“E … ehh?! A-apa yang kau lakukan?!” pekik Hisahilde histeris, langsung mendorong Fennel untuk menjauh.
Namun, alih-alih yang didorong itu semakin menjauh, justru, … orang yang mendorongnya lah, … yang malah tersorong akibat dorongannya sendiri yang balik memantulkan tenaganya, … sehingga menjadikannya jatuh terjungkal ke belakang, dan membuat bokongnya menyepak dataran tanah sungai yang berpermukaan kasar.
Fennel menggaruk tulang pipinya canggung, tatkala mendapatkan reaksi yang mengejutkan dari Hisahilde … setelah ia baru saja menolongnya dari dihantam oleh sesuatu, yang mengarah kepadanya barusan … dengan kecepatan bermanuver yang begitu luar biasa.
“Saya hanya mencoba membantu Anda menghindari itu,” tunjuk Fennel ke sebuah semak-semak yang menimbulkan bunyi kusuk, bersamaan dengan ranting yang patah dan daun pohon yang berguguran.
“Jika Sa
“Bisa-bisanya kau, dengan mudahnya mengatakan hal semacam itu?! Kau tidak akan pernah memahaminya, karena kau bukan orang yang mengalaminya!” geram Lancient seraya menunjuk-nunjuk Ruffin menggunakan jari telunjuk, yang umumnya dinilai sebagai tindakan yang kurang sopan, … bersamaan dengan urat-urat nadi yang mengerubut di dahi, dan menegang di leher.Ruffin lekas melompatkan dirinya dari atas batu yang ia duduki, kemudian berjalan dengan kaki yang mengentak-entak menghampiri Lancient … yang sekarang tengah memasang posisi kuda-kuda untuk berjaga-jaga, diiringi dengan raut muka penuh kemarahan … yang sudah tak dapat dibendung lagi.“Kau benar! Kau memang benar!” sarkasme Ruffin sambil mendorong bahu Lancient, sampai membuat si pemuda berambut pirang itu mundur beberapa langkah, “Soalnya, itu semua tidak berlaku untukku!” sambung Ruffin, bersiap mengucapkan kata demi kata untuk membuat L
“Your Highness!”Fennel lekas berlari ke tempat di mana Lancient berada, setelah sebelumnya menyerahkan burung rajawali yang terluka di pangkuannya itu, kepada Hisahilde.Oleh Fennel, ditariknya Lancient dari atas geletakkan tubuh sang gadis bermata indah, kemudian langsung memeluknya dengan erat … seolah-olah tidak ingin kehilangannya lagi.Bahkan, Fennel pun langsung memeriksa Lancient dengan cara membolak-balikkan badannya, dan memperhatikan semuanya dengan ketelitian, … untuk memastikan, bagian tubuh mana saja yang kemungkinan dapat mengalami luka.“Oh, Your Highness! Bahu kiri Anda! ….” panik Fennel begitu khawatir, yang seterusnya langsung menyuruh Lancient untuk duduk segera, agar dirinya bisa dengan mudah melihat seberapa dalamnya luka itu, untuk kemudian mengobatinya.Sembari berjalan menghampiri seseorang, yang diyakini sebagai pembuat Mana
“Jadi, apakah Anda akan pergi ke kerajaan Aethelred bersama kami di esok hari, Your Royal Highness?”Ujar Fennel bertanya, setelah ia dan Hisahilde sepenuhnya mendengarkan apa yang telah terjadi di antara Lancient dan Ruffin, … dari awal bertemu, sampai mereka berdua bertengkar, tanpa memperbesar permasalahan tadi … sampai menjadi sebuah pertikaian.Sungguh dewasa memang, untuk Fennel yang lebih memilih mengalah dan diam, daripada mencerocos tidak terima dengan sindiran halus dari Hisahilde. Akan tetapi, tetap saja, di dalam lubuk hatinya … masih ada sedikitnya rasa kesal. Karena sejujurnya, dirinya sendiri juga … adalah seorang manusia biasa.“Hm,” balas Ruffin menggumam, sambil sibuk melihat-lihat luka pada sayap Garu, berniat untuk mengobatinya dengan daun obat merah yang digunakan oleh Fennel tuk merawat luka Lancient tadi, “Ada Ayah dan Adikku di kerajaanmu. Selain i
