Home / CEO / Rantai Cinta sang Taipan Arogan / Zaneta Malang, Zaneta Sayang

Share

Rantai Cinta sang Taipan Arogan
Rantai Cinta sang Taipan Arogan
Author: Emmy Liana

Zaneta Malang, Zaneta Sayang

Author: Emmy Liana
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Mommy, tadi di sekolah, Isabel mendorongku, hingga terjatuh dari tangga. Sekarang, kakiku keseleo. Sakit mommy," keluh Zaneta yang berusia sembilan tahun pada Viona.

Namun, Ibu kandungnya justru terlihat marah pada Zaneta. "Sungguh, kamu keterlaluan Zaneta! Mommy pikir kamu adalah putri mommy yang sangat manis dan penyayang. Tapi, kamu justru mendorong Isabel hingga kakinya sakit. Kini, kamu juga memutarbalikan fakta? Jelas-jelas Isabel sulit berjalan karena ulah kamu."

"Ta--pi...."

"Sekarang, masuk kamarmu! Kamu dilarang keluar hingga nanti malam."

Hukuman mommy Viona membuat Zaneta hanya tertunduk. Dia sungguh tak berdaya.

Namun, saat Viona telah pergi, Zaneta dapat melihat senyum kemenangan di wajah Isabel.

Dia tak habis pikir, apa tujuan Isabel melakukan itu padanya jelas-jelas kini kakinya yang keseleo? Tapi, kenapa? Apa maksud Isabel?

Anehnya, sejak saat itu, Zaneta sering mendapatkan perlakuan buruk dari saudari tirinya itu. Akan tetapi, dialah sasaran mendapatkan hukuman dari mommy Viona. Tanpa bertanya terlebih dahulu atau pun mencari tahu kebenarannya, Mommy Viona memberikan hukuman yang tak adil pada Zaneta. Bahkan, saat dia dikurung di gudang yang gelap sekali pun tanpa diberi makan.

Dalam rasa kelaparan, gadis kecil Zaneta bertekad dalam hatinya. Sejak itu, dia tak ingin lagi dianiaya. Dia ingin memberikan perlawanan. Toh, meski berusaha, hati Viona tak terpengaruh sedikit pun padanya.

Kini, Zaneta tumbuh dengan sikap keras kepala dan tak mudah diatur. Dia selalu menjadi pembangkang dalam keluarganya

Bahkan saat pesta ulang tahunnya pun, mommy Viona enggan membuat pesta kecil untuknya dan teman-temannya. Khawatir jika Zaneta membuat ulah lagi.

Zaneta hanya bisa menitikkan air matanya. Hanya Gio--kekasihnya--yang selalu datang mengusap air matanya, memberi penghiburan padanya.

Pria itu membagikan pie susu buatan ibunya bahkan coklat Swiss yang tak pernah dicicipi oleh Zaneta. Berkat Gio, senyumnya kembali merekah di bibir.

Seringkali Zaneta memergoki tatapan Isabel dari kaca jendela kamarnya dengan tatapan tak suka. Saudara tirinya itu tak ingin Zaneta memiliki teman.

Entah bagaimana caranya, Isabel tiba-tiba berhasil membujuk mommy Viona ketika Zaneta berusia 15 tahun.

Zaneta diusir dari rumah saat usianya menginjak 15 tahun! Katanya, lebih baik Zaneta ke sekolah di luar negri saja.

"Lihatlah! Aku selalu menang, Zanetaku Sayang," ucap Isabela penuh arogan.

"Kau---"

Belum sempat berkata apa pun, Isabela sudah pergi begitu saja.

Semua terjadi begitu cepat. Zaneta bersiap menuju Inggris. Tidak ada yang mengantar kepergiaannya yang mendadak.

Dengan menahan air mata, perempuan itu pun menyeret kopernya yang berat.

"Zaneta!" Teriakan seorang pria menghentikan langkahnya.

"Gio?"

"Zaneta, aku akan selalu menunggu kamu di sini. Dan, aku berjanji. Saat kamu kembali nanti, kita akan menikah."

"Menikah?" Wajah Zaneta bersemu merah.

Tak lama, keduanya menautkan jari kelingking--seolah menautkan janji untuk pertemuan terakhir mereka.

******

Tujuh tahun sudah berlalu ....

Zaneta sungguh menantikan kepulangannya demi berjumpa dengan Gio.

