Home / Romansa / Ranjang Panas Milik Tuan Lukas / PERDEBATAN KAKAK BERADIK KARENA SALING MEMENDAM SEBUAH KESALAHPAHAMAN

Share

PERDEBATAN KAKAK BERADIK KARENA SALING MEMENDAM SEBUAH KESALAHPAHAMAN

last update Last Updated: 2024-04-22 15:57:21

PERDEBATAN KAKAK BERADIK KARENA SALING MEMENDAM SEBUAH KESALAHPAHAMAN

Karena jika Sean pergi, maka hal pertama yang di pikirkan Lukas tentu saja jika Sean kabur dari rumah langsung tertuju ke luar negeri. Selama ini itulah yang dilakukan Sean dan polanya selalu berulang. Tapi ternyata mantan kekasih Sean ini bisa mengubah selera kakak angkatnya itu menjadi anak pantai. Lukas segera melajukan mobilnya ke arah villa itu.

"Ah pantaslah Sean memilih membeli apartemen atau Villa di tempat ini. Tempat yang sangat cantik dan menunjukkan pemandangan laut yang sangat bagus. Jadi aku rasa Sean benar-benar betah berada di sini," batin Lukas dalam hati sambil berjalan masuk.

"Selera mantan kekasihnya lumayan juga," ujarnya lagi.

Tiba-tiba dia mendengar suara petikan gitar di sisi belakangnya. Rumah itu memang dalam kompleks terbuka, Lukas pun menoleh dia ternyata menemukan Sean sedang bermain gitar di balkon utama. Lukas tersenyum, entah mengapa dia merasa imbang sekarang.

Memang Lukas bisa m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   DAVINA ADALAH JALAN NINJA MEREDAKAN EMOSINYA!

    DAVINA ADALAH JALAN NINJA MEREDAKAN EMOSINYA!"Hahaha, apa masalahnya? Kau tahu itu kan, Lukas. Tentu dan aan selalu aku lah masalahnya. Dan kau tahu itu, Lukas. Aku bukan orang yang bisa memimpin perusahaan itu dan Papa selalu memaksaku untuk menjadi seorang pemimpin! Kau juga menikmatinya kan? Menikmati kehancuranku!" Sean langsung menyindir Lukas."Hah? Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu? Sungguh aku tak mengira kau memiliki pemikiran picik begitu. Apakah itu sebabnya kau lari dari kenyataan ini? Kaabur begitu saja, menyisakan Mama yang bersedih dan khawatir kepadamu? Sungguh kau pecundang sekali," jawab Lukas."Jika kau tidak bisa melakukan semua tugas kepemimpinan atau pun mengambil keputusan tentang perusahaan kau bisa kan langsung katakan saja dengan jelas dihadapan Papa dan Mama. Jangan jadi pengecut seperti ini," sambungnya."Apakah kau tak sadar kalau menyusahkan banyak orang, Kak Sean? Mengapa kau tidak bisa tumbuh dewasa sedikit saja," tegur Lukas.

    Last Updated : 2024-04-23
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KISAH DAVINA DAN LUKAS YANG MEMILIKI KESAMAAN BERSAMA

    KISAH DAVINA DAN LUKAS YANG MEMILIKI KESAMAAN BERSAMA Davina pun menoleh, wajahnya nampak terkejut. Dia tak menyangka akan melihat Lukas sekarang sudah ada di hadapannya. Dia pun segera berdiri dari kursi dan berjalan mendekati Lukas."Kapan kau datang, Tuan Lukas?" tanya Davina."Mengapa kau tidak mengetuk pintu atau sekedar mengucapkan salam?" sambungnya."Apa yang kau pikirkan sampai harus minum wine sendirian? Apakah ada sesatu yang terjadi saat aku tak di sini?" tanya Lukas. Davina pun menggelengkan kepalanya."Tidak. Aku menunggumu sampai melamun dan tak menyadari kehadiranmu, Tuan Lukas. Menurutmu apakah ada masalah lain dan sangat berat bagiku setelah menikah denganmu, Tuan Lukas? Hanya satu masalah itu, yaitu kekhawatiran dan kecemasanku padamu," kata Davina."Baru saja aku datang, Davina. Terimakasih ya, terimakasih kau sudah mencemasknku. Aku senang kau ternyata memikirkan aku. Oh ya, sepertinya kau suka hujan ya? Aku lihat kau menikmati minuman s

    Last Updated : 2024-04-23
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KENANGAN DI BAWAH GUYURAN HUJAN.