KNOCK! KNOCK! KNOCK!“Siapa?”“Your Excellency. Ini Saya, … Zeind. Saya telah kembali. Bolehkah Saya masuk untuk kepentingan melaporkan keadaan Marquess Eiren, yang Saya temui tadi petang?”“Masuklah!”Pintu ruangan kerja Marquess Myles Na Eiren terbuka, memampangkan sesosok ksatria berambut hitam yang sekelam arang, dan bermata biru kedalaman laut yang dalam.Ksatria itu segera masuk, lalu memberi hormat kepada Marchioness Gloriella, istri dari atasan regu militer mereka.“Jadi, bagaimana keadaannya?” tanya Gloriella dengan cepat, terburu-buru ingin segera mendapatkan kabar terbaru dari suaminya.“Sejauh ini, beliau hanya ditahan saja di penjara bawah tanah. Tidak dikekang oleh pasung, ataupun menerima hukuman fisik berupa hukum cambuk.”Gloriella menarik nafasnya
Rumah besar kediaman Eiren, memiliki lima lantai. Kamar Alesya dan Darissa, terletak di lantai ketiga. Lalu untuk ruang kerja Marquess, beserta kamar Myles bersama Gloriella, … ada di lantai kedua.Sedangkan, untuk ruangan seperti dapur dan tempat untuk makan bersama, ada di dekat aula lantai pertama yang paling utama. Sisanya, untuk lantai empat dan lima … dipakai sebagai tempat para pekerja rumah, seperti sebuah asrama.Tentu saja, untuk tempat tinggal para ksatria berbeda lagi. Ada asrama khusus, buat para ksatria kalajengking hitam, yang berdiri tak jauh dari rumah besar kediaman … sepaket dengan lapangan luas tempat mereka berlatih, atau bertanding untuk meningkatkan kekuatan.TIK … TOK … TIK … TOK ….Suara detikan jarum yang kini tengah menunjukkan pukul 23.58 malam itu, menjadi terdengar lebih jelas dari biasanya. Mungkin, karena keadaan dalam rumah besar ini,
Poppy mendorong. Menjauhkan pria pembawa kapak itu supaya menjauh dari kamar, sambil terus melawan setiap ayunan kapaknya dengan cekatan … menggunakan pisau, yang menjadi senjata andalannya.Bertahan tanpa melangsungkan penyerangan, karena pria itu cukup tangguh … terasa sangat menyulitkan juga.Sampai suatu ketika, pisau yang sedang di pegang oleh Poppy dengan erat, terlempar jauh ke belakang … dikarenakan, kalah tenaga dalam menangkis ayunan kapak pria itu lagi, yang justru semakin lama … malah semakin terasa menguat.Saat Poppy menghindar, lalu membuat kuda-kuda untuk melawan pria yang tangan kirinya berlumuran darah karena dilukainya tadi, dengan menggunakan tangan kosong, … seberkas cahaya bergerak yang diperkirakan berasal dari lilin, tiba-tiba muncul dan mulai mendekati belakang pria itu, berikut dengan benda panjang yang tajam, … menusuk jantung si pria.Tentu saja, hal itu telah membua
