Sebuah alaram yang berbunyi sesuai waktunya, terlihat seorang pria baru saja terusik dari tidurnya.
Richard mengedipkan matanya berkali-kali, dia bangun dan menetralkan nafas serta penglihatannnya.
Richard berjalan mematikan alarmnya, lalu keluar dari kamar.
Langkah kakinya terhenti, dia menatap pintu kamar Kirana, Richard seperti tak merasakan keberadaan Kirana sedikit pun.
KLANG!!
Bunyi suara dari dapur mengalihkan pandangan Richard, dia berjalan dengan cepat dan turun ke bawah.
Matanya mendapati seorang gadis yang tengah memakai celemek di badannya, gadis itu tengah membersihkan sisa piring kotor.
"Kirana?" panggil Richard dari belakang.
Gadis itu membalikkan badannya saat mendengar suara Richard. "Richard, kamu sudah bangun?"
Wajah Richard langsung berubah dengan drastis, dia menatap seorang gadis yang tak ingin dia temui.
"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Richard.
"Kenapa har
KRINGG!!Bunyi alarm berhasil di matikan seorang gadis, dia bahkan bangun lebih dulu dari pada alarmnya.Kirana selesai membersihkan dirinya, dia membuka jendela dan menghirup aroma pagi hari yang menyegarkan."Makasih Revano," gumam Kirana menatap Revano yang tengah sibuk menyirami bunga.Kirana masih mengingat jelas tadi malam, dia bahkan tak bisa melupakan kejadian kemarin dalam hidupnya.Orang yang di harapkannya, malah menjadi orang yang menyakitinya, sedangkan orang yang menyakitinya malah datang membantu dirinya.Kirana menghembuskan nafasnya kasar, dia mengingat jelas tadi malam, sebenarnya dia tidak mau mengikuti Revano, tapi karena saat itu tidak ada siapa-siapa disana, makanya dia hanya bisa bergantung kepada Revano.Kirana menutupi jendela ketika matahari makin meninggi, dia mengambil barang-barangnya.Langkah kaki Kirana terhenti saat menatap sebuah foto, tak lama senyuman mulai terukir di wajah Kirana."Rev
"Kirana?"Richard menatap seorang gadis dari kejahuan, dia merasa familiar di setiap gerakkan yang di lakukan gadis itu."Tunggu sebentar disini Arnold," ucap Richard sembari menepuk pundak dan berjalan pergi meninggalkan Arnold."Richard! Kita hampir sampai," teriak Arnold, tapi Richard tak mendengarnya sedikit pun."Sial! Kalau gak berjalan sesuai rencana, ibuku bakal mati," ucap Arnold deg-deggan.Richard berjalan melewati kerumunan, dia bahkan di caci maki karena berjalan menyalip yang lain, tapi pria kecil itu tak memperdulikan cacian itu."KIRANA!" teriak Richard, tapi gadis yang diteriaki tak mendengarnya.Richard makin mendekat kepada gadis itu, jantung dan nafasnya makin tak karuan."Kirana? Benarkan kamu Kirana." Richard dengan cepat menarik pergelangan gadis itu.Gadis yang di tarik yang bisa pasrah, dia bahkan menatap Richard dengan tatapan kaget. "Richard?"Richard tersenyum kecil, dia tak menyangka a
TENG! TENG!"HORAAA!!"Teriakan seluruh orang-orang di dalam gedung, benar-benar sangat membahagiakan.Mereka bahagia ketika sudah berhasil menangkap musuh terbesar yang sudah lama mereka incar sejak dulu.Terlihat seorang pria baru saja terbangun dari kesadarannya, bukan cuman pria itu, bahkan beberapa orang yang disandra pun juga ikut sadar.Richard menetralkan penglihatannya, walau telingannya telah terusik oleh suara orang-orang, tapi pandangannya masih tetap kabur.Richard mengedipkan matanya berkali-kali, walau samar-samar, matanya bisa melihat banyak sekali orang yang berkumpul di ruangan ini."Hey ... lihatlah ini, sang bintang utama kita sudah bangun!" teriak seorang pria sambil mengangkat gelas birnya tinggi-tinggi.Richard menyipitkan matanya, dia melihat pria itu berjalan mendekat kearahnya.CURRR!!Bir yang di pegang pria itu, ditumpahkan ke kepala Richard.Hal itu langsung mengundang gelak taw
