Share

Salsa Takut Hamil

Author: Yulistriani
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

 

"Sayang ...."

 

Salsa menyapa suaminya saat kembali ke peraduan.

 

"Iya, kenapa?" jawab Ikbal dengan suara yang lembut.

 

"Mmm ... gak apa-apa ...."

 

Salsa ragu, sementara matanya terus memerhatikan Ikbal. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya tentang apa yang dirasakan sang suami. Entah, apakah suaminya curiga atau jangan-jangan lelaki itu sedang menutupi perasaannya.

 

'Ah, seharusnya ketika semua sudah terlaksana, dan mas Ikbal melihat noda merah di sprey kami, itu sudah cukup untuk membuatnya percaya, lagipula Mas Ikbal terlihat begitu bahagia, lalu kenapa hatiku masih gelisah.' Salsa berucap dalam hati. Wanita itu merasakan kegamangan yang kian dahsyat menerpa jiwanya. 

 

"Kenapa sayang, kok mukanya gelisah gitu?" tanya Ikbal seraya mengapitkan rambut Salsa ke telinga kanannya. Lelaki itu menatap manik hitam sang istri dalam. 

 

"Enggak, Mas. Aku cuma bahagia aja karena akhirnya aku bisa menjadi istri kamu. Aku berharap, semoga rumah tangga kita selalu bahagia ke depannya."

 

Salsa membenamkan kepalanya di dada bidang Ikbal. Matanya kini menghangat, hatinya tak tenang karena telah mencurangi sang imam.

 

"Iya, sayang ... Aamiin, semoga kita juga cepat diberikan momongan biar makin bahagia, ya."

 

Dengan penuh kehangatan Ikbal mengecup pucuk kepala istrinya, kemudian ia mengelus-elus rambut Salsa penuh kasih sayang. 

 

*****

 

Hari ini , usia pernikahan Ikbal dan Salsa menginjak satu setengah bulan. Ikbal hendak mengajak istrinya liburan bulan madu ke puncak. Menggunungnya pekerjaan membuat bulan madu kedua pasangan itu tertunda. Sehingga, ketika pekerjaan mulai terasa ringan, Ikbal memutuskan untuk cuti dari kantornya.

 

Mendengar ajakan sang suami, Salsa bersemangat mengemas beberapa pakaian dan kebutuhan lain ke dalam koper, saking bahagianya wanita itu terus bersenandung ria, membayangkan indahnya berbulan madu dengan lelaki tercintanya.

 

Saat semua perlengkapan sudah dimasukan ke dalam mobil, tiba-tiba saja datang mobil sport berwarna putih lalu parkir di halaman rumahnya. Hati Salsa gusar, ia tahu sang empunya mobil adalah adik iparnya, Kiki. 

 

"Assalamualaikum, Bang," sapa Kiki pada kakaknya yang tengah bersiap-siap.

 

"Wa'alaikumsalam, eh kamu Ki, kok pulang dari Jerman gak bilang-bilang Abang sih, maaf ya Abang ga bisa ikut hadirin wisuda kamu kemarin, kerjaan Abang numpuk, bulan madu aja baru sempat nih," ucap Ikbal sembari tertawa, sehingga menampakkan barisan giginya.

 

"Iya gak apa-apa Bang, lagian ibu yang bilang katanya lo mau jalan-jalan ke puncak. Kebetulan banget, gue juga mau kesana, mau temu kangen teman lama," tuturnya, semetara kedua netranya mencuri-curi pandang ke arah Salsa yang tengah bersiap-siap.

 

Mendengar penuturan adik iparnya, raut wajah Salsa yang sebelumnya semringah kini berubah masam.

 

 

'Ngapain sih dia harus datang lagi?'

 

 

Salsa bersenandika, kekhawatiran besar melanda jiwanya jika melihat lelaki itu.

 

"Wah boleh kalau begitu, yuk bareng aja, biar gak banyak-banyak mobil," ajak Ikbal pada adiknya. Lelaki itu selalu senang jika sudah bertemu dengan Kiki. 