Apakah mereka semua akan terus melawan para penyusup, yang ingin menggasab harta benda milik kediaman Eiren ini, sampai pagi nanti?Ah, entahlah. Sang Marchioness-nya, Gloriella saja, … tidak dapat mengetahuinya dengan pasti.PRANG!Suara kaca lantai atas yang sepertinya telah pecah akibat dilempari oleh sesuatu itu, sampai ke telinga Gloriella … yang masih tetap berada di tempatnya, mengawasi pertikaian di antara orang-orangnya yang melawan para penyusup, dari balik jendela ruangan kerjanya Marquess.“Apa suara kaca pecah itu, berasal dari jendela lorong dekat kamar Alesya? Tidak mungkin … ada penjahat yang sudah sampai ke sana, setelah melewati semua orang hebat di bawah sana yang menghalaunya, bukan?”Meskipun, ia sangat mempercayai keahlian dan kepandaian Poppy dalam hal melindungi kedua putrinya, tetap saja Gloriella masih merasa sangat khawati
GALOP~ GALOP~ GALOP!Suara tapal kuda yang menyentak-nyentak di sepanjang perjalanan, membawa gerbong kereta yang berisikan dua orang kehormatan dari kekaisaran seberang … pasangan Ayah-Anak Perempuan, sedang memacu dengan cepat untuk membawa mereka berdua pergi, menuju ke tempat yang diinginkan oleh salah satu penumpangnya. Yakini, sang putri bernamakan Rosalina.“Rosalie, kenapa kau ingin pergi ke rumah temanmu di pagi-pagi hari begini?” tanya sang Ayah, yang merupakan seorang Kaisar, kepada putrinya, Rosalina … si Putri Kekaisaran.“Selagi kita masih berada di kerajaan ini, tidak ada salahnya juga, 'kan, … Papa?” cicit sang Putri dengan ekspresi yang memelas, dan suara yang memelan.Dipanggil dengan sebutan 'Papa' …, dengan menggunakan suara dan ekspresinya yang begitu menggemaskan itu, jelas telah membuat si Kaisar Violegrent menjadi luluh.
“Aboo! Abuuu!”Sigh …!Sulit dipercaya, ada dunia yang suasananya jauh berbanding terbalik dengan dunia yang Desik—ah! Maksudnya, Alvina bayi ini kenal.Lihatlah atap langit-langit berukiran estetik, tetapi jika di zamannya sudah pasti akan dipanggil sebagai sebutan barang antik atau kuno, … menghias rumah kepemilikan dari dua orang cantik nan tampan, yang Alvina taksir sebagai orang tua kandungnya ini. Itu terlihat begitu nyata.Apakah seperti ini perasaannya Rafi dahulu, sewaktu dia tinggal di waktu bernuansa semacam sekarang, tetapi tiba-tiba terlempar jiwanya untuk memasuki raga milik seseorang berpenduduk zaman modern?Ternyata, lumayan mengesalkan juga, ya.Mengingat, orang-orang baru yang dikenalnya tidak memahami adaptasi lingkungan mereka.“Cikucikuckik! Bwaaa!”“….”Menatap datar pria konyol yang faktanya bahwa dia memang ayahnya, karena sudah berjasa besar dalam mewariskan penampilan indah dari rambut biru beri, mata biru es yang dingin, serta kulit putih pucat, … tengah m
Saat Rafi yang hanya dalam sepersekian menit sudah kehilangan memori terkait kenangan mereka menghabiskan waktu bersama selama beberapa bulan ke belakang ini, bertanya kepadanya akan siapa dirinya, … Desika menjawab.“Aku temanmu.”Teman.Hanya itu.Setidaknya untuk sekarang.Lalu ….“Sial, sial, sial, SIAL!”Saat dia berinisiatif memeluk dan menutupi mata beringas Rafi tatkala orang yang berbeda kepribadian ini dengan kepribadiannya di sehari yang lalu itu, karena amukannya semakin menjadi-jadi tatkala melihat dunia berbeda dari apa yang diketahuinya, … Desika mengatakan.“Tidak apa-apa, aku akan memandumu. Karena aku temanmu, aku akan selalu bersamamu."Karena dia temannya, tak ada alasan yang bisa membantahnya untuk mencegah teman berharga bagi dirinya itu jatuh ke dalam parit untuk terpuruk sendirian.Kemudian, ….“Mati. Mati. Mati. Mati …!”Betapa eratnya pelukan yang Desika berikan kepada Rafi, dalam beberapa minggu waktu yang dihabiskannya sendiri untuk mengawasi orang yang men