    KENANGAN DI BAWAH GUYURAN HUJAN."Itu sebabnya kau membenci hujan, Tuan Lukas," gumam Davina. Lukas menganggukkan kepalanya."Mengingatkan pada hari itu dan itu juga yang membuatku mengatakan bahwa hujan identik dengan kenangan yang buruk. Bukan kenangan yang indah," lanjut Lukas.Mendengar semua pernyataan itu membuat Davina terenyuh, ternyata kehidupan ini tidak hanya jahat kepadanya saja. Lukas yang terlihat sangat sempurna, bergelimang harta, dan kemewahan. Ternyata memiliki sisi melankolis juga, ternyata kehidupan Lukas juga tidak lebih baik dari kehidupannya, hanya saja mungkin dari segi harta yang membedakannya Lukas terlahir dari seorang keluarga konglomerat. Meskipun kedua orang tuanya menikah tanpa direstui, tapi dia bisa sangat bersyukur karena dapat kembali ke keluarga kaya. Sedangkan dirinya bahkan sampai detik ini pun dia tak tahu siapa keluarganya sebenarnya. Davina menatap Lukas dengan tajam kemudian dia menyentuh tangan Lukas dengan lembut dan men

    Last Updated : 2024-04-25
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   DAVINAKU YANG MALANG

    DAVINAKU YANG MALANG "Baiklah kalau begitu aku pesan yang sama denganmu saja, Tuan Lukas. Aku tidak ingin minum coklat. Aku ingin terus sehat dan bisa mendampingimu," kata Davina. Lukas menoleh dan memandang ke arah Davina. Sungguh dia tak menyangka wanita di sampingnya ini dengan mudah mengatakan hal itu. Wajah Lukas memerah, ada perasaan hangat yang mengalir dalam tubuhnya."Tuan Lukas," panggil Davina."Hah?" sahut Lukas."Kau kenapa diam saja? Wajahmu memerah Tuan Lukas, apakah kau kedinginan?" tanya Davina."Ck, tidak. Aku memang memiliki kulit putih saja, sehingga jika kena dingin akan memerah. Sudah jangan bahas ini lagi. Pesanlah coklat tadi," perintah Lukas."Tidak, aku ingin minuman sepertimu, Tuan Lukas," tolak Davina."Kau ini seperti anak kecil saja, tetaplah pesan coklat panas," tegas Lukas."Kenapa?" "Kalau kita memesan sesuatu yang berbeda maka kita bisa berbagi. Kita bisa menjawab saling mencoba keduanya, daripada kita pes

    Last Updated : 2024-04-25
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   JATUH SAKIT DAN DI RAWAT LUKAS

    JATUH SAKIT DAN DI RAWAT LUKAS"Apakah kau merasa sakit? Bagian mana yang sakit, Davina?" tanya Lukas panik."Davinaku yang malang," sambungnya."Tenanglah, Tuan Lukas. Aku tidak akan mati," jawab Davina mencoba tertawa lirih saat mendengar Lukas berbicara di sampingnya."Ck! Kau ini, apa kau punya energi untuk tertawa seperti itu? Aku benar-benar khawatir padamu, Davina. Ini pertama kalinya aku merawat orang sakit dan itu adalah dirimu, seorang wanita. Jadi aku tidak bisa tahu bagaimana cara melakukan yang benar,"omel Lukas sambil memeriksa suhu badan Davina."Masih demam, lihat 39' celcius. Apakah kau mau ke dokter saja?" tanya Lukas. Davina menggelengkan kepalanya perlahan. Dia merasa sangat senang, bisa membuat seorang CEO perfeksionis seperti Lukas hanya karena demam biasa. Karena biasanya Lukas lah yang membuat dia kelimpungan saat di perusahaan."Tidak, Tuan Lukas. Percayalah ini akan segera membaik setelah aku minum pereda demam. Mungkin karena