 

"Jangan, Mas ...." Salsa menyergah.

 

Sontak Ikbal menoleh ke arah istrinya, lelaki itu menatap heran atas penolakan Salsa. Sementara Salsa nampak salah tingkah karena panik. Namun, wanita itu segera menguasai keadaan agar suaminya tak curiga. 

 

"Jangan mas, kan kita mau bulan madu, masa mau ada orang lain sih di antara kita."

 

Salsa menutupi kegundahan hatinya dengan bermanja-manja. Ia tahu, hal buruk pasti akan terjadi lagi jika adik iparnya ikut serta.

 

"Oh, ya udah ... gue mau bulan madu sama istri gue, lo bawa mobil sendiri aja ya, biar gampang nanti kalau mau pulang kapan aja, sorry."

 

Setelah berpikir, Ikbal menuruti kemauan istrinya untuk menolak satu mobil dengan sang adik. 

 

Sementara itu, Kiki justru diam-diam tersenyum melihat wajah ketakutan kakak iparnya. Semakin wanita itu gundah, semakin Kiki ingin mendekatinya. 

 

"Santai lah Bang, gue kan ga minta bareng lo, gue juga faham kok kalian mau ehem-ehem," ucap Kiki sambil tertawa cekikikan. Lelaki itu mengangkat kedua alisnya saat beradu pandang dengan Salsa. 

 

Melihat kelakuan sok polos adik iparnya, sungguh membuat Salsa jijik, ucapannya terdengar seperti ejekan yang melucuti harga dirinya.

 

"Ya sudah, kita berangkat duluan, ya."

 

Ikbal dan Salsa memasuki mobil. Kendaraan bergerak menuju tempat yang hendak disinggahinya. 

 

Namun, baru setengah perjalanan, Salsa sudah mengeluh lelah, wajahnya pun nampak pucat.

 

 

Wanita itupun merasa pusing, perutnya terasa di obok-obok, ia ingin muntah, tetapi tak ada yang keluar dari rongga mulutnya. Entah, padahal biasanya ia tak pernah mabuk di perjalanan.

 

"Kamu kenapa sayang?" tanya Ikbal saat melihat istrinya tengah menahan sakit.

 

"Aku kayaknya masuk angin deh, Mas. Badanku juga jadi meriang gini," tutur Salsa sembari memijat keningnya. Sesekali ia menahan gejolak hebat dari perut sehingga ingin memuntahkannya. 

 

"Apa perlu ke klinik dulu, sayang?" tanya Ikbal, ia menghentikan laju mobilnya sebab khawatir pada sang istri.

 

"Gak usah, Mas. Biar aku coba beli obat pereda masuk angin dulu aja di minimarket ya," jawab Salsa, kebetulan mobil mereka berhenti tak jauh dari minimarket.

 

"Ya udah, aku beliin dulu." Ikbal hendak membuka sabuk pengaman, tetapi dihentikan oleh Salsa. 

 

"Gak usah, biar aku sendiri aja, Mas. Lagi pula aku pengen ke toilet," cegah Salsa. 

 

Melihat wajah pucat sang istri, Ikbal kemudian menganggukkan kepala tanda setuju. 

 

Dengan langkah gontai, Salsa memasuki minimarket, ia meminta izin untuk ke toilet karena rasa tak nyaman di perutnya. Setelah mengeluarkan semua penyebab mual, Salsa membeli dua buah tolak angin untuk meredakan meriangnya. 

 

Saat wanita itu hendak keluar dari minimarket, tiba-tiba saja ia teringat kalau bulan ini belum datang bulan, biasanya Salsa selalu datang bulan tepat waktu. Kini, hatinya semakin gusar, terlebih saat mengingat kejadian waktu. 

 

'Oh Tuhan, bagaimana ini?'

 

Mata Salsa terbelalak, jika gejala yang dirasakan adalah tanda kehamilan, apakah mungkin kini dirinya tengah mengandung anak Kiki? 