Perjalanan panjang dari Inggris menuju ke tanah air membuat Zaneta terus menyunggingkan senyumannya.

Zaneta tak perlu lagi terbuang di negeri orang hanya untuk "melanjutkan pendidikan" dan jauh dari pandangan Viona.

Tanpa sadar, pesawatnya kini telah mendarat di sebuah bandara. Zaneta bergegas mencari keberadaan Gio--satu-satunya orang yang menunggu kepulangannya.

Buk!

Seseorang menepuk pundak Zaneta dari belakang. Dengan bahagia, Zaneta membalikkan badan--menyangka Gio menjemputnya.

"Nona Zaneta Dawson?" Seorang pria bertubuh besar dan raut wajah menyeramkan tiba-tiba menghampirinya--membuat Zaneta menatap bingung ke arahnya.

Belum sempat berbicara, seorang pria lain berkemeja kotak-kotak berkata, "Mari ikuti kami."

"Siapa kamu? Aku tak mengenal kalian," kata Zaneta pada akhirnya.

"Ikuti saja tanpa banyak bicara, atau peluru senjata ini akan menembus jantungmu." Seorang pria berwajah gelap tiba-tiba menodongkan pistol di belakang punggung Zaneta.

Tanpa bisa memberi perlawanan, akhirnya Zaneta memilih diam tak bersuara--mengikuti perintah tiga orang pria yang berjalan di belakangnya.

Namun, begitu mendapatkan kesempatan, Zaneta melarikan diri sekencang-kencangnya. Naas tanpa membutuhkan waktu yang lama, dia sangat mudah dilumpuhkan, seorang pria menangkapnya hingga dia terjungkal, jatuh ke lantai.

"Sial," umpat Zaneta.

Kedua tangannya diikat ke belakang.

Sungguh, di tempat ini Zaneta tak mengerti. Ribuan orang berlalu lalang di keramaian bandara. Namun tak satu pun yang memperdulikan Zaneta yang didorong paksa saat berjalan.

Semuanya tampak sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Hati Zaneta teriris, di rumah dia tak mendapatkan kehangatan keluarga, bahkan di luar pun tak ada satu pun orang yang bersimpati padanya.

Terlihat sebuah mobil van berwarna hitam sedang menunggu kedatangan mereka. Tubuh Zaneta dihempaskan kasar ke dalam mobil itu, seorang pengemudi dengan sigap menyalakan mesin mobil dan melajukan mobil itu.

Zaneta berusaha berontak, saat kedua tangannya diikat kebelakang, mulutnya di flakban dan matanya ditutup kain hitam yang kotor dan bau.

"Hmmmppphhh..." Zaneta berusaha melepaskan diri, dia terus berontak. Hingga sebuah pukulan keras benda tumpul mengenai kepalanya. Dan, Zaneta berakhir tak sadarkan diri.

"Apakah ini akhirnya hidupku Tuhan? Tak layak 'kah aku mendapat kebahagiaan dalam impianku? Tinggal sedikit lagi aku berjumpa kekasihku yang akan membebaskan aku dari penderitaan masa lalu, kenapa harus sekarang?" tanya Zaneta dalam hatinya.

Bayangan impiannya memakai gaun pengantin mewah dan dijemput Gio kekasih hatinya perlahan menghilang.

"Kenapa kamu memukulnya?" tanya seorang pria bertubuh gemuk pada temannya.

"Sudahlah, yang penting dia belum mati. Dia terlalu banyak bertingkah. Aku lelah mengurus urusan kecil seperti ini," jawab rekannya ketus.

***

Ponsel pria bertubuh gemuk itu berbunyi. Bergegas, dia mengangkatnya begitu melihat nama [Isabella] di layar.

....

"Baik, Nona. Perintah nona sudah kami laksanakan. Kami sedang menuju tempat yang nona perintahkan," ucap pria itu patuh pada seorang wanita muda di seberang telepon.

Sementara di tempat lain, wanita muda sang penelpon pria tadi tersenyum licik mengarah ke luar jendela sebuah gedung apartemen.

"Yakin rencana kamu akan berhasil?" tanya seorang pria yang sedang memeluknya dari belakang.

"Tentu, aku yakin sekali. Jika aku bisa mendepaknya dari rumah, dan membuat mommy Viona mengusirnya ke luar negeri. Pasti dia bisa hilang dari pandangan keluarga Dawson. Dan, tahukah kamu? Saat Zaneta menghilang tak akan ada satu pun dari anggota keluarga Dawson menyadari kehilangannya. Dan itu sangat menguntungkan bagiku."

