Home / Romansa / Ranjang Panas Milik Tuan Lukas / PEMBALASAN DENDAM DAVINA!

Share

PEMBALASAN DENDAM DAVINA!

Author: Secilia Abigail Hariono
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

PEMBALASAN DENDAM DAVINA!

"Aku tidak percaya kau menikah tepat setelah kau tak pulang semalam. Entah apa yang terjadi malam itu. Mungkin dia hamil," sambungnya.

"Hah? Hamil?" tanya Axio terkejut.

"Astaga. Kenapa Mama bisa berpikir seperti itu? Apakah mungkin pulang telat semalam langsung bisa membuat wanita hamil? Bukankah Mama sendiri yang membuat banyak aturan setelah Mama tahu bahwa lelaki kemarin seorang Presiden Direktur?" sindi Davina.

"Apa? Aturan apa itu? Mengapa aku tak thu?" tanya Axio.

"Silahkan Om Axio tanya sendiri pada Mama. Atau memang jika Mama tak mau mengatakan nya maka aku akan menjelaskan pada Om Axio. Aturan yang di beri tahu oleh Mama sekarang, pertama aku harus membiasakan diri memanggil Ibu dengan sebutan Mama tidak menggunakan panggilan Ibu lagi. Karena itu akan terdengar memalukan. Benar bukan, Ma?" tanya Davina.

"Tak selesai sampai di sana, Om. Bukankah Mama sendiri juga yang mengatakan bahwa aku harus membujuk Tuan Lukas dan tak boleh melepaskannya, untuk m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   JANGAN MENIKAH DENGAN LELAKI SEMACAM ITU?

    JANGAN MENIKAH DENGAN LELAKI SEMACAM ITU?Hari berikutnya Devina mengenakan setelan blus panjang berwarna pink dengan corak bunga dan celana Levis berwarna putih. Dia segera bersiap untuk pergi bekerja, ini karena Mama nya pasti masih murka dengan sikapnya semalam. Dia melirik ke arah jamnya, masih pukul tujuh."Kakak," panggil Leon, adik tiri Davina hasil pernikahan Papa nya dan ibu tirinya. Davina menoleh, dia kaget Leo berada di belakangnya keluar dari kamar."Ya," panggil Davina menoleh."Lah kau sudah pulang? Kapan kau pulang?" tanya Davina karena selama ini adik tirinya memang berkuliah di luar kota. Dia hanya pulang sesekali saja, untuk menengok keluarganya."Semalam. Aku pulang mendadak begitu tahu berita tentangmu dari Ibu. Mengapa juga sekarang Ibu mendadak di panggil Mama, Kak? Apa yang sebnarnya terjadi?" tany Leon."Kenapa?" tanya Davina. Dia membuka magicom, masih ada sisa nasi semalam. Dia memutuskan membuat bubur nasi, dengan tambahan suwiran ayam yang selalu ada st

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   APA INI AKHIR CINTA LUKAS DAN ALEXANDRIA?

    APA INI AKHIR CINTA LUKAS DAN ALEXANDRIA?"Baik jika kau berkata begitu, coba beritahu padaku bagaimana lagi cara untuk keluar dari rumah ini selain menikah? Katakan! Sejak aku memasuki usia dewasa, aku selalu menunggu hari di mana aku bisa meninggalkan rumah ini, Leon," jawab Davina."Jadi jangan coba-coba memikirkan tentang pernikahanku. Karena aku tak mau mendengarnya dari orang sepertimu," sambungnya."Aku tahu, Kak. Aku sadar dan mengerti sekali bahwa tidak bisa membantu Kakak apapun. Saat Ibu berbuat kejam pada Kakak tetapi aku sungguh sayang kepada kakak. Setidaknya kau harus menikah dengan pria yang lebih baik daripada Papa dan Tuan Lukas, Kak. Bagaimana kau bisa menikahi pria seperti itu sih, Kak," keluh Leon sambil menundukkan kepalanya."Kau ini lucu sekali! Hahaha," kata Davina sambil tertawa dengan sumbing."Kenapa? Kenapa aku tak bisa menikah dengan Tuan Lukas? Aku bahkan pernah tinggal di rumah yang seperti! Rumah dengan kekerasan dan kejam. Rumah

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KENAPA KAU MENIKAH?