    Last Updated : 2024-04-25
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   SADARKAH MEREKA ADA CINTA DI KEDUANYA?

    SADARKAH MEREKA ADA CINTA DI KEDUANYA?"Kau beruntung sekali, Nyonya. Tuan Lukas sangat menyayangimu, dia mengkhawatirkanmu," seloroh Dokter itu. Davina menoleh ke arah Lukas."Benarkah?" tanya Davina reflek. Lukas memalingkan mukanya karena malu. Entah mengapa Lukas merasa hanya Davina lah yang mengerti dia saat ini, sehingga dia tak mau terjadi apa-apa dengan wanita itu. Apalagi saat Davina mengigau semalam dan jelas-jelas memanggil nama Lukas dalam tidurnya. Bahkan dengan jelas Davina tertidur serta mengucapkn terima kasih berkali-kali kepadanya, hal itu membuat Lukas merasa sangat dibutuhkan. Bahkan dia merasa jika tidak dirinya maka tidak akan ada yang peduli dengan Davina lagi."Ya, dia akan mencerca ku jika ada seseorang dalam hidupnya yang berarti dan sakit," jawab Dokter itu. Davina tersenyum."Tenang saja, Tuan Lukas. Saya sudah mengecek semuanya, Nyonya Davina baik-baik saja. Aku sudah memastikan mulai dari ritme jantungnya, nadinya dan semua normal.

    Last Updated : 2024-04-26
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KENANGAN DALAM SEMANGKOK NASI KECAP

    KENANGAN DALAM SEMANGKOK NASI KECAP"Tuan Lukas, apakah kau memiliki perasaan yang sama denganku?" tanya Davina pada dirinya sendiri."Ck! Kenapa sekarang kau melamun. Sudahlah, Davina! Pejamkan matamu dan tidurlah. Jangan memikirkan banyak hal, semua akan baik-baik saja sekarang. Kau bisa izin bekerja beberapa hari jika memang masih sakit. Aku akan keluar sebentar," pamit Lukas."Kau mau kemana, Tuan Lukas?" sahut Davina."Aku akan keluar sebentar untuk mencari makanan," ucap Lukas sambil berdiri menghampiri Davina yang berbaring diatas ranjang."Tidak usah, Tuan Lukas. Aku tidak nafsu makan," tolak Davina."Tapi kau harus makan dan minum obat sesuai dengan resepmu tadi. Apa kau tak ingin segera sembuh? Semakin sakit, maka semakin baik jika kau makan dengan banyak agar memiliki energi lebih dan mempercepat mu untuk sembuh," perintah Lukas tak ingin di bantah. Davina pun cemberut, namun dia tidak bisa menolaknya lagi karena dia juga tidak mau merepotkan

    Last Updated : 2024-04-26
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   TULUSNYA HATI LUKAS

