Share

Bab 2

Author: Ina Qirana
last update Last Updated: 2023-03-15 11:18:50

Setelah satu jam menelpon costumer servis bank, akhirnya Mas Andra kembali dengan raut wajah seram, sudah terbaca jika ia hendak murka.

 

Aku menghirup oksigen sebagai bentuk persiapan bahwa diri ini siap untuk melawan, enak saja terus menerus menikmati uangku dengan cara curang.

 

"Kenapa ATM-nya diblokir, Farah?!" Benar saja ia murka.

 

"ATM itu 'kan emang udah diblokir," jawabku sinis.

 

"Sekarang mana ATM-mu yang lain?"

 

Lelaki itu menengadah, memang muka tembok tak tahu malu selalu minta uang sama perempuan, padahal kinerjanya tak ada yang pernah menguntungkan perusahaan.

 

"Ga ada! Mulai sekarang harus hemat jangan foya-foya lagi, aku ga mau usaha peninggalan Ayah dan Kakek jadi bangkrut!" tegasku sambil mendelik.

 

Mas Andra mengacak rambutnya kesal.

 

"Cuma 500 Juta, Farah, masa duit segitu juga dipermasalahkan," ujarnya dengan suara rendah tapi penuh penekanan.

 

CK, sudah mengemis maksa lagi!

 

Tak ingin lagi menjawab gegas aku pergi dari kamar ini, tanpa kata ataupun lirikkan mata, rumah tangga kami hanyalah sandiwara tanpa ada landasan cinta, tinggal menunggu waktu maka semuanya akan hancur tak bersisa.

 

Ingin sekali aku menggugat cerai Mas Andra ke pengadilan. Namun, semuanya butuh waktu aku ingin ia pergi dari hidupku membawa penyesalan yang teramat menyakitkan, takkan kubiarkan ia hidup tenang sambil foya-foya menggunakan uangku.

 

"Dasar pelit! Lihat saja aku akan menemui Desi untuk mentransfer uang itu," sergahnya dengan tampang ketus.

 

Secepat itu ia berubah menjadi serigala, padahal beberapa jam yang lalu ia begitu lembut seperti kucing anggora, jangan tanya lagi kenapa ia berubah semua itu pasti karena uang, dan karena ambisinya tak tercapai.

 

Sungguh aku menyesal tak mengindahkan nasihat ayah saat hendak menikah dengan lelaki itu, kini kutanggung kepedihan ini sendiri, Malang sekali aku ini yang salah dalam memilih suami.

 

"Kamu tuh kenapa sih ngotot banget? uang terus yang dibahas!"

 

"Ini untuk Ibu, Farah, dia mau buka usaha."

 

"Tapi aku juga butuh untuk mengembangkan pabrik, semuanya harus dibenahi dan itu ga pake uang sedikit, kamu mau kita bangkrut?"

 

"Cuma 500 juta kalau ga ada segitu ya 300 juta juga ga apa-apa."

 

Bibir ini menyeringai mendengarnya, sudah seperti belanja di pasar saja pengemis ini meminta dengan segala cara, terus saja membujuk sampai kapanpun aku takkan pernah lagi mau memberikan.

 

Mending buat panti asuhan, atau pondok pesantren khusus anak yatim dan hafiz Qur'an, rezekiku akan lebih berkah karena dinikmati oleh orang yang tepat dan membutuhkan.

 

"Engga ada! Pokoknya bulan ini dan ke depan ga boleh ada pengeluaran untuk apapun selain untuk makan dan kebutuhan rumah tangga!" tegasku sambil mengigit buah apel.

 

"Kamu tuh tega ya sama ibu, dia pasti kecewa sama kamu!"

 

"Kenapa kecewa? kalau ga ada ya gimana harusnya dia ngerti dong! 'Kan seorang ibu masa ga ngerti keadaan anaknya," jawabku santai sambil mengunyah buah apel.

 

"Pokoknya aku akan minta Desi untuk transfer uang itu sekarang, kalau kamu masih ga mengizinkan berarti kamu sudah durhaka sama ibuku!"

 

Ia menggebrak meja, lalu pergi lagi entah ke mana, silakan saja Mas lakukan seribu cara untuk memeras uangku lagi kalau bisa.

