Share

Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya
Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya
Penulis: Ina Qirana

Bab 1

Penulis: Ina Qirana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

 

"Pokoknya kamu harus kuras seluruh warisan keluarga Bahtiar, selama hartanya belum habis maka kamu harus terus bersikap baik sama Farah, buat dia jatuh cinta sampai bucin sama kamu."

 

"Tenang, Bu, pokoknya Andra jamin harta warisan Bahtiar akan jatuh ke tangan kita lihat saja."

 

"Siipp, pokoknya Dinda dukung Kak Andra selalu, dan bulan depan Dinda mau beli mobil baru, masa iya penampilan udah kece begini pake mobil jadul."

 

"Tapi bulan ini belikan dulu mobil Ibu."

 

Lalu mereka terbahak bersama-sama.

 

Dada ini hampir meledak saat mendengar percakapan ketiga orang itu, suamiku, ibu mertua dan Dinda adik iparku, ternyata Ayah tak berdusta Mas Andra dan keluarganya memang hanya ingin warisanku saja.

 

Dengan langkah terhuyung aku kembali dengan mengendap-endap menuju mobil di ujung gang sana, tadinya kedatanganku kemari ingin memberikan kue kesukaan ibu, semua itu kuurungkan saat telinga ini mendengar rencana busuk mereka.

 

Aku melajukan mobil dengan kecepatan tinggi dan emosi, suara tertawa mereka masih menggema di telinga, ternyata keluarga itu memilki skandal dibalik kebaikannya.

 

Keterlaluan kalian! Berani-beraninya bermain dengan Farah Bahtiar, lihat saja aku akan buat perhitungan sama manusia-manusia itu hingga menyesal ke ubun-ubun.

 

Dan untuk Mas Andra, akan ada balasan spesial dariku karena sudah berani mempermainkan ikatan suci ini sekaligus cintaku.

 

Aku menepikan mobil karena merasakan sakit di bagian ulu hati yang begitu menusuk, seperti biasa penyakit lambungku akan kambuh jika sedang stres atau tegang, dada berdebar juga napas yang terasa sesak, ditambah kepala pusing dan rasa mual yang begitu kuat.

 

Karena tak ada air minum maka aku tak bisa minum obat, terpaksa harus melajukan mobil perlahan dan mampir ke klinik terdekat.

 

Sudah tak tahan kuminta pada petugas pendaftaran untuk segera menangani diri ini, beruntung mereka sigap dan langsung membawaku ke ruang dokter.

 

Dokter yang mengenakan hijab dan baju hazmat berwarna biru itu langsung bertanya lalu memeriksa tubuh ini terutama area perut, karena sumber rasa sakitnya berasal dari sana.

 

"Asam lambung Ibu sedang naik ya," ucap dokter tersebut dan aku mengiyakan.

 

"Sudah berapa lama sakitnya?"

 

"Sudah satu tahun lebih, tapi empat bulan ini sering banget kambuh bahkan kadang saya ga kuat untuk bangun, Bu, entah kenapa," jawabku lemah

 

"Sudah berobat ke mana saja?" tanya dokter itu lagi.

 

"Sudah ke rumah sakit, tapi empat bulan ini suami saya yang suka nebus obat, dan obat ini yang selalu saya minum."

 

Kuperlihatkan satu kantong kresek putih obat-obatan yang selalu dibeli oleh Mas Andra, dokter itu terdiam sejenak sambil mengamati satu persatu kemasan obat tersebut.

 

"Sejak kapan Ibu minum obat ini?" tanyanya lagi.

 

"Sudah empat bulan."

 

"Menurut saya obat ini sangat keras ga cocok untuk tubuh Ibu, makanya dada Ibu sering berdebar dan sesak napas, ini dosisnya terlalu tinggi buat tubuh Ibu, kalau lama-lama minum obat ini jantung Ibu bisa saja ga kuat dan ...."

 

Dokter itu tak melanjutkan ucapannya.

 

"Meninggal gitu, Bu?" tanyaku asal bicara.

 

Ia mengangguk.

 

"Obatnya jangan diminum lagi ya, Bu," titah dokter itu sambil menulis resep.