 

Wanita berhijab pink itu bergegas kembali masuk ke minimarket, kemudian diam-diam ia membeli tespek, Salsa ingin mengecek kondisi sebenarnya agar tenang. 

 

Setelah membayar, Salsa menyembunyikan tespek di kantong plastik paling dalam agar tak ketakutan suaminya. Sebelum pergi, ia berdiri sejenak di depan pintu untuk menguatkan diri. 

 

'Semoga saja setelah aku cek nanti hasilnya negatif, aku gak mau kalau sampai hamil, kalau benar aku hamil, aku pun gak tahu anak di rahimku ini anak siapa."

 

Salsa bergumam dalam hati, netranya kembali menghangat membayangkan kejadian buruk yang mungkin akan menimpanya. Wanita itu yakin Kiki tak akan tinggal diam jika tahu dirinya hamil. 

 

"Sayang ...."

 

Suara Ikbal mengejutkan Salsa yang tengah melamun. Entah sejak kapan suaminya itu berdiri di hadapannya. 

 

Saking terkejutnya, plastik putih berlogo minimarket berisi tespek itu terjatuh dari tangan Salsa. Ujung bungkusnya terlihat jelas karena keluar dari kantong.

 

Melihat benda yang disembunyikannya nampak, Salsa segera mengambilnya sebelum ketahuan oleh sang suami. Namun sayang, ia kalah cepat oleh Ikbal.

 

"Kamu beli apa sayang?" tanya Ikbal sambil mengeluarkan benda di dalam kantong plastik putih berlogo itu. Matanya seketika membulat melihat benda berbungkus kertas biru.

 

"Eee ... aku ...." Salsa sangat gugup. 

 

"Kamu beli tespek, sayang?" tanya Ikbal yang melihat benda tersembunyi. Lelaki itu menatap sang istri penuh selidik.

 

'Duh gimana ini, gimana caranya jelasin sama Mas Ikbal tentang tespek itu?'

 

 

Salsa bergumam dalam hati. Wajahnya pias menahan gundah, pikirannya kalut untuk mencari-cari alasan yang tepat pada suaminya.

 

"Salsa, apa yang kamu beli?" tanya Ikbal dengan suara sedikit meninggi.

 

Bersambung.

Related chapters

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Cinta Buta

    "Ki, gue lagi deket sama cewek, teman kuliah dulu, anaknya baik, cantik, pintar, pokoknya sempurna banget menurut gue."Dengan nada menggebu-gebu Ikbal menceritakan wanita yang dekat dengannya pada sang adik."Ah lu Bang, semua cewek dideketin. Entar ujung-ujungnya lu cobain doang, habis manis sepah dibuang," balas Kiki, netranya tetap fokus pada layar monitor. Ia sedang mengerjakan beberapa tugas yang belum selesai. Besok, lelaki itu harus terbang kembali ke Jerman untuk menyelesaikan pendidikannya di sana."Serius Ki, Abang ga akan lepasin cewek ini, Abang mau jadiin dia istri," tegas Ikbal sambil mengunyah kacang goreng buatan ibunya. Sesekali lelaki itu tersenyum membayangkan wajah cantik gadis incarannya. "Ga percaya gue, mana coba liat fotonya? Secantik apa sih dia sampai bikin lelaki kaya lo luluh?"tanya Kiki pada Ikbal, lelaki itu mengalihkan fokusnya dari komputer. Menyadari tanggapan sang adik, Ikbal lantas mengambil ponsel di atas nakas. Dengan penuh kebahagiaan lelaki it