BRAKK!!Semua pandangan yang ada di tempat itu, langsung tertuju di sebuah pintu yang terbuka lebar akibat sebuah tendangan.BRUKHH!!Seorang gadis yang di lempar paksa oleh Mr Monkey, dia terlempar dan wajahnya hampir mencium lantai."Jessica?" gumam Richard saat mengenali gadis itu.Jessica mengangkat wajahnya, dia bisa melihat banyaknya korban yang disandra di tempat ini."Apa yang kamu lakukan di tempat ini?" tanya Richard.Jessica hanya bisa memasang wajah ketakutan, dia benar-benar takut akan di bunuh, apalagi mantannya Stevan yang sekarang menjadi Mr Monkey."Ikat jalang ini," perintah Mr Monkey.Para penjaga langsung berjalan kearah Jessica, sambil membawa rantai besi.Jessica hanya pasrah di bawah mereka, bahkan saat tangannya di ikat dengan rantai, dia tidak dapat berkutik apa-apa."Kamu lama sekali, aku pikir kamu tidak akan datang," ucap Jakson dan merangkul pundak Mr Monkey."Tenan
"Ini adalah bunga yang menjadi saksi kematian ibumu." Richard langsung terkejut dengan apa yang dia dengar, matanya memerah, dia menatap Mr Black dengan tatapan penuh amarah. "Santai dulu, kamu jangan membuang tenagamu sia-sia," ucap Mr Black sembari menepuk pelan pipi Richard. Richard rasanya mau marah sekali, dia telah mengetahui pembunuh ibunya, tapi kenapa dia tak bisa berbuat apa-apa di saat seperti ini. Mr Black berdiri dari jongkoknya, dia menatap Richard sesaat, lalu berjalan kembali ke anak buahnya, Richard juga bisa melihat senyuman brengsek dibalik topeng itu. "BRENGSEK! TERNYATA KAMU YANG TELAH MEMBUNUH AMANDA!" Justin memberontak sekuat mungkin, dia menjadi agresif saat mendengar kebenarannya. Mr Black membalikkan badannya, dia menatap Justin yang tengah memberontak seperti orang gila. "Roger brengsek! Berani-beraninya kamu melakukan hal keji itu pada Amanda, istrimu sendiri," ucap Justin, matanya memerah, bahkan d
"Kabar terbaru, seorang pendiri perusahaan Elios Ent, dikabarkan meninggal pada malam hari ini."PRANGG!!Seorang wanita yang hendak meminum obatnya, terpaksa menjatuhkan gelas yang dia pegang.Wanita itu berjalan kebelakang sehingga membuatnya hampir kehilangan keseimbangan, dia memegang perutnya yang sedang hamil sembilan bulan."I--ini pasti bohongkan," ucapnya tak percaya, dia masih tak menerima kebenaran.Amanda menutup mulutnya tak percaya, air mata mulai turun membasahi pipinya.TOK! TOK!"NON AMANDA! APA ANDA MENDENGAR KAMI?""NON, APA ANDA BAIK-BAIK SAJA?"Pertanyaan demi pertanyaan di lancarkan oleh pelayan, mereka langsung menuju kamarnya Amanda saat mendengar kabar buruk itu."Ada apa ini? Dimana Amanda?" tanya seorang pria, dia terlihat sangat buru-buru."Non Amanda masih di dalam, kami juga mendengar ada gelas yang pecah," jawab salah satu pelayan.Pria itu menyingkirkan pelayan yang be
Pagi hari yang biasanya di awali dengan cerahnya matahari, kini diawali oleh air hujan yang sangat deras.Pemakaman Arkhen Elios telah selesai, terlihat banyak keluarga dekat dan kerabat, serta para pekerja kantor yang pulang dari tempat pemakaman.Hanya ada satu orang wanita yang tengah menatap kuburan ayahnya, dia tak bisa menangis lagi, seakan-akan air matanya telah habis untuk di keluarkan."Kita harus pulang Amanda, kamu harus istirahat yang cukup," ucap Roger mengelus kedua lengan Amanda.Amanda tak menjawab pertanyaan Roger, dia hanya bisa menatap lurus kedepan."Kamu tahu? Aku tidak rela dengan kepergian ayah, saking tidak relanya, aku sampai mengira bahwa kematian ayah adalah pembunuhan," ujar Amanda dan langsung membuat Roger terdiam sesaat."Apa maksudmu? Ini sudah takdir Amanda, ayah juga sebenarnya ingin hidup bersama kita, tapi kalau takdirnya menyatakan dia harus mati yah, kita tidak bisa menghalangi itu," ucap Roger.
