"Aaa!!" Freya menjerit karena terkejut, saat tiba-tiba saja Kenzi melempar gelas berisi air yang ada di atas nakas ke lantai. Serpihan kaca berceceran dimana-mana.Freya semakin ketakutan. Dia menangis, namun tak kuasa untuk mengeluarkan suara tangisnya. Saat ini Kenzi terlihat sangat mengerikan di mata Freya, bahkan sanggup membuat tubuh Freya bergetar hebat karena ketakutan yang ia rasakan saat ini.Kenzi berjalan mendekat ke arah Freya. Perlahan namun pasti, dia naik ke atas ranjang dan mendekati tubuh Freya yang sedang bergetar ketakutan hingga tak bisa mengeluarkan suaranya sedikitpun."Aku tidak percaya pada wanita sok polos sepertimu! Tak ada wanita polos yang benar-benar polos! Kalian semua sama saja, semua wanita itu Jalang!" ucap Kenzi yang membuat Freya melupakan rasa takutnya begitu saja dan berganti dengan api kemarahan, yang siap meletus dari ubun-ubunya yang seolah sudah berasap."Dari mana kau mendapatkan pemekiran picikmu itu tuan Kenzi Adinata?!" tanya Freya dengan ta
"Hu ... hu ... Aku takut sekali, terimakasih tuhan kau masih bersedia membantuku menjaga kesucianku," gumam Freya sambil merapikan cd dan celananya. Setelah itu dia langsung berjalan menuju lemari pakaian dan mengambil kemeja milik Kenzi untuk dia pakai.Setelah memakai kemeja Kenzi yang pastinya sangat kebesaran di badannya, dan membuat Freya nampak seperti kunti dengan rambut yang acakadul seperti itu. Freya pun menggunakan kain seprai dan selimut yang dia sambung untuk turun dari lantai tiga mansion itu.Kenzi memang tak mengunci jendelanya, dan hanya mengunci pintu kamar itu saja. Karena pastinya dia tak pernah menyangka Freya akan seberani itu untuk melarikan diri dari lantai 3. Namun kenyataanya, dia telah meremehkan seorang Freya.Setelah berhasil turun dari lantai 3, Freya pun berusaha keluar dari gerbang dengan mengelabuhi para penjaga dan untungnya dia berhasil. Dia pun keluar dari mansion itu dan terus berlari tanpa menengok ke belakang. Yang ada dipikirannya
Suami istri itu pun saling beradu pandang, seolah mengisyaratkan sesuatu yang entah apa itu. Sang suami segera merogoh sakunya dan mengambil Hp untuk sejenak mengetikkan pesan singkat, yang entah dia kirim untuk siapa.Tak lama setelah itu, mobil yang mereka tumpangi pun berhenti. Freya di tuntun oleh si wanita itu untuk masuk ke dalam, namun Freya tetap berjalan sambil terus menundukkan kepalanya hingga dia di minta untuk duduk di sofa."Tunggu sebentar ya, bibi ambilkan minuman dulu untukmu supaya kau lebih tenang," Wanita itu pun melenggang menuju dapur untuk mengambilkan Freya segelas air."Ini, minumlah!" Sekembalinya dari dapur dia menyodorkan segelas air itu pada Freya, dan dia pun meneguk habis air itu."Sayang, kau temani dia dulu di sini. Aku akan ke atas sebentar," Sang suami pun segera naik ke lantai atas dan masuk ke sebuah ruangan.Brak!!"Kenzi!" serunya sambil menendang daun pintu ruangan itu dengan kasar, sampai-samapi pintu yang tadinya terkunci itu rusak dan terbuka
