Share

Bab 54. RMKS

Penulis: Angsa Kecil
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-12 20:28:16

"Siapa lagi kalau bukan Adrian, Ran? Cuma dia laki-laki waras yang sangat peduli dan tulus padamu.”

Rania berhenti sejenak, menatap Ajeng ragu. “Kamu yakin?”

“Pasti dia. Adrian kan orang yang paling peduli sama kamu sekarang. Dia mungkin diam-diam membantu lewat relasinya. Sebagai permintaan maaf karena dia nggak ada sisimu.”

Rania menghela nafas. Senyum tipis muncul di bibirnya, meski di hatinya terselip keraguan. Dia bersyukur restoran ini akhirnya mulai ada pengunjung. Tapi, ya masih penasaran siapa sebenarnya orang yang merekomendasikan.

---

PRANGGG! TAAARRRR!

Barang-barang melayang di apartemen mewah itu. Gelas kaca, vas bunga, bingkai foto—semua menghantam dinding dan lantai hingga pecah berantakan. Nafas Karin memburu, matanya memerah seperti api yang siap melahap apa saja.

“Kalian berdua ... dasar sialan!” Karin memekik sambil melemparkan remote televisi hingga menghantam layar dan menciptakan retakan besar.

“Rania! Krisna! Kalian pikir bisa menghancurkan hidupku begitu saja?
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 55. RMKS

    “Kalau Rania bukan wanita baik, bagaimana denganmu, Puspa? Apa yang harus aku lakukan ketika punya istri sepertimu? Selama ini kamu hanya bisa membuat masalah!”“Cukup, Mas! Jangan teruskan lagi! Aku nggak mau mendengar apa pun dari mulutmu.” Puspa menjerit sambil menutup telinganya.Agung mengatur laju nafasnya yang berat. Dia menyipitkan mata, sudut bibirnya tertarik membentuk senyum remeh. "Kamu takut aku bicara lebih banyak? Kalau nggak berani menghadapi jawaban itu, jangan pernah menekan anakmu sendiri untuk membuat keputusan salah!"Puspa terdiam. Tubuhnya gemetar, kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya. Nafasnya berat menahan ledakan emosi dan ketakutan yang bercampur jadi satu.Agung menggeram, menatap istrinya dengan penuh kemarahan. “Aku peringatkan satu hal, Puspa. Kalau kamu masih terus berbuat sesuatu yang menghancurkan Krisna atau Rania, aku tidak segan-segan melakukan hal yang lebih gila dari yang pernah kamu bayangkan!”Winda mematung, wajahnya memucat. Dia tak bera

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 56. RMKS

    "Kamu memang milikku, Rania ...."Deru nafas tak terbendung lagi. Rania terus berusaha memprovokasi suaminya, hingga pria itu tak tahan lagi."Mas ....." Hampir hilang kesadaran, tapi Rania seperti paham suara suaminya. Suara suaminya itu kemungkinan tertancap dalam memori hatinya."Aku di sini, Sayang ...."Krisna mengangkat pelan Rania keranjang, lalu melempar jasnya sembarangan. Matanya menatap wajah Rania. Dengan lembut Krisna menghujani wajah itu dengan kecupan."Aku mencintaimu, Sayang. Sangat mencintaimu.""Mas, ..... Aku ...."Di kamar remang, udara malam dipenuhi kehangatan yang terpendam lama. Batasan yang selama ini dipahat ego dan salah paham mulai retak.Di antara nafas yang saling bergelung, Krisna merasakan rindu yang lama tertahan meluap tak terkendali.Menjelang pagi sebelum mentari bersinar, Rania terbangun. Matanya mengerjap pelan, menyadari dirinya dalam dekapan Krisna.'Mas Krisna? Berarti tadi malam bukan mimpi,' batinnya.Hatinya berdegup kencang ketika menyadar

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 57. RMKS

    "Aku minta maaf atas kejadian semalam, Nia. Bayu sudah menjelaskan semuanya padaku soal apa yang terjadi. Aku sungguh menyesal nggak bisa jagain kamu." Adrian menatap Rania menyesal.Rania menggeleng pelan, mencoba tersenyum meski terlihat hambar. "Aku baik-baik saja. Nggak perlu dipikirkan lagi soal semalam."Adrian mendesah, menyandarkan tubuhnya ke sofa. "Tapi tetap saja, aku kecewa. Harusnya aku yang menyelamatkanmu, bukan Krisna. Dia .… Apa yang dia lakukan sama kamu semalam?"Rania terdiam. Matanya menatap arah jendela, tapi pikirannya melayang pada kejadian tadi malam. Kilasan ingatan tentang sentuhan lembut suaminya, bisikan kecil yang menenangkan, dan kehangatan itu kembali terngiang seperti mimpi yang terlalu nyata.Seperti mimpi, tapi rasa malam itu dan kehangatannya, melekat di hati.Adrian mengangkat alis. "Nia?"Rania cepat mengembalikan fokusnya."Maaf, aku nggak tahu harus jawab apa." Adrian mengangguk pelan, mencoba menerima. "Oke. Yang penting kamu selamat, itu suda