BRAKK!!"Dimana dia?" tanya seorang pria saat masuk kedalam rumah, nafas serta jantungnya berdetak tak karuan saat mendengar kabar yang tak enakan.Pria itu menatap beberapa pelayan yang sedang mengerumuni seseorang."Amanda, apa kamu baik-baik saja?" tanya Roger khawatir, dia mendapat kabar bahwa perut Amanda kesakitan.Para pelayan menghindar dan memberi ruang supaya Roger bisa berdekatan dengan Amanda."Kami sudah menyuruh Non untuk pergi kerumah sakit, tapi di bersikeras untuk tak pergi," jelas para pelayan.Roger menatap Amanda yang tengah berbaring pulas di atas kursi, tangannya mengusap pelan dahi Amanda."Ayo pergi kerumah sakit," ajak Roger.Amanda menggelengkan kepalanya. "Cuman sakit sebentar, pasti sakitnya bakal hilang lagi."Roget tak mendengarkan perkataan Amanda, dia dengan cepat membopong tubuh munggil Amanda."Kita kerumah sakit sekarang, kamu harus melakukan pengecekan," ucap Roger dan berjalan
Pagi hari yang cerah membentang luas diangkasa, matahari menunjukan sinar ultra violetnya dan menyinari seluru makhluk hidup dimuka bumi.Bunga bermekaran dimana-mana sambil menunjukan keindahannya, musim semi menjadi musim yang paling ditunggu semua orang.Tak hanya bunga-bunga saja, bahkan pohon juga menunjukan buah segarnya kepada makhluk hidup lainnya.Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan, tiga tahun terlewat begitu saja, semuanya tampak normal pada umumnya.Seluruh kota masih sama seperti dulu, semua bangunan dari pribadi maupun umum masih sama seperti tahun lalu, mungkin yang berubah hanyalah anak-anak kecil yang sudah mulai perlahan beranjak remaja dan dewasa.Dipagi hari yang cerah ini, kebahagiaan mulai terpancar besar disebuah gedung mewah, terlihat banyak sekali orang yang datang menghadiri pernikahan seorang pria dan gadis muda."Selamat atas pernikahannya, Arnold Bernald dan Angelina Casanova."Tulisan tersebut terpampang dengan jelas diatas banguan meg
CEKLEK!!Pintu rumah langsung terbuka dengan lebar, pintasan ingatan langsung terlintas dan membuat jantung Richard berdegub sangat kencang tak teratur."RICHARD!" teriak Kirana saat melihat Richard hampir saja jatuh kebawah.Richard menggelengkan kepalanya dengan kuat, pria itu mencoba menetralisirkan nafasnya."Kalau kamu tidak kuat, kita undur saja," ucap Kirana khawatir dengan mental suaminya itu.Richard menegakkan badannya kembali, dia menatap Kirana diselingi dengan senyuman kecil, tak lama tangannya menggenggam kuat tangan kecil milik Kirana."Aku tidak mau kabur lagi," ucap Richard masih mengeratkan pegangan tangannya.Kirana menatap suaminya itu, walau sudah berkata bahwa dia akan mengatasinya, tapi hati gadis kecil itu selalu saja merasa khwatir akan suaminya.Mereka berdua langsung melangkahkan masuk kedalam rumah, hawa keadaan sekitar langsung berubah dengan drastis.Terasa sejuk didalam, tak dingin maupun panas, seperti membuat tubuh untuk tetap betah dan tinggal disini.
