenal diindonesia, mereka beruntung mendapat cuti libur sehari, dan hari ini terpaksa pergi ke kantor.Kirana tersenyum menatap kedua sahabatnya itu. "Gak apa-apa, setidaknya kalian masih menyempatkan diri untuk

  • Richardo Elios   114. Truth Or Dare

    Piknik liburan berakhir dengan cepat hingga malam hari, mereka semuanya setuju untuk melakukan penginapan malam ini.Hawa dingin malam mulai menerpa seluruh tubuh orang-orang, walau tadi pagi cuacanya sedang bagus, tak menutup kemungkinan, karena ini adalah musim dingin.Dari arah pantai, terlihat seorang gadis yang berjalan menyusuri pasir. Dingin yang ia rasakan, walau sudah memakai jaket tebal, tapi dinginnya angin malam ini, benar-benar membuat seluruh tubuhnya seperti membeku.Langkah kakinya terhenti tepat didepan air laut, dia menatap air yang begitu tenang, serta ingatan waktu ia jatuh cinta untuk pertama kalinya, langsung terlintas begitu saja."Kirana!" teriak seseorang dan membuatnya membalikkan badan kebelakang.Senyumannya mengembang menatap pria yang tengah berlari cemas kearahnya, dengan cepat pelukan hangat langsung dia terima dengan kedatangan pria itu."Kamu dari mana saja? Aku khawatir saat kamu gak ada dihotel," ucap Richard sambil memeluk erat tubuh Kirana.Kirana

  • Richardo Elios   113. Piknik Bersama

    Musim kian berganti dan berlalu dengan cepat, semua aktivitas mulai kembali dengan normal layaknya seorang manusia pekerja dipagi hari.Hidup terasa menjadi ringan dan bermakna, lika-liku yang selama ini diperjuangkan, kini telah usai dan diganti dengan sebuah kebahagiaan.Matahari mulai menyapa sebuah rumah mewah, terlihat cahayanya yang mulai masuk melalui celah-celah rumah, dan mengganggu indra seorang gadis yang tengah tertidur pulas.Gadis itu mengedipkan matanya berkali-kali, dan menetralkan penglihatannya, iris matanya pun teralihkan dengan seorang pria yang kini tengah tertidur disampingnya."Sudah bangun?" tanya pria itu sembari membuka mata dan memiringkan tubuhnya kedepan gadis itu.Kirana kaget dan menatap Richard cukup lama, ternyata pria itu sudah bangun dari tadi, dan mungkin sedang mengumpulkan tenaga untuk bangun.Seminggu setelah pernikahan berlalu, Kirana dan Richard resmi menjadi seorang pasangan baru, dan baru tadi malam saja mereka melakukan kegiatan yang biasa d

  • Richardo Elios   112. Pernikahan Yang Bahagia

    Acara selamatan dari semua pengunjung pun berakhir, kini kedua pasangan itu dapat beristirahat dan menikmati pertunjukan dari para penari maupun penyanyi."Akhirnya kalian bisa duduk dengan tentram," ucap Angelina dan Arnold yang kini tengah menghampiri kedua pasangan itu."Jangan bahas itu lagi, kaki ku seakan-akan mau terlepas saja," ucap Richard sambil memijit pelan betisnya."Iya, bahkan sepanjang selamatan, Richard selalu memohon supaya semua ini cepat berlalu," canda Kirana, dia merasa lucu ketika melihat tingkah Richard yang cemberut akibat acara selamatan yang tak kunjung selesai.Mereka bertiga langsung tertawa dan menistakan Richard, sehingga membuat pria yang diejek hanya bisa pasrah dengan keadaan.Dari kejahuan, terlihat kedua orang gadis yang tengah menatap Kirana tersenyum bahagia bersama teman-teman barunya itu."Apa dia melupakan kita? Dia bahkan tidak menceritakan pernikahan kontrak itu sekali pun," ucap Acha yang kini merasa kesal karena tingkah Kirana.Serani menco

  • Richardo Elios   111. Acara Salaman

    Pesta pernikahan digelar dengan begitu meriah, setelah kedua pasangan dinyatakan sah menjadi suami dan istri, pesta tarian maupun nyanyian dari artis terkenal, langsung memeriahkan acara tersebut.Orang-orang berpesta ria sambil mencicipi makanan serta minuman yang telah disediakan.Kedua pasangan yang menjadi topik utama itu, kini sedang bersalamah dan berfoto dengan orang-orang yang hadir diacara pernikahan mereka.Acara salaman memakan waktu yang cukup lama untuk bersalaman dengan semua orang yang hadir diacara itu, dari sekian banyaknya orang, hingga akhirnya tersisa sedikit orang saja untuk menyelesaikan acara salaman."Bagaimana perasaan kalian berdua?" tanya Angelina dan Arnold yang kini naik untuk berpegangan tangan dengan kedua mempelai."Lelah, lebih baik kalian berdua turun saja, biar acara salaman ini cepat berakhir," ucap Richard yang sudah lelah dengan salaman terus menerus.Arnold menahan tawanya, baru kali ini dia melihat Richard kesusahan seperti orang yang mau mati.

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status