LUKAS YANG CEKATAN! SEMUA DEMI MAMA!"Sudah lah, Ma. Sudah, tak usah menangis, Lukas benar-benar bahagia kok. Lukas senang bisa menikah dengan Davina," ujar Lukas sambil mengelus tangan Nyonya Lily, hal itu tentu saja membuat Davina tersenyum."Tidak, Mama hanya bahagia saja sekarang. Kedua orang tuamu di surga pasti juga bahagia melihatmu sekarang. Kau bisa merasakan arti keluargamu, bangunlah sendiri rumah tanggamu. Semoga kalian akan bahagia, hanya itu yang bisa Mama panjatkan selama ini. Karena jujur saja seumur hidup Mama, Mama selalu merasa bersalah kepadamu Lukas. Mama selalu merutuki diri sendiri karena takut kau tak nyaman selama ada di rumah Mama, Mama selalu berusaha memperlakukanmu sama dengan Sean, namun pasti seiring berjalannya waktu mungkin ada hal-hal yang membuatmu tak nyaman," ucap Nyonya Lily dengaan nada suara bergetar."Maafkan ya jika Mama dan Papa serta Sean sering kali memperlakukanmu tak adil atau membandingkanmu tak sengaja dengan Sean. Bagaima
BULAN MADU DI MALDIVES!"Tuan Lukas," panggil Davina."Apa?" sahut Lukas."Bukankah kita terlalu mandiri sebagai seorang pengantin? Biasanya seorang pengantin akan naik mobil dan mendapatkan fasilitas seorang sopir. Mereka akan menikmati menjadi raja dan ratu sehari saja," protes Davina."Hahaha, itu hanya pernikahan orang-orang biasa. Bukankah pernikahan kita ini pernikahan luar biasa, jadi menurutku ini jauh lebih baik daripada pernikahan yang banyak. Kau lihat ini adalah pernikahan paling realistis menurutku. Karena kehidupan pernikahan itu akan berjalan selamanya bukan hanya semalam saja. Bukankah begitu?" tanya Lukas."Benar juga ya," sahut Davina lalu tersenyum."Kau tampak cantik menggunakan gaun pengantin itu," puji Lukas."Terima kasih Tuan Lukas," sahut Davina.Mereka pun segera menuju rumah pengantin dan bersiap untuk melakukan bulan madu untuk kali ini mereka akan di jemput Thomas untuk menuju ke bandara. Davina yang memang tak tahu libur
BULAN MADU?"Aku tak mengira kejutan kecil ini bisa membuatnya bahagia," kata Lukas lirih."Hanya saja....""Apa yang kau pikirkan sekarang, Davina?" tanya Lukas medekati Davina. Davina menoleh, sontak ucapan Lukas membuyarkan lamunannya. Davina tersenyum tipis melihat Lukas, kemudian dia kembali melihat ke arah pemandangan depan yang sangat indah."Nothing, tak ada apa-apa Tuan Lukas. Aku hanya sedang meniikmati semua ini. Menganggumi betapa indah semua ciptaannya," jawab Davina."Apakah kau sangat gugup hari ini?" tanya Lukas, Davina pun menoleh dan keningnya mengerut. Dia tak paham apa yang sedang dikatakan oleh Lukas."Apa maksudmu Tuan Lukas?" tanya Davina."Tujuan kita ke sini," jawab Lukas."Ah ya, ini juga bulan madu pertamaku," ujar Davina."Ck! Apakah kau pikir ini bulan madu kedua atau ketigaku? Aku pun merasakan hal yang sama. Ini juga pertama kalinya bagiku," sahut Lukas."Hah? Benarkah? Bukankah selama ini Tuan Lukas memilik
LUKAS SI PENGGODA YANG ISENG SEKALI!"Mungkin kau tidak berpikir hanya hal itu satu-satunya alasan kita terbang jauh ke sini kan? Apa kau pikir aku akan memiliki banyak waktu bersenang-senang selain itu? Untuk apa aku sampai rela mengeluarkan budget lebih? Menyewa Pulau tropis seperti ini jika tidak untuk bersenang-senang denganmu. Ayok kita mulai? Dari mana kita harus memulainya?" ajak Lukas."Aku tidak peduli seberapa besar tujuan pernikahan ini, Davina. Tapi yang jelas ini malam pertama kita. Bukankah seharusnya kita menghabiskan malam di tempat yang bagus," bisiknya lagi sambil memeluk Davina. Wajah Davina pun memerah."Kau jangan seperti itu Tuan Lukas, ini bukan malam pertama lagi kan? Kau sudah melakukannya berkali-kali denganku," perotes Davina"Kata siapa? Menurutku ini tetap akan menjadi malam pertama kita setelah pernikahan. Benar bukan?" sahutnya sambil mengelus pipi Davina."Davina, menurutku ini pertama kalinya aku mendapatkan pasangan yang serasi.