 

"Hallo, Desi, aku peringatkan sama kamu jangan memberikan Pak Andra uang walaupun dia memaksa, sepeserpun jangan diberikan kalau sampai diberikan maka kamu saya pecat," titahku pada manager keuangan di kantor.

 

Aku tahu Mas Andra akan melakukan segala cara untuk membujuk gadis itu, walaupun harus dengan kebohongan, tapi sayang gadis itu menciut kalau sudah diancam akan dipecat, secara dia tulang punggung keluarga.

 

"I-iya, Bu, saya ga akan berikan."

 

"Bagus!" Segera kututup sambungan telepon ini.

 

Pucuk di cinta ulam pun tiba, setelah satu jam lebih ia kembali lagi ke rumah ini, kulihat dari balkon rumah ia segera masuk dengan raut wajah yang lebih menyeramkan.

 

"Faraah! Maksud kamu apa sih perhitungan kaya gitu?!" teriak lelaki itu memekakkan telinga 

 

Aku masih duduk santai sambil membaca novel online, sengaja agar suasana hati ini tak ikutan panas dan terbakar, menghadapi orang sepertinya harus santai jangan bar-bar.

 

Semakin aku santai maka semakin stres yang ia rasa, jika beneran lelaki itu stres lalu depresi maka itu merupakan sebuah kabar bahagia.

 

"Hei Farah! Kalau suami ngomong itu didengar! Durhaka kamu ya."

 

Ingin sekali terbahak-bahak, jika aku durhaka lantas dia sendiri apa yang tega memanfaatkan pernikahan untuk ajang mencari kekayaan dengan cara curang.

 

Dasar maling teriak maling!

 

"Aku juga denger belum budek, kamu tuh kenapa sih marah-marah dari tadi? mau darah tinggi?" tanyaku sambil tersenyum santai.

 

Kulihat rahang Mas Andra mengeras dan mata yang semakin membulat.

 

"Kalau kamu ga perhitungan aku ga mungkin marah! Cepat kasih aku uang sekarang, jangan bangkang sama suami!" 

 

"Aku bilang ga ada ya ga ada! Kalau mau ngasih ibumu yang pake duit sendiri jangan minta sama istri," sanggahku sambil melenggang pergi.

 

Terdengar suara erangannya sambil menendang kaki meja, mau ditendang atau dihancurkan sekalian aku tak peduli!

 

*

 

Hingga malam Mas Andra masih enggan bertegur sapa, padahal biasanya ia akan bersikap perhatian, menyuruhku banyak makan dan minum obat sebelum tidur.

 

Setelah tahu begini perasaan ini sudah tak peduli lagi mau dia perhatian ataupun tidak semuanya sama saja, toh yang kami jalani ini bukan rumah tangga melainkan hanya sandiwara untuk memperkaya dirinya dengan cara nista.

 

Saat melewati toilet belakang kudengar Mas Andra sedang menelpon seseorang, jika bukan membicarakanku tak mungkin ia akan masuk ke tempat itu.

 

Setelah celingukan ke kiri dan ke kanan, aku segera mendekatkan telinga ke daun pintu, ingin tahu apa yang sedang ia bicarakan dengan orang itu.

 

"Kayanya aku harus jual salah satu mobil Farah deh, Bu kebetulan mobil Honda Civic yang warna merah itu surat-suratnya aku yang pegang, jadi dia ga bakal tahu kalau mobilnya sudah dijual diam-diam."

 

Duhh gawat! Kenapa aku lupa mengamankan surat mobil yang satu itu.

 

"Siap, Bu, pokoknya aku akan lakukan apa saja untuk menguras semua uang Farah, doakan saja semoga aku berhasil mengalihkan semua aset miliknya menjadi milik kita."

 

"Dahulu keluarga Bahtiar merebut semuanya dari Bapak, sekarang giliran kita yang merebut semua itu dari keturunannya."

