Freya dan Vano pun terhenyak kaget saat Kenzi tiba-tiba saja menjatuhkan sendoknya, mereka pun sontak menoleh ke arah Kenzi dan melihat apa yang terjadi."Hah!! Hah!! Hah!! Makanan macam apa ini!? Kenapa pedas sekali!?" umpat Kenzi yang marah sambil mengipas-ngipas mulutnya dengan tangan, akibat rasa pedas yang membuat mulutnya terasa panas."Huek!! Huek!!" Kenzi pun segera berlari mencari toilet di kantin itu untuk memuntahkan makanan yang sempat di telannya tadi."Kenapa dia? Apa dia sedang hamil muda, Ha ... Ha ... Ha ..." tanya Freya sambil tertawa terbahak-bahak melihat Kenzi yang kelimpungan lari ke kamar mandi."Kenzi itu tidak suka makanan pedas," jawab Vano sambil menahan tawanya."Lalu kenapa kau diam saja tadi?" Freya pun sedikit bingung."Ya, siapa suruh dia main pesan apa yang kita pesan tanpa bertanya dulu," Vano pun ikut terkekeh geli mengingat ekspresi Kenzo tadi saat baru saja menelan, sesuap nasi goreng ekstra pedas level neraka jahanam
"What!! Berteman!? Ingat Vano, tidak pernah ada yang namanya pertemanan antara pria dan wanita!" seru Kenzi dengan wajah jengahnya."Lagi pula aku hanya sekedar respect padanya, kurasa dia itu berbeda dengan wanita yang biasa naik ke ranjangmu Kenzi. Dia itu apa adanya dan dia juga tidak pandai menyembunyikan perasaanya, kurasa kau lah yang sudah salah menilainya," Vano pun kembali membayangkan wajah Freya dengan senyum manis yang terukir di wajah cantiknya itu."Cih!! Dia itu hanya memasang tampang polos Vano! Aku mengingatkanmu karena kau sudah seperti saudaraku sendiri, aku tidak mau kau mengalami hal yang sama denganku!" Kenzi pun kembali mengingat masa dimana dia memergoki secara langsung alias live, adegan ranjang panas mantan kekasihnya yang bernama Viona."Tunggu dulu Ferguso, kau tidak bisa begitu saja menyamakan Freya dengan Viona kan?" protes Vano."Tunggu saja aku membuka topeng polosnya!" Kenzi pun beranjak dari sofa dan duduk di kursi kerjanya, membuka
Byurr!!Untuk ke sekian kalinya Kenzi menyemburkan kopi yang Freya buat, namun kali ini Freya menundukkan kepalanya sambil berusaha untuk menahan tawanya."Huek!! Kopi apa ini? Kenapa asin?! Kau mau membuatku darah tinggi?!""Ups maaf tuan, kurasa aku salah memasukkan garam ke kopi anda tuan aku kira itu gula. Mungkin itu karena tadi saat aku sedang mencari gula, mataku kemasukan debu jadi aku tidak bisa melihat dengan jelas," elak Freya, "Mampus!! Rasakan itu, siapa suruh kau mengerjaiku!" batin Freya yang sedang menahan tawanya."Ooh ... Jadi tadi matamu itu kemasukan debu?" Kenzi pun beranjak dari duduknya dan berjalan perlahan ke arah Freya, dan sontak saja Freya pun perlahan berjalan mundur selangkah demi selangkah karena Kenzi pun juga dengan perlahan namun pasti mendekat ke arahnya dengan senyum devilnya.Hingga Akhirnya ...Bruk!!Langkah Freya pun terhenti saat dirinya mundur sampai menabrak sisi sofa dan membuatnya terjatuh ke atas sofa i
