Share

INSTING LUKAS!

last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-24 15:00:05

INSTING LUKAS!

"Berani-beraninya kau membuka mata di depanku seperti itu!" teriak Mama Devina bersiap menampar Davina sekali lagi. Namun dengan sigap Davina menahannya.

"Cukup!" teriak Davina mencekal tangan Mama nya. Dia menahannya sekuat tenaga dengan tangis nya yang masih berlinang membasahi pipi.

"Hentikan, Ma. Apa yang sebenarnya merasukimu? Hah? Apakah selama ini kau pikir aku tidak bisa mengalahkanmu? Andai saja aku mau melakukannya dengan kekuatan yang aku miliki, maka aku bisa saja dengan cepat mengalahkanmu. Kekuatanmu tak sebesar kekuatanku. Tapi aku selalu menahannya, karena aku tidak bisa melakukan hal yang sama pada orang tua yang lebih dariku. Kalau kau menyentuhku lagi, aku akan melakukan hal yang sama denganmu! INGAT ITU!" kata Davina dengan tatapan dinginnya.

Melihat keberanian Davina Itu membuat mamanya sangat syok. Dia tak menyangka putrinya bisa berani berbuat senekat Itu. Padahal selama ini dia selalu patuh padanya, bahkan tangannya ini terasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   AJAKAN LUKAS!

    AJAKAN LUKAS!"Davina kau kenapa, Davina? Mengapa kau menangis seperti ini?" tanya Lukas, mengelus punggung Davina. Davina pun menangis hebat."Huhu!!! Tuan Lukas," keluh Davina. Sambil menangis di pelukan Lukas. "Davina menghentikan ini, di cafe. Kau kenapa sebenarnya?" tanya Lukas."Ayo kita pergi dulu," kata Lukas merangkul Davina. Dia baru bisa melihat jelas wajah Davina di bawah pipinya, merah lebam tanda dia baru mendapatkan kekerasan. Sedangkan wajahnya bengkak memerah tanda bahwa dia terlalu banyak mengeluarkan air matanya dan menangis. Davina pun menggandeng ke arah dengan Lukas, dia pergi ke suatu rumah tapi bukan apartemen Lukas."Di mana kita? Ini bukan apartemen-mu kan, Tuan Lukaa?" tanya Davina melangkahkan kaki nya."Ini adalah rumah yang akan kita tempati setelah menikah," jawab Lukas."Oh. Aku tak mengira jika rumah itu akan jadi secepat ini, Tuan Lukas. Interior rumah yang akan menjadi tempat tinggalnya," ujar Davina."Ini jug

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KENANGAN MASA KECIL DAN MASA DEPAN BERCAMPUR MENJADI SATU!

    KENANGAN MASA KECIL DAN MASA DEPAN BERCAMPUR MENJADI SATU!"Tidak perlu berterima kasih. Oh ya mari kita ubah lokasi pernikahannya, aku akan ganti ke lokasi yang lebih kecil diam-diam. Agar orang tuamu tidak datang, aku tidak ingin mereka mengacaukan pernikahannya. Toh mereka hanya orang tua angkatmu kan? Dia tidak perlu datang dan tahu acara kita kan?" tanya Lukas. Davina pun menganggukkan kepalanya."Lalu teman-temanmu? Apakah mereka perlu datang juga?" tanya Lukas."Bagaimana menurutmu, Tuan Lukas?" sahut Davina."Baiklah gampang. Aku akan mengaturnya nanti," ujar Lukas."Davina, aku pikir kau tumbuh dengan penuh kasih sayang. Tapi melihat kejadian hari ini sepertinya tidak, aku berubah pikiran. Kau pasti tidak ingin mengundang orang tuamu yang seperti itu, ke pernikahanmu. Untuk apa mengundang orang-orang yang bahkan tidak ingin kau temui lagi," ujar Davina."Tapi di mana kau akan mengubah lokasinya sekarang, Tuan Lukas. Waktunya kurang dari sepuluh hari. Apakah ada hotel atau ged

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   APAKAH AKU MASUK KATEGORI ANAK DURHAKA?