 

Setelah keluar dari klinik itu kini aku mengerti, ternyata semua itu ulah Mas Andra, pantas saja ia selalu antusias jika obatku habis dan dengan sigap membelikan yang baru tanpa diminta.

 

Selama empat bulan ini penyakitku sering sekali kambuh, sering terserang GERD, bahkan untuk bangun saja raga ini kesulitan, ternyata penyebabnya adalah obat itu.

 

Dia licik dan jahad, bukan hanya menginginkan uangku saja melainkan kematianku juga, ia ingin m3mbunuhku  secara perlahan-lahan, tega kamu Mas!

 

Tunggu saja aku akan membalasmu berkali-kali lipat!

 

Setelah minum obat dan membaringkan tubuh di kasur, barulah rasa sakit dan mual di perutku berkurang, dada ini tak lagi terasa sesak juga detak jantung yang kembali normal.

 

Alhamdulillah, Allah Maha Baik dan Maha Penolong, tanpa bantuannya mungkin diri ini sudah lenyap di tangan Mas Andra, dan keluarganya berpesta pora memeriahkan kematianku.

 

"Sayang, kamu kenapa mukanya pucet? sakit lagi ya? diminum dulu obatnya ya," ujar Mas Andra, jam segini ia memang sering pulang ke rumah untuk makan siang.

 

"Aku sudah minum obat," jawabku datar, sedangkan wajahnya terlihat senang.

 

"Syukurlah, obatnya harus diminum rutin ya, Sayang, biar kamu cepet sembuh," tuturnya lemah lembut.

 

Preett!

 

Bukan sembuh yang ada aku tewas kalau terus-terusan minum obat pemberiannya.

 

"Kalau obatnya habis bilang aja, nanti Mas belikan lagi ya," tuturnya lagi membuatku mual.

 

Dasar so perhatian!

 

"Sayang, katanya mau transfer uangnya sekarang, kasihan ibu dia butuh modal buat usaha, katanya biar ga ketergantungan terus sama kita, ibu pengen mandiri."

 

Ya Tuhan, di saat sakit begini dia masih tak berhenti untuk memeras uangku, sudah 1 Milyar lebih total uang yang selalu kuberikan padanya, dengan alasan untuk Ibu, untuk biaya kuliah Dinda dan yang lainnya.

 

"Lagian cuma 500 juta aja 'kan, uangmu itu ga akan habis tujuh turunan, itung-itung sedekah lho, Yang," bujuknya lagi.

 

Cihhh! Ingin sekali kulempar lud4h ini ke wajahnya yang bertopeng itu.

 

"Mulai sekarang kita harus hemat, Mas, uangku hampir habis dan pabrik roti peninggalan Ayah lagi butuh modal tambahan yang sangat besar, lagian kemarin-kemarin uang yang selalu kukasih ke Ibu di kemanain sih," ujarku berbohong.

 

Padahal sepuluh cabang pabrik roti peninggalan ayah menghasilkan keuntungan yang sangat besar dan berkali-kali lipat, belum lagi perkebunan dan pabrik teh peninggalan kakek buyutku yang semakin maju.

 

"Kok kamu itungan gitu sih sekarang, Ibuku itu ibumu juga, sudahlah sini ATM kamu biar Mas sendiri yang transfer."

 

Mas Andra merebut dompetku dengan kasar dan segera mengeluarkan salah satu kartu ATM lalu menyimpannya ke dalam saku celana.

 

"Kamu tuh sudah ga punya orang tua, harusnya bersikap baik sama ibuku, dia itu pengganti orang tuamu, duit 500 Juta aja pake itung-itungan."

 

Ia melengos lalu pergi meninggalkanku entah ke mana, mungkin ke bank untuk melalukan transaksi transfer.

 

Kau pikir aku ini bodoh Mas? 

 

Segera kutelpon Maya --sekretaris pribadiku-- untuk segera memblokir kartu ATM yang kini dibawa Mas Andra.

 

Ga akan aku biarkan kamu terus menerus berbuat curang, Mas!