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Bulan Madu Terindah

    Salsa tertunduk lesu. Entah, apa yang harus ia jawab pada suaminya. Tetapi, Salsa kembali tenang setelah berpikir ia dan Ikbal sudah sering melakukannya. Lalu, apa yang harus ditakutkan? Lagi pula pembuahan bisa terjadi dalam hitungan hari.Tertunduk lesu seperti ini hanya akan membuat sang suami curiga bahwa ada sesuatu yang tengah disembunyikan."Iya sayang, aku beli tespek. Setelah aku ingat-ingat ternyata belum datang bulan," ujar Salsa penuh percaya diri. Ia berusaha keras menghilangkan gelisah yang mendera. "Wah ... kamu hamil sayang? Aaah ...."Ikbal bersorak kegirangan. Lelaki itu tak peduli meski semua orang yang berada di sekitarnya menoleh.Ikbal hanya tersenyum menyadari kekonyolannya. Saking bahagianya, ia sampai lupa sedang berada di tempat umum.Melihat reaksi suaminya, Salsa merasa salah tingkah, terlebih orang-orang yang lewat memandangnya sambil tertawa. Sungguh, ia merasa malu sangat malu lantaran menjadi pusat perhatian. "Mas... sudah ih, belum tentu juga aku ha

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Salsa Akan Jujur

    Malam kian larut. Kini Salsa dan suaminya sudah beranjak ke peraduan. Hatinya sangat bahagia. Masih terekam jelas bagaimana romantisnya sang suami tadi."Mas, terima kasih sudah mencintaiku begitu dalam," bisik Salsa. Jemari lentiknya mengelus lembut pipi Ikbal. Dipandanginya wajah lelaki berkulit putih itu dengan penuh perasaan.Salsa merasa bersyukur karena telah dikarunia laki-laki seromantis Ikbal. Meski desas-desus di kampus dulu tentang keplayboyannya wanita itu tak begitu peduli, toh pada akhirnya Ikbal luluh pada satu hati, yaitu hatinya.Salsa ingat bagaimana dulu Ikbal mengejarnya. Meskipun tak ia pedulikan, tetapi lelaki itu masih terus mengejar hingga dirinya menyerah. Namun, di tengah keindahan masa-masa itu, seketika saja bayangan wajah Kiki berkelebat di kepala, membuat dada yang sebelumnya tenang menjadi bergemuruh. 'Tuhan, jauhkanlah Kiki dari hidupku,' jerit Salsa dalam hati. Air mata lolos begitu saja tanpa permisi, wanita cantik itu selalu saja tak mampu menaha

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Kejahatan Kiki Terbongkar

    Setelah merasa aman, Kiki setengah berlari masuk ke dalam villa untuk menemui Salsa. Wanita yang saat itu sedang mencuci piring terkejut melihat kedatangan Kiki yang tiba-tiba. "Salsa...," sapa Kiki, lelaki itu sudah berdiri tepat di belakang kakak iparnya.Sontak Salsa menoleh kala mendengar suara Kiki, raut ketakutan nampak jelas dari wajah Salsa. Wanita itu sedikit menggeser tubuhnya untuk menghindar dari adik ipar. "Ngapain kamu masuk kesini, keman Mas Ikbal?" tanya Salsa dengan tangan gemetar."Dia pergi sebentar. Gak disangka ternyata dia kasih kesempatan buat kita bisa berdua-duaan," jawab Kiki dengan senyum menyeringai, lelaki yang dulu sangat pemalu itu kini berubah bak singa liar saat hatinya hancur tak menerima takdir.Mendengar jawaban Kiki, jantung Salsa berdegup kencang. Ia benar-benar merasa takut hanya berduaan dengan Kiki. Di matanya, Kiki adalah pria yang sangat jahat. "Keluar! Aku mohon ... jangan sakiti aku lagi, jangan buat hidupku menderita lagi," pinta wanita

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Inikah Karma (Ikbal POV)

    Pagi itu, Ikbal sedang berjalan menuju cafe untuk berkumpul dengan teman semasa kuliahnya dulu, kedua netranya fokus memperhatikan layar ponsel sehingga tak sengaja menabrak seorang wanita yang juga tengah sibuk dengan ponselnya.Bruk...Ikbal terhenyak saat seketika saja tubuh mereka saling bertabrakan."Maaf mbak, saya enggak sengaja," ucap lelaki itu sambil berusaha mengambil handphone yang terjatuh."Iya gak apa-apa, Mas, saya juga minta maaf ya," jawab wanita itu ramah."Salsa...," ujar Ikbal yang memakai kemeja berwarna biru tersebut. Lelaki itu menatapnya dengan mata memicing. "Iya, kok tahu, kalau boleh tahu siapa ya?" tanya Salsa sambil menggaruk ujung kepalanya yang tak gatal. Ia merasa tak enak hati sebab tak mengenali temannya. "Kamu pasti gak kenal sama saya, tapi saya tahu sama kamu," jawab Ikbal ownubt percaya diri, Raya bahagia terpancar jelas di wajahnya."Oh ya, darimana Mas kenal saya?" tanya Salsa penasaran."Kamu kuliah di Universitas Nusa bangsa, kan? Aku kaka