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 58. RMKS

    "Nyonya Krisna .... kenapa sembunyi? Emang nggak mau nyusul suami ke kuburan? Ha ha ha ha ha ha."Rania gemetar di balik pintu yang telah ditahan dengan meja dan kursi. Ketukan keras bercampur suara tawa para pria di luar semakin membuat nyalinya ciut."Rania! Nyonya Krisna! Keluar! Kita main-main! Masa tamu nggak boleh masuk!"Mereka terus memanggil namanya, jadi semakin takut. "Siapa mereka dan mau apa?"Jari-jarinya gemetar saat mencoba menelepon Ajeng dan Indra, berharap mereka segera datang."Jeng, cepat datang. Aku dalam bahaya!" Anehnya, Rania tidak menghubungi Adrian."Rania! Cepat buka pintunya! Kami tahu kamu ada di dalam!" teriakan itu semakin memekakkan telinga, diiringi gedoran dan dorongan yang hampir meruntuhkan pintu.Air mata Rania mulai mengalir. Dia melihat gagang pintu mulai bergerak terus."Jangan masuk .... Jangan masuk .... Mas .... Mas Krisna .... Kenapa kamu nggak datang ...."Lalu pintu itu didobrak keras.BRAKKK BRAKKK BRAKKK"Mas! Mas Krisna! Aku takut!" p

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 59. RMKS

    Rania membuka pintu dengan tatapan tajam dan waspada. Dua sosok yang berdiri di hadapannya—Puspa dan Winda, terlihat lusuh. Mata mereka bengkak, wajah pucat. Namun, bagi Rania, itu tak menghapus jejak luka yang telah mereka tinggalkan di hatinya."Tante Puspa dan … Nona Winda. Ada perlu apa datang sepagi ini? Kalau mau buat masalah, maaf. Aku tidak punya waktu. Dan satu hal yang akan aku pastikan, hari ini aku sangat yakin kalau gugatan ceraiku akan dikabulkan. Jadi, jangan datang kemari lagi hanya untuk mengingatkanku.""Rania ...." Puspa terisak pelan, bahunya bergetar. Dia belum bisa berkata apa-apa. Hanya terus menggeleng karena masih sesak terbayang anaknya yang masuk ruang operasi bersimpah darah dan dinyatakan kritis."Ada apa, Tante?" Rania menekan panggilan Tante agar semakin jelas jarak mereka. Winda yang biasanya berwajah angkuh, kini menunduk. Tak ada kilatan sinis di matanya. Tidak ada kata merendahkan pada Rania."Tante .... Kalau tidak ada urusan penting, sebaiknya si

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 60. RMKS

    “Siapa yang bertanggung jawab atas pasien ini?”"Krisna brengsek .... Rania, aku akan membunuhmu ...." Karin terus maracau lirih, dengan kekehan lirih dan air matanya.Karin berhasil ditangkap polisi, dalam pengejaran itu. Namun, yang di luar dugaan, Karin pingsan dan saat dibawa ke rumah sakit, kondisinya memprihatinkan.Seorang dokter berdiri di depan ruang ICU dengan wajah serius. Tatapannya tertuju pada tubuh lemah Karin yang terbaring di ranjang dengan borgol besi melilit pergelangan tangannya. Wajah wanita itu pucat, bibirnya membiru, dan selang oksigen terpasang di hidungnya. Ada monitor jantung yang merantaunya.Seorang polisi maju selangkah. “Kami yang bertanggung jawab, Dok. Bagaimana kondisinya sekarang? Apa masih ada harapan? Kami menemukan obat-obatan di tasnya kemarin. Obat sakit kepala dosis tinggi, yang seharusnya dengan resep dokter, tapi tidak ada keterangan dokter yang memberikannya.”“Tumor otak stadium akhir. Sepertinya selama ini dia tidak memperhatikan kondisiny