    KENAPA KAU MENIKAH?"Kau sungguh akan menikah? Lalu apa pernikahan ini adalah akhir dari si paling setia kepada wanita yang dia cintai? Benar begitu kan, Lukas Orlando Wijaya? Lelaki yang selalu mengagung-agungkan Alexandria. Bahkan aku sangat tahu kau menjaga bibirmu itu dan menolak tidur dengan wanita clubing yang ditemuinya? Apakah ini akhir dari pencarian Tuan Lukas dari Group keluarga Wijaya itu? Apakah ini akhir dari petualangan dan pewarisan tahta perusahaan milikmu?" tanya Angga."Kenapa kau begitu sinis menyindirku, Angga. Aku kan hanya akan menikah saja, bukannya ingin mengakhiri semua kenakalanku atau kesetiaan ku pada Alexandria. Tak ada kaitannya. Tenang saja, kami hanya akan menikah saja," jawab Lukas."Kenapa? Karena Alexandria kan? Kau cemburu, kau menjadikan calon istrimu ini sebagai pelampiasan, Lukas," terang Angga."Ck. Kalau Alexandria mampu melakukan ini, mengapa aku tak bisa," gumam Lukas."Bagiku masih tidak masuk akal saja, Lukas. Apa ala

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   JANGAN SEBUT NAMA ALEXANDRIA LAGI!

    JANGAN SEBUT NAMA ALEXANDRIA LAGI!"Tuan Lukas, mengapa Angga tiba-tiba ke kamar mandi tapi belum juga kembali? Padahal ini sudah hampir satu jam," kata Davina."Kau terlalu mabuk sampai kau tidak peka. Bukankah dia sudah memberi kode kepada kita untuk bersenang-senang? Ah, sepertinya dia memang sengaja meninggalkan kita berdua seperti ini," ujar Lukas."Hmm sebenarnya dia tidak perlu melakukan itu," gumam Davina."Apa itu artinya Kau lebih suka dia bergabung dengan kita?" tanya Lukas. Davina menganggukkan kepalanya."Ck! Kau memang menyebalkan Davina. Tapi sekarang hanya ada kita berdua, bukankah kau harus membiasakan diri kita? Bukankah kita akan segera menikah," kata Lukas sambil memandang mesum ke arah Davina."Jangan melakukan hal itu, Tuan," ucap Davina sambil segera menggelengkan kepalanya."Kau akan segera terbiasa dengan hal itu. Bukankah begitu?" gumam Lukas.Davina hanya menghela nafas panjang. Dia rasa mungkin apa yang di katakan Lukas ti

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   RAHASIA KELAM DAVINA PART

    RAHASIA KELAM DAVINA PART 1"Justru karena aku tidak tahu apapun tentang Alexandria, Tuan Lukas. Jadi aku tidak ingin mendengarnya. Aku tidak ingin lebih tahu tentang dirinya. Jadi saya harap Tuan Lukas mengerti keinginanku," kata Davina lirih."Baiklah tapi kau harus ingat batasan juga, Davina. Ingat statusmu hanya sebagai seorang istri kontrak. Jadi aku ingin kau tahu batasan, tidak lebih. Jadi kau hendaknya juga tahu diri," tegas Lukas. Mendengar ucapan itu udah lagi, Davina langsung terdiam. Dia sadar diri jika ucapannya mungkin keterlaluan."Oh iya ngomong-ngomong aku pergi ke rumah orang tuaku lagi beberapa hari yang lalu. Saat aku dinas ke luar kota dan aku tak menghubungimu. Kau ingat kan?" tanya Lukas. Davina menganggukkan kepalanya."Mereka bertanya tentang bagaimana dengan kelanjutan hubungan kita. Terutama Mama juga menanyakannya padaku bagaimana kabarmu, dia sangat antusias sekali menyiapkan semua pernak pernik pernikahan kita. Papaku juga sudah pul

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   MENGINAP DI RUMAH LUKAS?