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Kebohongan Salsa Terungkap

    Salsa menutup mulutnya kala memutar video yang dikirim oleh orang tak dikenal itu. Pikirannya berkecamuk, bagaimana mungkin kejadian nahas waktu itu sampai ada yang memvideo. Itu artinya Kiki memang benar-benar merencanakan pemerkosaan atas dirinya. Kebenciannya pada Kiki semakin bertambah.Dalam konten video singkat itu hanya terlintas saat tubuh mungilnya di rengkuh oleh Kiki. Bagi mereka yang tak percaya padanya, video itu akan menjadi kesalahpahaman dan menyudutkan Salsa bahwa ia tengah berselingkuh dengan adik iparnya. Handal Sekali yang mengambil video itu sehingga bisa memanipulasi mata siapa saja yang melihatnya. Membuat kebenaran menjadi samar. Baru saja Salsa akan membalas pesan teror itu, ponselnya kembali berdering, Ibunya menelpon. Kebetulan sekali pikirnya, ia akan menceritakan semua yang terjadi serta meminta solusi pada ibunya.Salsa bergegas meninggalkan kamarnya, ia tak ingin Ikbal mendengar percakapannya dengan sang ibu. Setelah wanita itu keluar Villa, barulah ia

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Ikbal Bukan Lelaki Baik

    Hari ini waktunya Ikbal dan Salsa pulang ke Jakarta karena besok Ikbal harus kembali kerja. Namun, pria itu belum juga bangun dari tidurnya, nampaknya dia begitu lelah.Salsa mendekati suaminya lalu mengelus lembut Pipi Ikbal, wanita itu mengecup kening pria yang begitu dicintainya. Namun, saat sedang memerhatikan wajah nana rupawan itu, Salsa terhenyak saat Ikbal tiba-tiba saja membuka mata dan mendorong tubuhnya hingga terjatuh dari kasur.Air mata lolos begitu saja dari kedua netra Salsa, tak menyangka suaminya akan berubah secepat itu. Ia seperti tak lagi mengenal Ikbal yang lembut dan penuh perhatian. Perutnya terasa sedikit ngilu akibat benturan ke lantai."Mas ... perut aku sakit," keluh Salsa sambil mengelus perutnya, wanita itu meringis kesakitan.Alih-alih menolong istrinya, justru Ikbal malah melewati sang istri begitu saja dengan angkuh. Sementara Salsa hanya menatap nanar langkah Ikbal. Wanita itu senang saat sang suami seketika berhenti lalu menoleh ke arahnya, Salsa ber

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Awal Kebangkitan Salsa

    Salsa menangis terisak membayangkan nasib rumah tangganya. Wanita itu sungguh tak menyangka, lelaki yang ia banggakan dan anggap sangat baik sehingga bersyukur luar biasa pada Tuhan, ternyata lelaki itu tak ubahnya singa liar yang bisa menerkam mangsa kapan saja.Perlakuan Ikbal yang semena-mena pada dirinya sudah cukup menjadi bukti bahwa pria itu bukanlah suami yang baik.Jika memang Ikbal lelaki baik, ia pasti tidak dengan mudah marah pada Salsa dan sudi mendengar penjelasan darinya, terlepas apapun kesalahannya. Andai benar-benar cinta, seharusnya Ikbal mencoba mengerti dan melihat dari berbagai sudut pandang. Lagi pula Salsa hanya korban perkosaan, bukan pelaku perselingkuhan. Siapa yang ingin diperkosa di dunia ini? Sungguh tak akan pernah ada wanita yang menginginkannya. Namun, begitulah takdir, tak pernah bisa menolak garisnya meski sekuat apapun ia menghalau. Karena dalam takdir, ada area yang manusia kuasai juga ada area yang tidak manusia kuasai. Sekarang tugasnya hanya m

Latest chapter

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Ikbal Meninggal?