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 61. RMKS

    “Terima kasih, karena Anda masih mau mempertimbangkan Pak Krisna, Bu Rania.”Rania hanya mengangguk pelan. Nafas panjang dihembuskannya berat. Ruang ICU dipenuhi suara monitor yang berdetak pelan, seakan memantau sisa hidup Krisna. Di sisi brankar, Rania duduk dengan tangan menggenggam erat jemari Krisna yang terasa dingin. Hatinya ngilu setiap kali suara bip dari monitor terdengar, takut detak itu mungkin bisa berhenti kapan saja.“Kamu harus bangun, Mas. Kalau kamu benar-benar mau menebus semuanya, kalau kamu benar-benar ingin membahagiakanku. Cepat bangun. Jangan biarkan aku menunggu lebih lama lagi.”Air mata mengalir di pipinya. Jari-jarinya mengusap lembut tangan Krisna.“Aku sudah membatalkan perceraian kita, Mas. Jadi, kumohon, jangan pergi sekarang. Jangan ketika aku sudah memutuskan untuk bertahan.”Hening menyelimuti ruangan. Hanya suara mesin yang terus berdetak monoton.Bayu, yang sejak tadi berdiri di dekat pintu, melangkah perlahan mendekati Rania.“Selama ini, Pak Kri

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 62. RMKS

    "Pasien muntah darah!"Wanita itu mendengarnya. Dia juga melihat perawat dan dokter berlari terburu-buru ke ruangan yang sedang ingin dia datangi. Jantungnya berdetak kencang. Sudah lama dia terpisah dengan Karin adiknya. Keduanya sama-sama sibuk mencari kebahagiaan masing-masing, setelah keluarganya kacau bercerai-berai. Ane, dia kakak kandung Karin yang langsung terbang ke Indonesia setelah dapat kabar kekacauan adiknya. Dia ingin membawa adiknya ke luar negeri karena dia sudah mendapat suami kaya raya.Langkah kaki Ane terburu-buru. Dia berdiri di depan ruang ICU.Setelah sekian saat, dokter keluar. "Saya kakak dari pasien, bagaimana kondisinya saat ini?"Dokter menggeleng. "Kami hanya bisa berusaha, tapi kondisi pasien sangat kritis. Anda berdoa saja agar bisa mendapat keajaiban."Sontak mata Ane membelalak. Perasaan tidak terima menyesakkan dadanya. Dokter tadi berani-beraninya berkata kalau hidup Karin hanya menghitung hari? Omong kosong! Tidak ada yang boleh menyerah sebelum

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23

Bab terbaru

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 82.

    "Bagaimana soal pria ponakanmu yang katanya sabar, tapi tegas itu, Bayu?" tanya Krisna."Dia setuju saja kalau dijodohkan, tapi yang pasti harus tinggal di kampung dan hidup seadanya. Dia nggak mau tinggal di kota. Dan pekerjaannya kasi tukang bengkel."Krisna tersenyum lebar. "Kita lihat nanti dulu."------Plakkk! "Dasar anak nggak tahu diri!"Tangan Agung sudah melayang lebih dulu sebelum pikirannya sempat mencerna. Pipi Winda memerah seketika.Winda memegang pipinya. Mata membelalak antara syok dan amarah.“Kamu menamparku, Yah?! Hanya karena PEREMPUAN ITU?” Teriakan Winda melengking, membuat Puspa reflek berdiri dari sofa.Puspa mendekat cepat, memeluk bahu putrinya. “Apa-apaan, Mas? Kamu gila?! Dia anak kita sendiri! Kamu nggak bisa seenaknya tampar Winda!”Agung melotot. “Karena anakmu ini nggak pernah tahu diri! Sudah kubilang jangan ganggu Rania lagi! Kamu pikir aku nggak tahu semua yang kamu lakukan, Win?! Kamu pikir aku buta?!”“Sudah cukup, Mas!” Puspa menepuk bahu Winda

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 81.

    "Adrian?" Rania melotot."Ya, ini aku? Kenapa?" Pria itu lantas duduk di depan Rania. Duduk tegap dengan sedikit condong agar bisa menatap Rania jelas.Lalu, Rania menatap Ajeng dan Indra. "Pasti kalian, kan?"Ajeng dan Indra tertawa kecil.“Memang kami yang panggil. Biar tambah semangat saja bahas kasus Ane. Kan enak ada pengacara di sini. Gratis lagi," ucap Ajeng dengan kekehannya."Biar Krisna kepanasan, Ran. Tambah seru. Lagian suruh siapa jadi suami lembek. Nggak ok! Tukar tambah aja kalau bisa!" ucap Indra dengan dua pundak terangkat.Langsung disahut tawa kecil Andrian. "Kalian kalau ngomong suka bener."Rania hanya bisa menggeleng melihat tingkah dua sahabatnya itu. Ada-ada saja mereka.Adrian menatap Rania lekat. “Aku masih belum bisa melupakanmu, Rania. Selama ini aku pilih menjauh, karena aku nggak mau jadi perebut istri orang.”Rania tersenyum kaku. "Kamu pasti akan temukan wanita yang lebih baik dariku, Drian. Aku yakin itu. Asal kamu mau membuka hati untuk wanita lain."