“Ini hasil tulisanmu?”Membuka lembaran buku cetak fisik yang Desika berikan kepadanya untuk dibaca pertama kali oleh pembaca pertamanya sebelum versi novel online-nya ia luncurkan, … Rafi menghabiskan masa liburan kerja untuknya akibat majikannya sedang menutup kafe karena hendak bertamasya, … membaca secara antusias buku yang berjudul “Tame My Possessive Fiancé”. Tentu, rasa semangat dari pembaca pertamanya ini membuat Desika senang tidak terhingga.Terutama, karena dia, sosok pembaca pertamanya … adalah ketertarikan cinta pertamanya juga. “Jadi, bagaimana menurutmu?”“Ini cerita yang bagus.”Mata mereka saling bertatap, dan mengalihkan satu pandangan bermakna lain ke sorot manik yang memancarkan aura keceriaan.“Kau membuatnya sangat realistis dengan suasana di duniaku, sehingga dapat mendorong orang ikut percaya bahwa dunia tempat tinggalku itu memang ada.”“Kalau begitu, apa kamu tidak keberatan kalau aku …?”“….”Ah.Senyuman tipis yang menyimpul seperti sebuah seringai itu te
“Arghhh! Sialaaan! Apa yang KAU LAKUKAN?!”Berteriak begitu kencang secara sengaja selain karena memang merasa terkejut, juga karena ingin menarik bantuan lewat perhatian yang didapat dari teriakannya tersebut, … Desika membekuk pergerakan Rafi dengan cara mengimpit lehernya mengenakan perpotongan lengan.“KAU GILA YA? KAU MAU MATI YA?”Terima kasih atas suara lantangnya itu, petugas medis yang kebetulan sedang lewat di dekat koridor ruangan ini datang membantu mencegah upaya sang pasien bernama Rafi untuk melompatkan diri dari lantai 5 rumah sakit ini.Sekarang, setelah dipikir-pikirkan lagi, … tentang bagaimana pasien yang berontak dari para petugas medis yang berusaha menyuntikkan obat penenang, demi mencegah hal-hal tak diinginkan mau dilakukan kembali oleh Rafi yang saat ini tampak mengucurkan banyak darah dari hidungnya sedari Desika seret tuk menjauh dari jendela, … si gadis yang mulai menangkap situasi, mengerutkan keningnya serius.Rupa-rupanya, orang yang dimulai dari hari i
“Ya, ya, ya. Sialan! Berhenti berbicara tanpa henti! Kau pikir aku ini typewriter apa? Yang mampu menangkap semua kata-katamu secepat apa pun informasi yang diberikan?!”Mengemudikan mobil mewah dengan ditemankan oleh musik yang mengentak-entak di sela-sela dirinya bertukar percakapan bersama temannya lewat earphone, … seorang perempuan muda yang tak perlu pusing memikirkan tugas sekolah karena orang tua angkatnya tidak memaksanya untuk sekolah jika memang tidak mau, … asyik menikmati suasana.Sampai ….“Eh, sudah dulu ya. Aku ma—!”—BRAKKK!“…!”Dia mengerem mobilnya mendadak dengan jantung yang seperti mau berhenti sejenak, begitu menyadari adanya sesuatu yang muncul dan jatuh tiba-tiba dari atas pohon, … lalu berakhir menghantam kaca depan mobilnya sampai ringsek.“Oh, oh SIALAN!”Mengumpat dengan suara histeris segera setelah keluar dari mobil dan menyidik-nyidik lebih jelasnya lagi tentang sosok yang menabrak mobil kesayangannya itu, … perempuan tersebut tambah-tambah mengumpat.