    "Jelas kamu lebih hebat dari pada Ikbal, kalau bukan karena kamu mana mau aku dekati dia," kata Hasna yang membuat dada Ikbal memanas."Pasti sekarang Ikbal sama Kiki berantem gara-gara rebutin Salsa, aku puas banget sayang karena bisa memberi pelajaran pada si br*ngsek itu dengan tubuh adiknya. Kalau mereka sampai macam-macam, aku akan sebar video bejad Kiki pada Kakak iparnya.""Kamu memang hebat, sayang," puji Hasna yang juga sangat membenci Salsa. Brak. Brug. Brak. Sontak Radit dan Hasna terkejut, pun Ikbal tak kalah terkejutnya ketika melihat sahabat dan kekasih gelapnya tanpa busana, tubuh mereka hanya ditutupi sehelai selimut, keduanya segera meraih pakaiannya yang tak jauh dari kasur, lalu mengenakannya dengan terburu-buru."Sialan!" kecam Ikbal.Pria itu mempercepat langkah dan menarik tubuh Radit hingga terjungkal, bahkan dia sama sekali tak peduli meski pria itu baru berhasil mengenakan celana kolornya. "Mas, ini nggak seperti yang kamu lihat!" ujar Hasna setelah berpa

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Rahasia Ikbal Terungkap

    Salsa berlari dengan berurai air mata, hatinya sesak bagai terhimpit batu yang begitu besar, tak menyangka pernikahan yang diimpikan harus kandas di usia yang masih seumur jagung.Kini ia tak peduli anggapan orang lain tentang pernikahannya, hatinya sudah terlanjur perih menyaksikan pengkhianatan sang suami."Sa, dengerin aku dulu!"Ikbal mengejar langkah Salsa, ia tak lagi peduli pada Hasna yang sedang terkulai lemah di gudang. Pikirannya hanya tertuju pada Salsa, ia menyadari kesalahan terbesar dalam pernikahan yang telah diperbuat, luka menganga telah dia goreskan ke dalam hati Salsa.Sementara itu, sesampainya di kamar, Salsa mengunci pintu. Tubuhnya bersandar di daun pintu, tangannya mengusap perut lembut, perut yang di dalamnya terdapat mahluk penguat jiwanya."Maafin Mama, Nak," bisiknya sambil terisak. Air mata terus membanjiri pipinya."Oh Tuhan ... sesakit inikah rasanya di khianati?Apakah keputusan yang aku ambil ini tepat? Atau aku telah sukses menjadi istri durhaka? Tetap

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Salsa Minta Cerai

    Suara ketukan pintu terdengar saat Salsa sedang menyiapkan keperluan untuk bekerja esok pagi, wanita itu bergegas membukanya. Saat daun pintu melebar Salsa terbelalak, matanya membulat sempurna, tangannya mengepal sehingga urat-uratnya terlihat dengan jelas.Namun, ia memilih untuk tetap tenang, bersikap tergesa-gesa hanya akan membuat semua rencana berantakan."Berani-beraninya mas Ikbal membawa jalang itu ke rumah kami," gerutu Salsa dengan wajah kesal.Dulu, Salsa selalu bahagia jika Hasna menginap di rumahnya, kini setelah tahu bahwa Hasna adalah pengkhianat, rasanya tak sudi untuk menerimanya sebagai tamu."Sa, Hasna tadi telpon, katanya dia ada masalah sama kakaknya, dia mau ketemu sama kamu dan menginap disini. Jadi, Mas ajak dia ke rumah," ucap Ikbal.Dada Salsa bergemuruh hebat, hanya saja wanita itu berusaha menyembunyikan seluruh gemuruh di hatinya. "Lho, Hasna, kenapa nggak telpon aku? Kan bisa aku jemput," tutur Salsa pura-pura baik. Padahal, jauh dalam hati dia ingin se