    MENGINAP DI RUMAH LUKAS!"Aku tidak pernah melakukan itu. Bahkan jika aku bisa maka aku ingin makan banyak. Kalau ada sesuatu yang ingin ku makan, aku harus menahannya," terang Davina."Kau harus mencobanya, katakan padaku Tuan Lukas. Maka aku akan berusaha membuatkannya untukmu. Aku janji itu," sambungnya.'Glek' Lukas meneguk ludahnya kasar. Dari semua ucapan Davina terlihat sekali bahwa dia sedih. Seperti ada sesuatu yang di sembunyikan, tapi justru hal itu membuat Lukas bertanya-tanya. Sekali lagi dia melirik ke arah Davina yang namapak dengan cepat menghapus air mata di pipinya."Kenapa dia menangis?" batin Lukas."Sebagai anak yang dibesarkan oleh keluarga angkat meskipun itu adalah adik dari Mamaku, rasanya aku juga bersyukur. Karena aku tak pernah kelaparan," sambung Lukas dalam hati. "Apakah benar Davina pernah merasakan kelaparan? Dari ceritanya yang tersurat jikalau pun iya, mengapa dia bisa sampai kelaparan? Aku yakin Devina mempunyai banyak uang lebih untuk sekedar memb

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   APAKAH YANG AKAN KAU LAKUKAN TUAN?

    APAKAH YANG AKAN KAU LAKUKAN TUAN?"Mana mungkin aku bisa mengembalikan Davina ke rumah seperti itu. Aku tidak tahu harus berbuat apa, tapi setidaknya mungkin ini bisa membuat aku merasa sedikit lega," batin Lukas."Apa ini tidak berlebihan Tuan Lukas? Bagaimana jika ada orang kantor yang tahu?" tanya Davina."Tak akan ada orang yang tahu toh jika mereka tahu tak akan ada yang bisa diperbuatnya. Aku pimpinan mereka, jadi kau tak usah khawatir," jelas Lukas."Kita akan menikah dua minggu lagi, rasanya tak apa-apa jika kau menginap sekali semalam ini," ucap Lukas sambil tersenyum penuh arti."Mungkin orang tuaku tidak akan mengizinkannya, Tuan Lukas. Jadi kita tanya mereka mengizinkan tau tidak," kata Davina. Lukas langsung mengeluarkan hp-nya dan menelepon Ibu Davina. Dia sudah mendapatkan nomer telpon Ibu Davina dari para renternir itu saat melunasi sertifikat kapan hari."Selamat malam Tante! Tante maaf, ini saya adalah Lukas. Kalau malam ini saya membawa Davina bagaimana? Saya ing

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   JUJUR TERBUKA ATAU BERADU DI CINTA DI RANJANG PANAS TUAN LUKAS?

    JUJUR TERBUKA ATAU BERADU DI CINTA DI RANJANG PANAS TUAN LUKAS?"Aku memang tidak suka yang berantakan," sahut Lukas membuka kemejanya."Apa yang akan kau lakukan Tuan?" tanya Davina menelan saliva nya.Dia menoleh ke arah Lukas yang sudah melepas kemejanya. Lukas menatap Davina dengan pandangan penuh tanda tanya, lalu paham ke mana arah pembicaraan Davina. Pasti dia mengira akan melakukan hal yang macam-macam lagi."Ck! Kau ini pikiranmu kotor sekali, Davina. Aku hanya akan mandi, gerah rasanya tak mandi saat mau tidur," jawab Lukas."Eh, oh, maaf Tuan Lukas," kata Davina merutuki kebodohannya sendiri."Oh ya, aku hanya punya satu kamar mandi saja. Jadi aku akan mandi dulu," ujar Lukas."Em, apakah saya boleh menumpang istirahat, Tuan? Jujur saja kepala saya sangat pusing karena terlalu banyak minum tadi," ucap Davina."Itu kamarku! Masuk saja. Kalau kau bosan sendirian, bagaimana kalau kita mandi bersama?" ajak Lukas dengan tatapan menggodanya.