 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Hallo author ijin baca ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 2

    Setelah satu jam menelpon costumer servis bank, akhirnya Mas Andra kembali dengan raut wajah seram, sudah terbaca jika ia hendak murka.Aku menghirup oksigen sebagai bentuk persiapan bahwa diri ini siap untuk melawan, enak saja terus menerus menikmati uangku dengan cara curang."Kenapa ATM-nya diblokir, Farah?!" Benar saja ia murka."ATM itu 'kan emang udah diblokir," jawabku sinis."Sekarang mana ATM-mu yang lain?"Lelaki itu menengadah, memang muka tembok tak tahu malu selalu minta uang sama perempuan, padahal kinerjanya tak ada yang pernah menguntungkan perusahaan."Ga ada! Mulai sekarang harus hemat jangan foya-foya lagi, aku ga mau usaha peninggalan Ayah dan Kakek jadi bangkrut!" tegasku sambil mendelik.Mas Andra mengacak rambutnya kesal."Cuma 500 Juta, Farah, masa duit segitu juga dipermasalahkan," ujarnya dengan suara rendah tapi penuh penekanan.CK, sudah mengemis maksa lagi!Tak ingin lagi menjawab gegas aku pergi dari kamar ini, tanpa kata ataupun lirikkan mata, rumah tang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 3

    Sudah kucari di laci, lemari dan tempat lainnya tapi surat-surat mobil itu tak kunjung ditemukan, ia pasti sudah menyimpan ke tempat yang aman.Padahal jika dijual mobil itu pasti akan laku seharga ratusan juta, baiklah sepertinya aku pun harus melakukan cara yang lebih licik lagi untuk mengelabuhinya.Jangan harap kamu akan menang dan berpesta pora, Mas! Kamu licik tapi aku lebih cerdik.Segera menelpon Hengky untuk meminta pertolongannya, setelah beberapa menit berbincang ia menyetujui untuk membantuku, ia memang baik selalu membantu tanpa pamrih sejak dulu."Kamu mau ke mana sudah rapi begitu?" tanya Mas Andra saat aku berdiri di hadapan cermin mengenakkan baju kantor."Ya ke kantor, emang kenapa?""Kamu tuh masih sakit, biar aku saja yang ke kantor," ujarnya sambil membetulkan dasi."Aku udah sembuh kok, ga kerasa pusing ataupun mual lagi.""Hah, kok bisa," bisiknya pelan tapi masih terdengar oleh¹ telingaku.Ingin sekali aku tergelak, kamu pasti bingung 'kan Mas kalau aku ini mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 4

    Malam ini aku kedatangan tamu yang tak diundang, Ibu dan Dinda datang kemari meminta permohonan maaf atas tindakan yang dilakukan putranya.Hmm, kukira mereka akan minta maaf karena sudah berbuat dzalim pada pernikahan ini."Mobilmu itu masih banyak, Farah, ikhlaskan saja," kata ibu mertuaku menggampangkan, dipikir beli mobil itu pake dedaunan."Iya, Farah, maafkan aku." Kini Mas Andra bersuara memasang tampang iba minta dikasihani."Aku sudah maafin." Mereka nampak menghirup napas lega."Tapi tetep mobilnya harus diganti," celetukku lagi, seketika mereka semua mendelik tajam."Sama suami perhitungan banget sih, Kak, biasanya juga ga gitu, kenapa Kakak berubah?" Kini Dinda bersuara.Anak ingusan itu memang kerap ikut campur urusan orang tua, selalu ingin tahu dan berkomentar sesuka hati tanpa peduli orang lain akan tersinggung atau tidak."Tahu, Nih! Durhaka kamu kalau kaya gitu terus," sindir ibu tak terimaIbu memang begitu kalau maunya tak dituruti maka ia akan berubah bengis, sed

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 5

    "Tunggu bentar ya," titah Hengky, membuatku harus menghirup napas berkali-kali, dada ini mulai sesak serta rasa mual yang semakin kuat, belum lagi jantung yang makin berpacu hebat.Keterlaluan kamu, Andra! Jika saja benar ada perempuan lain yang merusak pernikahan kita maka, aku akan membalasmu lebih pedih lagi, akan kubuat kamu deperesi dan gila.Empat bulan pernikahan kami, harusnya masa itu adalah masa manisnya pernikahan ini, menikmati indahnya pengantin baru, saling berbagi cinta dan kasih sayang tulus dari dalam hati.Menyedihkan sekali kau, Farah, entah sebesar apa dosa kakek buyutku pada keluarga Mas Andra, hingga ia mati-matian membalaskan semua ini padaku yang tak tahu apa-apa.Sefatal apapun kesalahan keluargaku tak selayaknya mereka melampiaskan pada keturunannya yang tak bersalah."Hallo Farah, kamu masih hidup?" tanya Hengky ngeselin"Masih, mana cepet katanya mau kirim Poto itu." Aku sudah tak sabar ingin segera melihat wajah wanita yang diperkirakan selingkuhan Mas An