"Ke-Kenzi?" badan Freya mendadak gemetar saat mendengar nama yang paling tidak ingin dia dengar lagi itu kembali di sebut.Nayla Dewangga, Ibu dari Kenzi yang saat ini duduk di sebelah Freya pun melihat dan menyadari ketakutan Freya saat mendengar nama anaknya di sebut. Dia pun berusaha menenangkan Freya dengan memeluk tubuh gemetar Freya itu."Tenanglah, dia tidak akan berani menyakitimu," ucap Nayla lirih, sambil mengusap-usap lembut puncak kepala Freya dengan sayang."Jelaskan!" satu kata ampuh yang Ayahnya ucapkan ini, mampu membuat lidah Kenzi kelu seketika."A-apa maksudmu ayah? Aku sungguh tidak mengerti," kilah Kenzi yang masih berusaha mengelak dari kesalahannya."Kau mau menjelaskan semuanya dengan cara baik-baik, atau aku yang harus membuatmu buka suara meski harus menggunakan cara paling kejam?! Kai tau aku tidak pernah main-main dengan ucapanku, Kenzi Adinata!" sentak Robert dengan sangat-sangat marah."Apa yang harus ku jelaskan Ayah? Dia hanya seorang Jal*ang! Dia gagal
Tak ...Tak ...Tak ...Terdengar suara langkah kaki yang tengah berlari ke arah mereka saat ini. Dan saat sosok itu berada di hadapan mereka semua, mata Freya dan juga Kevin pun auto membulat sempurna dengan mulut ternganga menatapnya.Bugh!!Bagh!!Bugh!!"Kau baji*ngan!" serunya sambil melayangkan pukulannya pada Kenzi.Dan hal itu pun membuat Kenzi tersungkur ke lantai dengan ujung bibirnya yang berdarah. Namun tak ada sedikit pun niatan di hati Kenzi untuk membalas pukulan itu."Apa yang kau lakukan padanya, hah! Aku tau kau memang brengsek! Tapi kenapa kau juga melakukanya pada wanita yang kusukai!? Apa kesalahannya!?" Yups, benar! Dia adalah Vano yang datang terburu-buru setelah mendapatkan pesan singkat dari Robert, yang mengatakan tentang Kenzi yang melecehkan wanita yang dia sukai.Vano yang tadi baru saja tiba di bandara pun, langsung mengemudi ke rumah utama dengan kecepatan tinggi. Bahkan pak Tejo yang harusnya duduk di kursi pengemudi, justru jadi harus duduk di kursi pe
"Kita masuk dulu, bicarakan di dalam saja," Nayla pun mengajak kedua orang tua Freya untuk masuk ke dalam rumah. Namun saat mereka sampai di ruang tengah, suasana di sana sangat canggung. Kenzi masih setia dengan posisinya yang terduduk di lantai dengan lebam di wajahnya. Begitu pun dengan Freya yang masih setia menundukkan kepalanya, juga Vano yang masih setia memandangi Freya dengan sendu."Huft ... sebelumnya aku mau meminta maaf dulu padamu, Varo. Anakku yang brengsek itu, sudah melakukan hal yang tidak seharusnya dia lakukan pada putrimu. Jadi aku memutuskan untuk menikahkan mereka, itulah kenapa aku memintamu datang kesini," jelas Robert dengan berat hati.Varo dan Renata pun kaget saat mendengar penjelasan Robert. Mereka menatap lekat pada Kenzi, yang terduduk di lantai. Kemudian beralih pada putri angkatnya, yang saat ini tak berani bersuara dan hanya diam menundukkan kepalanya."Ayah, kenapa kau mau menikahkan Freya dengan Kenzi? Kenapa bukan denganku? Aku mencintainya Ayah!