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   EXTRA PART

    EXTRA PART"Tuhan terima kasih! Terimakasih!" pekik Lukas sambil terus memeluk Davina, dia menciumi Davina kemudian mengelus perlahan Davina ya memang sedikit menggendut."Aku pikir kau gendut karena terlalu banyak makan, ternyata kalau hamil," gumam Lukas. Davina langsung mendelikkan matanya ke arah Lukas."Oh kalau aku gendut aku tak cantik lagi? Begitu?" protes Davina. Lukas langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menyadari kesalahannya."Tidak Sayang, tidak. Kau mau gendut atau kurus tetap cantik, kau makin montoq dan menggairahkan saat gendut. Apalagi saat ini, kau sedang mengandung buah cinta. Mari kita periksa, kita harus segera memeriksakan kehamilanmu, Davina," jawab Lukas."Tapi benar ka, Tuan Lukas? Aku masih cantikkan?""Tentu dong. Cantikmu bertambah berkali kali lipat saat hamil, jadi jangan sampai bayi ini kenapa-kenapa ya, Sayang. Dia akan menjadi seorang yang hebat kelak karena memiliki orang tua seperti kita. Aku pastikan itu, jika dia wanita akan cantik se

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!

    KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!TAMAT!"Aku takut kecewa, Bu. Bagaimana kalau ini hanya sakit biasa" tanya Davina."Kalau memang kau tak hamil maka tak masalah. Toh kalian masih punya banyak waktu yang penting, kita tespek dulu agar jelas semuanya. Ibu yakin kau hamil," jawab"Entahlah, Bu. Aku takut," kata Davina."Aku takut banyak berharap. Karena selama ini aku juga tak kunjung hamil," sambungnya lagi.Tak lama Bi Sun pun kembali dengan membawa tespek yang sudah dipesan oleh Nyonya Rita. Davina ingin mengetesnya, dia sudah tak sabar sekali."Bu, bolehkah aku mengetesnya sekarang?" tanya Davina."Sebenarnya yang paling valid adalah besok pagi, Nak. Pipis pertamamu setelah bangun tidur. Tapi jika kau memang penasaran dan jujur Ibu pun juga sangat penasaran sekali. Bagaimana kalau kita cek kali ini saja? Kalau memang haslnya samar kau bisa mengulang lagi besok pagi," usulnya. Davina mengangguk setuju dengan usul Nyonya Rita."Baik, Bu," kata Davina.Untung saja Davina belum terlalu banya

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   Pergi Membeli Tespek

    Pergi membeli tespek "Kau kenapa?" tanya Ibu Davina melihat putrinya sedikit berubah. "Kau nampak tak sehat, Sayang? Kau sakit ya? Pucat sekali," sambungnya. "Benarkah aku nampak pucat, Bu?" sahut Davina. Nyonya Rita menganggukkan kepalanya. "Pantas saja Tuan Lukas khawatir," batinnya lagi. "Aku merasa tidak enak badan dari semam, Ma. Sudah beberapa hari mungkin namun aku terus menahannya. Aku rasanya seperti terkena terus-terusan masuk angin. Karena beberapa malam ini aku selalu lembur malam. Aku setiap pagi akan selalu berkali-kali muntah, entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini begitu parah," jelas Davina. "Apa kau sudah periksa? Jangan-jangan kau terkena asam lambung. Kau setres karena pekerjaan? Apakah kau juga bekerja berat akhir-akhir ini?" tanya Nyonya Rita sambil menghampiri putrinya yang berada di sofa ruang tamu. Davina menggelengkan kepalanya lemah. "Tidak, Ma. Aku tidak pernah punya riwayat sakit maa

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KAU KENAPA, DAVINA?