    APAKAH AKU MASUK KATEGORI ANAK DURHAKA?"Apa cukup jika hanya satu dan di sana?" tanya Davina sambil melihatnya."Aku lebih suka dadamu yang indah," jawab Lukas."Kenapa harus dada? Rasanya berlebihan sekali untuk upah semangkuk nasi dan kecap asin," tolak Davina sambil cemberut. Lukas tersenyum, dia begitu senang menggoda Davina."Aku kan sudah bilang padamu Ini pertama kalinya aku memasak sendiri setelah sekian waktu selalu dilayani. Bahkan kau juga berkata bahwa Ini pertama kalinya ada seorang lelaki yang memasak makanan untukmu kan? Harusnya ini menjadi sesuatu yang spesial. Kau tidak keberatan kalau kau membiarkanku melakukan itu kan?" goda Lukas."Tidak!" tegas Davina."Pokoknya aku tidak mau negosiasi lagi denganmu, Tuan Lukas. Lupakan masalah tadi, semua sudah berakhir. Ayo kita makan," ujar Davina sambil menggelengkan kepalanya. Lukas hanya tersenyum.Setelah selesai makan mereka berdua berbincang sebentar. Tanpa diperintah Lukas segera members

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   AJAKAN KE TAMAN HIBURAN

    AJAKAN KE TAMAN HIBURAN"Apakah ini masuk dalam kategori sebagai anak durhaka?" tanya Davina pada dirinya sendiri.Bahkan diam-diam Davina memang berniat untuk tidak memberitahu pernikahannya, karena cukup sakit hati dengan perbuatan Ibu tirinya terakhir kali. Apalagi pernikahan mereka akan diajukan oleh Lukas bahkan tempatnya akan di ganti. Biarlah dia hadir sendiri dalam pernikahan ini, namun satu hal yang pasti mereka akan marah dan menerornya. Tapi Davina berniat untuk tak mau ambil pusing lagi. Dia akan memilih untuk diam, tapi di sisi lain dia juga berpikir mungkin Lukas sudah mengatur semuanya tanpa Davina tahu. Tiba-tiba kepala Davina dipukul oleh Gina dengan menggunakan kertas proposalnya."Kenapa kau sedari tadi aku lihat melamun saja? Apa yang membuatmu begini?" ujarnya."Hehehe, maaf! Aku memang tak fokus hari ini," keluh Davina."Kenapa kau melamun? Apakah kau tak nyaman? Atau kau sedih? Apa yang membuatmu sedih? Apa kau terganggu dengan hari

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   SESUATU YANG LAIN!

    SESUATU YANG LAIN!"Di mana Tuan Lukas ya? Padahal dia itu adalah orang yang sangat on time sekali, rasanya tak mungkin dia tak datang tepat waktu," kata Davina. Dea langsung menyenggol lengan Davina."Davina! Davina! Lihat itu, ke arah kanan jam dua belas, bukankah di sana itu adalah Tuan Lukas?" tanya Dea sambil menunjuk ke arah kedatangan Lukas."Mana? Mana?" kata Davina menengok ke arah yang di tunjuk Dea itu."Ah aku bisa melihatnya," kata Davina melihat Lukas yang juga nampak celingukan. Davina tersenyum tipis, baginya Ini pertama kali dia bisa melihat penampilan Lukas sangat casual. Dia hanya mengenakan celana jeans berwarna putih dipadukan dengan kaos hitam dan sepatu sportnya. Membuat tampilannya sangat menawan di mata Davina."Tuan Lukas! Tuan Lukas! Di sini," teriak Dea langsung kegirangan. Davina pun terdiam, tersipu malu, dan terpesona dengan penampiilan Lukas.Lukas tersenyum ke arah Davina, kali ini Davina mengenakan turtle neck panjang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   AKANKAH TUAN LUKAS DATANG?

    AKANKAH TUAN LUKAS DATANG?"Kau memiliki nomor Tuan Lukas? Memang dari mana kau memilikinya bukankah kalian baru mengenal, bagaimana bisa...."'Tut tut tut' telepon langsung diputus sepihak oleh Dea. Davina pun hanya bisa menggerutu, sementara itu Dea pun segera memencet nomor Lukas. Nomor yang dulu sering dihubungi ketika Alexandria pulang terlalu mabuk di klub malam, Lukas selalu menjemputnya. Itulah yang menyebabkan dia selalu memiliki nomor Lukas dan sekarang dia menghubungi Lukas lagi. Namun bukan perkara Alexandria tapi berhubungan dengan Davina."Satu orang lelaki dan dua wanita, akankah nasib percintaannya sama," batin Davina dalam hati. Davina pun segera memanggil nomor Lukas."Halo kenapa kau menghubungiku lagi? Kau tidak akan mengatakan bahwa Alexandria mabuk kan?" sindir Lukas."Tidak, aku tidak ingin mengatakan itu. Aku ingin berdamai denganmu dan aku ingin membuka lembaran baru. Masa lalumu dengan Alexandria itu adalah urusan kalian, yang jelas kau

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERASAAN APA INI?