"Kamu hebat sayang, tak sia-sia aku lebih memilihmu dari Zaneta."

"Terima kasih juga, Sayang. Karena kamu, aku tak perlu repot menemukan informasi tentang dia."

Related chapters

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Ternyata ...

    Byurrr!Seember air diguyur di wajah Zaneta, hingga membuatnya terkejut dan terbangun mendadak. Sebelum kesadarannya benar-benar pulih, dia merasakan tubuhnya kini diikat di sebuah kursi usang. Entah berapa lama dia tak sadarkan diri.Dan, kini air dingin itu membasahi seluruh tubuhnya.Zaneta berusaha membuka matanya. Ingin melihat sekelilingnya: di mana dia sekarang? Apa dia sudah mati? Banyak tanya dalam pikirannya. Tempat ini sepeti gudang yang sudah terbengkelai, dilihat dari semua barang di tempat itu dipenuhi debu yang sangat tebal.Dia tak melihat para pria yang sudah menculiknya kemarin. Tapi, pria yang mengguyurnya dengan air saat ini bukan salah satu dari para penculiknya. Pria itu pergi meninggalkannya sendirian di sana.Tangannya berusaha melepaskan ikatan di tangannya. Tapi, energinya sudah tak ada lagi. Tubuhnya lemah tanpa tenaga. Terakhir, dia mengingat hanya makan sebelum keberangkatannya dari Inggris, setelah itu tak ada kesempatan lagi untuk makan baginya.Zanet

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Berdandanlah!

    Kedua pria yang membawa Zaneta segera mendorong keras tubuhnya, hingga dia jatuh terjungkal tepat di bawah kaki pria berjas hitam di hadapannya.Sedang, dua orang pelayan dari arah belakang langsung membawa Zaneta masuk.Tepat di kamar 206 seorang dari mereka membuka pintu dan meminta Zaneta turut masuk."Kenapa kalian membawa aku kemari?" tanya Zaneta tak mengerti karena kedua pelayan tadi langsung keluar dari kamar itu lalu mengunci pintu dari luar."Hey, buka pintunya!" Zaneta berteriak, sambil memukul pintu.Sayang, tak ada yang memperdulikannya. Mau dia dikurung atau pun diculik tak akan ada yang merasa kehilangan dirinya. Zaneta tersenyum getir. Entah apa lagi yang akan di alaminya setelah ini. Mengingat dia bisa masuk ke kapal mewah ini karena ulah Isabel, Zaneta memilih duduk di lantai dan bersandar di sebuah ranjang berukuran besar di dalam kamar itu. Lelah, itulah yang dirasakan olehnya. Setidaknya, tubuhnya tak diikat di kursi kali ini. Tubuhnya masih bisa digerakkan ke s

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Balas dendam

    Tanpa menjawab pertanyaan Zaneta, pria berwajah dingin dan arogan itu mendekatinya. Menatap wajah Zaneta lekat, dari kepala lalu di bagian bibir Zaneta yang menggoda dengan polesan lipstik berwana pink glosy, lalu turun ke dadanya. Lama dia menatap bagian tubuh Zaneta itu, membuat Zaneta merasa tak nyaman. Dan memundurkan tubuhnya. Dalam pikirannya dia sedang tak berada pada tempat yang tak aman baginya.Zaneta berniat pergi dan keluar dari kamar itu. Sayang, pintu kamar itu terkunci dari luar. Keringat dingin membasahi kening Zaneta. Sedang senyum seringai sang pria di hadapannya sungguh sangat menakutkan baginya.Tangan kekar pria itu meraih lengan Zaneta, dan menyeretnya paksa, membuat lengan Zaneta memerah."Apa yang sedang kau lakukan tuan?!" Zaneta berteriak, membuat pria itu emosi."Huh, ternyata kelinci kecil ini mempunyai suara yang sangat indah. Berteriaklah semau kamu nona Dawson, aku ingin melihat sampai di mana keberanian kamu menantang aku," ucap pria itu kasar dan