"Dor!!" "Aaaaa!! Ampun ... Ampun ... tadi aku tidak sengaja melakukanya, ku mohon maafkan aku tuan Kenzi ..." ucap Freya sambil mengatupkan kedua tanganya di depan dada, tanpa berani membuka kedua matanya."Hah? Kau ini kenapa Freya? Ini aku, Vano," Vano pun berusaha menahan tawanya, melihat ekspresi lucu yang Freya perlihatkan saat mengira dirinya adalah Kenzi.Freya pun segera membuka matanya dan bernafas lega, "Huft! Ku kira kau si Cadas itu yang datang untung marah-marah padaku," gerutu Freya karena berfikir paati dirinya tampak bodoh tadi di hadapan Vano."Memangnya apa yang terjadi sampai kau takut seperti itu jika yang datang ke sini tadi adalah Kenzi? Apa terjadi sesuatu di antara kalian?" tanya Vano mengangkat ebelah alisnya menatap Freya untuk mendapatkan jawaban."Aku baru saja membuat si Cadas itu mimisan," Freya menghela kasar nafasnya, dengan raut wajah yang nampak lesu."What!? Mimisan? Bagaimana bisa, ayo ceritakan padaku," Vano pun menarik kursi yang ada di depan mej
"Mampus!!"Jantung Freya pun seakan berhenti berdetak saat ini, karena yang baru saja yang menelponnya tidak lain adalah orang yang baru saja dia bicarakan, siapa lagi kalau bukan Kenzi."Apa aku akan di kuliti olehnya? Oh tuhan ... aku belum siap mati hari ini!" gumam Freya sambil berjalan gontai keluar dari ruangannya.Freya pun menguatkan hatinya untuk memenuhi panggilan Kenzi, karena mau tidak mau dia harus tetap menuruti perintah Kenzi. Bagaimanapun si cadas itu tetap bosnya, ya ... walaupun dia bos yang amat sangat menyebalkan.Tak! Tak! Tak!Freya pun kini sudah berdiri tepat di depan pintu ruangan kerja milik Kenzi, namun hanya untuk mengetuk pintu saja, rasanya sangatlah berat bagi Freya."Hufft ..." Setelah menenangkan dirinya, Freya pun segera mengetuk pintu ruangan yang sudah bagai neraka dunia untuknya itu. Tok ...Tok ...Tok ..."Masuk." Suara berat dan terkesan dingin itu pun terdengar menyahuti ketukan Freya dari dalam sana.Freya pun masuk ke dalam dengan was-was.Br
Hari-hari sebelum keberangkatan mereka bertiga ke miami bagaikan sebuah surga sebelum neraka bagi Freya.Kenzi benar-benar tak lagi mencari masalah dengannya, tapi hal itu justru membuat Freya bingung, "Tumben banget si Cadas itu tidak mencari masalah denganku, tapi itu juga kabar bagus untukku jadi aku bisa tenang selama masa trainingku.""Kelihatannya kau sedang senang Freya?" Suara langkah kaki pun terdengar mendekat ke arah Freya."Eh, Vano? Ada apa? Apa ada pekerjaan lagi untukku?" "Tidak ada. Aku hanya mau mengingatkanmu kalau besok kita akan berangkat ke miami, aku takut kau lupa.""Oh itu aku tidak lupa, aku juga sudah mempersiapkan semuanya." Freya memamerkan deretan gigi putihnya."Baguslah kalau begitu, tapi besok kita tidak jadi naik pesawat reguler.""Hah? Lalu?""Kita akan naik pesawat pribadi milik keluarga Adinata.""Waah ... daebak! Sekaya itukah mereka?" kagum Freya."Ya, itu baru sebagian dari kekayaaan keluarganya Kenzi. Kalau begitu apa kau makan siang bersama?"