 

 

 

 

Related chapters

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 3

    Sudah kucari di laci, lemari dan tempat lainnya tapi surat-surat mobil itu tak kunjung ditemukan, ia pasti sudah menyimpan ke tempat yang aman.Padahal jika dijual mobil itu pasti akan laku seharga ratusan juta, baiklah sepertinya aku pun harus melakukan cara yang lebih licik lagi untuk mengelabuhinya.Jangan harap kamu akan menang dan berpesta pora, Mas! Kamu licik tapi aku lebih cerdik.Segera menelpon Hengky untuk meminta pertolongannya, setelah beberapa menit berbincang ia menyetujui untuk membantuku, ia memang baik selalu membantu tanpa pamrih sejak dulu."Kamu mau ke mana sudah rapi begitu?" tanya Mas Andra saat aku berdiri di hadapan cermin mengenakkan baju kantor."Ya ke kantor, emang kenapa?""Kamu tuh masih sakit, biar aku saja yang ke kantor," ujarnya sambil membetulkan dasi."Aku udah sembuh kok, ga kerasa pusing ataupun mual lagi.""Hah, kok bisa," bisiknya pelan tapi masih terdengar oleh¹ telingaku.Ingin sekali aku tergelak, kamu pasti bingung 'kan Mas kalau aku ini mas

    Last Updated : 2023-03-15
  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 4

    Malam ini aku kedatangan tamu yang tak diundang, Ibu dan Dinda datang kemari meminta permohonan maaf atas tindakan yang dilakukan putranya.Hmm, kukira mereka akan minta maaf karena sudah berbuat dzalim pada pernikahan ini."Mobilmu itu masih banyak, Farah, ikhlaskan saja," kata ibu mertuaku menggampangkan, dipikir beli mobil itu pake dedaunan."Iya, Farah, maafkan aku." Kini Mas Andra bersuara memasang tampang iba minta dikasihani."Aku sudah maafin." Mereka nampak menghirup napas lega."Tapi tetep mobilnya harus diganti," celetukku lagi, seketika mereka semua mendelik tajam."Sama suami perhitungan banget sih, Kak, biasanya juga ga gitu, kenapa Kakak berubah?" Kini Dinda bersuara.Anak ingusan itu memang kerap ikut campur urusan orang tua, selalu ingin tahu dan berkomentar sesuka hati tanpa peduli orang lain akan tersinggung atau tidak."Tahu, Nih! Durhaka kamu kalau kaya gitu terus," sindir ibu tak terimaIbu memang begitu kalau maunya tak dituruti maka ia akan berubah bengis, sed

    Last Updated : 2023-03-15
  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 5

    "Tunggu bentar ya," titah Hengky, membuatku harus menghirup napas berkali-kali, dada ini mulai sesak serta rasa mual yang semakin kuat, belum lagi jantung yang makin berpacu hebat.Keterlaluan kamu, Andra! Jika saja benar ada perempuan lain yang merusak pernikahan kita maka, aku akan membalasmu lebih pedih lagi, akan kubuat kamu deperesi dan gila.Empat bulan pernikahan kami, harusnya masa itu adalah masa manisnya pernikahan ini, menikmati indahnya pengantin baru, saling berbagi cinta dan kasih sayang tulus dari dalam hati.Menyedihkan sekali kau, Farah, entah sebesar apa dosa kakek buyutku pada keluarga Mas Andra, hingga ia mati-matian membalaskan semua ini padaku yang tak tahu apa-apa.Sefatal apapun kesalahan keluargaku tak selayaknya mereka melampiaskan pada keturunannya yang tak bersalah."Hallo Farah, kamu masih hidup?" tanya Hengky ngeselin"Masih, mana cepet katanya mau kirim Poto itu." Aku sudah tak sabar ingin segera melihat wajah wanita yang diperkirakan selingkuhan Mas An

    Last Updated : 2023-03-15
  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 6

    Semenjak pertemuan dengan Bu Pipit kemarin aku semakin keras berfikir, jangan sampai Mas Andra berulah lebih jauh dalam mendzalimiku."Permisi, Bu."Tiba-tiba Sekretarisku Maya masuk ke ruangan ini, ia memang memiliki akses yang bebas untuk keluar masuk ruangan, bahkan sampai mengelola keuanganku."Iya May, ada apa?" tanyaku, gadis itu terlihat pucat."Bu, saya mau cuti seminggu aja, untuk mengistirahatkan badan saya lagi sakit," ujarnya sambil meringis, tak lama ia terlihat seperti sedang mual."Kamu sakit apa kok mual-mual begitu?" tanyaku sambil menelisik wajahnya.Ada ketegangan di wajah Maya, ia seperti memendam sesuatu, aku merasa aneh karena tak biasanya ia begitu."Sakit ... sakit lambung, Bu, hoooeeekk."Hampir saja gadis itu muntah di hadapanku, karena memiliki riwayat penyakit yang sama, tiba-tiba perutku pun ikutan mual melihatnya seperti itu."Ohhh, kaya orang hamil aja kamu mual-mual begitu, hehe," ujarku sambil terkekeh."Ohh, engga kok, Bu ga hamil." Tiba-tiba ia gelag