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 6

    Semenjak pertemuan dengan Bu Pipit kemarin aku semakin keras berfikir, jangan sampai Mas Andra berulah lebih jauh dalam mendzalimiku."Permisi, Bu."Tiba-tiba Sekretarisku Maya masuk ke ruangan ini, ia memang memiliki akses yang bebas untuk keluar masuk ruangan, bahkan sampai mengelola keuanganku."Iya May, ada apa?" tanyaku, gadis itu terlihat pucat."Bu, saya mau cuti seminggu aja, untuk mengistirahatkan badan saya lagi sakit," ujarnya sambil meringis, tak lama ia terlihat seperti sedang mual."Kamu sakit apa kok mual-mual begitu?" tanyaku sambil menelisik wajahnya.Ada ketegangan di wajah Maya, ia seperti memendam sesuatu, aku merasa aneh karena tak biasanya ia begitu."Sakit ... sakit lambung, Bu, hoooeeekk."Hampir saja gadis itu muntah di hadapanku, karena memiliki riwayat penyakit yang sama, tiba-tiba perutku pun ikutan mual melihatnya seperti itu."Ohhh, kaya orang hamil aja kamu mual-mual begitu, hehe," ujarku sambil terkekeh."Ohh, engga kok, Bu ga hamil." Tiba-tiba ia gelag

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 7

    Aku pulang ke rumah dengan tubuh yang teramat lelah, hari sudah larut malam karena terjebak kemacetan, di dalam kamar kulihat Mas Andra sedang asyik bermain ponsel, sesekali ia tersenyum saat memandang benda pipih itu.Apa dia gila? Saat aku masuk ia langsung menyembunyikan ponsel itu ke bawah bantal, dipikir aku akan merebut ponsel itu dan mengganggu kesenangannya gitu? ogah!Silakan saja bersenang-senang Mas, ada saatnya kamu sengsara dan menyesal."Kamu kenapa pulang malem-malem?" Akhirnya ia bertanya juga.Aku tak menjawab pura-pura sibuk menunduk melepaskan sepatu kerja."Oh ya, masalah mobil kamu yang hilang itu gimana kata polisi?" tanyanya sambil mendekat.Aku memang berbohong dengan mengatakan sudah lapor polisi, jika duluan ia yang melapor maka rencanaku menjual mobil itu bisa ketahuan duluan 'kan?"Nanti juga dikabarin kalau udah ketemu," jawabku datar."Ohh, aku minta maaf ya, Rah, semoga mobil itu cepet ketemu." Dari nada suara sepertinya ia memang menyesal, jelas saja m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 8

    "Anak-anak harus pada tahu nih kalau si Maya hamil duluan," celetuk Clara, dia memang heboh kalau soal membicarakan kejelekan orang lain."Jangan umbar aib orang, kalau ga mau nanti aibmu diumbar juga sama Allah," jawabku sedikit tegas, dan ia terlihat menciut."Kamu tahu di mana alamat rumah Maya yang baru?" tanyaku, karena empat bulan yang lalu Maya bilang sudah pindah ke rumah yang lebih layak."Oh tahu kok, Bu, mau aku tulis alamatnya sekarang?" tawar gadis cerewet itu, aku mengangguk sambil menyerahkan satu buah kertas dan pulpen."Ini, Bu," ujarnya saat selesai menuliskan alamat rumah Maya.Gadis itu berlalu dari ruanganku, dan setelahnya datang Om Juna, ia adalah kakak angkat ayahku, setelah ayah dan bunda tiada dialah sebagai gantinya, melindungiku layaknya Putri sendiri, tak hanya itu ia juga mengelola perusahaan ini saat aku masih kuliah."Assalamualaikum, Farah, kamu baik-baik aja?" tanya Om Juna lalu kami duduk berdampingan di sofa ruang kerja ini."Alhamdulillah baik, Om