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Jadilah wanitaku

    Pesawat pribadi itu mendarat di bandar internasional negara Spanyol. Pengaturan perjalanan Alden dari Robert berjalan sesuai rencana. Tanpa banyak bicara, pria arogan itu turun dari pesawat dan langsung dijemput beberapa pengawalnya. Mobil mewah berwarna hitam melaju kencang membelah jalanan pusat kota negara Spanyol. Menuju sebuah Mansion mewah yang terletak di pinggiran kota. Saat mobil berhenti tepat di depan gerbang, mansion mewahnya terlihat sepi.Alden pun turun dari mobil, memasuki ruangan di mana sebuah peti mati berada di tengah-tengah."Tuan," sambut seorang pelayan paruh baya, bertubuh tinggi. Pria arogan itu diam tak menjawab, dan hanya menatap tubuh kaku di dalam peti."Masih cantik, seperti dulu," gumamnya."Urus pemakaman ibu ku dengan baik. Aku ingin pemakaman ini dilakukan tertutup. Jangan sampai media setempat mengetahuinya.""Baik tuan, perintah anda akan saya lakukan."Setelah beberapa tradisi keagamaan diikuti, pemakaman sang ibu dilakukan di halaman belakang

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Cari gadis itu

    Alden mengeratkan rahangnya menahan amarah. Bagaimana pun ini di luar dugaannya. Bagaimana seorang gadis bisa berani melompat ke laut dengan ketinggian kapal lebih dari 50 meter. Alden mengacak rambutnya frustasi. Sambil berteriak meluapkan emosinya.Robert hanya menatap bingung pria 29 tahun di hadapannya. Tiga hari yang lalu dengan arogannya dia tak memperdulikan gadis itu, apa lagi saat dia meninggalkannya gadis itu dalam keadaan memprihatinkan. "Tuan, meja makan malam anda sudah di siapkan. Apa anda perlu penambahan fasilitas lagi?"Seorang pelayan restoran VIP datang menghamoiri Alden. Karena dia tak ingin sesuatu kesalahan akan terjadi. Jadi, dia ingin memastikan apa yang dia siapkan sudah seperti keinginan sang Tuan."Batalkan semuanya!"Teriak Alden penuh emosi.Tanpa berkata lagi, pelayan itu memundurkan tubuhnya lalu berbalik pergi. Tak ingin mengambil resiko menjadi tujuan pelampiasan emosi sang Tuan."Tenanglah Alden, apa yang kau lakukan? Hanya karena gadis eh, bukan wan

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Melompat ke laut

    Tiga malam sebelumnya.Zanet mendengar suara pria yang sudah menodainya semalam. Namun tubuhnya sangat sulit di gerakkan. Tubuhnya dipenuhi lebam, apalagi wajahnya. "Tuan, bagaimana dengan wanita ini. Apa yang saya harus lakukan untuknya?"Terdengar siara asistrn pribadinya bertanya. "Terserah." Jawaban singkat pria itu mampu mengiris-iris hati Zanet.Lima belas menit kemudian, tak terdengar apa pun lagi setelah bunyi pintu tertutup.Zanet berusaha membuka matanya, namun matanya terasa sangat perih. Dia mencoba menggerakkan tubuhnya agar bisa berbaring miring. Sekuat tenaga, dia berusaha untuk bangun, namun apa daya kekuatanya selemah itu.Zanet menangis, meratapi nasibnya. Sungguh kelakuan Isabel sangat tak manusiawi. Jika dia merebut Gio darinya, Zanet sudah merelakannya. Siapa sangka perbuatannya saat ini sungguh di luar dugaan.Menjualnya pada pria arogan. Dan berakhir di atas ranjang yang sungguh kemewahan kamar ini sempat membuatnya takjub, tapi tidak lagi. Satu kata yang

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Terdampar

    ByuurrrrrTubuh Zaneta mendarat dengan sempurna di air laut. "Kau apa yang kamu lakukan di sini," gertak seorang pria pada Sarah."Maaf tuan, aku sudah berusaha untuk mencegahnya, namun dia masih berusaha untuk melompat." Sarah memberi alasan yang masuk akal."Ya sudah, kembalilah bekerja, mungkin gadis itu sudah bosan hidup, dia terjun ke laut."Diamond Cruises telah berlabuh kembali. Sememtara Zanet berusaha berenang ke tepi.Zanet berusaha berenang sebisa mungkin. Berenang memang kesukaannya sejak kecil. Namun berenang dengan tenaga yang masih belum pulih sepenuhnya membuat dia hanya bisa menggerakkan tanganya ke atas dan kebawah. Lama-lama tenaganya semakin lemah dan kemudian berhenti bergerak.****Di sebuah restoran di pinggir pantai seorang wanita paruh baya, berpenampilan cantik dan anggun sedang duduk menikamati kopinya.Dia menyesap capucino miliknya dengan perlahan."Hai mom, apa sudah lama menungguku?"Seorarng pria tampan datang menghampiri wanita paruh baya tadi yang ma