"Huft ... akhirnya masa percobaanku yang berat ini selesai juga." Gumam Freya sembari menatap langit-langit kamar itu, "Tapi apa iya si Cadas itu akan berhenti menggangguku karena masa percobaanku sudah selesai? Sepertinya itu mustahil, selama tujuh hari ini saja dia sudah terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya padaku." Wajah Freya pun terlihat murung.Selama masa percobaan ini, sudah tak terhitung berapa kata-kata kasar yang dia terima dari bosnya itu. Bahkan julukan sebagai wanita murahan, jal*ang, penjaja tubuh, wanita panggilan, dan masih banyak lagi julukan lain yang di sematkan Kenzi padanya tanpa alasan yang jelas."Jika saja aku tidak benar-benar membutuhkan pekerjaan ini, aku sudah pasti memilih untuk keluar dari pekerjaan ini sejak awal. Tapi mau bagaimana lagi, pekerjaan ini bisa membantu orang tuaku di masa sulit seperti sekarang." Batin Freya.Memang selama masa percobaan ini, Kenzi tak pernah bersikap baik padanya. Dia selalu saja sengaja mencari masalah dengan Fre
"Apa yang harus ku lakukan? Ini sudah hampir setengah jam! Apa aku harus terus di sini? Bisa-bisa aku akan mati kedinginan." Gumam Freya. "Ah benar! Aku minta tolong saja pada Vano untuk mengambilkan handukku."Cklak!Sebuah kepala menyembul keluar dari celah pintu, dan memang hanya kepala saja yang terlihat, "Vano ..." panggil Freya yang tidak mendapat jawaban dan setelah menscan seluruh penjuru ruangan, Freya memang tak bisa menemukan Vano di sana. "Eh, kemana dia? Apa dia sudah pergi duluan karena lama menungguku? Berarti aku bisa keluar dengan tenang sekarang." Freya pun dengan hati senang keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya.Namun saat tengah mencari baju yang akan dia pakai, tiba-tiba pintu kamar pun terbuka.Cklak!Freya membelalakkan matanya kala ia memutar pandangannya dan menemukan sosok Vano di ambang pintu "Aaaaaah!" Freya yang terkejut pun sontak langsung duduk sambil menutupi aset berharganya."Astaga, Freya maafkan aku. A-aku tidak sengaja.
"Kamu hadirkan ke pesta nya Randy besok Viona?" tanya Sonya, salah satu teman dekatnya Viona. "Entahlah.." Jawabnya sambil melihat-lihat berita terbaru Kenzi di laman gosip."Dia lagi?" tanya Sonya sembari mendaratkan pantatnya di lengan sofa yang sedang diduduki oleh Viona."Dia tetap tampan seperti biasanya kan?" cicit Viona, melihat foto Kenzi yang di salah satu cover majalah pengusaha sukses.Viona menatap cover majalah itu dengan sebuah senyuman di wajahnya. "I miss you.." Ujar Viona dan memeluk majalah itu erat."Kalau masih cinta itu bilang!" cicit Sonya. "Dia udah gak cinta aku Sonya." Ujar Viona sambil masih mendekap erat majalah tadi."kata siapa? Bukti nya doi masih belum married ampe sekarang!" Tukas Sonya, sambil melipat kedua tangannya di dada."Tapi Kenzi udah punya pacar. Kau tahu kan siapa pacar Kenzi saat ini!" Viona pun meletakkan majalah tadi dan berjalan ke meja bar mini di dalam apartemen nya itu. Viona menuangkan anggur ke dalam gelas yang ada di atas meja. Da
Kenzi tiba-tiba teringat Clarisa. Benar, mengapa Kenzi tidak menjadikan Clarisa sebagai tameng hidupnya. Paling tidak dengan menggandeng Clarisa maka Kenzi tidak perlu lagi raket nyamuk untuk menyingkir wanita-wanita yang pasti akan menempel pada nya selama pesta itu. Lagi pula kan Clrisa memang adalah pacar Kenzi. Semua orang di dunia tahu itu. "kau dimana Clarisa?" Tanya Kenzi pada Clarisa begitu telpon itu tersambung. "Aku? aku sedang di salon sayang." Jawab Clarisa berbohong sebab saat ini dia sedang ada di apartemen salah satu selingkuhannya yang berprofesi sebagai model juga. "Temani aku ke Villa nya Randy sabtu dan minggu ini. Dia mengadakan pesta koktail."Ujar Kenzi. Clarisa menoleh pada pria yang sedang bersama nya saat ini. Clarisa sudah terlanjut berjanji untuk ke Paris bersama pria ini sabtu dan minggu ini. Mereka pun sudah membeli tiket dan membooking hotel. Itu lah mengapa tadi Clarisa datang ke tempat Kenzi sebab dia membutuhkan suntikan dana tambahan untuk bero