    Last Updated : 2023-03-15
  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 7

    Aku pulang ke rumah dengan tubuh yang teramat lelah, hari sudah larut malam karena terjebak kemacetan, di dalam kamar kulihat Mas Andra sedang asyik bermain ponsel, sesekali ia tersenyum saat memandang benda pipih itu.Apa dia gila? Saat aku masuk ia langsung menyembunyikan ponsel itu ke bawah bantal, dipikir aku akan merebut ponsel itu dan mengganggu kesenangannya gitu? ogah!Silakan saja bersenang-senang Mas, ada saatnya kamu sengsara dan menyesal."Kamu kenapa pulang malem-malem?" Akhirnya ia bertanya juga.Aku tak menjawab pura-pura sibuk menunduk melepaskan sepatu kerja."Oh ya, masalah mobil kamu yang hilang itu gimana kata polisi?" tanyanya sambil mendekat.Aku memang berbohong dengan mengatakan sudah lapor polisi, jika duluan ia yang melapor maka rencanaku menjual mobil itu bisa ketahuan duluan 'kan?"Nanti juga dikabarin kalau udah ketemu," jawabku datar."Ohh, aku minta maaf ya, Rah, semoga mobil itu cepet ketemu." Dari nada suara sepertinya ia memang menyesal, jelas saja m

    Last Updated : 2023-03-16
  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 8

    "Anak-anak harus pada tahu nih kalau si Maya hamil duluan," celetuk Clara, dia memang heboh kalau soal membicarakan kejelekan orang lain."Jangan umbar aib orang, kalau ga mau nanti aibmu diumbar juga sama Allah," jawabku sedikit tegas, dan ia terlihat menciut."Kamu tahu di mana alamat rumah Maya yang baru?" tanyaku, karena empat bulan yang lalu Maya bilang sudah pindah ke rumah yang lebih layak."Oh tahu kok, Bu, mau aku tulis alamatnya sekarang?" tawar gadis cerewet itu, aku mengangguk sambil menyerahkan satu buah kertas dan pulpen."Ini, Bu," ujarnya saat selesai menuliskan alamat rumah Maya.Gadis itu berlalu dari ruanganku, dan setelahnya datang Om Juna, ia adalah kakak angkat ayahku, setelah ayah dan bunda tiada dialah sebagai gantinya, melindungiku layaknya Putri sendiri, tak hanya itu ia juga mengelola perusahaan ini saat aku masih kuliah."Assalamualaikum, Farah, kamu baik-baik aja?" tanya Om Juna lalu kami duduk berdampingan di sofa ruang kerja ini."Alhamdulillah baik, Om

    Last Updated : 2023-03-29
  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 9

    Dengan langkah lebar aku menendang pagar yang belum terkunci itu, tanganku sudah mengepal ingin segera menonjok wajah so polos dan so baik Mas Andra."Bukaa!" teriakku sambil menggebrak pintu.Sudah beberapa detik. Namun, pintu masih tertutup juga terkunci."Bukkaaa!" Teriakkan kali ini lebih kencang dan memekik.Handle pintu memutar tandanya sudah ada yang membuka dari dalam."Bu, Farah." Mata Maya menyipit keheranan."Kenapa?! Kaget lihat aku ke sini!" Raut wajah Maya berubah ketakutan, iya lah dia takut ketahuan kalau suamiku ada di dalam, entah sedang apa mereka tapi aku yakin kebersamaan ini bukan untuk masalah pekerjaan."Bu Farah ngapain ke sini? apa ada tugas yang belum selesai aku kerjakan?" tanya Maya pura-pura b3g0.Tanganku mendorong daun pintu dengan keras, di luar dugaan ia menahannya dengan kuat, katanya lagi sakit tapi tenaganya teramat kuat."Minggir! Tadi aku lihat suamiku di dalam, ngapain dia di sini hah?!" Terus kudorong daun pintu hingga tubuh Maya terpental ke