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Orang-orang baru

    Kini setiap hari Edric semakin sering mengunjungi vila. Membuat nyonya Grasia dan suaminya menggeleng tak mengerti."Ada apa dengan putra kita, Grasia?"Nyonya Grasia menggeleng tak tahu harus menjawab apa pertanyaan suaminya.Ini hari ketiga Edric datang lagi mengunjungi Vila."Bagaimana keadaan gadis itu bu?""Masih sama sayang, dia belum juga sadarkan diri. Sementara ibu sudah menyuruh para suruhan ibu untuk mencari tahu latar belakang gadis itu. Tetap saja sama, tak ada yang mengenalnya sama sekali. Mungkin dia dari tempat yang jauh dari kota ini," ucap nyonya Grasia.Edric mengangguk tanda setuju. Tak ada tanda-tanda gadis itu mau bangun dari tidurnya.Edric masuk ke kamar di mana gadis itu tertidur."Sudah tiga hari, tapi kau masih belum mau bangun. Apa kau begitu lelah hingga matamu masih terus ingin tertidur. Kasihan sekali hidupmu. Seberapa berat hidupmu hingga kau begitu hebat menanggungnya, dan kemudian berakhir di sini?"Edric menatap wajah gadis yang masih terbaring itu. E

Latest chapter

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Aku Tertarik

    Zanet berusaha melakukan sesuatu yang bisa bermanfaat bukan saja pada pribadi sang pemiliknya, bagaimana mobil yang dia buat aman dan nyaman bagi keluarga. Edric membiarkan Zanet bekerja sendiri di ruangannya. Dia memilih tak menganggu Zanet. Sesekali dia mengunjungi Zanet untuk melihat sejauh apa yang sudah dia kerjakan."Bagaimana Zayn?""Aku sangat suka melakukan pekerjaan ini Edric, ini sangat menyenangkan bagiku."Zanet memulai memilih dan membentuk mesin-mesin. Di tangan Zanet yang begitu cekatan melakukannya, walau sudah lama tak memegang mesin lagi.Tapi bagi Zanet, semuanya begitu sangat mudah. Edric tak henti menggelengkan kepala. Bagaimana seorang wanita seperti Zanet lebih menyukai mesin dari pada menyukai barang-barang fashion pada umumnya. Sebuah hal langka.Setiap hari, nyonya Grasia dan tuan Marko bergantian datang melihat perkembangan pekerjaan Zanet. Keduanya sangat takjub, bagaimana Zanet begitu sangat senang dengan pekerjaannya. Beberapa barang juga didatangkan dar

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Mulai bekerja

    "Tapi kau tak bercanda kan, Zayn?"Edric masih tak percaya dengan pendengarannya barusan."Jika kau tak percaya, kau bisa menghubungi kampusku dahulu. Aku yakin informasi tentangku masih ada di sana.".Tanpa berpikir panjang, Edric mengetikkan nama kampus yang disebut oleh Zanet. Dan meminta seseorang mencari tahu.TringLima belas menit kemudian seseorang mengirimkan informasi data lengkap milik Zanet dari kampusnya dahulu. Semuanya membuat Edric benar-benar tercengang. Tak menyangka jika Zanet memang lulusan terbaik seperti apa yang dikatakan olehnya."Kau benar Zayn, maaf jika aku sempat meragukanmu.""Tak apa-apa Edric, memang seharusnya begitu," jawab Zanet."Bagaimana kalau kau ikut dengan aku memulai sebuah bisnis yang tidak saja akan menyenangkan bagimu, tapi memang karena kau lulusan terbaik dan buktikan dirimu."Zanet terlihat berpikir sebentar, memandang langit malam yang semakin gelap, dan hanya api unggun di depan mereka yang masih menyala sebagai penerangan bagi mereka.