"Maafkan ayah, Freya. Ayah terpaksa membohongimu, karena ayah tidak ingin kau menanyakan soal keberadaan orang tuamu," Varo menghela nafas berat, "Karena kami juga tidak tahu apa yang terjadi pada mereka. Bahkan aku juga tidak tau, apakah mereka masih hidup atau sudah tiada," Varo pun menatap Freya dengan mata sendu dan penuh rasa bersalah."Tidak! Ayah sedang bercanda kan?" tanya Freya dengan senyum getir di wajahnya, "Ayah tidak sedang serius kan? Ayah tidak akan setega itu membohongiku selama puluhan tahun, kan yah?" Freya melontarkan pertanyaan itu dengan suara yang bergetar menahan semua rasa yang bercampur aduk di dadanya.Berharap! Freya sangat berharap jika apa yang di dengarnya ini hanyalah gurauan belaka.Tapi sayangnya, wajah serius dan penuh rasa bersalah sang ayah sudah menjawab semua pertanyaan Freya."Freya, tenanglah. Ayahmu melakukan itu untuk kebaikanmu. Pekerjaanku, Varo dan ayah kandungmu dulu sangat berbahaya. Kehidupan kami tidak pernah tenang, Freya. Dan ada sat
"Tentu saja mau kabur, memangnya kau mau menikah denganku?!" seru Freya dengan ketusnya."Cih! Siapa juga yang mau menikahi wanita murahan sepertimu?!" gumam Kenzi pelan sambil berjalan ke arah lemari dan mengambilkan tas milik Freya."Nih, tapi memangnya kau mau kabur dari mana?" tanya Kenzi memicingkan matanya."Tentu saja dari tempat yang sama saat aku melarikan diri tadi," jawab Freya melirik jengah pada Kenzi."Memangnya tadi kamu kabur lewat mana?" tanya Kenzi yang belum mengetahui cara Freya kabur."Banyak sekali pertanyaanmu itu, apa kau pertugas sensus?!" seru Freya sambil berjalan ke arah jendela dan memanjatnya."Hey! Kau jangan gila! Kau bisa mati jika lompat dari lantai 3, dan aku juga akan menemanimu jika ayahku tau kau mati di kamarku!" seru Kenzi sambil memegangi lengan Freya."Kau fikir aku ini bodoh? Aku akan turun menggunakan ini! Jadi lepaskan tanganku!" ucap Freya sambil mengangkat tanganya yang memegangi kain seprai yang dia gunakan untuk kabur tadi."Ku kira kau
"Kamu hadirkan ke pesta nya Randy besok Viona?" tanya Sonya, salah satu teman dekatnya Viona. "Entahlah.." Jawabnya sambil melihat-lihat berita terbaru Kenzi di laman gosip."Dia lagi?" tanya Sonya sembari mendaratkan pantatnya di lengan sofa yang sedang diduduki oleh Viona."Dia tetap tampan seperti biasanya kan?" cicit Viona, melihat foto Kenzi yang di salah satu cover majalah pengusaha sukses.Viona menatap cover majalah itu dengan sebuah senyuman di wajahnya. "I miss you.." Ujar Viona dan memeluk majalah itu erat."Kalau masih cinta itu bilang!" cicit Sonya. "Dia udah gak cinta aku Sonya." Ujar Viona sambil masih mendekap erat majalah tadi."kata siapa? Bukti nya doi masih belum married ampe sekarang!" Tukas Sonya, sambil melipat kedua tangannya di dada."Tapi Kenzi udah punya pacar. Kau tahu kan siapa pacar Kenzi saat ini!" Viona pun meletakkan majalah tadi dan berjalan ke meja bar mini di dalam apartemen nya itu. Viona menuangkan anggur ke dalam gelas yang ada di atas meja. Da
Kenzi tiba-tiba teringat Clarisa. Benar, mengapa Kenzi tidak menjadikan Clarisa sebagai tameng hidupnya. Paling tidak dengan menggandeng Clarisa maka Kenzi tidak perlu lagi raket nyamuk untuk menyingkir wanita-wanita yang pasti akan menempel pada nya selama pesta itu. Lagi pula kan Clrisa memang adalah pacar Kenzi. Semua orang di dunia tahu itu. "kau dimana Clarisa?" Tanya Kenzi pada Clarisa begitu telpon itu tersambung. "Aku? aku sedang di salon sayang." Jawab Clarisa berbohong sebab saat ini dia sedang ada di apartemen salah satu selingkuhannya yang berprofesi sebagai model juga. "Temani aku ke Villa nya Randy sabtu dan minggu ini. Dia mengadakan pesta koktail."Ujar Kenzi. Clarisa menoleh pada pria yang sedang bersama nya saat ini. Clarisa sudah terlanjut berjanji untuk ke Paris bersama pria ini sabtu dan minggu ini. Mereka pun sudah membeli tiket dan membooking hotel. Itu lah mengapa tadi Clarisa datang ke tempat Kenzi sebab dia membutuhkan suntikan dana tambahan untuk bero