    PERASAAN APA INI?"Apakah kau juga akan berlaku seperti wanita di luaran sana meskipun ini hanya pernikahan kontrak?" tanya Lukas."Maksudnya?""Apakah kau akan mengomeliku?" ucap Davina."Tentu," jawab Davina bersemangat."Aku akan melakukannya Tuan Lukas, aku mengomelimu jika kau sampai melakukan hal-hal yang di luar batas toleransiku. Meskipun aku membebaskanmu, tapi tidak dengan kau bertindak semaumu dan sesukamu di rumah itu. Karena bagaimanapun juga kau harus menghormati hak-hakku juga, Tuan Lukas," tegas Davina."Iya iya! Jadi aku harus berhati-hati agar hal itu tidak terjadi," jawab Lukas."Ingatlah itu baik-baik, Tuan Lukas," ancam Davina, Lukas pun hanya tersenyum. Tak terasa mereka menghabiskan waktu mengobrol dan tiba-tiba sudah ada di wahana yang akan mereka naiki. Ini pertama kalinya mereka ke taman bermain sehingga Davina dan Lukas sama-sama bingung, ketika kereta seluncur itu sudah ada di depan mereka. Davina dan Lukas saling berpandangan."Davina bolehkah aku jujur p

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KETULUSAN SAHABAT!

    KETULUSAN SAHABAT!"Apa yang aku lakukan? Perasaan apa ini?" batin Lukas dalam hati.Lukas terdiam, dia memandangi tangannya. Ini baru pertama kalinya dia melindungi wanita sampai sepanik itu, dulu bersama Alexandria meskipun gadis itu mabuk dan keluar masuk klub malam dia tak akan menyentuhnya sama sekali. Bahkan acap kali dia mengajak Sean atau pun Thomas untuk menjemput Davina. Karena tidak ingin bersentuhan langsung dengan Alexandria."Apa ini? Kenapa aku menyentuhnya. Bahkan aku belum pernah melakukan ini sebelumnya, aku tidak tahu mengapa itu terjadi dan aku reflek melakukannya! Aku...aku seperti tidak mengenali diriku sendiri," batin Lukas dalam hati."Kenapa aku melakukan itu semua?" kata Lukas sambil mengepalkan tangannya."Tuan Lukas," panggil Davina menoleh baru menyadari Lukas masih duduk dalam perahu seluncurnya.Akhirnya setelah trauma menaiki wahana, Lukas dan Davina pun memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi taman hiburan. Melihat Dea dan Dian yang asik menaiki

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28

Bab terbaru

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   EXTRA PART

    EXTRA PART"Tuhan terima kasih! Terimakasih!" pekik Lukas sambil terus memeluk Davina, dia menciumi Davina kemudian mengelus perlahan Davina ya memang sedikit menggendut."Aku pikir kau gendut karena terlalu banyak makan, ternyata kalau hamil," gumam Lukas. Davina langsung mendelikkan matanya ke arah Lukas."Oh kalau aku gendut aku tak cantik lagi? Begitu?" protes Davina. Lukas langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menyadari kesalahannya."Tidak Sayang, tidak. Kau mau gendut atau kurus tetap cantik, kau makin montoq dan menggairahkan saat gendut. Apalagi saat ini, kau sedang mengandung buah cinta. Mari kita periksa, kita harus segera memeriksakan kehamilanmu, Davina," jawab Lukas."Tapi benar ka, Tuan Lukas? Aku masih cantikkan?""Tentu dong. Cantikmu bertambah berkali kali lipat saat hamil, jadi jangan sampai bayi ini kenapa-kenapa ya, Sayang. Dia akan menjadi seorang yang hebat kelak karena memiliki orang tua seperti kita. Aku pastikan itu, jika dia wanita akan cantik se

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!

    KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!TAMAT!"Aku takut kecewa, Bu. Bagaimana kalau ini hanya sakit biasa" tanya Davina."Kalau memang kau tak hamil maka tak masalah. Toh kalian masih punya banyak waktu yang penting, kita tespek dulu agar jelas semuanya. Ibu yakin kau hamil," jawab"Entahlah, Bu. Aku takut," kata Davina."Aku takut banyak berharap. Karena selama ini aku juga tak kunjung hamil," sambungnya lagi.Tak lama Bi Sun pun kembali dengan membawa tespek yang sudah dipesan oleh Nyonya Rita. Davina ingin mengetesnya, dia sudah tak sabar sekali."Bu, bolehkah aku mengetesnya sekarang?" tanya Davina."Sebenarnya yang paling valid adalah besok pagi, Nak. Pipis pertamamu setelah bangun tidur. Tapi jika kau memang penasaran dan jujur Ibu pun juga sangat penasaran sekali. Bagaimana kalau kita cek kali ini saja? Kalau memang haslnya samar kau bisa mengulang lagi besok pagi," usulnya. Davina mengangguk setuju dengan usul Nyonya Rita."Baik, Bu," kata Davina.Untung saja Davina belum terlalu banya