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 9

    Dengan langkah lebar aku menendang pagar yang belum terkunci itu, tanganku sudah mengepal ingin segera menonjok wajah so polos dan so baik Mas Andra."Bukaa!" teriakku sambil menggebrak pintu.Sudah beberapa detik. Namun, pintu masih tertutup juga terkunci."Bukkaaa!" Teriakkan kali ini lebih kencang dan memekik.Handle pintu memutar tandanya sudah ada yang membuka dari dalam."Bu, Farah." Mata Maya menyipit keheranan."Kenapa?! Kaget lihat aku ke sini!" Raut wajah Maya berubah ketakutan, iya lah dia takut ketahuan kalau suamiku ada di dalam, entah sedang apa mereka tapi aku yakin kebersamaan ini bukan untuk masalah pekerjaan."Bu Farah ngapain ke sini? apa ada tugas yang belum selesai aku kerjakan?" tanya Maya pura-pura b3g0.Tanganku mendorong daun pintu dengan keras, di luar dugaan ia menahannya dengan kuat, katanya lagi sakit tapi tenaganya teramat kuat."Minggir! Tadi aku lihat suamiku di dalam, ngapain dia di sini hah?!" Terus kudorong daun pintu hingga tubuh Maya terpental ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Tamat

    "Hay, Vin." Aku tersenyum padanya.Virni tersenyum manis padaku sementara Ervin terlihat canggung, padahal seharusnya biasa saja tidak perlu berekspresi seperti itu."Kamu mau ke mana, Rah?" Tanya Virni."Aku mau belanja kebutuhan, duluan ya." Aku tersenyum manis pada mereka."Oke."Beberapa langkah berjalan aku kembali menoleh ke belakang dan ternyata kebetulan sekali Ervin pun sedang menoleh ke belakang hingga kami saling bertatapan beberapa detik.Ah sudahlah, lupakan lelaki itu dan mulai hidup yang baru.*Sudah satu bulan aku tidak pernah bertemu dengan Ervin dan Virni, sengaja menyibukkan diri juga sengaja tidak membalas pesan darinya, aku ingin Ervin bahagia Aku juga berencana untuk tinggal di Amerika dalam waktu satu tahun, itu pun untuk kebutuhan perusahaan, perusahaan kami akan membuka cabang di sana.[Kenapa pesanku engga pernah dibalas? Aku punya salah]Pesan dari Ervin, dia tidak tahu saja jika aku sedang mendamaikan hati saat ini.[Maaf aku sibuk, Vin, ada apa emangnya]

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 39

    Sontak saja Virni terlihat begitu bahagia mendengar perkataan Tante Alma, bahkan entah apa maksudnya ia meliriku sekilas setelah itu tersenyum-senyum melirik tante Alma."Boleh, Tante. Kapan mau datang? Nanti aku masakin makanan kesukaan Tante di rumah," sahut Virni."Gimana, Vin? Kapan mau ke rumah Virni?" Tante Alma bertanya pada putranya.Tetapi Ervin malah melirikku setelah itu melirik ibunya sambil menyuapkan makanan, aku tahu Ervin sungkan padaku atau tidak enak hati makanya ia menapku seperti itu."Emm, nanti aku pikirin lagi deh untuk sementara mau istirahat dulu di rumah," jawab Ervin."Iya, Tante, nanti saja nunggu Ervin benar-benar sembuh.""Ya sudah kalau begitu, kamu harus cepat sembuh, Vin," sahut Tante Alma.Di sini aku merasa seperti obat nyamuk, diacuhkan dan dianggap tidak ada, jika tahu akan begini lebih baik aku tadi memaksa untuk pulang."Tapi orang tuaku orang biasa-biasa aja, Tante, bukan orang kaya seperti keluarga Farah," sahut Virni lagi, perempuan itu pasti