    Last Updated : 2023-03-29
  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 10

    Malam ini kuputuskan untuk ke rumah Om Juna dan menginap di sana, beruntung semua perhiasan dan surat-surat berharga sudah disimpan di brangkas dan hanya aku yang tahu kodenya.Gara-gara kejadian di rumah Maya aku jadi lupa dengan janji terhadap Om Juna, hati yang teramat perih membuatku tak bisa berpikir jernih."Kamu kenapa ke sini malam-malam? kalau ga sempat kenapa ga besok aja," ujar Om Juna, saat ini aku sudah duduk di ruang tamunya.Tak lama Tante Dahlia datang membawakan teh hangat dan biscuit coklat, wanita yang sudah kuanggap ibu itu tak pernah lupa camilan kesukaanku."Minum dulu, Rah, kayanya kamu ada masalah mukanya pucet begitu," ujar Tante Dahlia sambil meletakkan secangkir teh ke meja.Jujur saja dadaku terasa sesak juga lambung yang terasa mual disertai kepala yang pusing seperti berputar-putar, seperti biasa penyakit lambungku akan kambuh kalau sedang tegang."Aku ... hoeeeek." Tiba-tiba merasa mual, hampir saja aku muntah di hadapan Om dan Tante."Ya ampun, kamu ke

    Last Updated : 2023-03-29

Latest chapter

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Tamat

    "Hay, Vin." Aku tersenyum padanya.Virni tersenyum manis padaku sementara Ervin terlihat canggung, padahal seharusnya biasa saja tidak perlu berekspresi seperti itu."Kamu mau ke mana, Rah?" Tanya Virni."Aku mau belanja kebutuhan, duluan ya." Aku tersenyum manis pada mereka."Oke."Beberapa langkah berjalan aku kembali menoleh ke belakang dan ternyata kebetulan sekali Ervin pun sedang menoleh ke belakang hingga kami saling bertatapan beberapa detik.Ah sudahlah, lupakan lelaki itu dan mulai hidup yang baru.*Sudah satu bulan aku tidak pernah bertemu dengan Ervin dan Virni, sengaja menyibukkan diri juga sengaja tidak membalas pesan darinya, aku ingin Ervin bahagia Aku juga berencana untuk tinggal di Amerika dalam waktu satu tahun, itu pun untuk kebutuhan perusahaan, perusahaan kami akan membuka cabang di sana.[Kenapa pesanku engga pernah dibalas? Aku punya salah]Pesan dari Ervin, dia tidak tahu saja jika aku sedang mendamaikan hati saat ini.[Maaf aku sibuk, Vin, ada apa emangnya]

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 39

    Sontak saja Virni terlihat begitu bahagia mendengar perkataan Tante Alma, bahkan entah apa maksudnya ia meliriku sekilas setelah itu tersenyum-senyum melirik tante Alma."Boleh, Tante. Kapan mau datang? Nanti aku masakin makanan kesukaan Tante di rumah," sahut Virni."Gimana, Vin? Kapan mau ke rumah Virni?" Tante Alma bertanya pada putranya.Tetapi Ervin malah melirikku setelah itu melirik ibunya sambil menyuapkan makanan, aku tahu Ervin sungkan padaku atau tidak enak hati makanya ia menapku seperti itu."Emm, nanti aku pikirin lagi deh untuk sementara mau istirahat dulu di rumah," jawab Ervin."Iya, Tante, nanti saja nunggu Ervin benar-benar sembuh.""Ya sudah kalau begitu, kamu harus cepat sembuh, Vin," sahut Tante Alma.Di sini aku merasa seperti obat nyamuk, diacuhkan dan dianggap tidak ada, jika tahu akan begini lebih baik aku tadi memaksa untuk pulang."Tapi orang tuaku orang biasa-biasa aja, Tante, bukan orang kaya seperti keluarga Farah," sahut Virni lagi, perempuan itu pasti