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   Pergi Membeli Tespek

    Pergi membeli tespek "Kau kenapa?" tanya Ibu Davina melihat putrinya sedikit berubah. "Kau nampak tak sehat, Sayang? Kau sakit ya? Pucat sekali," sambungnya. "Benarkah aku nampak pucat, Bu?" sahut Davina. Nyonya Rita menganggukkan kepalanya. "Pantas saja Tuan Lukas khawatir," batinnya lagi. "Aku merasa tidak enak badan dari semam, Ma. Sudah beberapa hari mungkin namun aku terus menahannya. Aku rasanya seperti terkena terus-terusan masuk angin. Karena beberapa malam ini aku selalu lembur malam. Aku setiap pagi akan selalu berkali-kali muntah, entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini begitu parah," jelas Davina. "Apa kau sudah periksa? Jangan-jangan kau terkena asam lambung. Kau setres karena pekerjaan? Apakah kau juga bekerja berat akhir-akhir ini?" tanya Nyonya Rita sambil menghampiri putrinya yang berada di sofa ruang tamu. Davina menggelengkan kepalanya lemah. "Tidak, Ma. Aku tidak pernah punya riwayat sakit maa

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KAU KENAPA, DAVINA?

    KAU KENAPA, DAVINA? "Lalu? Kenapa kok diam begitu tiba-tiba? Aku kira aku tak menginginkan anak dariku," kata Lukas sambil cemberut. "Tentu itu tidak mungkin, Tuan Lukas. Aku juga sangat mencintaimu dan memiliki anak darimu juga adalah salah satu impianku. Tapi bukankah ini aneh sekali, Tuan Lukas?" tanya Davina menoleh ke arah Lukas dengan wajah yang susah di artikan. "Aneh? Apanya yang aneh?" sahut Lukas. "Jika dipikir-pikir kita hampir melakukannya setiap hari. Bahkan kau tak pernah melakukan itu menggunakan pelindung kan? Tapi kenapa aku belum hamil juga ya?" gumam Davina. Lukas mengelus kepala Davina. Bukan tanpa alasan dia sangat yakin jika Tuhan pastilah tahu mana yang terbaik dan kapan waktu yang tepat untuk mereka memiliki anak. Karena kalau di pikir lagi memang benar apa yang dikatakan Davina itu. "Waktu Tuhan pasti yang terbaik, Davina. Apakah itu berarti kau mau kan memiliki anak dariku?" tanya Lukas.

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   ANAK DARI DAVINA?

    ANAK DARI DAVINA? "Sekarang urusan kita sudah selesai kan? Ayo kita cepat masuk dan selesaikan apa yang kita lakukan di pagi hari lagi," aja Lukas. "Lagi?" tanya Davina. Lukas langsung mengangguk denga semangat. "Tentu! Kenapa kau terlihat seperti tidak tahu apa-apa dan meragukan kemampuanku begitu. Sudah aku bilang padamu untuk menyelesaikannya sekali di pagi hari tapi kau menundanya, aku baru keluar sekali. Kurang dua kali," bisik lukas sambil memeluk Davina. "Ck! Baiklah. Karena itu permintaanmu maka aku akan lakukan dengan senang hati, Tuan Lukas. Andai Ibu tahu apa alasan ku terlambat tadi dua puluh menit adalah kau harus melayani Tuan Lukas, akankah dia mengomel?" gumam Davina. "Tak akan berani," sahut Lukas mengecupnya. Ya, kini Lukas memang memiliki kebiasaan baru jika badannya pegal maka dia akan meminta Davina untuk memijatnya setelah bercumbu mesra. Mereka pun segera mengendarai mobil itu pulang ke rumah. Davina