Freya menarik nafas sebanyak yang dia bisa lalu menghembuskan sambil terisak-isak. Kata-kata Kenzi yang mengatakan tidak ingin memiliki anak Freya bagaimana pun tetap dirasa kejam bagi Freya.Memang Freya tidak cintai Kenzi bahkan Freya sangatlah membenci pria itu. Tapi kenyataannya saat ini Freya sudah terikat tali pernikahan dengan Kenzi. Kalau bukan memiliki anak dari Kenzi, lantas dari siapa lagi Freya harus memiliki anak? Sedangkan bagi seorang wanita, takdirnya baru akan terasa sempurna bila ia bisa memiliki anak dari rahimnya sendiri. Tapi kini, laki-laki kejam yang berstatus sebagai suami Freya malah dengan jelas mengatakan dia tidak ingin di repotkan dengan kehadiran anak di antara mereka."Dia memberikan ku status sebagai nyonya Kenzi Adinata, tapi di merenggut hak ku sebagai seorang ibu! Aku harus bagaimana tuhan?" Rintih Freya dalam hati. Ucapan Kenzi benar-benar menjadi satu pukulan yang lainnya bagi Freya. Bukan karena dia berharap memiliki anak dari laki-laki itu tap
"Cewek-cewek pasti akan sedih kalau kalian tidak datang. Lagi pula ini party nya weekend. So waktu kerja para pejantan tangguh seperti kita ini tidak akan terganggu!" Tukas Randy. "Woman penting, tapi cuan lebih penting because no cuan, no woman, man.." Seru Randy yang hanya di tanggapi tatapan aneh oleh Kenzi dan Vano."Kriik..""Krik..."Sungguh garing."Well aku cuma mau ngasih itu untuk kalian berdua! Dan ingat besok untuk datang." Randy pun keluar dari ruangan Kenzi.Begitu Randy menutup pintu itu, pandangannya terkunci pada sekertaris Kenzi. Siapalagi kalau bukan Freya..Randy ingat, dia masih punya satu undangan lagi di dalam jas nya. Entah mengapa Randy sangat ingin memberikan undangannya itu pada gadis yang baru saja dia kenalkan ini."Aku akan membuat dia menjadi kemeriahan di pesta nanti. Aku rasa Kenzi pasti tidak akan keberatan bila kau menjadi keseruan di pesta nanti." Pikiran jahat sudah menghinggapi kepala Randy."Sibuk?" tanya Randy pada Freya yang sedang merapikan ja
Begitu keluar dari walk in closet setelah berganti baju, Freya langsung melihat ke arah tempat tidurnya, dan ternyata Kenzi sudah tidak lagi berada di sana. Freya pun menscan seluruh ruangan kamar dan hasilnya tetap saja nihil, Kenzi juga tidak ada dimana pun, di ruangan itu. "apa dia mandi?" gumam Freya dalam hati, sambil melihat ke arah kamar mandi. Tapi pintu kamar mandi itu tidak tertutup yang artinya tak ada siapapun di dalam sana. "Sepertinya tidak di kamar mandi juga." Freya hendak melanjutkan langkah kaki nya keluar dari kamar itu. "Apa kau sedang mencari ku, Freya?" tanya Kenzi dari arah belakang, yang membuat Freya sedikit terkejut. Dan benar saja, saat Freya menolehkan kepalanya, dia mendapati Kenzi yang sedang bersandar di samping pintu walk in closet, tempat dia mengganti pakaiannya tadi. Dari penampilannya yang hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggang, Freya yakin jika si Mr. Mesum ini pasti baru saja selesai mandi. "Kenapa aku tidak melihatny