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 38

    Karena serangan dari ibunya Mas Andra bagian wajahku terdapat beberapa lebam terkena hantamannya ketika mengamuk usai persidangan Dinda kemarin.Belum lagi kepalaku masih sering berdenyut sakit lantaran dijambak dengan kuat, entah apa yang ada dalam pikiran ibunya Mas Andra, padahal sebelumnya ia sudah minta maaf atas perlakuan anaknya tetapi kenapa sekarang ia yang malah menyerangku.Saat ini Ervin sudah pulang ke rumah setelah beberapa minggu dirawat secara intensif di rumah sakit, tetapi ia mengatakan Satu bulan sekali harus kontrol dan juga meminum obat-obatan tertentu."Gimana keadaanmu sekarang, Vin?" Tanyaku, pulang dari kantor sengaja aku mampir ke rumahnya."Lebih baik, hanya saja aku bosan terus-menerus di rumah pengen kembali bekerja seperti biasanya."Ia memang diberikan jatah cuti satu bulan agar operasi cangkok jantungnya sukses seratus persen."Sabar dong, biar badan kamu pulih juga, kalau bosen bisa nonton TV, main HP, atau main game.""Engga ada yang asyik." Ia tersen

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 37

    (POV DINDA)Menyesal, untuk saat ini kata-kata itu selalu terngiang di telinga, Aku menyesal karena telah ikut berambisi pada dendam ibu, dan yang paling menyakitkan adalah aku menyesal karena dengan mudahnya menyerahkan tubuh pada lelaki yang masih belum berstatus suamiku.Aku juga telah menyesal karena mencelakai Kak Farah, padahal selama ini ia sudah baik padaku memberikan barang-barang mahal bahkan juga memberikanku sebuah mobil walaupun pada akhirnya mobil itu diambil olehnya kembali, itu pun juga karena salahku semua orang akan melakukan hal yang sama jika ada di posisi Kak Farah.Bahkan aku mendengar jika pria yang menolong Kak Farah ketika diculik oleh orang suruhanku dalam keadaan sekarat karena membutuhkan donor jantung secepatnya, dan aku sama sekali tidak terima jika harus kakakku sendiri yang memberikan donor jantung pada lelaki ituItu artinya secara tidak langsung Kak Andra menebus semua kesalahanku dengan nyawanya, sekarang aku telah hancur oleh perbuatan sendiri karen

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 36

    (POV MAYA)Perlahan-lahan Farah mengetahui rahasia besar Mas Andra dan keluarganya, yang ternyata mereka memiliki rencana busuk di balik pernikahan suci itu.Rupanya Farah bukan wanita bodoh yang bisa dibohongi seperti yang aku kira, padahal aku sudah membayangkan selama hidup dan memiliki anak-anak banyak akan menjalani kehidupan yang bergelimang harta yang bersumber dari Farah.Setelah Farah mengetahui rencana busuk Mas Andra dan keluarganya ia tidak lagi royal baik pada mas Andra ataupun pada keluarganya, perempuan itu seolah-olah menyelidiki semuanya secara diam-diam.Dan benar saja akhirnya pernikahanku pun terbongkar, Farah mengetahui jika aku istri pertamanya Mas Andra, ia nampak kecewa dan marah padaku yang merupakan salah satu karyawan terbaik di kantornya.Dunia ini terasa lebih hancur ketika Mas Andra meninggalkanku untuk selamanya, dalam keadaan aku hamil besar, ditambah Farah pun ternyata memecatku dari kantor lalu ibu mertua yang terlihat seperti membenciku seperti dulu.

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 35

    (POV MAYA)Aku menikah dengan mas Andra tanpa restu orang tua, sebenarnya kedua orang tuaku telah menjodohkan aku dengan seseorang yang lebih dari Mas Andra, dia adalah seorang dosen yang mengajar di beberapa kampus ternama.Namun, karena sebuah kesalahan atas nama cinta aku terpaksa harus memilih Mas Andra, berhubungan intim adalah hal lumrah bagiku dan Mas Andra ketika kami pacaran dulu, aku yang terlanjur cinta begitu mudahnya memberikan mahkota pada lelaki yang bukan bergelar suami.Hingga akhirnya aku hamil diluar nikah, jelas saja aku panik melihat hasil tes kehamilan yang kupegang menunjukkan garis dua, tetapi tidak dengan Mas Andra ia terlihat biasa saja karena dirinya berdalih akan bertanggung jawab atas perbuatan yang sudah ia lakukan.Sebenarnya dulu Mas Andra tidak pernah tahu jika kedua orang tuaku tidak merestui kami, aku menyembunyikan hal itu dari Mas Andra agar ia tidak meninggalkanku, kedua orang tuaku pun tidak pernah memperlihatkan ketidaksukaannya pada mas Andra k