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 80.

    Rania menarik napas dan melangkah mundur. Dia tahu maksud Ajeng dan Indra bukan sekedar ikut campur. Dua temannya itu pasti kesal karena suaminya terlalu percaya pada Winda.Krisna menoleh cepat. “Sayang, suruh mereka menyingkir.” Sambil mendorong Indra.Rania malah tersenyum tipis, dengan kepalanya menggeleng pelan."Sayang. Apa-apaan ini? Kenapa mereka begini?""Sssstttt! Kamu ini harus kami verifikasi soal kejantanan. Hish! Selalu saja begini. Bikin aku kesel dan pengen kamu jadi duda saja." Ajeng menggeleng."Kamu-" Krisna melotot, geram pada Ajeng.Indra maju dan telunjuknya menekan dada Krisna. “Kamu pikir kamu pantas berdiri di samping Rania sekarang? Kamu terus saja teledor. Sebenarnya kamu itu bodoh atau kurang waras atau otakmu berkarat? Masa mbak Winda yang kaya nenek lampir kamu percaya gitu aja. Gimana dengan masalah lainnya?""Buat apa kamu ikut campur urusanku? Tahu apa kamu dengan apa yang aku lakukan saat ini? Ok, aku memang terlewat dalam hal ini, tapi tidak untuk ya

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 79.

    Krisna menutup keras pintu ruang kerja Rania. Sorot matanya tidak bisa lagi menyembunyikan emosi yang menumpuk."Lalu apa ini, Mbak Winda. Kamu masih bilang restoran nggak kenapa-napa. Tiap aku tanya, kamu selalu bilang aman. Aku percaya sama kamu, apalagi kemarin kamu kasih laporan keuangan resto. Tapi kenapa beda sama yang ini?"Krisna tak diam saja selama ini. Di samping dia sibuk soal perusahaan, ditambah kemarin quality time dengan istri, dia masih menyempatkan mengontrol restoran. Namun, setelah Winda memberikan laporan keuangan palsu, dan ibunya membujuk agar percaya pada Winda, Krisna mulai kendor mengawasi soal restoran."Restoran ini memang nggak ada masalah, Kris. Cuma butuh tambahan biaya buat promosi. Kamu nggak usah nylolot gitu lah," kesal Winda.Rania makin geram dengan Winda. "Memangnya Mbak Winda nggak bisa bedain mana usaha yang sehat dan yang kacau? Kalau keuntungan terus diambil untuk keperluan pribadi, dan setiap hari mengundang banyak teman untuk makan-makan, di

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 78.

    Ponsel Rania bergetar. Nama Ajeng muncul di layar.“Restoranmu udah di ujung tanduk. Winda gila, Ran. Ada pramusasi resign karena nggak tahan. Ada supplier berhenti kirim bahan. Kamu harus datang sekarang. Jangan tunggu dia naik satu tingkat lagi gilanya.”Rania terdiam. Pandangannya kosong menatap jendela.Selama ini dia memang membiarkan Winda berbuat sesukanya. Diam, pura-pura tak tahu. Bahkan menyuruh Ajeng tak usah datang. Bukan karena takut—karena dia ingin Winda merasa menang lebih dulu. Supaya semua bukti terkumpul rapi.“Aku akan ke sana Sudah waktunya benalu itu dituntaskan.”Rania menatap layar laptop di meja yang berisi laporan dari orang kepercayaannya. Foto-foto, rekaman, catatan manipulasi laporan keuangan. Semua kekacauan yang dilakukan Winda, ibunya Krisna, dan orang-orang titipannya. Tentu saja semua itu dilakukan di belakang Krisna. “Sekalian kita bahas soal Ane,” ucap Rania.“Siap. Aku tunggu di restoran.”Panggilan berakhir. Rania berdiri pelan. Kepalanya menund