Pagi hari yang selalu diawali dengan cerahnya matahari, kini berganti menjadi mendung seperti musim dingin pada umumnya.Awan menghitam dari subuh, namun air hujan tak kunjung turun setitik pun, dunia seperti sedang bersedih hari ini.Jam menunjukan pukul 07:00, terlihat kedua pasangan yang sudah memakai pakaian serba hitam, mereka akan pergi untuk memperingati hari seseorang."Apa tidak ada yang ketinggalan?" tanya Richard kepada Kirana.Gadis yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan, tanpa menunggu waktu lama, mobil langsung menuju dengan cepat dijalan raya.Sepanjang perjalanan, Richard tak terlalu membicarakan sesuatu, mungkin kenangan-kenangan pahit itu muncul lagi diingatannya, apalagi Richard belum sepenuhnya melupakan kejadian yang menyeramkan itu.Kirana menatap awan hitam yang membentang luas diatas, langit seperti mengetahui bahwa mereka sedang bersedih hari ini."Seperti biasanya, aku benci awan seperti ini," ucap Richard membuka obrolan.Kirana yang tengah
CKITT!!Mobil hitam pekat itu mendarat disebuah rumah sakit pusat kota, keempat orang itu turun dan menatap bangunan didepan.Didalam perjalanan mereka sempat membatalkan janji untuk pergi jalan-jalan, dan terpaksa mengunjungi seseorang dirumah sakit ini."Apa ayah sudah melakukan pemeriksaan?" tanya Richard dan mendapat anggukan pelan dari Kenneth."Kemarin sudah melakukan pemeriksaan terakhir, mungkin ayah saat ini berada diruang rawatnya," jawab Kenneth.Richard menatap Kirana yang tengah membawakan bungkusan kue untuk Justin.Tanpa menunggu waktu lama, mereka langsung berjalan masuk kedalam rumah sakit. Berasa dejavu, Richard teringat kembali saat dia berada dirumah sakit sebulan yang lalu, setelah insiden Black Tiger dan Dark Devil.Semuanya terjadi begitu cepat, bahkan Richard masih ingat bagaimana Andy, musuh mereka yang mati dengan terhormat.Tak mau memikirkan masa lalu yang suram itu, Richard menepuk pelan pipinya supaya tersadar, dan menatap masa depan yang cerah.CKELEK!P
Pagi hari yang cerah mulai menyapa, seperti hari-hari biasa lainnya, semua orang kembali melakukan aktivitas mereka, dari pekerja kantoran sampai anak-anak sekolahan.Disebuah hotel, terlihat banyak sekali orang-orang yang sudah siap bepergian pulang karena menginap semalaman ditempat ini, ada juga yang menetap menikmati masa liburan mereka."Apa tidak ada yang ketinggalan lagi?" tanya Kirana kepada Keynest, karena gadis kecil itu membawakan banyak sekali buku-buku belajar.Pandangan Kirana tertuju pada Serani dan Acha yang berjalan mendekat, mereka berpelukan dengan Kirana sebelum berpamitan pulang."Kami duluan yah, maaf gak bisa pulang barengan," ucap Serani tak tegaan, karena keadaan membuat mereka seperti ini.Serani dan Acha mereka bekerja disatu perusahaan batik yang terkenal diindonesia, mereka beruntung mendapat cuti libur sehari, dan hari ini terpaksa pergi ke kantor.Kirana tersenyum menatap kedua sahabatnya itu. "Gak apa-apa, setidaknya kalian masih menyempatkan diri untuk
Piknik liburan berakhir dengan cepat hingga malam hari, mereka semuanya setuju untuk melakukan penginapan malam ini.Hawa dingin malam mulai menerpa seluruh tubuh orang-orang, walau tadi pagi cuacanya sedang bagus, tak menutup kemungkinan, karena ini adalah musim dingin.Dari arah pantai, terlihat seorang gadis yang berjalan menyusuri pasir. Dingin yang ia rasakan, walau sudah memakai jaket tebal, tapi dinginnya angin malam ini, benar-benar membuat seluruh tubuhnya seperti membeku.Langkah kakinya terhenti tepat didepan air laut, dia menatap air yang begitu tenang, serta ingatan waktu ia jatuh cinta untuk pertama kalinya, langsung terlintas begitu saja."Kirana!" teriak seseorang dan membuatnya membalikkan badan kebelakang.Senyumannya mengembang menatap pria yang tengah berlari cemas kearahnya, dengan cepat pelukan hangat langsung dia terima dengan kedatangan pria itu."Kamu dari mana saja? Aku khawatir saat kamu gak ada dihotel," ucap Richard sambil memeluk erat tubuh Kirana.Kirana