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 38

    Karena serangan dari ibunya Mas Andra bagian wajahku terdapat beberapa lebam terkena hantamannya ketika mengamuk usai persidangan Dinda kemarin.Belum lagi kepalaku masih sering berdenyut sakit lantaran dijambak dengan kuat, entah apa yang ada dalam pikiran ibunya Mas Andra, padahal sebelumnya ia sudah minta maaf atas perlakuan anaknya tetapi kenapa sekarang ia yang malah menyerangku.Saat ini Ervin sudah pulang ke rumah setelah beberapa minggu dirawat secara intensif di rumah sakit, tetapi ia mengatakan Satu bulan sekali harus kontrol dan juga meminum obat-obatan tertentu."Gimana keadaanmu sekarang, Vin?" Tanyaku, pulang dari kantor sengaja aku mampir ke rumahnya."Lebih baik, hanya saja aku bosan terus-menerus di rumah pengen kembali bekerja seperti biasanya."Ia memang diberikan jatah cuti satu bulan agar operasi cangkok jantungnya sukses seratus persen."Sabar dong, biar badan kamu pulih juga, kalau bosen bisa nonton TV, main HP, atau main game.""Engga ada yang asyik." Ia tersen

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 37

    (POV DINDA)Menyesal, untuk saat ini kata-kata itu selalu terngiang di telinga, Aku menyesal karena telah ikut berambisi pada dendam ibu, dan yang paling menyakitkan adalah aku menyesal karena dengan mudahnya menyerahkan tubuh pada lelaki yang masih belum berstatus suamiku.Aku juga telah menyesal karena mencelakai Kak Farah, padahal selama ini ia sudah baik padaku memberikan barang-barang mahal bahkan juga memberikanku sebuah mobil walaupun pada akhirnya mobil itu diambil olehnya kembali, itu pun juga karena salahku semua orang akan melakukan hal yang sama jika ada di posisi Kak Farah.Bahkan aku mendengar jika pria yang menolong Kak Farah ketika diculik oleh orang suruhanku dalam keadaan sekarat karena membutuhkan donor jantung secepatnya, dan aku sama sekali tidak terima jika harus kakakku sendiri yang memberikan donor jantung pada lelaki ituItu artinya secara tidak langsung Kak Andra menebus semua kesalahanku dengan nyawanya, sekarang aku telah hancur oleh perbuatan sendiri karen

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 36

    (POV MAYA)Perlahan-lahan Farah mengetahui rahasia besar Mas Andra dan keluarganya, yang ternyata mereka memiliki rencana busuk di balik pernikahan suci itu.Rupanya Farah bukan wanita bodoh yang bisa dibohongi seperti yang aku kira, padahal aku sudah membayangkan selama hidup dan memiliki anak-anak banyak akan menjalani kehidupan yang bergelimang harta yang bersumber dari Farah.Setelah Farah mengetahui rencana busuk Mas Andra dan keluarganya ia tidak lagi royal baik pada mas Andra ataupun pada keluarganya, perempuan itu seolah-olah menyelidiki semuanya secara diam-diam.Dan benar saja akhirnya pernikahanku pun terbongkar, Farah mengetahui jika aku istri pertamanya Mas Andra, ia nampak kecewa dan marah padaku yang merupakan salah satu karyawan terbaik di kantornya.Dunia ini terasa lebih hancur ketika Mas Andra meninggalkanku untuk selamanya, dalam keadaan aku hamil besar, ditambah Farah pun ternyata memecatku dari kantor lalu ibu mertua yang terlihat seperti membenciku seperti dulu.

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 35

    (POV MAYA)Aku menikah dengan mas Andra tanpa restu orang tua, sebenarnya kedua orang tuaku telah menjodohkan aku dengan seseorang yang lebih dari Mas Andra, dia adalah seorang dosen yang mengajar di beberapa kampus ternama.Namun, karena sebuah kesalahan atas nama cinta aku terpaksa harus memilih Mas Andra, berhubungan intim adalah hal lumrah bagiku dan Mas Andra ketika kami pacaran dulu, aku yang terlanjur cinta begitu mudahnya memberikan mahkota pada lelaki yang bukan bergelar suami.Hingga akhirnya aku hamil diluar nikah, jelas saja aku panik melihat hasil tes kehamilan yang kupegang menunjukkan garis dua, tetapi tidak dengan Mas Andra ia terlihat biasa saja karena dirinya berdalih akan bertanggung jawab atas perbuatan yang sudah ia lakukan.Sebenarnya dulu Mas Andra tidak pernah tahu jika kedua orang tuaku tidak merestui kami, aku menyembunyikan hal itu dari Mas Andra agar ia tidak meninggalkanku, kedua orang tuaku pun tidak pernah memperlihatkan ketidaksukaannya pada mas Andra k