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 77. RMKS

    "Jika aku nggak datang, kamu pasti akan menikmati wanita seksi itu, Mas. Sepertinya penyakit lamamu soal wanita kambuh lagi." Rania tampak tenang.Krisna menyandarkan punggung pada jok mobil, menatap istrinya dengan alis terangkat. “Kamu cemburu?”Rania mengalihkan pandangannya ke luar jendela, menatap kelamnya malam yang memantul samar di kaca.“Di restoran kamu bilang nggak cemburu. Aku sedikit kecewa mendengarnya.”Rania menghela napas, pelan tapi dalam. Tidak ada jawaban. Hanya diam yang jadi bentuk protesnya.Krisna mendekat, lengannya melingkari bahu Rania dan menariknya ke dalam pelukan.“Aku nggak akan pernah jadikan wanita lain sebagai objek menarik kecemburuan kamu. Aku nggak sebodoh itu, Sayang. Kalau kamu marah, tentu aku sendiri yang repot.”Lengan Rania tetap kaku di sisi tubuhnya. "Aku memang marah, tapi nggak cemburu. Cemburu sama wanita seperti Veni itu bukan kelasku. Sudah tahu suami orang, masih pede banget bilang hal biasa. Untung aja aku inget kalau kamu lagi puny

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 76.

    “Anda mengenal Karin?” Tatapan Rania tajam, menembus balik senyum manis yang terlalu manis di bibir Ane.Ane mengangkat alis sambil menyesap minumannya perlahan. Senyum sinis tipis itu masih melekat di wajahnya.“Siapa yang tidak kenal? Kabar pertunangan Pak Krisna dengan Karin jadi trending topik di kalangan pengusaha. Tentu saja saya tahu.”Krisna diam dengan picingan tajam. Tangannya yang satu mengepal di bawah. Andai tidak sedang ada kerja sama, dia akan memaki-maki Ane karena membuat wajah istrinya gelisah. 'Siapa sebenarnya Ane ini. Harus aku cari tahu. Sikap pengusaha nggak akan seperti ini,' batinnya.Detak jantung Rania melambat, itu bukan sekadar menyebut nama masa lalu. Namun, seperti membuka kembali luka yang seharusnya sudah dikubur.Matanya tetap menatap Ane. Dalam hatinya, Rania mulai merangkai benang merah yang terasa makin mengarah ke satu titik. 'Ane. Karin. Bayiku yang keguguran dan kejadian di kamar hotel kemarin. Memang tidak kebetulan,' batinnya.Lalu, Rania mena

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 75. RMKS

    "Apa yang kamu lakukan, Mas?!" Rania menekan katanya. Tatapannya tajam dengan tangan terkepal di bawah. Dadanya bergemuruh hebat, dia terus menarik napas agar jangan sampai emosinya meledak.“Sayang?” Krisna terkejut. Tubuhnya refleks berdiri hingga wanita di pangkuannya terpelanting ke lantai. "Hish!" Veni, wanita itu mengaduh keras, memegangi pergelangan tangannya dengan memicing tajam pada Rania.Tapi Krisna tidak peduli dengan Veni yang jatuh tersungkur. Fokusnya hanya pada wanita yang kini berdiri membeku menatapnya—istrinya. Sayang, mas bisa jelaskan soal tadi."'Kobaran api akan kembali menyala. Memangnya aku akan kalah secepat itu? Arwah Karin akan menangis kalau sampai aku gagal membuat kalian menderita. Dan ini cuma prolog percikan api. Kamu akan lihat nanti selanjutnya,' batin Ane dengan senyum miring. Rania melangkah pelan, sorot matanya masih tajam. Napasnya pelan tapi berat, menyimpan amarah yang siap meledak. Dia menatap ke arah suaminya, lalu ke arah wanita yang tadi

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 74.

    "Rania?!" Ane membelalak. Sekian detik, tubuhnya membeku. Lalu, dengan cepat, dia berusaha tampak tenang.Rania berdiri di depan lift, tersenyum tipis, lalu melangkah masuk. Sikapnya tenang seperti tak mengenal Ane, tapi sorotnya memicing tajam.'Apa yang terjadi? Kenapa bisa-' batin Ane, tangannya mengepal kuat di bawah. Dadanya bergemuruh hebat. Dia tak terima jika kalah dengan Rania.Jantung Ane berdegup makin keras. Seharusnya ini tidak mungkin. Seharusnya Rania sudah habis. Laporan yang diterimanya tadi menyatakan semuanya beres. Lalu, bagaimana wanita itu bisa berdiri di sini dengan wajah tenang seolah tak terjadi apa-apa?"Ehem!" Rania berdiri di sebelah Ane. Dia memilih diam. Niatnya memang hanya mau muncul di depan wanita yang dia curigai. Ingin tahu seperti apa reaksinya.Lift bergerak. Hening.Ane bisa merasakan tatapan Rania tadi begitu tajam dan tidak biasa.Hening, sampai pintu lift terbuka.Mereka melangkah keluar di lantai yang sama. Ane melirik ke samping, memastikan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status