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   AYO KITA SELESAIKAN LAGI

    AYO KITA SELESAIKAN LAGI"Aku tidak bisa merasa lebih baik tentang hal itu, kau akan menjadi Ibu suatu saat nanti. Jadi kau tak akan pernah mengerti bagaimana sakitnya hatiku. Tidak peduli seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkannya, aku hanya ingin kau tahu saja apa alasanku memperlakukanmu," sambungnya. Davina tersenyum sinis."Tunggu saja sampai aku merasa kasihan padamu," ujar Davina kekeh.Jujur saja, sebenarnya hatinya sudah terusik sekali ingin segera membantu Mama angkatnya tapi mengingat lagi semua perlakuan lama angkat yang selama ini membuatnya cukup sakit hati. Apalagi Mama angkatnya juga tak pernah mengatakan maaf sekalipun, baru kali ini dia mendengar ucapan maaf dari mama nya.Tnpa diduga tiba-tiba mama angkat Davina berdiri dari kursinya. Kemudian di langsung menjatuhkan dirinya, dia terduduk di lantai bersimpuh. Ini adalah hal yang mustahil dilakukan oleh mama angkat Davina jika tidak dalam situasi yang sangat mendesak dan itu sempat membuat Davina terpe

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!

    PERTEMUAN DENGAN MAMA ANGKAT!"Kau tahu karena ulahmu buku tabungan barang-barang rumah tangga dan semuanya disita! DAN ITU ULAHMU, KAN?" cerca Mama Davina."Ulahku?" tanya Davina heran."Ya. Ka kan yang membuaat semuanya?" tuduh Mama Angkat Davina."Hahaha. Kau koyol sekali, Tante. Menduhku tanpa bukti. Baiklah kalau begitu, tidak ada lagi alasan bagiku untuk tetap di sini sambil mendengar hal-hal yang menggangguku. Sepertinya kau belum mengerti jika ada kata-kata yang mengganggu telingaku. Sekali lagi aku akan pergi dan aku tidak berkenan mendengarkan umpatan dari mulutmu," tegas Davina."Jadi sebaiknya kau hati-hati!" lanjutnya. 'Glek' mama angkat Davina langsung meneguk ludahnya dengan kasar. Dia tak menyangka anak angkatnya sekarang kini sudah berani berbicara kepadanya seperti itu. Mama angkat Davina terdiam dan memperhatikan Putri angkatnya itu. Dia melihat semua yang dipakai putri angkatnya adalah barang-barang branded salah satu desainer ternama. Bahkan dia mengenakan tas

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   DAVINA DAN TITIK BALIKNYA!

    DAVINA DAN TITIK BALIKNYA! "Pokoknya tidak, Tuan Lukas! Tidak ada acara bercinta siang atau sore hari. Pokoknya bercinta hanya akan dilakukan pada malam hari. Karena aku akan keluar untuk bermain di siang hari. Asal kau tahu saja, Tuan Lukas. Aku sudah menyiapkan banyak baju untuk outfit beitupun dengan bajumu. Seperti layaknya pengantin baru! Ini sangat tidak adil jika kita pergi ke sana dan tidak melakukan apa-apa," protes Davina. "Ya, ini tidak adil. Aku juga merasa sama sekali tidak adil, Davina. Karena aku lebih suka memelukmu seharian dari pada harus berlarian di tepi pantai," sahut Lukas mengeratkan pelukannya sampai dada Davina menempel di badannya. "Kau kan bisa melakukannya kapanpun, Tuan Lukas," jawab Davina. "Ya, tapi aku selalu merasa kurang. Bahkan rasanya satu juta kali lebih banyak daripada waktu luang yang bisa aku lakukan di sana akan ku habiskan untuk memelukmu seperti ini," kata Lukas. "Tapi itu tidak akan berhasi

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI!

    PERGI BULAN MADU KE MALDIVES LAGI! "Sekarang, makanlah! Aku sudah menyiapkannya," perintah Davina. "Kau tidak berencana memberi aku makan ini lagi kan?" tanya Lukas. "Kenapa memangnya?" sahutnya. "Apa kau lupa, Davina? Kau pernah memberiku makanan ini, kau berkata memasaknya dengan spesial. Kau juga bilang melakukan semua untuk melayaniku dengan sempurna. Tapi apa nyatanya? Kemudian kau menghilang dan pergi begitu saja kan? Kau ingat tidak terakhir kali kau memberi makanan apa? Ini kan?" cerca Lukas. "Kau mengatakan makanan ini penuh kenangan dan memorial. Dan benar, makanan ini juga yang membuatku trauma kehilanganmu, Davina. Karena apa yang kau katakan saat itu sangat membekas dalam benak dan ingatanku. Dimana aku menjadi frustasi dan hampir gila karena kau meninggalkanku setahun lalu dari rumah ini," sambung Lukas. "Sungguh aku takut itu akan terulang lagi, Davina. Aku tak ingin itu terjadi, Davina. Pertama kau merayuku

DMCA.com Protection Status