Musim kian berganti dan berlalu dengan cepat, semua aktivitas mulai kembali dengan normal layaknya seorang manusia pekerja dipagi hari.Hidup terasa menjadi ringan dan bermakna, lika-liku yang selama ini diperjuangkan, kini telah usai dan diganti dengan sebuah kebahagiaan.Matahari mulai menyapa sebuah rumah mewah, terlihat cahayanya yang mulai masuk melalui celah-celah rumah, dan mengganggu indra seorang gadis yang tengah tertidur pulas.Gadis itu mengedipkan matanya berkali-kali, dan menetralkan penglihatannya, iris matanya pun teralihkan dengan seorang pria yang kini tengah tertidur disampingnya."Sudah bangun?" tanya pria itu sembari membuka mata dan memiringkan tubuhnya kedepan gadis itu.Kirana kaget dan menatap Richard cukup lama, ternyata pria itu sudah bangun dari tadi, dan mungkin sedang mengumpulkan tenaga untuk bangun.Seminggu setelah pernikahan berlalu, Kirana dan Richard resmi menjadi seorang pasangan baru, dan baru tadi malam saja mereka melakukan kegiatan yang biasa d
Acara selamatan dari semua pengunjung pun berakhir, kini kedua pasangan itu dapat beristirahat dan menikmati pertunjukan dari para penari maupun penyanyi."Akhirnya kalian bisa duduk dengan tentram," ucap Angelina dan Arnold yang kini tengah menghampiri kedua pasangan itu."Jangan bahas itu lagi, kaki ku seakan-akan mau terlepas saja," ucap Richard sambil memijit pelan betisnya."Iya, bahkan sepanjang selamatan, Richard selalu memohon supaya semua ini cepat berlalu," canda Kirana, dia merasa lucu ketika melihat tingkah Richard yang cemberut akibat acara selamatan yang tak kunjung selesai.Mereka bertiga langsung tertawa dan menistakan Richard, sehingga membuat pria yang diejek hanya bisa pasrah dengan keadaan.Dari kejahuan, terlihat kedua orang gadis yang tengah menatap Kirana tersenyum bahagia bersama teman-teman barunya itu."Apa dia melupakan kita? Dia bahkan tidak menceritakan pernikahan kontrak itu sekali pun," ucap Acha yang kini merasa kesal karena tingkah Kirana.Serani menco
Pesta pernikahan digelar dengan begitu meriah, setelah kedua pasangan dinyatakan sah menjadi suami dan istri, pesta tarian maupun nyanyian dari artis terkenal, langsung memeriahkan acara tersebut.Orang-orang berpesta ria sambil mencicipi makanan serta minuman yang telah disediakan.Kedua pasangan yang menjadi topik utama itu, kini sedang bersalamah dan berfoto dengan orang-orang yang hadir diacara pernikahan mereka.Acara salaman memakan waktu yang cukup lama untuk bersalaman dengan semua orang yang hadir diacara itu, dari sekian banyaknya orang, hingga akhirnya tersisa sedikit orang saja untuk menyelesaikan acara salaman."Bagaimana perasaan kalian berdua?" tanya Angelina dan Arnold yang kini naik untuk berpegangan tangan dengan kedua mempelai."Lelah, lebih baik kalian berdua turun saja, biar acara salaman ini cepat berakhir," ucap Richard yang sudah lelah dengan salaman terus menerus.Arnold menahan tawanya, baru kali ini dia melihat Richard kesusahan seperti orang yang mau mati.