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Tawaran Edric

    "Lelucon apa yang kalian buat? Sepertinya mommy sangat cemburu pada kalian," ucap Zanet berpura-pura memicingkan matanya."Ini urusan pria, mommy dilarang masuk."Axel tertawa bersama Edric. Keduanya sangat menikmati permainan yang mereka lakukan setengah jam yang lalu..Zanet sudah menyiapkan teh untuk Edric, dan segelas susu coklat untuk putranya. Ditambah biskuit kacang, buatan nyonya Grasia. Mereka menikmati senja di balkon vila . Dia tersenyum melihat ke dia pria di hadapannya. Rasanya sudah sempurna kebahagian yang dia rasakan."Bagaimana akhir pekan besok kita berkemah?" Usul Edric membuat Axel langsung antusias."Berkemah daddy? Aku suka. Kapan kita akan berangkat."Axel adalah anak laki-laki yang penuh kreatif. Dia suka jika di akhir pekan Edric mengajaknya dan Zanet untuk ke hutan yang tak jauh dari vila mereka. Di sana Axel bisa mengenal beberapa tumbuhan liar, dan jika beruntung mereka bisa melihat dengan jarak yang sangat dekat hewan hewan liar berkeliaran.Zanet menggele

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Kejutan

    Setiap bulan rutinitas Edric kini ada perubahan. Mengantar Zanet ke praktek dokter Gina. Menemaninya berjalan-jalan. Dan juga selalu mengawasi Zanet. Khawatir traumanya akan kambuh lagi, sesekali Edric membawa Zanet ke tempat Katy. Awalnya Zanet merasa canggung. Sesekali sikapnya berubah-ubah. Kadang dia menjadi Zanet yang penurut dan lembut. Tapi tiba-tiba akan berubah menjadi ganas dan mengamuk, lalu ketakutan sendiri. Edric sudah terbiasa dengan semua yang dilalui oleh Zanet. Dengan sabar dia menemani Zanet. Khawatir jika terjadi sesuatu pada kandungan Zanet.Dan kini kandungan Zanet masuk minggu yang ke 37. Kesehatannya stabil, dan semuanya berkat mommy Grasia yang selalu mengawasi perkembangan kandungannya. Jika dia tak bisa ikut memeriksakan kandungan Zanet, Dia akan bertanya pada Edric bahkan tak jarang menelpon dokter Gina. Apa yang harus dimakan dan yang tidak harus dimakan oleh Zanet. Hingga sedetail itu, mommy Grasia tak ingin kandungan Zanet bermasalah.Jadi Zanet tak me

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Tak merasa lapar

    "Alden?""Apa ada yang bisa aku bantu?"Alden mendekati kamar itu dan melihat ke dalam. Entah kenapa Alden sangat tertarik terus memperhatikan kamar itu. Seperti daya tarik seseorang yang tanpa sengaja dilihatnya saat itu sangat mengganggu pikirannya."Apa ada orang yang menempati kamar ini?"Alden menyusuri semua sudut di ruangan kamar ini. Tak ada apa-apa, apa yang dia inginkan dari kamar ini, dia juga tak mengerti."Ayo kita makan, perutku sudah sangat lapar," ajak Edric mengalihkan pembicaraan agar Alden tak berusaha masuk ke dalam kamar itu. Di dalam hati Edric merasa ingin sekali melindungi wanita di dalam kamar itu dari orang luar. Mengingat dia mulai trauma dengan keberadaan pria di hadapannya."Tidak Edric, aku hanya ingin mengatakan padamu, jadwal penerbangan sudah disiapkan oleh Robert untukku, satu jam lagi aku akan kembali pulang."Edric mengernyitkan dahinya."Secepat ini, apa kau sadar kita belum menyelesaikan urusan bisnis kita.""Aku memiliki urusan lain saat ini Ed

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Merasa lega

    "Zanet sayang, jangan takut. Katy adalah sahabat mommy," ucap nyonya Grasia yang melihat kekhawatiran di mata Zanet."Mari kita mulai," ajak Katy mulai mendekati Zanet.Nyonya Grasia memilih mundur dan duduk agak jauh dari mereka."Mommy," lirih Zanet."Tak apa-apa sayang, percayalah Katy tak akan menyakitimu."Walau pun Zanet duduk tenang, tapi dalam hatinya dia sangat ketakutan. Tapi karena nyonya Grasia selalu tersenyum ke arahnya, Zanet mencoba lebih tenang lagi.Katy memulai mendekati Zanet, dan mengajaknya berbicara. Sebisa mungkin, Katy berusaha untuk membuat Zanet merasa rileks. Tapi tak semudah itu, berulang kali Zanet menolak. Apa pun yang Katy katakan, tak bisa dimengerti oleh Zanet. Hampir saja Katy sudah mulai putus asa. Seorang psikolog handal seperti Katy selalu memilik banyak cara untuk memenangkan hati pasiennya.Melihat wajah nyonya Grasia yang mengiba, Katy tak sampai hati. Dia kemudian berusaha kembali memberi ketenangan pada Zaneta. Mencoba mengajaknya berbicara p