    TULUSNYA HATI LUKAS"Hanya ada dua pilihannya, Davina! Habiskan atau buang sekarang," perintah Lukas."Baiklah kalau begitu tolong buang saja, Tuan Lukas. Karena aku terkena flu, nanti akan menular jika kau memakannya," kata Davina.Lukas tidak mendengarkan ucapan Davina. Dia justru memakan sisa Davina itu dan tersenyum kepadanya seakan meledek. Hal itu membuat Davina terkejut."Jangan pernah membuang makanan, Davina. Banyak orang yang tidak bisa makan di luar sana," ucap Lukas."Tapi kau salah, Tuan Lukas. Aku sedang sakit," protes Davina."Tidak. Tenang saja, aku sehat. Jadi aku tidak akan terkena flu seperti itu. Nah kalau aku nanti endingnya akan tertular maka aku juga punya kesempatan untuk bisa berbaring denganmu juga kan? Aku yakin kau akan bosan jika berbaring sendirian, jadi tidurlah," perintah Lukas.Davina terduduk dan diam-diam memandang ke arah Lukas. Dia benar-benar baru bisa merasakan tulusnya hati Lukas. Padahal baru satu bulan lalu dia dan Lukas hanya saling mengena

    Last Updated : 2024-04-27

Latest chapter

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   EXTRA PART

    EXTRA PART"Tuhan terima kasih! Terimakasih!" pekik Lukas sambil terus memeluk Davina, dia menciumi Davina kemudian mengelus perlahan Davina ya memang sedikit menggendut."Aku pikir kau gendut karena terlalu banyak makan, ternyata kalau hamil," gumam Lukas. Davina langsung mendelikkan matanya ke arah Lukas."Oh kalau aku gendut aku tak cantik lagi? Begitu?" protes Davina. Lukas langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menyadari kesalahannya."Tidak Sayang, tidak. Kau mau gendut atau kurus tetap cantik, kau makin montoq dan menggairahkan saat gendut. Apalagi saat ini, kau sedang mengandung buah cinta. Mari kita periksa, kita harus segera memeriksakan kehamilanmu, Davina," jawab Lukas."Tapi benar ka, Tuan Lukas? Aku masih cantikkan?""Tentu dong. Cantikmu bertambah berkali kali lipat saat hamil, jadi jangan sampai bayi ini kenapa-kenapa ya, Sayang. Dia akan menjadi seorang yang hebat kelak karena memiliki orang tua seperti kita. Aku pastikan itu, jika dia wanita akan cantik se

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!

    KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!TAMAT!"Aku takut kecewa, Bu. Bagaimana kalau ini hanya sakit biasa" tanya Davina."Kalau memang kau tak hamil maka tak masalah. Toh kalian masih punya banyak waktu yang penting, kita tespek dulu agar jelas semuanya. Ibu yakin kau hamil," jawab"Entahlah, Bu. Aku takut," kata Davina."Aku takut banyak berharap. Karena selama ini aku juga tak kunjung hamil," sambungnya lagi.Tak lama Bi Sun pun kembali dengan membawa tespek yang sudah dipesan oleh Nyonya Rita. Davina ingin mengetesnya, dia sudah tak sabar sekali."Bu, bolehkah aku mengetesnya sekarang?" tanya Davina."Sebenarnya yang paling valid adalah besok pagi, Nak. Pipis pertamamu setelah bangun tidur. Tapi jika kau memang penasaran dan jujur Ibu pun juga sangat penasaran sekali. Bagaimana kalau kita cek kali ini saja? Kalau memang haslnya samar kau bisa mengulang lagi besok pagi," usulnya. Davina mengangguk setuju dengan usul Nyonya Rita."Baik, Bu," kata Davina.Untung saja Davina belum terlalu banya

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   Pergi Membeli Tespek

    Pergi membeli tespek "Kau kenapa?" tanya Ibu Davina melihat putrinya sedikit berubah. "Kau nampak tak sehat, Sayang? Kau sakit ya? Pucat sekali," sambungnya. "Benarkah aku nampak pucat, Bu?" sahut Davina. Nyonya Rita menganggukkan kepalanya. "Pantas saja Tuan Lukas khawatir," batinnya lagi. "Aku merasa tidak enak badan dari semam, Ma. Sudah beberapa hari mungkin namun aku terus menahannya. Aku rasanya seperti terkena terus-terusan masuk angin. Karena beberapa malam ini aku selalu lembur malam. Aku setiap pagi akan selalu berkali-kali muntah, entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini begitu parah," jelas Davina. "Apa kau sudah periksa? Jangan-jangan kau terkena asam lambung. Kau setres karena pekerjaan? Apakah kau juga bekerja berat akhir-akhir ini?" tanya Nyonya Rita sambil menghampiri putrinya yang berada di sofa ruang tamu. Davina menggelengkan kepalanya lemah. "Tidak, Ma. Aku tidak pernah punya riwayat sakit maa

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KAU KENAPA, DAVINA?