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 34

    "Farah."Aku tersentak ketika Virni menyentuh bahuku, tidak tahu harus mengatakan apa yang jelas untuk saat ini tidak mungkin aku menjauhinya hanya karena keinginan wanita ini."Kalau kamu memang mencintai Ervin ya tidak apa-apa, Karena sekarang ikatan di antara kami sudah berbeda lagi tidak seperti dulu, hubungan kami hanya sekedar persahabatan." Aku tersenyum manis menutupi kegugupan dalam hatiVirni tersenyum manis entah apa isi dalam hatinya saat ini, mungkin merasa senang karena ia mengira aku tidak mengharapkan Ervin"Aku bercanda kok, Farah, Aku tidak akan melarangmu mendekati Ervin tetapi aku hanya meminta jangan pernah kamu menyeret Ervin ke dalam masalah hidupmu lagi, hanya itu.""Tentu saja tidak akan, sejak dulu aku tidak pernah menyeret Ervin ke dalam masalahku, dia sendiri yang masuk ke dalam masalahku dan ikut membantu menyelesaikannya.""Oh begitu ya." Ia tersenyum masam.Om Juna tiba-tiba menghampiriku ia mengajak untuk pulang sekarang, syukurlah dadaku tidak harus me

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 33

    "Maafkan Aku tetapi perbuatan Dinda itu sangat keterlaluan, ada orang yang saat ini sedang sekarat karena ulahnya, perbuatan Dinda sangat fatal, Bu."Sambil menahan air mata aku menatap makam Mas Andra yang masih merah, rasanya tidak menyangka dia akan pergi secepat itu bahkan luka yang dia ciptakan saja masih belum sembuh."Farah, Ibu mohon. Dinda lagi hamil, masa kamu tega."Aku tersenyum sinis, lalu ibu meraih sebelah tanganku dan menggenggamnya, tetapi aku enggan disentuh olehnya."Maaf, Bu, tapi temanku Ervin hampir saja kehilangan nyawanya gara-gara anak ibu, aku rasa ini adalah hukuman kecil untuk Dinda, agar ia tidak bisa berbuat semena-mena pada orang lain.""Ibu akan pastikan setelah ini Dinda pasti akan berubah, ibu akan melarang jika dia terus-menerus mengganggumu, Rah, dan satu lagi ibu juga tidak akan menuntut harta gono gini lagi kepadamu mulai sekarang kita jalani hidup masing-masing.""Sayang sekali Ibu terlambat menyadari hal itu, Aku tidak akan pernah memaafkan oran

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 32.B

    "Ya ampun, Tiara, kamu ngagetin tahu," ujarku pada gadis SMA itu, rumahnya terletak di depan rumah ibu."Hahahhaa, lagian Mbak Farah celingukan di sini, tar dihipnotis orang baru tahu rasa," jawab gadis itu dengan gaya khas-nya.Masih sama seperti dulu, ia periang dan banyak bicara. Saat aku sering berkunjung ke rumah ibu gadis ini selalu menyapa, dan selanjutnya terjadilah obrolan hingga saling melupakan waktu.Katanya, ia ingin belajar banyak dariku, bisa sukses memimpin perusahaan, bisa tampil cantik dan elegan, dan semua tentangku yang ia sukai."Mau ke mana, Mbak?" tanya Tiara "Ini mau tanya soal Mas Andra ....""Ah cieee, kiw! Kiw! Malah nanyain mantan."Belum selesai berbicara ia sudah duluan menyela, kudelikkan mata sambil geleng-geleng kepala, dipikr aku ini sama seperti gadis SMA."Ra, emang bener ya Mas Andra sudah meninggal?" tanyaku dengan wajah serius."Iya udah, emang Mbak baru tahu ya? Bang Andra 'kan kecelakaan dua hari yang lalu," ujar gadis itu dengan tatapan duka.

DMCA.com Protection Status