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Awal Kebangkitan Salsa

    Salsa menangis terisak membayangkan nasib rumah tangganya. Wanita itu sungguh tak menyangka, lelaki yang ia banggakan dan anggap sangat baik sehingga bersyukur luar biasa pada Tuhan, ternyata lelaki itu tak ubahnya singa liar yang bisa menerkam mangsa kapan saja.Perlakuan Ikbal yang semena-mena pada dirinya sudah cukup menjadi bukti bahwa pria itu bukanlah suami yang baik.Jika memang Ikbal lelaki baik, ia pasti tidak dengan mudah marah pada Salsa dan sudi mendengar penjelasan darinya, terlepas apapun kesalahannya. Andai benar-benar cinta, seharusnya Ikbal mencoba mengerti dan melihat dari berbagai sudut pandang. Lagi pula Salsa hanya korban perkosaan, bukan pelaku perselingkuhan. Siapa yang ingin diperkosa di dunia ini? Sungguh tak akan pernah ada wanita yang menginginkannya. Namun, begitulah takdir, tak pernah bisa menolak garisnya meski sekuat apapun ia menghalau. Karena dalam takdir, ada area yang manusia kuasai juga ada area yang tidak manusia kuasai. Sekarang tugasnya hanya m

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Ikbal Bukan Lelaki Baik

    Hari ini waktunya Ikbal dan Salsa pulang ke Jakarta karena besok Ikbal harus kembali kerja. Namun, pria itu belum juga bangun dari tidurnya, nampaknya dia begitu lelah.Salsa mendekati suaminya lalu mengelus lembut Pipi Ikbal, wanita itu mengecup kening pria yang begitu dicintainya. Namun, saat sedang memerhatikan wajah nana rupawan itu, Salsa terhenyak saat Ikbal tiba-tiba saja membuka mata dan mendorong tubuhnya hingga terjatuh dari kasur.Air mata lolos begitu saja dari kedua netra Salsa, tak menyangka suaminya akan berubah secepat itu. Ia seperti tak lagi mengenal Ikbal yang lembut dan penuh perhatian. Perutnya terasa sedikit ngilu akibat benturan ke lantai."Mas ... perut aku sakit," keluh Salsa sambil mengelus perutnya, wanita itu meringis kesakitan.Alih-alih menolong istrinya, justru Ikbal malah melewati sang istri begitu saja dengan angkuh. Sementara Salsa hanya menatap nanar langkah Ikbal. Wanita itu senang saat sang suami seketika berhenti lalu menoleh ke arahnya, Salsa ber

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Kebohongan Salsa Terungkap

    Salsa menutup mulutnya kala memutar video yang dikirim oleh orang tak dikenal itu. Pikirannya berkecamuk, bagaimana mungkin kejadian nahas waktu itu sampai ada yang memvideo. Itu artinya Kiki memang benar-benar merencanakan pemerkosaan atas dirinya. Kebenciannya pada Kiki semakin bertambah.Dalam konten video singkat itu hanya terlintas saat tubuh mungilnya di rengkuh oleh Kiki. Bagi mereka yang tak percaya padanya, video itu akan menjadi kesalahpahaman dan menyudutkan Salsa bahwa ia tengah berselingkuh dengan adik iparnya. Handal Sekali yang mengambil video itu sehingga bisa memanipulasi mata siapa saja yang melihatnya. Membuat kebenaran menjadi samar. Baru saja Salsa akan membalas pesan teror itu, ponselnya kembali berdering, Ibunya menelpon. Kebetulan sekali pikirnya, ia akan menceritakan semua yang terjadi serta meminta solusi pada ibunya.Salsa bergegas meninggalkan kamarnya, ia tak ingin Ikbal mendengar percakapannya dengan sang ibu. Setelah wanita itu keluar Villa, barulah ia