Freya menarik nafas sebanyak yang dia bisa lalu menghembuskan sambil terisak-isak. Kata-kata Kenzi yang mengatakan tidak ingin memiliki anak Freya bagaimana pun tetap dirasa kejam bagi Freya.Memang Freya tidak cintai Kenzi bahkan Freya sangatlah membenci pria itu. Tapi kenyataannya saat ini Freya sudah terikat tali pernikahan dengan Kenzi. Kalau bukan memiliki anak dari Kenzi, lantas dari siapa lagi Freya harus memiliki anak? Sedangkan bagi seorang wanita, takdirnya baru akan terasa sempurna bila ia bisa memiliki anak dari rahimnya sendiri. Tapi kini, laki-laki kejam yang berstatus sebagai suami Freya malah dengan jelas mengatakan dia tidak ingin di repotkan dengan kehadiran anak di antara mereka."Dia memberikan ku status sebagai nyonya Kenzi Adinata, tapi di merenggut hak ku sebagai seorang ibu! Aku harus bagaimana tuhan?" Rintih Freya dalam hati. Ucapan Kenzi benar-benar menjadi satu pukulan yang lainnya bagi Freya. Bukan karena dia berharap memiliki anak dari laki-laki itu tap
"Cewek-cewek pasti akan sedih kalau kalian tidak datang. Lagi pula ini party nya weekend. So waktu kerja para pejantan tangguh seperti kita ini tidak akan terganggu!" Tukas Randy. "Woman penting, tapi cuan lebih penting because no cuan, no woman, man.." Seru Randy yang hanya di tanggapi tatapan aneh oleh Kenzi dan Vano."Kriik..""Krik..."Sungguh garing."Well aku cuma mau ngasih itu untuk kalian berdua! Dan ingat besok untuk datang." Randy pun keluar dari ruangan Kenzi.Begitu Randy menutup pintu itu, pandangannya terkunci pada sekertaris Kenzi. Siapalagi kalau bukan Freya..Randy ingat, dia masih punya satu undangan lagi di dalam jas nya. Entah mengapa Randy sangat ingin memberikan undangannya itu pada gadis yang baru saja dia kenalkan ini."Aku akan membuat dia menjadi kemeriahan di pesta nanti. Aku rasa Kenzi pasti tidak akan keberatan bila kau menjadi keseruan di pesta nanti." Pikiran jahat sudah menghinggapi kepala Randy."Sibuk?" tanya Randy pada Freya yang sedang merapikan ja
Begitu keluar dari walk in closet setelah berganti baju, Freya langsung melihat ke arah tempat tidurnya, dan ternyata Kenzi sudah tidak lagi berada di sana. Freya pun menscan seluruh ruangan kamar dan hasilnya tetap saja nihil, Kenzi juga tidak ada dimana pun, di ruangan itu. "apa dia mandi?" gumam Freya dalam hati, sambil melihat ke arah kamar mandi. Tapi pintu kamar mandi itu tidak tertutup yang artinya tak ada siapapun di dalam sana. "Sepertinya tidak di kamar mandi juga." Freya hendak melanjutkan langkah kaki nya keluar dari kamar itu. "Apa kau sedang mencari ku, Freya?" tanya Kenzi dari arah belakang, yang membuat Freya sedikit terkejut. Dan benar saja, saat Freya menolehkan kepalanya, dia mendapati Kenzi yang sedang bersandar di samping pintu walk in closet, tempat dia mengganti pakaiannya tadi. Dari penampilannya yang hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggang, Freya yakin jika si Mr. Mesum ini pasti baru saja selesai mandi. "Kenapa aku tidak melihatny