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 34

    "Farah."Aku tersentak ketika Virni menyentuh bahuku, tidak tahu harus mengatakan apa yang jelas untuk saat ini tidak mungkin aku menjauhinya hanya karena keinginan wanita ini."Kalau kamu memang mencintai Ervin ya tidak apa-apa, Karena sekarang ikatan di antara kami sudah berbeda lagi tidak seperti dulu, hubungan kami hanya sekedar persahabatan." Aku tersenyum manis menutupi kegugupan dalam hatiVirni tersenyum manis entah apa isi dalam hatinya saat ini, mungkin merasa senang karena ia mengira aku tidak mengharapkan Ervin"Aku bercanda kok, Farah, Aku tidak akan melarangmu mendekati Ervin tetapi aku hanya meminta jangan pernah kamu menyeret Ervin ke dalam masalah hidupmu lagi, hanya itu.""Tentu saja tidak akan, sejak dulu aku tidak pernah menyeret Ervin ke dalam masalahku, dia sendiri yang masuk ke dalam masalahku dan ikut membantu menyelesaikannya.""Oh begitu ya." Ia tersenyum masam.Om Juna tiba-tiba menghampiriku ia mengajak untuk pulang sekarang, syukurlah dadaku tidak harus me

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 33

    "Maafkan Aku tetapi perbuatan Dinda itu sangat keterlaluan, ada orang yang saat ini sedang sekarat karena ulahnya, perbuatan Dinda sangat fatal, Bu."Sambil menahan air mata aku menatap makam Mas Andra yang masih merah, rasanya tidak menyangka dia akan pergi secepat itu bahkan luka yang dia ciptakan saja masih belum sembuh."Farah, Ibu mohon. Dinda lagi hamil, masa kamu tega."Aku tersenyum sinis, lalu ibu meraih sebelah tanganku dan menggenggamnya, tetapi aku enggan disentuh olehnya."Maaf, Bu, tapi temanku Ervin hampir saja kehilangan nyawanya gara-gara anak ibu, aku rasa ini adalah hukuman kecil untuk Dinda, agar ia tidak bisa berbuat semena-mena pada orang lain.""Ibu akan pastikan setelah ini Dinda pasti akan berubah, ibu akan melarang jika dia terus-menerus mengganggumu, Rah, dan satu lagi ibu juga tidak akan menuntut harta gono gini lagi kepadamu mulai sekarang kita jalani hidup masing-masing.""Sayang sekali Ibu terlambat menyadari hal itu, Aku tidak akan pernah memaafkan oran

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 32.B

    "Ya ampun, Tiara, kamu ngagetin tahu," ujarku pada gadis SMA itu, rumahnya terletak di depan rumah ibu."Hahahhaa, lagian Mbak Farah celingukan di sini, tar dihipnotis orang baru tahu rasa," jawab gadis itu dengan gaya khas-nya.Masih sama seperti dulu, ia periang dan banyak bicara. Saat aku sering berkunjung ke rumah ibu gadis ini selalu menyapa, dan selanjutnya terjadilah obrolan hingga saling melupakan waktu.Katanya, ia ingin belajar banyak dariku, bisa sukses memimpin perusahaan, bisa tampil cantik dan elegan, dan semua tentangku yang ia sukai."Mau ke mana, Mbak?" tanya Tiara "Ini mau tanya soal Mas Andra ....""Ah cieee, kiw! Kiw! Malah nanyain mantan."Belum selesai berbicara ia sudah duluan menyela, kudelikkan mata sambil geleng-geleng kepala, dipikr aku ini sama seperti gadis SMA."Ra, emang bener ya Mas Andra sudah meninggal?" tanyaku dengan wajah serius."Iya udah, emang Mbak baru tahu ya? Bang Andra 'kan kecelakaan dua hari yang lalu," ujar gadis itu dengan tatapan duka.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status