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Inikah Karma (Ikbal POV)

    Pagi itu, Ikbal sedang berjalan menuju cafe untuk berkumpul dengan teman semasa kuliahnya dulu, kedua netranya fokus memperhatikan layar ponsel sehingga tak sengaja menabrak seorang wanita yang juga tengah sibuk dengan ponselnya.Bruk...Ikbal terhenyak saat seketika saja tubuh mereka saling bertabrakan."Maaf mbak, saya enggak sengaja," ucap lelaki itu sambil berusaha mengambil handphone yang terjatuh."Iya gak apa-apa, Mas, saya juga minta maaf ya," jawab wanita itu ramah."Salsa...," ujar Ikbal yang memakai kemeja berwarna biru tersebut. Lelaki itu menatapnya dengan mata memicing. "Iya, kok tahu, kalau boleh tahu siapa ya?" tanya Salsa sambil menggaruk ujung kepalanya yang tak gatal. Ia merasa tak enak hati sebab tak mengenali temannya. "Kamu pasti gak kenal sama saya, tapi saya tahu sama kamu," jawab Ikbal ownubt percaya diri, Raya bahagia terpancar jelas di wajahnya."Oh ya, darimana Mas kenal saya?" tanya Salsa penasaran."Kamu kuliah di Universitas Nusa bangsa, kan? Aku kaka

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Kejahatan Kiki Terbongkar

    Setelah merasa aman, Kiki setengah berlari masuk ke dalam villa untuk menemui Salsa. Wanita yang saat itu sedang mencuci piring terkejut melihat kedatangan Kiki yang tiba-tiba. "Salsa...," sapa Kiki, lelaki itu sudah berdiri tepat di belakang kakak iparnya.Sontak Salsa menoleh kala mendengar suara Kiki, raut ketakutan nampak jelas dari wajah Salsa. Wanita itu sedikit menggeser tubuhnya untuk menghindar dari adik ipar. "Ngapain kamu masuk kesini, keman Mas Ikbal?" tanya Salsa dengan tangan gemetar."Dia pergi sebentar. Gak disangka ternyata dia kasih kesempatan buat kita bisa berdua-duaan," jawab Kiki dengan senyum menyeringai, lelaki yang dulu sangat pemalu itu kini berubah bak singa liar saat hatinya hancur tak menerima takdir.Mendengar jawaban Kiki, jantung Salsa berdegup kencang. Ia benar-benar merasa takut hanya berduaan dengan Kiki. Di matanya, Kiki adalah pria yang sangat jahat. "Keluar! Aku mohon ... jangan sakiti aku lagi, jangan buat hidupku menderita lagi," pinta wanita

  • Ranjang Pengantin Yang Ternoda   Salsa Akan Jujur

    Malam kian larut. Kini Salsa dan suaminya sudah beranjak ke peraduan. Hatinya sangat bahagia. Masih terekam jelas bagaimana romantisnya sang suami tadi."Mas, terima kasih sudah mencintaiku begitu dalam," bisik Salsa. Jemari lentiknya mengelus lembut pipi Ikbal. Dipandanginya wajah lelaki berkulit putih itu dengan penuh perasaan.Salsa merasa bersyukur karena telah dikarunia laki-laki seromantis Ikbal. Meski desas-desus di kampus dulu tentang keplayboyannya wanita itu tak begitu peduli, toh pada akhirnya Ikbal luluh pada satu hati, yaitu hatinya.Salsa ingat bagaimana dulu Ikbal mengejarnya. Meskipun tak ia pedulikan, tetapi lelaki itu masih terus mengejar hingga dirinya menyerah. Namun, di tengah keindahan masa-masa itu, seketika saja bayangan wajah Kiki berkelebat di kepala, membuat dada yang sebelumnya tenang menjadi bergemuruh. 'Tuhan, jauhkanlah Kiki dari hidupku,' jerit Salsa dalam hati. Air mata lolos begitu saja tanpa permisi, wanita cantik itu selalu saja tak mampu menaha

DMCA.com Protection Status