Pada hari itu, Aira ingat betul.-“Apa yang Anda lakukan dengan mengendap-endap kemari … Miss Qianzy?”-Tentang betapa terkejutnya ia dengan kehadiran Putri Duke Kennard of Violegrent, yang tak disadari kapan berdiri di belakangnya, … sewaktu mau memanfaatkan situasi mendekati Pangeran Edelhert, Ruffin Cailean, … yang tengah terbaring di ranjang dengan status sebagai orang pingsan.-“Aha-ha-ha … Anda sendiri, Putri Kennard? Apa yang Anda lakukan di sini?”-Cara bagaimana mata biru kepunyaan gadis membosankan itu menatapnya dengan sorot kosong tetapi berasa menyimpan satu rahasia tersembunyi, … benar-benar sangat menjengkelkan.-“Heh.”--“…!”--“Betapa tidak sopan.”-Mengepalkan telapak tangannya erat-erat tatkala mendengar deceh meremehkan yang dibarengi dengan bola mata diputar secara digulirkan, … berusaha untuk tidak bergerak sedikit pun di tempatnya saat ini sewaktu Pu
“Alvina.”“…?”Menoleh ke arah seseorang yang baru saja memanggil namanya, Putri Duke Kennard, Alvina Desideria, … menemukan sosok pangeran berambut merah dari kekaisarannya, yang kini menghadapnya dengan tampang gelisah.Tidak memanggilnya seperti biasa dengan semat panggilan berupa "Vin-vin” … tentu ini sudah menimbulkan keanehan di gelagat sang pangeran.Sang pangeran yang sesungguhnya memiliki nama panjang … Ruffin Cailean Edelhert Carlisle Violegrent.“Aku ingin bicara berdua denganmu.” Ruffin menjeda kalimatnya sebentar dengan manik mata yang sedikit-sedikit terpusat ke dua teman Alvina, yang berada tepat di belakang punggung gadis berambut biru beri itu, … seperti memberikan sinyal.“Hanya sebentar.”Huh…? Ini aneh.Ada gerangan satu hal mendesak apa yang telah mendorongnya untuk meminta sesuatu semacam ini? Pikir Alvina.“Lady Darissa, Lady Sarah. Anda berdua tolong pergilah terlebih dahulu.”Cepat meresapi situasi, kedua orang yang Alvina suruh untuk pergi terlebih dahulu it
DRAP! DRAP! DRAP!Suara langkah kaki berat yang digerakkan secara cepat menyeret tubuh beratribut lengkap nan mewah miliknya, telah menemani sang empu tuk mengayunkan ancang-ancang di lengan kanan yang mengepal.Dalam sekali tarikan nafas, tinju dilayangkan.BUAGH!Bogem mentah mendarat pada pipi sang Pangeran Kekaisaran pemangku Putri Mahkota yang dengan hebatnya tak terbawa oleh arus tenaga serangan, untuk membuatnya jatuh terjungkal ke belakang atau pula sekadar bergeser dari tempatnya duduk, … selain dari mengeluarkan darah dari hidung.“Apa yang sudah kau lakukan kepada istriku?!”Pertanyaannya, ….… Apakah darah yang bocor dari lubang hidung itu benar-benar muncul karena baru saja menerima pukulan?“Istrimu, ….” Ah, sungguh.Sebetulnya, jawaban yang tepat ternyata memang bukan dikarenakan terkena pukulan semata. Melainkan, ….Menggantung kalimat sejenak dengan suaranya yang tersendat-sendat, sepasang mata yang menyorot mati milik si pangeran kekaisaran itu pun bergerak cepat u
“Ahh! Apa kau merasakannya?!”Mata hijau yang membulat lebar tatkala sisi wajah yang dilabuhkan pada permukaan perut Rosalina yang sudah membuncit, karena tengah mengandung calon anak pertamanya dengan Mirros, … Ruffin memekik histeris.“Bayimu menendangku! Dia mengenaliku! Setiap kali aku bersandar seperti itu pada perutmu, dia pasti akan langsung berusaha menyingkirkanku!”“Haha, ya ampun. Ruffin, jangan berlebihan.”Terkikik geli akan tingkah saudaranya yang ternyata jauh lebih menghebohkan daripada suaminya sendiri, terkait perkembangan kecil bakal calon penghuni baru istana kekaisaran ini yang telah mulai memasuki bulan kelima, … Rosalina tertawa kecil.“Aku tidak berlebihan! Ini serius! Ini momen yang penting! Aku harus mengajak Ayah untuk membuat hari libur nasional di hari sekarang!”“H-hei kau—!”“—Sampai jumpa!”Memotong ucapan tak terselesaikan dari Rosalina yang sudah diduga akan mengajukan protes, dengan langsung berlari secepat kilat ke tempat baru tujuannya selepas mena