    KAU KENAPA, DAVINA? "Lalu? Kenapa kok diam begitu tiba-tiba? Aku kira aku tak menginginkan anak dariku," kata Lukas sambil cemberut. "Tentu itu tidak mungkin, Tuan Lukas. Aku juga sangat mencintaimu dan memiliki anak darimu juga adalah salah satu impianku. Tapi bukankah ini aneh sekali, Tuan Lukas?" tanya Davina menoleh ke arah Lukas dengan wajah yang susah di artikan. "Aneh? Apanya yang aneh?" sahut Lukas. "Jika dipikir-pikir kita hampir melakukannya setiap hari. Bahkan kau tak pernah melakukan itu menggunakan pelindung kan? Tapi kenapa aku belum hamil juga ya?" gumam Davina. Lukas mengelus kepala Davina. Bukan tanpa alasan dia sangat yakin jika Tuhan pastilah tahu mana yang terbaik dan kapan waktu yang tepat untuk mereka memiliki anak. Karena kalau di pikir lagi memang benar apa yang dikatakan Davina itu. "Waktu Tuhan pasti yang terbaik, Davina. Apakah itu berarti kau mau kan memiliki anak dariku?" tanya Lukas.

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   ANAK DARI DAVINA?

    ANAK DARI DAVINA? "Sekarang urusan kita sudah selesai kan? Ayo kita cepat masuk dan selesaikan apa yang kita lakukan di pagi hari lagi," aja Lukas. "Lagi?" tanya Davina. Lukas langsung mengangguk denga semangat. "Tentu! Kenapa kau terlihat seperti tidak tahu apa-apa dan meragukan kemampuanku begitu. Sudah aku bilang padamu untuk menyelesaikannya sekali di pagi hari tapi kau menundanya, aku baru keluar sekali. Kurang dua kali," bisik lukas sambil memeluk Davina. "Ck! Baiklah. Karena itu permintaanmu maka aku akan lakukan dengan senang hati, Tuan Lukas. Andai Ibu tahu apa alasan ku terlambat tadi dua puluh menit adalah kau harus melayani Tuan Lukas, akankah dia mengomel?" gumam Davina. "Tak akan berani," sahut Lukas mengecupnya. Ya, kini Lukas memang memiliki kebiasaan baru jika badannya pegal maka dia akan meminta Davina untuk memijatnya setelah bercumbu mesra. Mereka pun segera mengendarai mobil itu pulang ke rumah. Davina

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   AYO KITA SELESAIKAN LAGI

    AYO KITA SELESAIKAN LAGI"Aku tidak bisa merasa lebih baik tentang hal itu, kau akan menjadi Ibu suatu saat nanti. Jadi kau tak akan pernah mengerti bagaimana sakitnya hatiku. Tidak peduli seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkannya, aku hanya ingin kau tahu saja apa alasanku memperlakukanmu," sambungnya. Davina tersenyum sinis."Tunggu saja sampai aku merasa kasihan padamu," ujar Davina kekeh.Jujur saja, sebenarnya hatinya sudah terusik sekali ingin segera membantu Mama angkatnya tapi mengingat lagi semua perlakuan lama angkat yang selama ini membuatnya cukup sakit hati. Apalagi Mama angkatnya juga tak pernah mengatakan maaf sekalipun, baru kali ini dia mendengar ucapan maaf dari mama nya.Tnpa diduga tiba-tiba mama angkat Davina berdiri dari kursinya. Kemudian di langsung menjatuhkan dirinya, dia terduduk di lantai bersimpuh. Ini adalah hal yang mustahil dilakukan oleh mama angkat Davina jika tidak dalam situasi yang sangat mendesak dan itu sempat membuat Davina terpe

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!

    PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!"Kau tahu karena ulahmu buku tabungan barang-barang rumah tangga dan semuanya disita! DAN ITU ULAHMU, KAN?" cerca Mama Davina."Ulahku?" tanya Davina heran."Ya. Ka kan yang membuaat semuanya?" tuduh Mama Angkat Davina."Hahaha. Kau koyol sekali, Tante. Menduhku tanpa bukti. Baiklah kalau begitu, tidak ada lagi alasan bagiku untuk tetap di sini sambil mendengar hal-hal yang menggangguku. Sepertinya kau belum mengerti jika ada kata-kata yang mengganggu telingaku. Sekali lagi aku akan pergi dan aku tidak berkenan mendengarkan umpatan dari mulutmu," tegas Davina."Jadi sebaiknya kau hati-hati!" lanjutnya. 'Glek' mama angkat Davina langsung meneguk ludahnya dengan kasar. Dia tak menyangka anak angkatnya sekarang kini sudah berani berbicara kepadanya seperti itu. Mama angkat Davina terdiam dan memperhatikan Putri angkatnya itu. Dia melihat semua yang dipakai putri angkatnya adalah barang-barang branded salah satu desainer ternama. Bahkan dia mengenakan tas

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   DAVINA DAN TITIK BALIKNYA!

    DAVINA DAN TITIK BALIKNYA! "Pokoknya tidak, Tuan Lukas! Tidak ada acara bercinta siang atau sore hari. Pokoknya bercinta hanya akan dilakukan pada malam hari. Karena aku akan keluar untuk bermain di siang hari. Asal kau tahu saja, Tuan Lukas. Aku sudah menyiapkan banyak baju untuk outfit beitupun dengan bajumu. Seperti layaknya pengantin baru! Ini sangat tidak adil jika kita pergi ke sana dan tidak melakukan apa-apa," protes Davina. "Ya, ini tidak adil. Aku juga merasa sama sekali tidak adil, Davina. Karena aku lebih suka memelukmu seharian dari pada harus berlarian di tepi pantai," sahut Lukas mengeratkan pelukannya sampai dada Davina menempel di badannya. "Kau kan bisa melakukannya kapanpun, Tuan Lukas," jawab Davina. "Ya, tapi aku selalu merasa kurang. Bahkan rasanya satu juta kali lebih banyak daripada waktu luang yang bisa aku lakukan di sana akan ku habiskan untuk memelukmu seperti ini," kata Lukas. "Tapi itu tidak akan berhasi

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI!

    PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI! "Sekarang, makanlah! Aku sudah menyiapkannya," perintah Davina. "Kau tidak berencana memberi aku makan ini lagi kan?" tanya Lukas. "Kenapa memangnya?" sahutnya. "Apa kau lupa, Davina? Kau pernah memberiku makanan ini, kau berkata memasaknya dengan spesial. Kau juga bilang melakukan semua untuk melayaniku dengan sempurna. Tapi apa nyatanya? Kemudian kau menghilang dan pergi begitu saja kan? Kau ingat tidak terakhir kali kau memberi makanan apa? Ini kan?" cerca Lukas. "Kau mengatakan makanan ini penuh kenangan dan memorial. Dan benar, makanan ini juga yang membuatku trauma kehilanganmu, Davina. Karena apa yang kau katakan saat itu sangat membekas dalam benak dan ingatanku. Dimana aku menjadi frustasi dan hampir gila karena kau meninggalkanku setahun lalu dari rumah ini," sambung Lukas. "Sungguh aku takut itu akan terulang lagi, Davina. Aku tak ingin itu terjadi, Davina. Pertama kau merayuku

DMCA.com Protection Status