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Diperiksa

    Tak ada tanda-tanda ada seseorang yang menempati ruangan itu. Alden menyusuri setiap sudut ruangan dengan tatapan tajam. Berharap apa yang ada di dalam pikirannya adalah kenyataan. Yah, walaupun hanya menghabiskan satu malam dengan gadis Dawson itu, Alden benar-benar seperti sudah sangat mengenalnya lama. Bahkan jika dia hanya melihat bayangan hitam gadis itu."Apa yang sedang kau cari, Alden? Apa kau sudah melakukan kesalahan, sebab aku tak melihat di matamu kau sedang mencari seseorang. Namun hanya ada rasa bersalah di dalam pikiranmu."Alden mendengus kesal, lalu membanting pintu kamar dan berlalu pergi. Keluar dari area vila itu secepatnya. Edric hanya menggelengkan kepalanya. Dia sangat mengenal sifat sahabatnya itu. Tapi dalam hatinya dia juga penasaran. Kenapa kamar tamu menjadi kosong. Apa Zanet sudah pergi meninggalkan vila ini.Edric memilih untuk mengikuti Alden dahulu. Setelah itu baru dia akan bertanya pada mommy Grasia kemana gadis itu pergi. Dalam hati Edric sangat meras

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Mommy

    "Zanet, bangun sayang. Apa kau baik-baik saja?" Suara lembut nyonya Grasia di telinganya membuat perlahan Zanet membuka matanya.Dikeliling ranjangnya keluarga Dixton menunggu Zanet sadar sudah lebih dari tiga puluh menit."Grasia, bisakah kau mengikuti aku sebentar?"Nyonya Grasia menatap penuh tanya pada uncle Bily.Di ruang kerja milik Marko uncle Bily duduk dan meminta nyonya Grasia mendengarkannya."Sepertinya, nona Zanet sedang mengandung. Namun dia belum menyadarinya. Aku membutuhkan seorang dokter kandungan agar bisa memeriksa kehamilannya."Mata nyonya Grasia membola. Rasa iba dan kasihan menjalar di dalam hatinya. Tak menyangka jika Zanet akan mengalami hal seberat ini. Usianya masih sangat muda. Tapi dia sudah merasakan kepahitan yang luar biasa."Saat ini Zanet membutuhkan dukungan orang-orang terdekatnya. Kondisinya saat ini sedang tak baik-baik saja, ada tanda tanda dia mengalami trauma berat. Jika tak segera ditangani, bisa saja dia akan depresi dan berakhir di rumah sa

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Mencari seorang gadis

    Edric mengernyitkan dahinya. Tak percaya seorang Alden menyebut kata gadis di bibirnya. Sungguh Edric merasa ada sesuatu yang terjadi pada Alden. Hingga dia berubah total. Jika biasanya pertemuan Alden dan Edric berbicara seputaran bisnis dunia, kali ini Edric harus merasa penasaran, urusan bisnis berhasil disingkirkan dengan sebutan seorang gadis."Seorang Alden menyebut 'mencari gadis' apa aku tak salah mendengar?" Sindir Edric secara halus.Alden menggeleng, kali ini dia benar-benar kehilangan fokusnya.Tapi melihat ekspresi wajah Alden, dia memang sedang resah memikirkan apa yang ada di dalam pikirannya. Sosok gadis seperti apa yang sanggup membuat Alden menjadi orang lain malam ini. Sifat arogan yang dominan berteriak keras di hadapan wajah orang dengan kasar, membuat Alden seakan membentengi dirinya dengan para gadis yang berusaha menggodanya. Tapi tidak untuk kali ini."Aku semakin penasaran, gadis seperti apa yang sedang kau pikirkan Alden. Tapi sebenarnya aku ragu, apakah gad

DMCA.com Protection Status