Akhirnya suapan terakhir pun, masuk sudah ke dalam mulut Freya. Dia meletakkan kembali piring itu, ke atas nakas."Ini minumlah." Kenzi menyodorkan segelas air pada Freya, dan Freya yang ingin ini semua drama memuakkan ini segera berakhir pun, meminum air itu dengan wajah yang masih menunjukkan ketidaksukaannya pada Kenzi."Kau perlu apa lagi?" Tanya Kenzi sambil memperlihatkan gigi putihnya yang begitu sempurna. Berharap setelah perut Freya kenyang, hati nya jadi sedikit senang."Bisakah kau pergi dari kamar ini?" tanya Freya tanpa basa basi ditambah dengan senyum terpaksa, yang sangat jelas terlihat."Tidak!!" Jawab Kenzi masih dengan senyum manisnya."Oke." Freya yang merasa jengah pun, kembali membaringkan dirinya di kasur."Dia tidur lagi! Apa bagian bawahnya masih terasa sakit?" Kenzi sebenarnya sangat ingin menanyakan hal itu, tapi tidak berani ia lakukan.Kenzi ingat sewaktu dia membobol Clarisa, wanita itu terlihat sangat kesakitan padahal rasanya tidak lah sesulit sewaktu Ke
"Jangan coba bilang kau tidak melakukan apapun pada Freya di malam hari sebab%&*#.. " Nayla pun sudah masuk gigi empat dan hendak mundur tajam menyenggol Kenzi.Tapi untung nya, Kenzi buru-buru membekap mulut sang ibu. Kalau tidak, maka sudah bisa dipastikan jika ibunya itu akan merangkum semua perkataan nya tadi, plus mengatakan kalau tadi malam Ken juga menggerayangi Freya."%*&(*)(_... Argh!!" Nayla menggigit tangan Kenzi"Auw!! Ibu apa-apaan sih!!" Teriak Ken kesakitan."Kau itu yang apa-apaan Ken!! Pakai menyumbat mulut ibu mu ini dengan tangan mu!! Itu tangan ngomong-ngomong bersih atau tidak!" Seru Nayla sambil mengusap kasar mulutnya."Paling Ken pakai untuk ...." Kenzi tersenyum jahil untuk mengerjai sang ibu.Nayla langsung mengambil tisu dan membersihkan mulut nya."Sudah-sudah!! Ibu keluar sana! Biar aku saja yang mengeringkan rambut Freya!" Kenzi menarik paksa tangan Nayla untuk bangkit dan meninggalkan kamarnya.Kenzi langsung menutup pintu kamarnua, tepat di depan muka i
Freya yang tengah emosi, kini sedang duduk di depan cermin rias di kamarnya."Dasar Mr.arogan! Apa karena kau punya banyak uang, itu artinya kau boleh melakukan apapun seenak jidatmu!" umpatnya, "Ya... meskipun memang uang berkuasa sih. Tapi kan tidak begitu konsepnya!" kesal Freya sembaru menatap pantulan wajah dongkolnya sendiri di cermin.Hingga saat pandangan matanya, kini tertuju pada totol-totol merah dilehernya yang kini berubah warna menjadi sedikit keunguan."Astaga... kenapa warnanya jadi berubah? Apa serangga yang menggigitku itu beracun?" Tak ingin mengambil resiko, Freya pun menyambar ponslenya dan mengetikkan apa yang ingin dia ketahui di laman mbah google.Dan seketika itu pula matanya membulat sempurna, karena yang muncul di sana sangat mengejutkannya. Pelaku yang membuatnya menjadi macan betina itu, ternyata bukanlah serangga, melainkan manusia laknat itu."Dasar Mr.Arogan mesum!" Sambil menghentakkan kakinya, Freya masuk ke dalam kamar mandi.Jangan tanya untuk apa,
Seorang pelayan yang melintas, tampak terkejut melihat Freya yang tengah berada di dapur, "Nyonya?! Apa yang Nyonya lakukan?" tanyanya dengan berlari kecil, menghampiri Freya.Freya terkejut dengan tubuh yang sampai terlonjak, akibat panggilan pelayan itu. Dia menolehkan kepalanya dan berkata, "Apa kau tidak lihat? Aku ini sedang memasak. Apa aku terlihat seperti sedang bermain gundu?" tanya Freya sambil menghela nafas jengah.Mendengar jawaban dan tanggapan Freya, yang terlihat begitu acuh dan biasa saja, membuat pelayan itu justru semakin panik."Astaga Nyonya, biar saya saja. Kalau Nyonya butuh apa-apa, Nyonya tinggal panggil para pelayan. Ini bukan tempat Nyonya, di sini kotor dan berbahaya.Lagi dan lagi, Freya hanya bisa menghela nafas jengah. Apanya yang kotor? Dapur bukan tempat sampah, lalu berbahaya yang dimaksud itu apa? Apakah mungkin tabung gasnya akan meledak? No, karena rumah itu tidak menggunakan tabung gas, melainkam kompor listrik. Lalu dimana letak bahayanya? Lagip