SISI LAIN BAHAGIA YANG TAK MELULU SOAL UANG"Sudahlah Tuan Lukas, jangan ikuti aku lagi. Aku mau mandi," kata Davina pergi ke kamar mandi utama. Dia melangkah, tapi alangkah terkejutnya Davina saat melihat ke kamar mandi itu."TUAN LUKASS!" pekik Davina dengan geram. Hal ini karena ternyata kamar mandi itu model setengah transparan dengan kaca bening. Jadi membuat orang di luar bisa melihat ke dalam kamar mandi. Davina menggelengkan kepalanya."Benar-benar Tuan Lukas! Dia sepertinya sudah menyiapkan semua seperti ini. Aku sudah lama berada di pesawat dan aku benar-benar ingin mandi. Badanku sudah lengket semua, tapi aku malu jika mandi sekarang. Mungkin aku bisa berenang di kolam renang daripada aku harus mandi di bath up setengah terbuka seperti ini ini akan menguntungkan Tuan Lukas sekali, tapi aku sangat senang kepada desain kamar mandinya," gumam Davina melihat sekeliling kamar mandi. Lukas pun masuk, "Kenapa kau terdiam? Apakah kau tak jadi mandi? Aku sudah menunggunya di sofa,
MENGAPA KAU TAK JUJUR TENTANG SEPATU MERAH ITU, DAVINA?"Keluarlah, Tuan Lukas," usir Davina lagi."Baiklah, kalau begitu hari ini aku yang mengalah. Jadi mandilah," ucap Lukas sambil pergi meninggalkan Davina. Davina tersenyum lega, dia pun menyalakan keran airnya dan mulai membasahi tubuhnya. Segar sekali rasanya bisa mandi, tapi Davina lupa dia berada di kamar mandi tanpa membawa dalamannya. Hanya handuk lingere berbentuk kimono yang seksi itu."Apa tidak masalah pergi dengan tidak memakai celana dalam juga ya? Kata tuan Lukas ini adalah pulau pribadinya dan dia sudah menyewanya dengan cukup mahal. Aku juga ingin merasa sensasi yang demikian," kata Davina. Dengan percaya diri, Davina pun mengenakan lingerie kimono itu. Dia pun keluar perlahan, celingak celinguk karena tak melihat Davin."Kemana dia pergi? Apa dia keluar sebentar ya? Ah, rasanya aku sangat aman di sini. Bebas sekali," gumam Davina sambil pergi keluar. 'Plak' 'Plak' suara gemericik ai
BULAN MADU PENUH ARTI"Mengapa kau tak jujur perihal sepatu merah itu, Davina? Bukankah kau wanita yang menggunakan sepatu merah itu? Kau kan yang memperkosaku malam itu? Mengapa kau tak jujur dan menyembunyikan semuanya?""Apa maksudmu, Tu...Tuan Lukas," gumam Davina.Lukas tak menjawab, dia langsung memasukkan batangnya pada Davina. Membuat pikiran Davina langsung buyar seketika."Argghhhh!" pekik Davina keras."Bahkan saat kau mendesah pun seksi seperti ini," puji Lukas."Bersyukurlah Tuan Lukas, karena kau memiliki istri seksi sepertiku," ucap Davina."Benar, kau sangat seksi," sahut Lukas."Lanjutkan Tuan Lukas," pinta Davina."Kau mulai berani ya," ujar Lukas, Davina memalingkan mukanya karena malu."Davina, aku juga ingin melihat istriku memohon untuk dimasukkan," pinta Lukas. Davina tersenyum tipis, dia mencium bibir Lukas. Lukas tersentak kaget, namun sepersekian detik dia mulai bisa menguasai keadaan dan melumat bibir Davina. Mereka saling melumat, Davina melepaskan lumat