Akhirnya suapan terakhir pun, masuk sudah ke dalam mulut Freya. Dia meletakkan kembali piring itu, ke atas nakas."Ini minumlah." Kenzi menyodorkan segelas air pada Freya, dan Freya yang ingin ini semua drama memuakkan ini segera berakhir pun, meminum air itu dengan wajah yang masih menunjukkan ketidaksukaannya pada Kenzi."Kau perlu apa lagi?" Tanya Kenzi sambil memperlihatkan gigi putihnya yang begitu sempurna. Berharap setelah perut Freya kenyang, hati nya jadi sedikit senang."Bisakah kau pergi dari kamar ini?" tanya Freya tanpa basa basi ditambah dengan senyum terpaksa, yang sangat jelas terlihat."Tidak!!" Jawab Kenzi masih dengan senyum manisnya."Oke." Freya yang merasa jengah pun, kembali membaringkan dirinya di kasur."Dia tidur lagi! Apa bagian bawahnya masih terasa sakit?" Kenzi sebenarnya sangat ingin menanyakan hal itu, tapi tidak berani ia lakukan.Kenzi ingat sewaktu dia membobol Clarisa, wanita itu terlihat sangat kesakitan padahal rasanya tidak lah sesulit sewaktu Ke
"Jangan coba bilang kau tidak melakukan apapun pada Freya di malam hari sebab%&*#.. " Nayla pun sudah masuk gigi empat dan hendak mundur tajam menyenggol Kenzi.Tapi untung nya, Kenzi buru-buru membekap mulut sang ibu. Kalau tidak, maka sudah bisa dipastikan jika ibunya itu akan merangkum semua perkataan nya tadi, plus mengatakan kalau tadi malam Ken juga menggerayangi Freya."%*&(*)(_... Argh!!" Nayla menggigit tangan Kenzi"Auw!! Ibu apa-apaan sih!!" Teriak Ken kesakitan."Kau itu yang apa-apaan Ken!! Pakai menyumbat mulut ibu mu ini dengan tangan mu!! Itu tangan ngomong-ngomong bersih atau tidak!" Seru Nayla sambil mengusap kasar mulutnya."Paling Ken pakai untuk ...." Kenzi tersenyum jahil untuk mengerjai sang ibu.Nayla langsung mengambil tisu dan membersihkan mulut nya."Sudah-sudah!! Ibu keluar sana! Biar aku saja yang mengeringkan rambut Freya!" Kenzi menarik paksa tangan Nayla untuk bangkit dan meninggalkan kamarnya.Kenzi langsung menutup pintu kamarnua, tepat di depan muka i
Freya yang tengah emosi, kini sedang duduk di depan cermin rias di kamarnya."Dasar Mr.arogan! Apa karena kau punya banyak uang, itu artinya kau boleh melakukan apapun seenak jidatmu!" umpatnya, "Ya... meskipun memang uang berkuasa sih. Tapi kan tidak begitu konsepnya!" kesal Freya sembaru menatap pantulan wajah dongkolnya sendiri di cermin.Hingga saat pandangan matanya, kini tertuju pada totol-totol merah dilehernya yang kini berubah warna menjadi sedikit keunguan."Astaga... kenapa warnanya jadi berubah? Apa serangga yang menggigitku itu beracun?" Tak ingin mengambil resiko, Freya pun menyambar ponslenya dan mengetikkan apa yang ingin dia ketahui di laman mbah google.Dan seketika itu pula matanya membulat sempurna, karena yang muncul di sana sangat mengejutkannya. Pelaku yang membuatnya menjadi macan betina itu, ternyata bukanlah serangga, melainkan manusia laknat itu."Dasar Mr.Arogan mesum!" Sambil menghentakkan kakinya, Freya masuk ke dalam kamar mandi.Jangan tanya untuk apa,
Seorang pelayan yang melintas, tampak terkejut melihat Freya yang tengah berada di dapur, "Nyonya?! Apa yang Nyonya lakukan?" tanyanya dengan berlari kecil, menghampiri Freya.Freya terkejut dengan tubuh yang sampai terlonjak, akibat panggilan pelayan itu. Dia menolehkan kepalanya dan berkata, "Apa kau tidak lihat? Aku ini sedang memasak. Apa aku terlihat seperti sedang bermain gundu?" tanya Freya sambil menghela nafas jengah.Mendengar jawaban dan tanggapan Freya, yang terlihat begitu acuh dan biasa saja, membuat pelayan itu justru semakin panik."Astaga Nyonya, biar saya saja. Kalau Nyonya butuh apa-apa, Nyonya tinggal panggil para pelayan. Ini bukan tempat Nyonya, di sini kotor dan berbahaya.Lagi dan lagi, Freya hanya bisa menghela nafas jengah. Apanya yang kotor? Dapur bukan tempat sampah, lalu berbahaya yang dimaksud itu apa? Apakah mungkin tabung gasnya akan meledak? No, karena rumah itu tidak menggunakan tabung gas, melainkam kompor listrik. Lalu dimana letak bahayanya? Lagip