    KAU KENAPA, DAVINA? "Lalu? Kenapa kok diam begitu tiba-tiba? Aku kira aku tak menginginkan anak dariku," kata Lukas sambil cemberut. "Tentu itu tidak mungkin, Tuan Lukas. Aku juga sangat mencintaimu dan memiliki anak darimu juga adalah salah satu impianku. Tapi bukankah ini aneh sekali, Tuan Lukas?" tanya Davina menoleh ke arah Lukas dengan wajah yang susah di artikan. "Aneh? Apanya yang aneh?" sahut Lukas. "Jika dipikir-pikir kita hampir melakukannya setiap hari. Bahkan kau tak pernah melakukan itu menggunakan pelindung kan? Tapi kenapa aku belum hamil juga ya?" gumam Davina. Lukas mengelus kepala Davina. Bukan tanpa alasan dia sangat yakin jika Tuhan pastilah tahu mana yang terbaik dan kapan waktu yang tepat untuk mereka memiliki anak. Karena kalau di pikir lagi memang benar apa yang dikatakan Davina itu. "Waktu Tuhan pasti yang terbaik, Davina. Apakah itu berarti kau mau kan memiliki anak dariku?" tanya Lukas.

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   ANAK DARI DAVINA?

    ANAK DARI DAVINA? "Sekarang urusan kita sudah selesai kan? Ayo kita cepat masuk dan selesaikan apa yang kita lakukan di pagi hari lagi," aja Lukas. "Lagi?" tanya Davina. Lukas langsung mengangguk denga semangat. "Tentu! Kenapa kau terlihat seperti tidak tahu apa-apa dan meragukan kemampuanku begitu. Sudah aku bilang padamu untuk menyelesaikannya sekali di pagi hari tapi kau menundanya, aku baru keluar sekali. Kurang dua kali," bisik lukas sambil memeluk Davina. "Ck! Baiklah. Karena itu permintaanmu maka aku akan lakukan dengan senang hati, Tuan Lukas. Andai Ibu tahu apa alasan ku terlambat tadi dua puluh menit adalah kau harus melayani Tuan Lukas, akankah dia mengomel?" gumam Davina. "Tak akan berani," sahut Lukas mengecupnya. Ya, kini Lukas memang memiliki kebiasaan baru jika badannya pegal maka dia akan meminta Davina untuk memijatnya setelah bercumbu mesra. Mereka pun segera mengendarai mobil itu pulang ke rumah. Davina

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   AYO KITA SELESAIKAN LAGI

    AYO KITA SELESAIKAN LAGI"Aku tidak bisa merasa lebih baik tentang hal itu, kau akan menjadi Ibu suatu saat nanti. Jadi kau tak akan pernah mengerti bagaimana sakitnya hatiku. Tidak peduli seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkannya, aku hanya ingin kau tahu saja apa alasanku memperlakukanmu," sambungnya. Davina tersenyum sinis."Tunggu saja sampai aku merasa kasihan padamu," ujar Davina kekeh.Jujur saja, sebenarnya hatinya sudah terusik sekali ingin segera membantu Mama angkatnya tapi mengingat lagi semua perlakuan lama angkat yang selama ini membuatnya cukup sakit hati. Apalagi Mama angkatnya juga tak pernah mengatakan maaf sekalipun, baru kali ini dia mendengar ucapan maaf dari mama nya.Tnpa diduga tiba-tiba mama angkat Davina berdiri dari kursinya. Kemudian di langsung menjatuhkan dirinya, dia terduduk di lantai bersimpuh. Ini adalah hal yang mustahil dilakukan oleh mama angkat Davina jika tidak dalam situasi yang sangat mendesak dan itu sempat membuat Davina terpe

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!

    PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!"Kau tahu karena ulahmu buku tabungan barang-barang rumah tangga dan semuanya disita! DAN ITU ULAHMU, KAN?" cerca Mama Davina."Ulahku?" tanya Davina heran."Ya. Ka kan yang membuaat semuanya?" tuduh Mama Angkat Davina."Hahaha. Kau koyol sekali, Tante. Menduhku tanpa bukti. Baiklah kalau begitu, tidak ada lagi alasan bagiku untuk tetap di sini sambil mendengar hal-hal yang menggangguku. Sepertinya kau belum mengerti jika ada kata-kata yang mengganggu telingaku. Sekali lagi aku akan pergi dan aku tidak berkenan mendengarkan umpatan dari mulutmu," tegas Davina."Jadi sebaiknya kau hati-hati!" lanjutnya. 'Glek' mama angkat Davina langsung meneguk ludahnya dengan kasar. Dia tak menyangka anak angkatnya sekarang kini sudah berani berbicara kepadanya seperti itu. Mama angkat Davina terdiam dan memperhatikan Putri angkatnya itu. Dia melihat semua yang dipakai putri angkatnya adalah barang-barang branded salah satu desainer ternama. Bahkan dia mengenakan tas

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   DAVINA DAN TITIK BALIKNYA!

    DAVINA DAN TITIK BALIKNYA! "Pokoknya tidak, Tuan Lukas! Tidak ada acara bercinta siang atau sore hari. Pokoknya bercinta hanya akan dilakukan pada malam hari. Karena aku akan keluar untuk bermain di siang hari. Asal kau tahu saja, Tuan Lukas. Aku sudah menyiapkan banyak baju untuk outfit beitupun dengan bajumu. Seperti layaknya pengantin baru! Ini sangat tidak adil jika kita pergi ke sana dan tidak melakukan apa-apa," protes Davina. "Ya, ini tidak adil. Aku juga merasa sama sekali tidak adil, Davina. Karena aku lebih suka memelukmu seharian dari pada harus berlarian di tepi pantai," sahut Lukas mengeratkan pelukannya sampai dada Davina menempel di badannya. "Kau kan bisa melakukannya kapanpun, Tuan Lukas," jawab Davina. "Ya, tapi aku selalu merasa kurang. Bahkan rasanya satu juta kali lebih banyak daripada waktu luang yang bisa aku lakukan di sana akan ku habiskan untuk memelukmu seperti ini," kata Lukas. "Tapi itu tidak akan berhasi

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI!

    PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI! "Sekarang, makanlah! Aku sudah menyiapkannya," perintah Davina. "Kau tidak berencana memberi aku makan ini lagi kan?" tanya Lukas. "Kenapa memangnya?" sahutnya. "Apa kau lupa, Davina? Kau pernah memberiku makanan ini, kau berkata memasaknya dengan spesial. Kau juga bilang melakukan semua untuk melayaniku dengan sempurna. Tapi apa nyatanya? Kemudian kau menghilang dan pergi begitu saja kan? Kau ingat tidak terakhir kali kau memberi makanan apa? Ini kan?" cerca Lukas. "Kau mengatakan makanan ini penuh kenangan dan memorial. Dan benar, makanan ini juga yang membuatku trauma kehilanganmu, Davina. Karena apa yang kau katakan saat itu sangat membekas dalam benak dan ingatanku. Dimana aku menjadi frustasi dan hampir gila karena kau meninggalkanku setahun lalu dari rumah ini," sambung Lukas. "Sungguh aku takut itu akan terulang lagi, Davina. Aku tak ingin itu terjadi, Davina. Pertama kau merayuku

DMCA.com Protection Status