PERASAAN PADA ALEXANDRIA YANG SUDAH PUDAR?"Kenapa kau tersenyum penuh arti begitu? Apa yang kau pikirkan?" tanya Lukas melihat Davina yang berdiri sambil tersenyum melihatnya. Tiba-tiba saja Davina tersentak dari lamunannya mendengarkan ucapan Lukas. Dia melihat ke arah Lukas, tak menyangka lelaki itu sudah berada di depannya. Lukas memang sangat cekatan sekali dalam segala hal. Dia menghampiri Davina."Kenapa kau terlihat terkejut begitu?" sambung Lukas."Hah?" sahut Davina."Kau sudah bangun ya? Nyenyak tidurmu?" tanya Lukas sambil mengeringkan rambutnya. Davina menganggukkan kepalanya."Sepertinya kau sudah dari tadi berenangnya kan? Kau sangat cepat dan gesit sekali, Tuan Lukas," puji Davina."Ya, aku sudah dari tadi. Dari kita bangun bercinta," ucap Lukas."Kenapa memangnya? Apakah Tuan Lukas tak bisa tidur lagi?" tanya Davina."Ya begitulah," jawab Lukas."Apakah Tuan Sean juga jago berenang seperti ini?" tanya Davina tiba-tiba menyele
EXTRA PART"Tuhan terima kasih! Terimakasih!" pekik Lukas sambil terus memeluk Davina, dia menciumi Davina kemudian mengelus perlahan Davina ya memang sedikit menggendut."Aku pikir kau gendut karena terlalu banyak makan, ternyata kalau hamil," gumam Lukas. Davina langsung mendelikkan matanya ke arah Lukas."Oh kalau aku gendut aku tak cantik lagi? Begitu?" protes Davina. Lukas langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menyadari kesalahannya."Tidak Sayang, tidak. Kau mau gendut atau kurus tetap cantik, kau makin montoq dan menggairahkan saat gendut. Apalagi saat ini, kau sedang mengandung buah cinta. Mari kita periksa, kita harus segera memeriksakan kehamilanmu, Davina," jawab Lukas."Tapi benar ka, Tuan Lukas? Aku masih cantikkan?""Tentu dong. Cantikmu bertambah berkali kali lipat saat hamil, jadi jangan sampai bayi ini kenapa-kenapa ya, Sayang. Dia akan menjadi seorang yang hebat kelak karena memiliki orang tua seperti kita. Aku pastikan itu, jika dia wanita akan cantik se
KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!TAMAT!"Aku takut kecewa, Bu. Bagaimana kalau ini hanya sakit biasa" tanya Davina."Kalau memang kau tak hamil maka tak masalah. Toh kalian masih punya banyak waktu yang penting, kita tespek dulu agar jelas semuanya. Ibu yakin kau hamil," jawab"Entahlah, Bu. Aku takut," kata Davina."Aku takut banyak berharap. Karena selama ini aku juga tak kunjung hamil," sambungnya lagi.Tak lama Bi Sun pun kembali dengan membawa tespek yang sudah dipesan oleh Nyonya Rita. Davina ingin mengetesnya, dia sudah tak sabar sekali."Bu, bolehkah aku mengetesnya sekarang?" tanya Davina."Sebenarnya yang paling valid adalah besok pagi, Nak. Pipis pertamamu setelah bangun tidur. Tapi jika kau memang penasaran dan jujur Ibu pun juga sangat penasaran sekali. Bagaimana kalau kita cek kali ini saja? Kalau memang haslnya samar kau bisa mengulang lagi besok pagi," usulnya. Davina mengangguk setuju dengan usul Nyonya Rita."Baik, Bu," kata Davina.Untung saja Davina belum terlalu banya
Pergi membeli tespek "Kau kenapa?" tanya Ibu Davina melihat putrinya sedikit berubah. "Kau nampak tak sehat, Sayang? Kau sakit ya? Pucat sekali," sambungnya. "Benarkah aku nampak pucat, Bu?" sahut Davina. Nyonya Rita menganggukkan kepalanya. "Pantas saja Tuan Lukas khawatir," batinnya lagi. "Aku merasa tidak enak badan dari semam, Ma. Sudah beberapa hari mungkin namun aku terus menahannya. Aku rasanya seperti terkena terus-terusan masuk angin. Karena beberapa malam ini aku selalu lembur malam. Aku setiap pagi akan selalu berkali-kali muntah, entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini begitu parah," jelas Davina. "Apa kau sudah periksa? Jangan-jangan kau terkena asam lambung. Kau setres karena pekerjaan? Apakah kau juga bekerja berat akhir-akhir ini?" tanya Nyonya Rita sambil menghampiri putrinya yang berada di sofa ruang tamu. Davina menggelengkan kepalanya lemah. "Tidak, Ma. Aku tidak pernah punya riwayat sakit maa
KAU KENAPA, DAVINA? "Lalu? Kenapa kok diam begitu tiba-tiba? Aku kira aku tak menginginkan anak dariku," kata Lukas sambil cemberut. "Tentu itu tidak mungkin, Tuan Lukas. Aku juga sangat mencintaimu dan memiliki anak darimu juga adalah salah satu impianku. Tapi bukankah ini aneh sekali, Tuan Lukas?" tanya Davina menoleh ke arah Lukas dengan wajah yang susah di artikan. "Aneh? Apanya yang aneh?" sahut Lukas. "Jika dipikir-pikir kita hampir melakukannya setiap hari. Bahkan kau tak pernah melakukan itu menggunakan pelindung kan? Tapi kenapa aku belum hamil juga ya?" gumam Davina. Lukas mengelus kepala Davina. Bukan tanpa alasan dia sangat yakin jika Tuhan pastilah tahu mana yang terbaik dan kapan waktu yang tepat untuk mereka memiliki anak. Karena kalau di pikir lagi memang benar apa yang dikatakan Davina itu. "Waktu Tuhan pasti yang terbaik, Davina. Apakah itu berarti kau mau kan memiliki anak dariku?" tanya Lukas.
ANAK DARI DAVINA? "Sekarang urusan kita sudah selesai kan? Ayo kita cepat masuk dan selesaikan apa yang kita lakukan di pagi hari lagi," aja Lukas. "Lagi?" tanya Davina. Lukas langsung mengangguk denga semangat. "Tentu! Kenapa kau terlihat seperti tidak tahu apa-apa dan meragukan kemampuanku begitu. Sudah aku bilang padamu untuk menyelesaikannya sekali di pagi hari tapi kau menundanya, aku baru keluar sekali. Kurang dua kali," bisik lukas sambil memeluk Davina. "Ck! Baiklah. Karena itu permintaanmu maka aku akan lakukan dengan senang hati, Tuan Lukas. Andai Ibu tahu apa alasan ku terlambat tadi dua puluh menit adalah kau harus melayani Tuan Lukas, akankah dia mengomel?" gumam Davina. "Tak akan berani," sahut Lukas mengecupnya. Ya, kini Lukas memang memiliki kebiasaan baru jika badannya pegal maka dia akan meminta Davina untuk memijatnya setelah bercumbu mesra. Mereka pun segera mengendarai mobil itu pulang ke rumah. Davina
AYO KITA SELESAIKAN LAGI"Aku tidak bisa merasa lebih baik tentang hal itu, kau akan menjadi Ibu suatu saat nanti. Jadi kau tak akan pernah mengerti bagaimana sakitnya hatiku. Tidak peduli seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkannya, aku hanya ingin kau tahu saja apa alasanku memperlakukanmu," sambungnya. Davina tersenyum sinis."Tunggu saja sampai aku merasa kasihan padamu," ujar Davina kekeh.Jujur saja, sebenarnya hatinya sudah terusik sekali ingin segera membantu Mama angkatnya tapi mengingat lagi semua perlakuan lama angkat yang selama ini membuatnya cukup sakit hati. Apalagi Mama angkatnya juga tak pernah mengatakan maaf sekalipun, baru kali ini dia mendengar ucapan maaf dari mama nya.Tnpa diduga tiba-tiba mama angkat Davina berdiri dari kursinya. Kemudian di langsung menjatuhkan dirinya, dia terduduk di lantai bersimpuh. Ini adalah hal yang mustahil dilakukan oleh mama angkat Davina jika tidak dalam situasi yang sangat mendesak dan itu sempat membuat Davina terpe
PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!"Kau tahu karena ulahmu buku tabungan barang-barang rumah tangga dan semuanya disita! DAN ITU ULAHMU, KAN?" cerca Mama Davina."Ulahku?" tanya Davina heran."Ya. Ka kan yang membuaat semuanya?" tuduh Mama Angkat Davina."Hahaha. Kau koyol sekali, Tante. Menduhku tanpa bukti. Baiklah kalau begitu, tidak ada lagi alasan bagiku untuk tetap di sini sambil mendengar hal-hal yang menggangguku. Sepertinya kau belum mengerti jika ada kata-kata yang mengganggu telingaku. Sekali lagi aku akan pergi dan aku tidak berkenan mendengarkan umpatan dari mulutmu," tegas Davina."Jadi sebaiknya kau hati-hati!" lanjutnya. 'Glek' mama angkat Davina langsung meneguk ludahnya dengan kasar. Dia tak menyangka anak angkatnya sekarang kini sudah berani berbicara kepadanya seperti itu. Mama angkat Davina terdiam dan memperhatikan Putri angkatnya itu. Dia melihat semua yang dipakai putri angkatnya adalah barang-barang branded salah satu desainer ternama. Bahkan dia mengenakan tas
DAVINA DAN TITIK BALIKNYA! "Pokoknya tidak, Tuan Lukas! Tidak ada acara bercinta siang atau sore hari. Pokoknya bercinta hanya akan dilakukan pada malam hari. Karena aku akan keluar untuk bermain di siang hari. Asal kau tahu saja, Tuan Lukas. Aku sudah menyiapkan banyak baju untuk outfit beitupun dengan bajumu. Seperti layaknya pengantin baru! Ini sangat tidak adil jika kita pergi ke sana dan tidak melakukan apa-apa," protes Davina. "Ya, ini tidak adil. Aku juga merasa sama sekali tidak adil, Davina. Karena aku lebih suka memelukmu seharian dari pada harus berlarian di tepi pantai," sahut Lukas mengeratkan pelukannya sampai dada Davina menempel di badannya. "Kau kan bisa melakukannya kapanpun, Tuan Lukas," jawab Davina. "Ya, tapi aku selalu merasa kurang. Bahkan rasanya satu juta kali lebih banyak daripada waktu luang yang bisa aku lakukan di sana akan ku habiskan untuk memelukmu seperti ini," kata Lukas. "Tapi itu tidak akan berhasi
PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI! "Sekarang, makanlah! Aku sudah menyiapkannya," perintah Davina. "Kau tidak berencana memberi aku makan ini lagi kan?" tanya Lukas. "Kenapa memangnya?" sahutnya. "Apa kau lupa, Davina? Kau pernah memberiku makanan ini, kau berkata memasaknya dengan spesial. Kau juga bilang melakukan semua untuk melayaniku dengan sempurna. Tapi apa nyatanya? Kemudian kau menghilang dan pergi begitu saja kan? Kau ingat tidak terakhir kali kau memberi makanan apa? Ini kan?" cerca Lukas. "Kau mengatakan makanan ini penuh kenangan dan memorial. Dan benar, makanan ini juga yang membuatku trauma kehilanganmu, Davina. Karena apa yang kau katakan saat itu sangat membekas dalam benak dan ingatanku. Dimana aku menjadi frustasi dan hampir gila karena kau meninggalkanku setahun lalu dari rumah ini," sambung Lukas. "Sungguh aku takut itu akan terulang lagi, Davina. Aku tak ingin itu terjadi, Davina. Pertama kau merayuku